Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

FRAKTUR HUMERUS

OLEH
ANISA RAHMA SAFITRI
J230181030

PROGRAM NERS
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA
2015

LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN KEKURANGAN KEBUTUHAN NUTRISI

A. Pengertian
Nutrisi adalah zat organik dan non organik penghasil energi yang dijumpai untuk
pertumbuhan dan pemeliharaan seluruh jaringan tubuh dan fungsi normal seluruh proses
tubuh. (Brunner A. Suddart, 2002).
Nutrisi adalah seluruh interaksi antara organisme dan makanan yang dikonsumsi
(Lynda Juall, 2001).
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat-zat lain yang berhubungan kesehatan dan penyakit,
termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-
bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. (Evelyn C. Pearce, 1989).
Masalah yang terjadi dalam kesehatan timbul pada gangguan nutrisi biasanya pada
penderita DHF (Dengue Hemoragic Fever).
Metabolisme adalah rangkaian perubahan kimiawi yang berkesinambungan dalam
tubuh hidup untuk mempertahankan kehidupan. Makanan dan jaringan dipecah disebut
katabolisme, substansi yang baru dibentuk untuk pertumbuhan disebut anabolisme, dan
energi dilepaskan dalam anabolisme dan digunakan dalam katabolisme serta produksi panas.

B. Penyebab/ Etiologi
 Gaya hidup
 Kesukaran/ pilihan terhadap makanan
 Kesehatan
 Mal nutrisi
 Virus dengan serotipe 1,2,3 dan 4 yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegypti,
infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap
serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe lain.

C. Tanda dan Gejala


 Anoreksia
 Tubuh terasa lemas, dan pucat
 Mual
 Muntah
 BB menurun
 Hipertermi
 Gangguan pertumbuhan
(Lynda Juall,2006)
D. Klasifikasi
 Mual
 Muntah
 Penyakit tertentu
 Keletihan
 Imobilisasi
 Pola makan
 Perilaku makan dan minum
(Nanda,2006 )

E. Patofisiologi
1. Anatomi
Saluran pencernaan manusia terdiri dari:
- Mulut
- Faring
- Esophagus/ kerongkongan
- Lambung
- Usus halus : duodenum dan jejunum
- Usus besar/ kolon
- Rectum dan anus
2. Elemen/ zat gizi terdiri dari :
- Karbohidrat
- Protein
- Lemak
- Mineral
- Air
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energy
- Basal metabolisme meningkat
- Aktivitas tubuh
- Faktor usia
- Penyakit
4. Kegiatan yang membutuhkan energi
- Vital kehidupan, pernapasan, sirkulasi darah, suhu tubuh
- Kegiatan mekanik oleh otot
- Aktivitas otak dan syaraf
- Absorbs zat-zat gizi disalurkan, pencernaan
- Sekresi cairan pencernaan
- Energy kimia untuk membangun sel, jaringan enzim, hormone
- Pengeluaran hasil metabolisme
(Lynda Juall,2006)

F. Pathway
G. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium / test laboratorium
 Albumin
 Transferin
 Hb (hemoglobin)
 BUN
 Ekskresi kreatinin

H. Pengkajian Keperawatan
1. Faktor yang mempengaruhi diit
- Status kesehatan
- Status sosial ekonomi
- Kepercayaan
- Faktor psikologis
- Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiit
2. Riwayat keperawatan dan diit
- Anggaran makanan
- Ada diit yang dilakukan secara khusus apa tidak
- Ada kenaikan dan penurunan berat badan apa tidak dan ada demam apa tidak
3. Kemampuan makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara lain kemampuan
mengunyah,menelan dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
4. Pengetahuan tentang nutrisi
aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat
pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
5. Nafsu makan,jumlah asupan
6. Tingkat aktivitas
7. Pengonsumsian obat
8. Penampilan fisik
9. Pengukuran antropometrik, data biomedis (biomedical data), tanda-tanda klinis status
nutrisi (clinical sign), diet (dietary)
a. Antoprometri
1. Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita dilakukan
dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi
berbaring.
2. Berat badan
 Alat serta skala ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang.
 Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
 Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang.
 Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan.
3. Tebal lipatan kulit
 Anjuran klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil
pengukuran.
 Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
 Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien yang tidak dominan.
 Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan atas, antara akromion dan olekranon.
 Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks.
 Alat yang digunakan adalah kaliper
4. Lingkaran tubuh : umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini adalah
kepala, dada dan otot bagian tengah lengan atas.
b. Biomedis
Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah kadar total limfosit, albumin
serum, zat besi, transferin serum, kreatinin, hemoglobin, hemotokrit, keseimbangan
nitrogen dan tes antigen kulit (Barkaukas, 1995).Tanda dan gejala klinis defisiensi
nutrisi
Bagian Tanda klinis Kemungkinan kekurangan
tubuh
Tanda Penurunan berat badan, lemah, lesu -Kalori
umum Rasa haus adanya dehidrasi -Cairan
Pertumbuhan terhambat -Vitamin A
Rambut Kusut, kakuningan, kekurangan Protein
pigmen
Kulit Adanya radang pada kulit atau -Niasin, riboflavin dan
dermatitis biotinemak
Sedangkan pada bayi terjadi -Asam asetat
dermatosis adanya petechial hemorhagik
Eksema
-Pirodoksin
Mata Fotofebia atau penglihatan ganda -Roboflavin
Rabun senja -Vitamin A
Mulut Stomatis -Riboflavin
Glositis -Niasin, asam volat,
sianokobalamin (vit B12) dan zat
besi
Gigi Karies gigi Fluorida
Sistem Kejang -Vitamin D
neuramuskular Lemah otot -Kalium
Tulang Riketsia Vitamin D
Sistem Anoreksia atau nafsu makan menurun -Tiamin
gastrointestinal Mual dan muntah -Garam dapur
Sistem Gondok Iodium
endrokin
Sistem Adanya pendarahan -Vitamin K
kardiovaskular Penyakit jantung -Tiamin
Anemia -Piridoksin dan zat besi
Sistem Kelainan mental -Sianokobalamin
saraf Kelainan saraf perifer

c. Clinical sign
d. diet
9. Laboratorium

I. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat.
2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi nutrien, anoreksia, di
tandai dengan lidah kotor, mual, muntah.
3. Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurang informasi.

J. Intervensi Keperawatan

a. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat
Kriteria hasil : Nutrisi kebutuhan tubuh terpenuhi
Intervensi :
· Kaji pola nutrisi klien
Rasional : mengetahui pola makan, kebiasaan makan, keteraturan waktu makan.
· Kaji makan yang di sukai dan tidak disukai
Rasional : meningkatkan status makanan yang disukai dan menghindari pemberian makan
yang tidak disukai.
·Anjurkan tirah baring / pembatasan aktivitas selama fase akut
Rasional : penghematan tenaga, mengurangi kerja tubuh.
· Timbang berat badan tiap hari
Rasional : mengetahui adanya penurunan atau kenaikan berat badan.
·Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
Rasional : mengurangi kerja usus, menghindari kebosanan makan.
·Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet
Rasional : mengetahui makanan apa saja yang dianjurkan dan makanan yang tidak boleh
dikonsumsi.

b. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi nutrien, anoreksia, di
tandai dengan lidah kotor, mual, muntah.
Kriteria hasil :Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan porsi
makanan yang telah disediakan,adanya keseinbangan intake dan output.
Intervensi :
·Lakukan pendekatan pasien dan keluarga pasien
Rasional : Pasien dan keluarga pasien kooperatif dalam tindakan keperawatan
·Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien tentang manfaat cairan dan nutrisi
bagi tubuh.
Rasional :Penjelasan tersebut bisa membuat pasien mengerti dan memahami sehingga
kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.
·Pemberian nutrisi yang sesuai dengan keadaan pasien.
Rasional: Pemberian bubur halus sangat penting untuk pemenuhan nutrisi.
·Observasi intake dan output cairan dan nutrisi pasien.
Rasional : Untuk mengetahui perkembangan keseimbangan cairan dan nutrisi
dalam tubuh.
·Memberikan makanan kepada pasien sedikit demi sedikit.
Rasional : Untuk menghindari mual, muntah pada pasien.

c. Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurang informasi


Kriteria hasil: Pengetahuan keluarga meningkat
Intervensi :
· Kaji sejauh mana tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya
Rasional : mengetahui apa yang diketahui pasien tentang penyakitnya.
·Beri pendidikan kesehatan tentang penyakit dan perawatan pasien
Rasional : supaya pasien tahu tata laksana penyakit, perawatan dan pencegahan penyakit
typhoid.
·Beri kesempatan pasien dan keluaga pasien untuk bertanya bila ada yang belum dimengerti

Rasional : mengetahui sejauh mana pengetahuan pasien dan keluarga pasien setelah di beri
penjelasan tantang penyakitnya.
·Beri reinforcement positif jika klien menjawab dengan tepat
Rasional : memberikan rasa percaya diri pasien dalam kesembuhan sakitnya

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.
Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan Dan Proses Keperawatan Dasar. Semarang
Nanda. 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Prima Medika.
Perry, Potter.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai