INTERNASIONAL
Essay Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah Ekonomi
Moneter II
Dosen Pengampu Siti Aisyah, S.E., M. Si
Disusun Oleh :
NAMA : Satria Eka Saputra
NIM : B300170097
pertumbuhan menjadi suatu topik pembahasan dalam berbagai for a kerja sama
pertumbuhan ekonomi global 2018 sebesar 3,7% di 2018 dan 2019, angka ini
lebih rendah dari perkiraan yang telah dibuat pada Juli 2018 sebesar 3,9%.
dunia dan harga komuditas global. Hal tersebut sangat berpengaruh baik negara
perdagangan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain yang dilakukan
menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan GDP (Gross Domestic Product).
berpusat pada sektor ekspor dan impor. Sistem perdagangan di Indonesia terdiri
dari statistik ekspor berdasarkan pada Sistem Perdagangan Umum yang meliputi
seluruh area geografi Indonesia dan statistik impor berdasarkan pada Sistem
Perdagangan Umum sejak tahun 2008. Sebelum tahun 2008 menggunakan Sistem
Kawasan Berikat yang dianggap sebagai Luar Negeri (Badan Pusat Statistik,
2019).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 ekspor dan impor
impor akan diperkiran tumbuh lebih cepat yaitu 6,345% YoY. Neraca
perdagangan Indonesia sementara memiliki defisit 968 juta dolar AS. Data BPS
2018 menunjukkan nilai ekspor pada Desember 2018 mencapai 14,18 miliar dolar
Sementara untuk nilai impor Indonesia tercatat 15,28 miliar dolar AS (year on
Desember 2018 secara year on year dan juga mengalami penurunan secara
ekspor pengolahan turun 3,88% secara year on year. Data BPS 2018 mencatat
sepanjang tahun 2018, ekspor masih tumbuh 6,65% sebesar 180,06 miliar dolar
AS, sementara pada tahun 2017 ekspor hanya tercatat 168,83 miliar dolar AS.
Nilai ekspor dari data BPS 2018 Indonesia pada Desember 2018 mencapai
14,18 miliar dolar AS atau menurun 4,89% dibanding ekspor November 2018
demikian juga Desember 2017 menurun 4,62%. Ekspor nonmigas Desember 2018
mencapai 12,43 miliar dolar AS turun 8,15% dibanding November 2018 demikian
dolar AS atau meningkat 6,65% dibanding periode yang sama tahun 2017. Nilai
impor Indonesia Desember 2018 mencapai 15,28 miliar dolar AS atau turun
9,60% dibanding November 2018, namun naik 1,16% jika dibandingkan pada
Desember 2017.
Data BPS 2018 nilai impor Indonesia Desember 2018 mencapai 15,28
miliar dolar AS atau turun 9,60 % dibanding November 2018, namun naik 1,16
mencapai 13,31 miliar dolar AS atau turun 5,14% dibanding November 2018,
Desember 2018 mencapai 1,97 miliar dolar AS atau turun 31,45% dibanding
23,33%.
2018 adalah golongan bahan kimia organik sebesar 174,4 juta dolar AS (27,07%),
sedangkan peningkatan terbesar adalah golongan buah-buahan sebesar 69,8 juta
dolar AS (68,90%). Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama
Januari-Desember 2018 ditempat oleh Tiongkok dengan nilai 45,24 miliar dolar
AS (28,49%), Jepang 17,94 miliar dolar AS (11,30%), dan Thailand 10,85 miliar
dolar AS (6,83%). Impor nonmigas dari ASEAN 19,85 persen, sementara dari Uni
Eropa 8,86%. Nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang
nilai ekspor Februari 2019 mencapai US$12,53 miliar atau menurun 10,03%
dibanding ekspor Januari 2019 dan dibanding juga pada Februari 2018 menurun
11,33%. Ekspor nonmigas Februari 2019 mencapai US$11,44 miliar, turun 9,85%
2019 mencapai US$26,46 miliar atau menurun 7,76 % dibanding periode yang
sama tahun 2018, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$24,14 miliar atau
menurun 7,07%.
Nilai impor Indonesia Januari 2019 mencapai US$15,03 miliar atau turun
2,19% dibanding Desember 2018. Demikian pula jika dibanding Januari 2018
turun 1,83%. Impor nonmigas Januari 2019 mencapai US$13,34 miliar atau turun
Januari 2018. Impor migas Januari 2019 mencapai US$1,69 miliar atau turun
16,58% dibanding Desember 2018. Demikian juga jika dibanding Januari 2018
turun 25,22%.
Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp14 837,4 triliun dan
capaian tahun 2017 sebesar 5,07%. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi
dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 8,99%. Dari sisi pengeluaran,
2019).
2019 mengalami defisit sebesar Rp 296,0 triliun atau sebesar 1,84% terhadap
PDB dan hal tersebut sama dengan defisit RAPBN 2019.Upaya menjaga
keberlanjutan fiscal juga terlihat dari defisit keseimbangan primer yang mendekati
nol sebesar minus Rp 20,1 triliun. Tren penurunan tahun 2019 menuju positif hal
ini memberikan bukti yang kuat, bahwa pengelolaan APBN selama ini telah
berada pada jalur positif. Rasio defisit APBN dan defisit keseimbangan prime ini
perbesaran keuntungan, dan membuat plus minus produk yang dibuat suatu
negara.