Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

TYPOID FEVER PADA ANAK

D
I
S
U
S
U
N
Oleh:

Nama: MIFTAHUL JANNAH


NIM: P031914401021

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU


DIII KEPERAWATAN
TK 2A
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.wr wb.
Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang masih memberikan
kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan dengan judul “Laporan
Pendahuluan Typoid Fever pada Anak”. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang merupakan inspirator terbesar dalam segala
keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada para dosen yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan laporan pendahuluan ini.
Laporan pendahuluan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ini. Jika ada
yang kurang dari laporan pendahuluan ini dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan dari pembaca guna penyempurnaan dan perbaikan
pada pembuatan makalah mendatang.
Wassalamu’alaikum.wr.wb

Pekanbaru, Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................. ii


Daftar Isi ............................................................................................................................ iii

A. Konsep Medik ............................................................................................................ 1


1. Definisi.................................................................................................................... 1
2. Anatomi dan Fisiologi ............................................................................................ 1
3. Etiologi.................................................................................................................... 2
4. Patofisiologi ............................................................................................................ 2
5. Patofowdiagram....................................................................................................... 2
6. Manifestasi Klinik .................................................................................................. 4
7. Komplikasi............................................................................................................... 4
8. Pemeriksaan Diagnostik ......................................................................................... 4
9. Penatalaksanaan Medis............................................................................................ 4
B. Konsep Asuhan Keperawatan................................................................................... 5
1. Pengkajian............................................................................................................... 5
2. Diagnosa Keperawatan ........................................................................................... 6
3. Intervensi Keperawatan........................................................................................... 6

Daftar Pustaka .................................................................................................................. 9

iii
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Medik

1. Definisi
Typhoid fever adalah infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
typhi (Elsevier, 2013).
Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pen
cernaan dan gangguan kesadaran (Lestari, 2016).

2. Anatomi dan Fisiologi


Menurut sodikin 2013, sistem pencernaan terdiri dari:
a. Mulut
Mulut merupakan bagian pertama dari pencernaan, dimana makanan akan
dipotong, dihancurkan oleh gigi dan dilembabkan oleh saliva (Sodikin, 2013).
b. Kerongkongan/esofagus
Berfungsi untuk menyalurkan makana dari mulut ke lambung (Sodikin, 2013).
c. Lambung
Lambung befungsi untuk menyiapkan makanan untuk dicerna diusu, memecah
makan, penambahan cairan setengah cair dan meneruskannya ke duodenum
(Budiyono, 2011).
d. Usus kecil
Lambung melepaskan makanan kedalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk kedalam duodenum
dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan
mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
e. Usus Besar
Usus besar berfungsi untuk menyerap air dari feses.

1
f. Rectum dan Anus
- Rectum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Rectum berfungsi untuk penyimpanan
feses.
- Anus adalah lubang ujung saluran pencernaan, dimana feses keluar dari tubuh.

3. Etiologi
Penyebab utama deman typoid ini adalah bakteri salmonella typhi. Bakteri
salmonella typhi adalah berupa basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar,
tidakberspora, dan mempunyai tiga macam antigen yaitu:
• antigen O (somatik yang terdiri atas zat kompleks lipopolisakarida)
• antigen H (flegella)
• antigen VI. Dalam serum penderita, terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga macam
antigen tersebut. (Lestari Titik, 2016).

4. Patofisiologi
Proses perjalanan penyakit kuman masuk ke dalam mulut melalui makanan dan
minuman yang tercemar oleh salmonella (biasanya ˃10.000 basil kuman). Sebagian
kuman dapat dimusnahkan oleh asam hcl lambung dan sebagian lagi masuk ke usus
halus. Jika respon imunitas humoral mukosa (igA) usus kurang baik, maka basil
salmonella akan menembus selsel epitel (sel m) dan selanjutnya menuju lamina propia
dan berkembang biak di jaringan limfoid plak peyeri di ileum distal dan kelenjar getah
bening mesenterika. (Lestari Titik, 2016).

5. Patoflowdiagram
Typhoid fever

Salmonella typhi

Bakteri masuk melalui makanan/minuman


Yang terkontaminasi

2
Masuk ke mulut menuju saluran pencernaan

Bakteri mati Masuk ke lambung bakteri hidup

Lolos dari asam lambung

Bakteri masuk kedalam


usus halus

peredaran darah dan masuk


ke hati dan linfa

Inflamasi pada hati dan linfa Masuk kealiran darah

Pembesaran linfa Mengakibatkan komplikasi

Penurunan mobilitas usus Mempengaruhi pusat

Termogulasi (suhu)
Penurunan peristaltic ususu Di hipotalamus

Peningkatan asam lambung hipertermia

Anoreksia, mual dan muntah

Defisit nutrisi

3
6. Manifestasi klinik
 Demam selama 7 hari pertama
 Kehilangan nafsu makan
 Mual dan muntah
 Lesu
 Gangguan pencernaan seperti diare/susuh buang air besar

7. Komplikasi
Menurut Riyadi (2012) dan Nyartiyah (2014):
a. Pendarahan Usus
Jika terjadi perdarahan banyak terjadi melena (feses hitam), dapat disertai nyeri
perut.
b. Porforasi Usus
Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelahnya.

8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Darah Tepi: Mungkin terdapat anemia dan trimbositopenia ringan
b. Darah untuk kultur (biakan empedu) dan widai
Biakan empedu untuk menemukan bakteri samonela typhi dan pemeriksaan
widai merupakan pemeriksaan yang dapat menentukan diagnosis demam typhoid.

9. Penatalaksaan medis
- Mobilisai (kemampuan pasien untuk bergerak) bertahap bila tidak panas, sesuai
dengan pulihnya kekuatan pasien.
- Analgetik: Paracetamol syr 120 mg/ml 3x1
- Antihistamin: Cetirizin drop 10 mg/ml 2x0,3 ml
- Sangobion: Drop 1x1 ml
- Antiensietas: Diazepam 1,2 mg 3x1
- Kompres hangat bila terjadi demam

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

4
1. Pengkajian
Merupakan tahap dimana perawat mengumpulkan data secara sistematis, memilih
dan mengatur data yang dikumpulkan dan mendokumentasikan data dalam format
yang didapat.
1). Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan
status Kesehatan dan pola pertahanan penderita, mengidentifikasi, kekuatan dan
kebutuhan penderita dapat diperoleh melalui anamnesa,pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.
2). Anamnesa

a. Identitas Penderita
Nama, umur, jenis kelamin, agama, Pendidikan, pekerjaan, alamat, status,
perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utamayakniBAB lbih dari 3x sehari, encer, mual
muntah, perut sakit.
c. Riwayat Kesehatan sekarang
 Riwayat Kesehatan sekarang
Biasanya klien masuk RS dengan keluhan utama frekuensi BAB meningkat
dengan bentuk dan konsistensi yang lain dari biasanya dapat cair dan
berlendir/berdarah dan dapat pula disertai dengan gejala lain panas, muntah
anoreksia, vomiting
 Riwayat Kesehatan dahulul
Jika disebebkan infeksi parenteral (infeksi) diluar alat pencernaan, OMA infeksi
 Riwayat Kesehatan keluarga
Ada pasien yang menderita alergi makan (diare yang disebabkan adalah alergi
terhadap makanan).
d. ADL
 Nutrisi: terjadi anoneksia, mual muntah
 Eliminasi: BAB lebih dari 4x, cair, lender, berdarah dan BAK frekuensi menurun

5
 Personal hygiene: iritasi pada sekitar anus
 Aktivitas: ;emas dan mengantuk
 Istirahat tidur: bisa terganggu, bisa tidak

e. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum: dehidrasi, kesadaran
 Sistem kardiovaskuler: peningkatan jantung, nadi, TD
 Sistem RR: pernafasan cepat, dalam dan teratur
 Sistem perkemihan: produksi urin menurun
 Sistem pencernaan: peningkatan BAB
 Sistem integument: turgor menurun, panas, pucat
2. Diagnosa keperawatan
a. Hipertermia b/d peningkatan laju metabolisme d/d suhu tubuh diatas nilai normal
dan kulit terasa hangat.
b. Defisit nutrisi b/d factor psikologi d.d berat badan menurun minimal 10%
dibawah rentang ideal.

3. Intervensi keperawatan
No Diagnose Tujuan dan kriteria Intervensi
. hasil
1. Hipertermia b/d Setelah melakukan Obervasi :
peningkatan laju Tindakan keperawatan - Identifikasi penyebab
metabolism d.d suhu selama 2x24 jam pasien hipertermia
tubuh diatas nilai tidak mengalami - Monitor suhu tubuh
normal, kulit terasa hipertermia dengan - Monitor kadar elekrtrolit
hangat ktiteria hasil : - Monitor haluaran urine
1. Suhu tubuh - Monitor komplikasi akibat
dalam rentang hipertermia
normal Teraupetik
- Sediakan lingkungan
lingkungan yang dingin

6
- Longgarkan atau lepaskan
teraupetik
- Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
- Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap hari atau
lebih sering jika mengalami
hyperhidrosis (keringat
berlebihan )
- Lakukan pendinginan eksternal
(mis. Kompres dingin pada
dahi,leher,dada,abdomen,aksila)
- Hindari pemberian antipiretik
dan aspirin
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena,jika
perlu
Defisit nutrisi b/d Setelah melakukan Obsevasi
factor psikologi d.d Tindakan keperawatan - Identifikasi status nutrisi
berat badan menurun selama 2x24 jam pasien - Identifikasi alergi dan
minimal 10% tidak mengalami intoleransi makanan
dibawah rentang hipertermia dengan - Identifikasi makanan yang
ideal. ktiteria hasil : disukai
1. Keinginan - Identifikasi kalori dan jenis
untuk makan nutrien
meningkat - Identifikasi perlunya
penggunaan selang nasogastric

7
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terupetik
- Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Fasilitasi menentukan
pedomana diet(mis. Piramida
makanan)
- Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan makanan
kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan,
jika perlu
- Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogastric jika
asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk,jika
mampu
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda
nyeri,antiemetic), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi

8
untuk menetukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu

DAFTAR PUSTAKA

Sodikin. (2011). Asuhan Keperawatan Anak: Gangguan Sistem Gastrointestinal dan


Hepatobilier. Jakarta: Salemba Medika.

9
Sodikin. (2012). Prinsip Perawatan Demam Pada Anak. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Wijayaningsih Kartika Sari. (2013). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: Tim.
Nurarif dan Kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan Diagnosa
Nanda Nic Noc Dalam Berbagai Kasus Ed. Revisi Jilid 1. Yogjakarta: Mediaction.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: definisi dan Tindakan keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

10

Anda mungkin juga menyukai