1. Definisi
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut.
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, dan
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general community)
dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang akhirnya
dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self
care).
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya
dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan
atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan
pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak
ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja
sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui
upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi pekerjanya yang berlokasi
di gedung perusahaan tersebut. Asuhan keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang.
Perawata menjalankan program yang bertujuan untuk:
1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi jumlah
kejadian kecelakaan kerja
2) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja
Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang dapat diberikan secara
efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas juga dapat memberikan perawatan kesehatan di
rumah misalnya: perawata melakukan kunjungan rumah, hospice care, home care dll. Perawat
yang bekerja di rumah harus memiliki kemampuan mendidik, fleksibel, berkemampuan, kreatif
dan percaya diri, sekaligus memiliki kemampuan klinik yang kompeten.
Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat bekerja dan memiliki peran serta
tanggungjawab yang bervariasi. Seorang perawat dapat mendirikan praktek sendiri, bekerja
sama dengan perawata lain, bekerja di bidang pendididkan , penelitian, di wilayah binaan,
puskesmas dan lain sebagainya. Selain itu, dimanapun lingkungan tempat kerjanya, perawat
ditantang untuk memberikan perawatan yang berkualitas (Mubarak, 2006).
a. Posyandu
Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan posyandu. Secara sederhana
dapat diartikan sebagai pusat kegiatan dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh
pelayanan KB dan Kesehatan. Selain itu posyandu juga dapat diartikan sebagai wahana kegiatan
keterpaduan KB dan kesehatan ditingkat kelurahan atau desa, yang melakukan kegiatan- kegiatan
seperti: (1) kesehatan ibu dan anak, (2) KB, (3) imunisasi, (4) peningkatan gizi, (5)
penanggulangan diare, (6) sanitasi dasar, (7) penyediaan obat esensial (Zulkifli, 2003).
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini bertujuan untuk
memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu tersebut
masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama.
Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun keberadaannya di masyarakat
kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu.
Revitalisasi posyandu merupakan upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari
krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga
bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang upaya
mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak melalui
peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu (Zulkifli, 2003).
Tujuan pokok penyelenggaraan Posyandu adalah untuk : (1) mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan anak, (2) meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan
IMR, (3) mempercepat penerimaan NKKBS, (4) meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang peningkatan
kemampuan hidup sehat, (5) pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada penduduk
berdasarkan letak geografi, (6) meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam
rangka alih teknologi untuk swakelola usaha kesehatan masyarakat.
Menurut (Nasru effendi, 2000) untuk menjalankan kegiatan Posyandu dilakukan
dengan system 5 meja, yaitu:
1. Meja I
a. Pendaftaran
b. Pencacatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan PUS (Pasangan Usia
Subur)
2. Meja II
3. Meja III
Pengisian KMS
4. Meja IV
a. Diketahui BB anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko tinggi,
b. Penyuluhan kesehatan
c. Pelayanan PMT, oralit, Vit. A, Tablet zat besi, Pil ulangan, Kondom
5. Meja V
a. Pemberian iminisasi
b. Pemeriksaan Kehamilan
Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii dan Agustus)
PMT
Imunisasi.
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang bermutu yang
mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep. Model
praktik keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep praktik (Riehl & Roy, 1980
dalam Sumijatun, 2006).
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health Care System
(Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan model konsep yang menggambarkan
aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan cara
memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten dengan
sasaran pelayanan adalah komunitas (Mubarak & Chayatin, 2009).
Menurut Sumijatun (2006) teori Neuman berpijak pada metaparadigma keperawatan
yang terdiri dari yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.Asumsi Betty
Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan keperawatan komunitas adalah:
a. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari
harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel yang utuh, yaitu: fisiologi,
psikologi, sosiokultural, perkembangan dan spiritual
b. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh
dari sekitar atau sistem klien
c. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan
menghindari atau mengatasi stresor.
Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural dan spiritual
pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel, normal dan resisten. Sehat
dapat diklasifikasikan dalam delapan tahapan, yaitu:
1) Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan social
5) Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur
6) Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada menyerah karena
mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam kesehatan, seseorang yang tidak
memperdulikan kesehatannya, dia tetap berjuang untuk kesehatan/keselamatan
orang lain
7) Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi mempunyai harapan
baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu dalam penyembuhan sakit medisnya
8) Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis dan sosial
9)
a. Tingkat individu
Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan kegiatan, berikut ini diuraikan
falsafah keperawatan komunitas dan pengorganisasian masyarakat (Mubarak, 2009):
a. Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan
perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap
kesehatan masyarakat dan memberikan prioritas pada strategi pada pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi yang mengacu pada
paradigma keperawatan secar umum dengan empat komponen dasar yaitu; manusia,
kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
b. Pengorganisasian masyarakat
6) Tahap akhir
Suverpisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi dan pemberian umpan balik
dan masing-masing evaluasi untuk perbaikan untuk kegiatan kelompok
kesehatan kerja selanjutnya.