PENDAHULUAN
1
Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa 80,7% perempuan usia 10-59 tahun
yang mendapat/membeli tablet tablet Fe dengan jumlah hari minum zat besi. Masih ada
19,3% ibu hamil yang tidak minum tablet Fe dan hanya 18,0% yang minum tablet Fe 90
hari atau lebih. Diantara ibu hamil tersebut ada 15,3% yang menjawab tidak tahu. Dan
sebanyak 36, 3 % mengaku mengonsumsi tablet besi antara 0-30 hari. Sedangkan untuk
Sulawesi Selatan sendiri, menurut Riskesdas 2010 bahwa 15 % ibu mengaku tidak
mengonsumsi tablet Fe, 14,2% tidak tahu dan 56,8% mengonsumsi 0-30 hari.
Masalah kesehatan ibu perlu segera diatasi karena derajat kesehatan ibu sangat
menentukan kualitas sumber daya manusia pada masa yang akan datang. Penanggulangan
masalah anemia gizi besi saat ini masih terfokus pada pemberian tablet besi (Fe) atau
yang lebih dikenal masyarakat sebagai tablet tambah darah. Ibu hamil mendapat tablet
tambah darah 90 tablet selama kehamilannya.
Sampai saat ini anemia gizi masih merupakan masalah gizi utama yang diderita
oleh ibu hamil dan wanita pada umumnya.Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia
adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan haemoglobin, sehingga
disebut anemia kekurangan besi.Prevalensi anemia pada ibu hamil masih tergolong tinggi
diantara kelompok rentan lainnya yaitu sebesar 63,5 %.Anemia pada ibu hamil
meningkatkan risiko terjadinya keguguran, lahir sebelum waktunya, melahirkan bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), lahir mati dan kematian perinatal. Ibu hamil
yang menderita anemia dapat mengalami kegagalan jantung, yang dapat menimbulkan
kematian.
Suplementasi pemberian tablet besi dalam program penanggulangan anemia gizi
telah dikaji dan diuji secara ilmiah efektifitasnya apabila dilaksanakan sesuai dengan
dosis dan ketentuan. Namun, program pemberian tablet besi pada wanita hamil yang
menderita anemia kurang menunjukan hasil yang nyata. Hal ini disebabkan oleh dua hal,
yaitu : 1). Kepatuhan minum tablet besi yang tidak optimal; dan 2). Status besi Wanita
Usia Subur (WUS) sebelum hamil sangat rendah, sehingga jumlah tablet besi yang
dikonsumsi tidak cukup untuk meningkatkan Hemoglobin (Hb) dan simpanan besi.
2
1.2 TUJUAN
Petugas :
Untuk Meningkatkan kinerja petugas puskesmas pada program pemberian Tablet
besi bagi ibu hamil untuk mencegah masalah yang diakibatkan karena kekurangan
Fe bagi Ibu Hamil di wilayah desa bungong kecamatan Syamtalira Bayu.
Pemerintah daerah :
Untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di daerah Aceh Utara
Menurunkan angka BBLR pada bayi baru lahir dan kejadian anemia pada ibu
hamil di daerah Aceh Utara.
Ibu hamil
Meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi selama kehamilan dan persalinan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anemia
Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan
sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Pada pria dikatakan anemi jika
kadar hemoglobin kurang dari 14% g/dl dan eritrosit kurang dari 41% , sedangkan pada wanita
jika kadar hemoglobin kurang dari 12% g/dl dan eritrosit kurang dari 37% .
Penyebab dari anemia yaitu : 1) Penghancuran sel darah merah yang berlebihan Biasa
disebut anemia hemolitik, muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih cepat dari normal.
Sumsum tulang penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah
merah, 2) Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan berlebihan,
pembedahan atau masalah dengan pembekuan darah. Kehilangan darah yang banyak karena
menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat menyebabkan anemia, faktor-faktor tersebut
akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat besi, karena zat besi dibutuhkan untuk membuat
sel darah merah baru, 3) Produksi sel darah merah yang tidak optimal Ini terjadi saat sumsum
tulang tidak dapat membentuk sel darah merah dengan cukup.
Anemia pada kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr% (Winkjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5
gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002). Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena
kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.
Yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi.Anemia defisiensi besi
adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat
4
besi (Fe). Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain,
kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus,
perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil,
masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.
Anemia defisiensi besi pada wanita hamil merupakan problema kesehatan yang dialami
oleh wanita diseluruh dunia terutama dinegara berkembang. Badan kesehatan dunia (World
Health Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami
defisiensi besi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring dengan pertambah usia
kehamilan.Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia
pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau
Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya
plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut:
plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan
sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32
dan 36 minggu (Wiknjosastro, 2002). Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan.
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan
sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma
meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke
9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3
bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta,
yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.
5
Kurangnya zat besi dalam makanan, Kebutuhan zat besi meningkat, Gangguan pencernaan dan
absorbsi.
Pada ibu hamil, beberapa faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan prevalensi anemia
defisiensi zat besi, antara lain :6Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun. Wanita yang berumur
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Dalam
penelitiannya menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka
presentasi anemia semakin besar,Pendarahan akut,Pendidikan rendah, Pekerja berat,Konsumsi
tablet tambah darah < 90 butir,dan Makan < 3 kali dan kurang mengandung zat besi.
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, palpitasi,
mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang,
nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda,
perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia
dan pembesaran kelenjar limpa.
6
2.2.6 Dampak Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil
Soeprono menyebutkan bahwa dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan
yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan (abortus, partus
imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atoni),
gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang,
produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR,
kematian perinatal, dan lain-lain).
Untuk mencegah terjadinya anemia, ibu hamil disarankan untuk menambah jumlah darah
melalui pasokan makanan yang mengandung zat besi, asam folat, dan vitanim B12. Oleh karena
itu ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi makanan yang dapat membentuk sel-sel darah merah
seperti hati, ikan teri, daging merah, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau, kuning telur.
Pencegahan anemia menurut Waryana, 2010 sebagai berikut:
a. Istirahat yang cukup
b. Makan makanan yang bergizi dan banyak mengandung fe,misalnya daun
pepaya,kangkung,daging sapi,hati ayam dan susu.
c. Pada ibu hamil, dengan rutin memeriksakan kehamilanya minimal 4kali selama hamil
untuk mendapatkan Tablet Besi (Fe) dan vitamin yang lainya pada petugas kesehatan,
serta makan makanan yang bergizi 3x 1 hari, dengan porsi 2 kali lipat lebih banyak .
Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah
(hemoglobin).Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk
7
mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat di tulang,
tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistim
pertahanan tubuh.
Kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darah
merah) sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah
1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya
hilang. Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin, dengan 50-75 mg untuk pembentukan plasenta,
450 mg untuk menambah jumlah darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan.
Sumber lain mengatakan, kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati
800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500
mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg
lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan
menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288
hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih
kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).
Besarnya angka kejadian anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%,
trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%.4Hal ini disebabkan karena pada trimester
pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan
8
pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam
tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk
memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak
untuk janin.Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat kehilangan
darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali
lipat kebutuhan kondisi tidak hamil.
Penanganan dilakukan sesuai dengan jenis anemianya. Kebanyakan ibu hamil menderita
anemia defisiansi besi. Hal ini bisa diatasi dengan pemberian tablet besi yang bisa dilakukan
yaitu :
1. Memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atauNa-fero bisirat.
Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan.
Pemberian terapi zat besi oral tidak boleh dihentikan setelah hemoglobin mencapai nilai
normal, tetapi harus dilanjutkan selama 2-3 bulan lagi untuk memperbaiki cadangan besi.
Efek samping : konstipasi, nyeri ulu hati,berak hitam, mual dan muntah,kram lambung.
Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam
folat untuk profilaksis anemia.
2. Terapi parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi peroral, dan
adanya gangguan penyerapan , penayakit saluran pencernaan. Pemberian preparat
parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM
pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 g%. Dosis pemberian zat besi
9
parenteral dapat dihitung dengan mudah dengan memakai rumus: zat besi yang
dibutuhkan (mg) = (15-Hb) x BB x 3.
Efek samping :Nyeri, inflamasi, demam, hipotensi.
10
BAB III
PERMASALAHAN
Berdasarkan data laporan pendistribusian tablet penambah darah (Fe) pada ibu hamil
Puskesmas Syamtalira Bayu tahun 2016, cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe selama
kehamilan di desa Kecamatan Puskesmas Syamtalira Bayu bulan november tahun 2016 masih
dibawah target. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab masih rendahnya cakupan ibu
hamil yang mendapat tablet Fe selama kehamilan di desa Syamtalira Bayu:
1. Sebagian besar sasaran tidak terjangkau program
2. Ibu yang hamil tidak merasakan kebutuhan akan tablet zat besi (fe) tersebut karena tidak
merasa sakit
3. Efek samping (mual, muntah, nyeri uluhati dan konstipasi) dapat menyebabkan ibu-ibu
tidak mau meminum tablet zat besi (fe) tersebut.
4. Ibu hamil sering lupa untuk minum tablet zat besi (fe) setiap hari.
5. Selama ini petugas hanya melakukan pencatatan terhadap ibu hamil yang mendapatkan
tablet zat besi (Fe) di posyandu tetapi belum melakukan monitoring terhadap ibu-ibu
hamil yang mendapatkan tablet zat besi (Fe) tersebut apakah sudah mengkonsumsinya
dengan benar atau belum.
6. Masih kurangnya penyuluhan tentang pentingnya tablet zat besi (Fe) pada masa
kehamilan mencakup fungsi dan efek samping tablet zat besi (Fe) selama dikonsumsi
pada masa kehamilan.
7. Masih kurangnya pengetahuan ibu-ibu mengenai penyakit anemia dalam kehamilan
mencakup tanda dan gejala anemia selama kehamilan sehingga tidak semua ibu hamil
yang mengkonsumsi tablet zat besi (Fe)
11
BAB IV
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
12
BAB V
PELAKSANAAN
Kegiatan Pelaksanaan
Penyuluhan pentingya pemberian tablet zat Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil di
besi (Fe) selama kehamilan untuk mencegah Posyandu desa bungong yang berjumlah 30
anemia pada ibu hamil orang dengan materi :
Penjelasan mengenai pengertian anemia
pada ibu hamil
Penyebab anemia pada ibu hamil
Tanda dan gejala dari penyakit anemia
pada ibu hamil
Klasifikasi anemia pada ibu hamil
Dampak anemia pada ibu hamil
Cara mencegah anemia pada ibu hamil
Penjelasan mengenai pengertian zat
besi (Fe)
Fungsi zat besi (Fe)
Dosis dan cara Pemberian tablet zat
besi (Fe)
Pentingnya mengkonsumsi tablet zat
besi (Fe) (penambah darah) selama
kehamilan
Menganjurkan ibu hamil agar mengkonsumsi Menyuruh ibu hamil yang telah
tablet zat besi (Fe) secara teratur mendapatkan tablet zat besi (Fe) untuk
membawa bungkusnya kembali saat
kunjungan ke posyandu berikutnya dan
memberikan bungkus tablet zat besi
(Fe) tersebut kepada petugas
Menjelasakan kepada ibu hamil tentang Menjelaskan cara mengkonsumsi tablet
bioavabilitas dari tablet zat besi (Fe) zat besi (Fe) Menjelaskan efek samping
setelah mengkonsumsi tablet zat besi
(Fe)
13
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
14
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 KESIMPULAN
Anemia defisiensi besi pada wanita hamil merupakan problema kesehatan yang
dialami oleh wanita diseluruh dunia terutama dinegara berkembang. Pada ibu hamil,
beberapa faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan prevalensi anemia defisiensi
zat besi, antara lain : umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun, pendarahan akut, pendidikan
rendah, pekerja berat, konsumsi tablet tambah darah < 90 butir, dan makan < 3 kali dan
kurang mengandung zat besi.Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi
komplikasi pada kehamilan dan persalinan.Risiko kematian maternal, angka prematuritas,
berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat.Penanggulangan
masalah anemia defisiensi besi saat ini masih terfokus pada pemberian tablet zat besi (Fe)
atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai tablet tambah darah. Ibu hamil mendapat
tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilannya. Namun kenyataannya program ini
belum menunjukkan hasil yang nyata disebabkan karena masih rendahnya kepatuhan ibu
dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) dan status besi WUS sebelum hamil masih
rendah sehingga konsumsi tablet zat besi (Fe) tidak cukup optimal dalam meningkatkan
Hb dan cadangan besi dalam tubuh.
Dengan melakukan penyuluhan dan monitoring program tingkat kepatuhan ibu
hamil terhadap konsumsi tablet zat besi (Fe) diharapkan cakupan ibu hamil yang
mendapatkan tablet zat besi (Fe) meningkat dan mencapai target serta dapat
meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi di Desa Syamtalira Bayu.
7.2 SARAN
Untuk Puskesmas
Melakukan penyuluhan terkait anemia dan tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil
terutama ketika memberikan tablet zat besi (Fe) kepada ibu hamil.
Melakukan monitoring secara rutin mengenai kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Puskesmas Syamtalira Bayu.
15
Untuk Dinkes
Rutin melakukan evaluasi terhadap cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet
zat besi (Fe) di desa Syamtalira Bayu
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Agtini MD et al. 1996. Dampak Pemberian Tablet Zat Besi (Fe) pada Ibu Hamil
Terhadap Kejadian Bayi dengan Berat Lahir Rendah. Buletin Penelitian
Kesehatan 24 (2&3).
2. Depkes RI. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur
(WUS). Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2008.
3. Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi Untuk Remaja Putri dan Wanita Usia
Subur. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 1998.
4. Kemenkes RI. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-
2014.Jakarta:Kementerian Kesehatan RI, 2010.
5. Anemia Gizi dan Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Wanita Usia Subur. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI, 2002.
6. Wahyuni N. 2009. Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil Untuk
Mencegah Anemia. Diunduh dari
www.ningrumwahyuni.blogspot.com/2009/09/catatankecil (diakses pada 18
Oktober 2012).
7. .”Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal (SPM) Penyelenggaraan Perbaikan
Gizi Masyarakat”. Diunduh dari http://www.gizi.net/kebijakan-gizi/SPM_Gizi.pdf
(diakses pada 18 Oktober 2012).
8. Novita, Lusina. 2012. Pengaruh Pengawas Minum Obat Tablet Fe Pada Ibu
Hamil Yang Anemia Terhadap Kenaikan Hb Diwilayah Kerja Puskesmas
Padang Luar Kab. Agam. http://www. repository.unand.ac.id. Diakses 13
Januari 2013
9. Amiruddin, Ridwan. (2007). Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Ibu Hamil di
Indonesia (Evidence Based).
10. WHO. (2006). Iron and Folate Supplementation. http://www.who.int/
reproductivehealth/publications/maternal_perinatal_health/iron_folate_supplemen
tation.pdf. Diakses pada tanggal 19 Februari 2013
17
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL KEGIATAN UKM
KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
Mengetahui :
Pendamping Peserta
18
19
20