Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Zat besi (Fe) merupakan mikro elemen essensial bagi tubuh yang diperlukan
dalam sintesa hemoglobin. Konsumsi tablet Fe sangat berkaitan dengan kadar
hemoglobin pada ibu hamil. Anemia defesiensi zat besi yang banyak dialami ibu hamil
disebabkan oleh kepatuhan mengonsumsi tablet Fe yang tidak baik ataupun cara
mengonsumsi yang salah sehingga menyebabkan kurangnya penyerapan zat besi pada
tubuh ibu.
Menurut WHO, 40% kematian di negara berkembang berkaitan dengan anemia
dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi
dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia
merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar didunia terutama bagi WUS.
Hasil penelitian Chi, dkk, menunjukkan bahwa angka kematian ibu adalah 70%
untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7% untuk ibu yang non- anemia. Kematian ibu 15-
20% secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anemia. Anemia pada
kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu.
Di Indonesia program pencegahan anemia pada ibu hamil, dengan memberikan
suplemen zat besi sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan. Namun banyak ibu hamil
yang menolak atau tidak mematuhi anjuran ini karena berbagai alasan. Kepatuhan minum
tablet Fe apabila ≥ 90 % dari tablet besi yang seharusnya diminum. Kepatuhan ibu hamil
minum pil zat besi merupakan faktor penting dalam menjamin peningkatan kadar
hemoglobin ibu hamil.
Tablet zat besi sebagai suplemen yang diberikan pada ibu hamil menurut aturan
harus dikonsumsi setiap hari. Namun, karena berbagai faktor misalnya pengetahuan,
sikap dan tindakan ibu hamil yang kurang baik, efek samping tablet yang ditimbulkan
tablet tersebut dapat memicu seseorang untuk kurang mematuhi konsumsi tablet zat besi
secara benar sehingga tujuan dari pemberian tablet tersebut tidak tercapai.

1
Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa 80,7% perempuan usia 10-59 tahun
yang mendapat/membeli tablet tablet Fe dengan jumlah hari minum zat besi. Masih ada
19,3% ibu hamil yang tidak minum tablet Fe dan hanya 18,0% yang minum tablet Fe 90
hari atau lebih. Diantara ibu hamil tersebut ada 15,3% yang menjawab tidak tahu. Dan
sebanyak 36, 3 % mengaku mengonsumsi tablet besi antara 0-30 hari. Sedangkan untuk
Sulawesi Selatan sendiri, menurut Riskesdas 2010 bahwa 15 % ibu mengaku tidak
mengonsumsi tablet Fe, 14,2% tidak tahu dan 56,8% mengonsumsi 0-30 hari.
Masalah kesehatan ibu perlu segera diatasi karena derajat kesehatan ibu sangat
menentukan kualitas sumber daya manusia pada masa yang akan datang. Penanggulangan
masalah anemia gizi besi saat ini masih terfokus pada pemberian tablet besi (Fe) atau
yang lebih dikenal masyarakat sebagai tablet tambah darah. Ibu hamil mendapat tablet
tambah darah 90 tablet selama kehamilannya.
Sampai saat ini anemia gizi masih merupakan masalah gizi utama yang diderita
oleh ibu hamil dan wanita pada umumnya.Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia
adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan haemoglobin, sehingga
disebut anemia kekurangan besi.Prevalensi anemia pada ibu hamil masih tergolong tinggi
diantara kelompok rentan lainnya yaitu sebesar 63,5 %.Anemia pada ibu hamil
meningkatkan risiko terjadinya keguguran, lahir sebelum waktunya, melahirkan bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), lahir mati dan kematian perinatal. Ibu hamil
yang menderita anemia dapat mengalami kegagalan jantung, yang dapat menimbulkan
kematian.
Suplementasi pemberian tablet besi dalam program penanggulangan anemia gizi
telah dikaji dan diuji secara ilmiah efektifitasnya apabila dilaksanakan sesuai dengan
dosis dan ketentuan. Namun, program pemberian tablet besi pada wanita hamil yang
menderita anemia kurang menunjukan hasil yang nyata. Hal ini disebabkan oleh dua hal,
yaitu : 1). Kepatuhan minum tablet besi yang tidak optimal; dan 2). Status besi Wanita
Usia Subur (WUS) sebelum hamil sangat rendah, sehingga jumlah tablet besi yang
dikonsumsi tidak cukup untuk meningkatkan Hemoglobin (Hb) dan simpanan besi.

2
1.2 TUJUAN
Petugas :
 Untuk Meningkatkan kinerja petugas puskesmas pada program pemberian Tablet
besi bagi ibu hamil untuk mencegah masalah yang diakibatkan karena kekurangan
Fe bagi Ibu Hamil di wilayah desa bungong kecamatan Syamtalira Bayu.

Pemerintah daerah :
 Untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di daerah Aceh Utara
 Menurunkan angka BBLR pada bayi baru lahir dan kejadian anemia pada ibu
hamil di daerah Aceh Utara.

Ibu hamil
 Meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi selama kehamilan dan persalinan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anemia

Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan
sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Pada pria dikatakan anemi jika
kadar hemoglobin kurang dari 14% g/dl dan eritrosit kurang dari 41% , sedangkan pada wanita
jika kadar hemoglobin kurang dari 12% g/dl dan eritrosit kurang dari 37% .
Penyebab dari anemia yaitu : 1) Penghancuran sel darah merah yang berlebihan Biasa
disebut anemia hemolitik, muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih cepat dari normal.
Sumsum tulang penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah
merah, 2) Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan berlebihan,
pembedahan atau masalah dengan pembekuan darah. Kehilangan darah yang banyak karena
menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat menyebabkan anemia, faktor-faktor tersebut
akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat besi, karena zat besi dibutuhkan untuk membuat
sel darah merah baru, 3) Produksi sel darah merah yang tidak optimal Ini terjadi saat sumsum
tulang tidak dapat membentuk sel darah merah dengan cukup.

2.2 Anemia defisiensi besi pada kehamilan


2.2.1 Definisi anemia pada kehamilan

Anemia pada kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr% (Winkjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5
gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002). Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena
kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.
Yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi.Anemia defisiensi besi
adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat

4
besi (Fe). Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain,
kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus,
perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil,
masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.
Anemia defisiensi besi pada wanita hamil merupakan problema kesehatan yang dialami
oleh wanita diseluruh dunia terutama dinegara berkembang. Badan kesehatan dunia (World
Health Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami
defisiensi besi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring dengan pertambah usia
kehamilan.Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia
pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.

2.2.2 Patofisiologi Anemia pada Kehamilan

Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau
Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya
plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut:
plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan
sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32
dan 36 minggu (Wiknjosastro, 2002). Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan.
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan
sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma
meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke
9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3
bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta,
yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.

2.2.3 Etiologi Anemia pada Kehamilan

Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu :Hipervolemia, menyebabkan


terjadinya pengenceran darah, Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma,

5
Kurangnya zat besi dalam makanan, Kebutuhan zat besi meningkat, Gangguan pencernaan dan
absorbsi.

Pada ibu hamil, beberapa faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan prevalensi anemia
defisiensi zat besi, antara lain :6Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun. Wanita yang berumur
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Dalam
penelitiannya menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka
presentasi anemia semakin besar,Pendarahan akut,Pendidikan rendah, Pekerja berat,Konsumsi
tablet tambah darah < 90 butir,dan Makan < 3 kali dan kurang mengandung zat besi.

2.2.4 Gejala Anemia pada Kehamilan

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, palpitasi,
mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang,
nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda,
perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia
dan pembesaran kelenjar limpa.

2.2.5 Klasifikasi Anemia pada Kehamilan


anemia dalam kehamilan di klasifikasikan sebagai berikut;
a. Anemia Defisiensi Besi sebanyak 62,3%
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam
darah. Pengobatanya adalah pemberian tablet besi yaitu keperluan zat besi untuk
wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang di anjurkan.
b. Anemia Megaloblastik sebanyak 29%
Anemia ini di sebabkan karena defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12
walaupun kejadianya jarang.
c. Anemia Hipoplastik dan Aplastik sebanyak 8%
Anemia ini disebabkan karena sum-sum tulang belakang kurang mampu membuat sel-
sel darah baru.

6
2.2.6 Dampak Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

Soeprono menyebutkan bahwa dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan
yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan (abortus, partus
imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atoni),
gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang,
produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR,
kematian perinatal, dan lain-lain).

2.2.7 Pencegahan Anemia pada Ibu Hamil

Untuk mencegah terjadinya anemia, ibu hamil disarankan untuk menambah jumlah darah
melalui pasokan makanan yang mengandung zat besi, asam folat, dan vitanim B12. Oleh karena
itu ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi makanan yang dapat membentuk sel-sel darah merah
seperti hati, ikan teri, daging merah, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau, kuning telur.
Pencegahan anemia menurut Waryana, 2010 sebagai berikut:
a. Istirahat yang cukup
b. Makan makanan yang bergizi dan banyak mengandung fe,misalnya daun
pepaya,kangkung,daging sapi,hati ayam dan susu.
c. Pada ibu hamil, dengan rutin memeriksakan kehamilanya minimal 4kali selama hamil
untuk mendapatkan Tablet Besi (Fe) dan vitamin yang lainya pada petugas kesehatan,
serta makan makanan yang bergizi 3x 1 hari, dengan porsi 2 kali lipat lebih banyak .

2.3 Tablet Zat besi (Fe)


2.3.1 Definisi Zat besi (Fe)
Tablet Zat besi adalah suplemen yang mengandung zat besi (tablet penambah darah).
Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah.

2.3.2 Fungsi Zat Besi (Fe)

Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah
(hemoglobin).Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk

7
mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat di tulang,
tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistim
pertahanan tubuh.

2.3.3 Makanan yang mengandung Zat Besi (Fe)


Sumber makana yang mengandung zat besi yaitu Zat besi yang berasal dari hewani
adalah daging, ayam, ikan, telur,sedangkan Zat besi yang berasal dari nabati adalah kacang-
kacangan, sayuran hijau, dan pisang ambon. Keanekaragaman konsumsi makanan berperan
penting dalam membantu meningkatkan penyerapan Fe didalam tubuh. Kehadiran protein
hewani, vitmin C, Vitamin A, Asam folat, zat gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat
besi dalam tubuh. Manfaat lain dari mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah
terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena makanan sumber zat besi biasanya juga merupakan
sumber vitamin A.

2.3.4 Kebutuhan Zat Besi (Fe) pada Kehamilan

Kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darah
merah) sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah
1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya
hilang. Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin, dengan 50-75 mg untuk pembentukan plasenta,
450 mg untuk menambah jumlah darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan.
Sumber lain mengatakan, kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati
800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500
mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg
lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan
menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288
hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih
kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).
Besarnya angka kejadian anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%,
trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%.4Hal ini disebabkan karena pada trimester
pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan

8
pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam
tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk
memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak
untuk janin.Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat kehilangan
darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali
lipat kebutuhan kondisi tidak hamil.

Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak faktor.Protein hewani dan vitamin C


meningkatkan penyerapan.Kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat dapat mengikat Fe
sehingga mengurangi jumlah serapan. Karena itu sebaiknya tablet Fe ditelan bersamaan dengan
makanan yang dapat memperbanyak jumlah serapan, sementara makanan yang mengikat Fe
sebaiknya dihindarkan, atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan. Disamping itu, penting pula
diingat, tambahan besi sebaiknya diperoleh dari makanan, karena tablet Fe terbukti dapat
menurunkan kadar seng dalam serum.

2.3.5 Pemberian Tablet Zat Besi (Fe) pada Kehamilan

Penanganan dilakukan sesuai dengan jenis anemianya. Kebanyakan ibu hamil menderita
anemia defisiansi besi. Hal ini bisa diatasi dengan pemberian tablet besi yang bisa dilakukan
yaitu :
1. Memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atauNa-fero bisirat.
Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan.
Pemberian terapi zat besi oral tidak boleh dihentikan setelah hemoglobin mencapai nilai
normal, tetapi harus dilanjutkan selama 2-3 bulan lagi untuk memperbaiki cadangan besi.
Efek samping : konstipasi, nyeri ulu hati,berak hitam, mual dan muntah,kram lambung.
Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam
folat untuk profilaksis anemia.
2. Terapi parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi peroral, dan
adanya gangguan penyerapan , penayakit saluran pencernaan. Pemberian preparat
parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM
pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 g%. Dosis pemberian zat besi

9
parenteral dapat dihitung dengan mudah dengan memakai rumus: zat besi yang
dibutuhkan (mg) = (15-Hb) x BB x 3.
Efek samping :Nyeri, inflamasi, demam, hipotensi.

2.3.6 Dosis Pemberian Tablet Zat Besi (Fe) pada Kehamilan


Pemberian tablet tambah darah selama kehamilan merupakan salah satu cara yang paling
cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb sampai tahap yang di inginkan, karena
sangat efektif dimana satu tablet mengandung 60 mg Fe. Setiap tablet setara dengan 200mg
ferrosulfat. Selama kehamilan minimal diberikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah melahirkan
diberikan sejak pemeriksaan ibu hamil pertama.
1. Pemberian tablet tambah darahi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan pada saat sebelum
tidur malam .
2. Pemberian tablet tambah darah harus dibagi serta dilakukan dengan interval sedikitnya 6-
8 jam , dan kemudian interval ini di tingkatkan hingga 12 atau 24 jam jika tinbul efek
samping.
3. Muntah dan kram perut merupakan efek samping dan sekaligus tanda dini toksitasi zat
besi, keduanya ini menunjukan perlu mengubah (menurunkan) dosis zat besi dengan
segera.
4. Minum tablet tambah darah pada saat makan atau segera sesudah makan selain dapat
mengurangi gejala mual yang menyertainya tetapi juga akan menurunkan jumlah zat besi
yang diabsorpsi.

10
BAB III
PERMASALAHAN

Berdasarkan data laporan pendistribusian tablet penambah darah (Fe) pada ibu hamil
Puskesmas Syamtalira Bayu tahun 2016, cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe selama
kehamilan di desa Kecamatan Puskesmas Syamtalira Bayu bulan november tahun 2016 masih
dibawah target. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab masih rendahnya cakupan ibu
hamil yang mendapat tablet Fe selama kehamilan di desa Syamtalira Bayu:
1. Sebagian besar sasaran tidak terjangkau program
2. Ibu yang hamil tidak merasakan kebutuhan akan tablet zat besi (fe) tersebut karena tidak
merasa sakit
3. Efek samping (mual, muntah, nyeri uluhati dan konstipasi) dapat menyebabkan ibu-ibu
tidak mau meminum tablet zat besi (fe) tersebut.
4. Ibu hamil sering lupa untuk minum tablet zat besi (fe) setiap hari.
5. Selama ini petugas hanya melakukan pencatatan terhadap ibu hamil yang mendapatkan
tablet zat besi (Fe) di posyandu tetapi belum melakukan monitoring terhadap ibu-ibu
hamil yang mendapatkan tablet zat besi (Fe) tersebut apakah sudah mengkonsumsinya
dengan benar atau belum.
6. Masih kurangnya penyuluhan tentang pentingnya tablet zat besi (Fe) pada masa
kehamilan mencakup fungsi dan efek samping tablet zat besi (Fe) selama dikonsumsi
pada masa kehamilan.
7. Masih kurangnya pengetahuan ibu-ibu mengenai penyakit anemia dalam kehamilan
mencakup tanda dan gejala anemia selama kehamilan sehingga tidak semua ibu hamil
yang mengkonsumsi tablet zat besi (Fe)

11
BAB IV
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Untuk para Ibu hamil :


 Melakukan penyuluhan tentang pentingya pemberian tablet zat besi (Fe) selama
masa kehamilan untuk mencegah anemia pada ibu hamil
 Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan diri di posyandu atau dipuskesmas
secara teratur
 Menganjurkan ibu hamil agar mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) secara teratur
dan membawa kembali bungkusnya setiap memeriksakan diri ke posyandu atau
kepuskesmas lalu memberikannya kepada petugas agar petugas mengetahui
berapa jumlah tablet zat besi (Fe) yang dikonsumsi ibu selama kehamilan.

Untuk Puskesmas, petugas KIA dan Gizi serta kader posyandu:


 Memberikan penyuluhan tentang pentingya pemberian tablet zat besi (Fe)
selama kehamilan untuk mencegah anemia pada ibu hamil
 Melakukan monitoring terhadap ibu hamil yang telah mendapatkan tablet zat besi
(Fe), apakah sudah mengkonsumsinya dengan benar atau belum
 Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala terhadap ibu hamil yang
mendapatkan tablet zat besi (Fe)
 Menjelaskan kepada ibu hamil tentang manfaat tablet zat besi (Fe), cara minum
dan efek samping setiap pemberian tablet zat besi (Fe) baik di puskesmas maupun
di posyandu (penjelasan bioavabilitas dari obat)

12
BAB V
PELAKSANAAN

Kegiatan yang akan dilaksanakan :

Kegiatan Pelaksanaan
Penyuluhan pentingya pemberian tablet zat Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil di
besi (Fe) selama kehamilan untuk mencegah Posyandu desa bungong yang berjumlah 30
anemia pada ibu hamil orang dengan materi :
 Penjelasan mengenai pengertian anemia
pada ibu hamil
 Penyebab anemia pada ibu hamil
 Tanda dan gejala dari penyakit anemia
pada ibu hamil
 Klasifikasi anemia pada ibu hamil
 Dampak anemia pada ibu hamil
 Cara mencegah anemia pada ibu hamil
 Penjelasan mengenai pengertian zat
besi (Fe)
 Fungsi zat besi (Fe)
 Dosis dan cara Pemberian tablet zat
besi (Fe)
 Pentingnya mengkonsumsi tablet zat
besi (Fe) (penambah darah) selama
kehamilan

Menganjurkan ibu hamil agar mengkonsumsi  Menyuruh ibu hamil yang telah
tablet zat besi (Fe) secara teratur mendapatkan tablet zat besi (Fe) untuk
membawa bungkusnya kembali saat
kunjungan ke posyandu berikutnya dan
memberikan bungkus tablet zat besi
(Fe) tersebut kepada petugas
Menjelasakan kepada ibu hamil tentang  Menjelaskan cara mengkonsumsi tablet
bioavabilitas dari tablet zat besi (Fe) zat besi (Fe) Menjelaskan efek samping
setelah mengkonsumsi tablet zat besi
(Fe)

13
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan Evaluasi


Tanggal Monitoring Tanggal Evaluasi

10 november Diadakan sesi tanya 13 desember  Ibu-ibu hamil sudah mengerti


2016 jawab dan diskusi untuk 2016 cara mengkonsumsi tablet zat
mengetahui ibu-ibu besi (Fe)
hamil sudah mengerti  Sebagian ibu hamil sudah rutin
dan memahami semua mengkonsumsi tablet zat besi
informasi yang telah (Fe) secara teratur dan benar
disampaikan tentang cara sesuai dengan dosis yang
mengkonsumsi tablet zat dianjurkan.
besi (Fe) pada masa  Ada juga ibu hamil yang tidak
kehamilan mau mengkonsumsi tablet zat
besi (Fe) karena takut akan
terjadi efek samping dari obat
tablet zat besi (fe) itu tersendiri
 Ibu hamil sering lupa untuk
minum tablet zat besi (fe) setiap
hari.

14
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 KESIMPULAN
Anemia defisiensi besi pada wanita hamil merupakan problema kesehatan yang
dialami oleh wanita diseluruh dunia terutama dinegara berkembang. Pada ibu hamil,
beberapa faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan prevalensi anemia defisiensi
zat besi, antara lain : umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun, pendarahan akut, pendidikan
rendah, pekerja berat, konsumsi tablet tambah darah < 90 butir, dan makan < 3 kali dan
kurang mengandung zat besi.Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi
komplikasi pada kehamilan dan persalinan.Risiko kematian maternal, angka prematuritas,
berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat.Penanggulangan
masalah anemia defisiensi besi saat ini masih terfokus pada pemberian tablet zat besi (Fe)
atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai tablet tambah darah. Ibu hamil mendapat
tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilannya. Namun kenyataannya program ini
belum menunjukkan hasil yang nyata disebabkan karena masih rendahnya kepatuhan ibu
dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) dan status besi WUS sebelum hamil masih
rendah sehingga konsumsi tablet zat besi (Fe) tidak cukup optimal dalam meningkatkan
Hb dan cadangan besi dalam tubuh.
Dengan melakukan penyuluhan dan monitoring program tingkat kepatuhan ibu
hamil terhadap konsumsi tablet zat besi (Fe) diharapkan cakupan ibu hamil yang
mendapatkan tablet zat besi (Fe) meningkat dan mencapai target serta dapat
meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi di Desa Syamtalira Bayu.

7.2 SARAN
Untuk Puskesmas
 Melakukan penyuluhan terkait anemia dan tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil
terutama ketika memberikan tablet zat besi (Fe) kepada ibu hamil.
 Melakukan monitoring secara rutin mengenai kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Puskesmas Syamtalira Bayu.

15
Untuk Dinkes
 Rutin melakukan evaluasi terhadap cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet
zat besi (Fe) di desa Syamtalira Bayu

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Agtini MD et al. 1996. Dampak Pemberian Tablet Zat Besi (Fe) pada Ibu Hamil
Terhadap Kejadian Bayi dengan Berat Lahir Rendah. Buletin Penelitian
Kesehatan 24 (2&3).
2. Depkes RI. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur
(WUS). Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2008.
3. Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi Untuk Remaja Putri dan Wanita Usia
Subur. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 1998.
4. Kemenkes RI. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-
2014.Jakarta:Kementerian Kesehatan RI, 2010.
5. Anemia Gizi dan Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Wanita Usia Subur. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI, 2002.
6. Wahyuni N. 2009. Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil Untuk
Mencegah Anemia. Diunduh dari
www.ningrumwahyuni.blogspot.com/2009/09/catatankecil (diakses pada 18
Oktober 2012).
7. .”Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal (SPM) Penyelenggaraan Perbaikan
Gizi Masyarakat”. Diunduh dari http://www.gizi.net/kebijakan-gizi/SPM_Gizi.pdf
(diakses pada 18 Oktober 2012).
8. Novita, Lusina. 2012. Pengaruh Pengawas Minum Obat Tablet Fe Pada Ibu
Hamil Yang Anemia Terhadap Kenaikan Hb Diwilayah Kerja Puskesmas
Padang Luar Kab. Agam. http://www. repository.unand.ac.id. Diakses 13
Januari 2013
9. Amiruddin, Ridwan. (2007). Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Ibu Hamil di
Indonesia (Evidence Based).
10. WHO. (2006). Iron and Folate Supplementation. http://www.who.int/
reproductivehealth/publications/maternal_perinatal_health/iron_folate_supplemen
tation.pdf. Diakses pada tanggal 19 Februari 2013

17
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL KEGIATAN UKM
KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)

PEMBERIAN TABLET FE ( BESI ) PADA IBU HAMIL DI DESA


BUNGONG KECAMATAN SYAMTALIRA BAYU

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SYAMTALIRA BAYU


Telah dilaksanakan pada tanggal 10 November 2016 di Puskesmas Syamtalira Bayu

Syamtalira Bayu, 10 November 2016

Mengetahui :

Pendamping Peserta

dr. Kemalasari dr. Depi Ulandari


Nip. 197011112002122005

18
19
20

Anda mungkin juga menyukai