Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL
Laporan pendahuluan
A. Definisi
Sistem muskuloskeletal adalah suatu sistem yang terdiri dari tulang,
otot, kartilago, ligamen, tendon, fascia, bursae, dan persendian (Depkes, 1995:
3). Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh, kebanyakan
fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada
tulang (Reeves, Charlene, 2001: 248). Tulang femur merupakan tulang pipa
terpanjang dan terbesar di dalam tulang kerangka pada bagian pangkal yang
berhubungan dengan asetabulum menbentuk kepala sendi yang disebut kaput
femoris (Syaifudin, 1992: 32)
B. Etiologi
Menurut Apley & Solomon (1995: 239), etiologi yang menyebabkan
fraktur adalah sebagai berikut:
1. Traumatik
Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan
berlebihan, yang dapat berupa pukulan, penghancuran, penekukan,
penarikan. Bila terkena kekuatan langsung tulang patah pada tempat yang
terkena dan jaringan lunakpun juga rusak.
2. Kelelahan atau tekanan berulang-ulang
Retak dapat terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda lain,
akibat tekanan yang berulang-ulang. Keadaan ini paling banyak ditemukan
pada tibia fibula, terutama pada atlit, penari
3. Kelemahan dan abnormal pada tulang (patologis)
Fraktur dapat terjadi pada tekanan yang normal jika tulang itu lemah atau
tulang itu sangat rapuh.
C. Manifestasi klinis
Menurut Apley & Solomon (1995: 244), manifestasi klinis yang muncul pada
fraktur:
1. Kelemahan pada daerah fraktur
2. Nyeri bila ditekan atau bargerak
3. Krepitasi
4. Deformitas
5. Perdarahan (eksternal atau internal)
6. Syok
D. Komplikasi
Komplikasi fraktur menurut Henderson (1997), Bruner dan Suddarth’s (1995)
adalah :
1. Syok
2. Infeksi
3. Nekrosis vaskuler
4. Malonian
5. Non Union
6. Delayed union
7. Kerusakan arteri
8. Sindroma kompartemem
9. Sindroma emboli lemak
E. Patofisiologi
Apabila tulang hidup normal dan mendapat kekerasan yang cukup
menyebabkan patah, maka sel-sel tulang mati. Perdarahan biasanya terjadi di
sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak di sekitar tulang tersebut.
Jaringan lunak biasanya juga mengalami kerusakan. Reaksi peradangan hebat
timbul setelah fraktur. Sel-sel darah putih dan sel mast berakumulasi
menyebabkan peningkatan Sisa sel mati dimulai. Di tempat patah terbantuk
bekuan fibrin (hematom fraktur) dan berfungsi sebagai jalan untuk melekatnya
sel-sel baru. Aktivitas osteoblas segera terangsang dan terbentuk tulang baru
imatur yang disebut kalus. Bekuan fibrin direabsorpsi dan sel-sel tulang baru
secara perlahan-lahan mengalami remodeling untuk tulang sejati. Tulang sejati
menggantikan kalus dan secara perlahan mengalami klasifikasi. Penyembuhan
memerlukan beberapa minggu sampai beberapa bulan (Corwin, 2001: 299)
F. pathway
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas Pasien
Nama : Sdr. Y
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Minimarket
Alamat : Kebumen
Diagnosa Medis : Fraktur
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. B
Umur : 58 tahun
Alamat : Kebumen
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Orang Tua
Pekerjaan : Ibu rumah tangga

3. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama Nyeri

2. Riwayat Kesehatan sekarang


Sdr. Y (19 tahun) dirawat di Rumah Sakit dikarenakan kecelakaan lalu lintas, pasien
mengeluh nyeri di bagian kakinya, pusing, Pasien berteriak-teriak karena menahan
sakit. dari pemeriksaan di dapatkan, tampak jejas dikaki, dan lacerasi di bagian
punggung, siku dan paha kirinya, bengkak di kaki kanan, tulang terlihat keluar,
perdarahan mengalir, dari lukanya.
3. Riwayat Kesehatan dahulu
Pasien mengatakan tidak mempunyai Riwayat penyakit alergi

4. Riwayat Kesehatan keluarga


-
4. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Henderson
1) Pola Oksigenasi
- Sebelum sakit :Pasien mengatakan dapat bernafas dengan normal tanpa
bantuan dan tidak ada keluhan.
- Saat dikaji :Klien mengatakan tidak ada keluhan saat bernafas.
2) Pola Nutrisi
- Sebelum sakit :Pasien mengatakan makan 3 kali sehari habis satu porsi
dengan sayur, lauk, minum 5 gelas sehari.
- Saat dikaji :Klien mengatakan banyak makan dan banyak
minum tetapi porsi sedang.
3) Pola Eliminasi
- Sebelum sakit :Klien mengatakan BAB normal 3x sehari warna kuning,
feses tidak terlalu keras dan tidak encer. BAK normal dengan frekuensi
4-5x/hari konsistensi warna urine yang kuning cerah.
- Saat dikaji :Saat dikaji klien mengatakan BAB normal 3x
sehari warna kuning, feses tidak terlalu keras dan tidak encer.
4) Pola Aktivitas
- Sebelum sakit :Pasien mengatakan dapat beraktivitas sendiri
- Saat dikaji :Pasien mengatakan tidak dapat beraktivitas seperti
biasanya
5) Pola Pola Istirahat dan Tidur
- Sebelum sakit :Klien mengatakan tidur normal sekitar 5-6 jam sehari.
- Saat dikaji :Klien mengatakan tidur terganggu karena nyeri pada
kakinya .
6) Pola berpakaian
- Sebelum sakit :Pasien mengatakan mampu mengganti/ menggunakan
pakaian sendiri tanpa bantuan
- Saat dikaji :Pasien mengatakan mengganti pakaian dibantu oleh
keluarga.
7) Pola Menjaga Suhu
- Sebelum sakit :Pasien mengatakan jika cuaca panas menggunakan pakaian
tipis dan jika cuaca dingin menggunakan pakaian tebal.
- Saat dikaji :Pasien mengatakan jika cuaca panas menggunakan pakaian
tipis dan jika cuaca dingin menggunakan pakaian tebal dan selimut.
8) Pola Personal Hygiene
- Sebelum sakit :Pasien mengatakan mandi dan sikat gigi 2 kali sehari pagi
dan sore.
- Saat dikaji :Pasien mengatakan sikat gigi 1 kali sehari dan
mandi/diseka 1 kali sehari.
9) Pola Rasa Aman dan Nyaman
- Sebelum sakit :Sebelum sakit klien merasa aman dan nyaman ketika
bersama keluarganya. Klien juga tidak merasakan nyeri saat sedang
berkumpul dengan keluarga.
- Saat dikaji :Klien mengatakan kurang nyaman dengan nyeri yang
dirasakan.
P : Klien mengatakan nyeri saat digerakkan
Q : Terasa nyut-nyutan
R : Nyeri dibagian kaki kanan
S : Skala nyeri 7
T : Nyeri hilang timbul
10) Pola komunikasi
- Sebelum sakit :Pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan baik
tanpa ada gangguan.
- Saat dikaji :Klien tampak kooperatif
11) Pola Bekerja
- Sebelum sakit :Pasien mengatakan setiap harinya bekerja sebagai
karyawan minimarket.
- Saat dikaji :Pasien mengatakan tidak dapat bekerja seperti biasanya.
12) Pola Spiritual
- Sebelum sakit :Pasien mengatakan dapat sholat 5 waktu tanpa ada
gangguan.
- Saat dikaji :Pasein mengatakan tetap melaksanakan sholat 5 waktu
seperti biasanya tetapi dengan keadaan berbaring.
13) Pola Bermain dan Rekreasi
- Sebelum sakit :Sebelum sakit klien mengatakan jarang berpergian dengan
keluarga.
- Saat dikaji :Klien mengatakan hanya bisa tiduran dan tidak bisa
berjalan-jalan karena sakitnya.
14) Pola Belajar
- Sebelum sakit :Pasien mengatakan sebelumnya belum mengetahui tentang
penyakitnya.
- Saat dikaji :Pasien mengatakan mendapatkan informasi tentang
penyakit dari dokter dan perawat

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
TD : 90/70 mmHg
N : 80x/menit
RR : 18x/menit
S : 37℃.
d. Terapi
Nama obat Dosis Indikasi

Infuse RL - -
Injeksi ketorolak 30 mg Untuk Pereda nyeri

Injeksi Ceftriaxon 1 mg Untuk mengatasi infeksi


bateri

Injeksi ATS - Untuk profilaksis dan


terapi tetanus.

2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Bentuk kepala mesochopal, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan
b. Rambut : Bersih, distribusi rambut merata
c. Mata : Fungsi penglihatan baik
d. Hidung : Tidak ada polip, bersih.
e. Mulut : Simetris, mukosa bibir lembab, mulut bersih, tidak ada bau mulut,
tidak ada karang gigi dan tidak ada pendarahan.
f. Lidah : Pergerakan lidah normal
g. Telinga : Simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik dan tidak
ada benjolan.
h. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan
vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjarlimfe
i. Kulit : warna kulit sawo matang, tidak sianosis ,
j. Thorax
Inspeksi : Simetris, tidak ada edema
Palpasi : Ada nyeri tekan
Perkusi : Suara paru sonor
Auskultasi : Wheezing
⮚ Jantung
Inspeksi : Ictus cardus tidak tampak, tidak ada benjolan
Palpasi : Ictus cardus tidak teraba
Perkusi : Suara jantung pekak
Auskultasi : S1>S2 reguler
⮚ Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut datar,
Auskultasi : Bising usus 17x / menit
Perkusi : Suara thympani
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar
k. Ekstremitas :
- Atas :Tidak ada kelainan pada kedua tangan, ada lacerasi di bagian siku
kiri
-
Bawah :Pergerakan kaki kiri baik, terdapat lacerasi pada bagian paha kiri.
Kaki kanan pergerakan terbatas karena mengalami fraktur cruris, bengkak,
terpasang bidai.
l. Genetalia :Terpasang kateter

C. ANALISA DATA

Data Fokus Problem Etiologi


DS : Nyeri Akut Agen cedera fisik
- Pasien mengatakan nyeri
di bagian kaki kanan.
DO :
- Terdapat jejas di kaki
- Kaki kanan bengkak
- Pasien teriak kesakitan
- Pasien diberikan injeksi
ketorolac
- TD : 90/70 mmHg
- S : 370C
- RR : 18x/menit
- N : 80x/menit
-
DS : - Resiko Infeksi Kerusakan
integritas kulit
DO :
- Tulang terlihat keluar
- Perdarahan mengalir dari
lukanya
- Bengkak di kaki kanan
DS : Gangguan Gangguan
Mobilitas Fisik Muskuloskeletal
- Mengeluh sulit
menggerakan kaki
kanannya
- Nyeri saat bergerak
DO :
- Kekuatan otot kaki kanan
menurun
- Gerakan terbatas
- Fisiknya lemah

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder
(Penurunan Hemoglobin)
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan musculoskeletal

E. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO SDKI SLKI SIKI
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Tindakan 3x24 1. Observasi
berhubungan dengan jam masalah nyeri akut teratasi - Identifikasi Riwayat
agen cedera fisik dengan kriteria : alergi obat
- Identifikasi jenis
Indikator Awal Akhir analgesik AINS
Keluhan 1 4 (ketorolac)
nyeri - Monitor TTV
Gelisah 2 4 sebelum dan
Kesulitan 2 5 sesudah pemberian
tidur ketorolac
- Monitor efektifitas
Keterangan ketorolac
1 : Meningkat 2. Terapeutik
2 : Cukup meningkat - Dokumentasikan
3 : Sedang respons terhadap
4 : Cukup menurun efek analgesik dan
5 : Menurun efek yang tidak
diinginkan
3. Edukasi
- Jelaskan efek terapi
dan samping obat
4. Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian ketorolac
2 Resiko infeksi Setelah dilakukan Tindakan 3x24 1. Observasi
berhubungan dengan jam masalah tingkat infeksi - Monitor tanda dan
ketidakadekuatan teratasi dengan kriteria : gejala infeksi lokal
pertahanan tubuh dan sistemik
sekunder (Penurunan Indikato Awal Akhir 2. Terapeutik
Hemoglobin) r - Beri perawatan pada
Nyeri 1 4 kaki kanan yang
Bengkak 1 4 mengalami edema
- Cuci tangan
Keterangan sebelum dan
1 : Meningkat sesudah kontak
2 : Cukup meningkat dengan pasien dan
3 : Sedang lingkungan pasien
4 : Cukup menurun 3. Edukasi
5 : Menurun - Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
- Ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
- Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka
4. Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
ceftriaxone
3 Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan Tindakan 3x24 1. Observasi
Fisik berhubungan jam masalah mobilitas fisik - Dilakukan
dengan Gangguan teratasi dengan kriteria : pembidaian karena
Muskuloskeletal adanya fraktur
Indikator Awal Akhir - Monitor adanya
Pergerakan 5 2 perdarahan pada
ekstremitas area cedera
Kekuatan 5 2 - Material bidai lurus
otot dan empuk
Nyeri 1 4 2. Terapeutik
Gerakan 4 2 - Tutup luka terbuka
terbatas dengan balutan
ROM 4 2 - Atasi perdarahan
Kelemahan 4 1 sebelum bidai
fisik dipasang
- Minimalkan
Keterangan pergerakan pada
1 : Meningkat bagian yang cedera
2 : Cukup meningkat - Imobilisasi sendi di
3 : Sedang atas dan dibawah
4 : Cukup menurun area cedera
5 : Menurun - Pasang bidai di kaki
kanan
3. Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur sebelum
pemasangan bidai
- Jelaskan tanda dan
gejala

F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Dx. Kep Tanggal/Jam Implementasi
1 Nyeri akut berhubungan Selasa,15 Maret 1.Pengkajian nyeri secara komprehensif
dengan agen cedera fisik 2022,09.00 yang meliputi lokasi, karakteristik,
kualitas dan keparahan nyeri sebelum
mengobati pasien
2.Mencek perintah pengobatan sebelum
memberikan analgesik,meliputi obat,
dosis, dan frekuensi obat analgesik yang
diresepkan
3.Melakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas, beratnya nyeri dan
faktor pencetus
4.Penggunaan komunikasi terapeutik
5.Mengkaji faktor – faktor yang dapat
memperberat nyeri
7.Mengajarkan teknik non farmakologi
seperti relaksasi
2 Resiko infeksi Selasa,15 Maret 1.Mengidentifikasi tanda dan gejala
berhubungan dengan 2022,11.00 infeksi lokal dan sistem
ketidakadekuatan 2.Membatasi jumlah pengunjung dengan
pertahanan tubuh cara menjenguk secara bergantian
sekunder (Penurunan 3.Mengajarkan tentang pencegahan
Hemoglobin) infeksi
4.Mengkaji tanda infeksi
3 Gangguan Mobilitas Selasa,15 Maret 1.Melakukan ROM
Fisik berhubungan 2022,12.00 2.Mengkaji tanda-tanda vital
dengan Gangguan 3.Menganjurkan untuk meningktakna
Muskuloskeletal kemampuan motorik
4.Melakukan gerak pasif pada
ekstermitas bawah

G. EVALUASI
No Diagnosa Evaluasi (SOAP)
1 Nyeri akut berhubungan S :Pasien mengatakan nyeri berkurang setelah dilakukan
dengan agen cedera fisik O :Pasien tampak kooperatif dan nyaman
A :Nyeri akut teratasi dan rasa nyaman terpenuhi
P :Tingkatkan kondisi pasien
2 Resiko infeksi berhubungan S :Pasien mengatakan
dengan ketidakadekuatan O :
pertahanan tubuh sekunder A :
(Penurunan Hemoglobin) P:
3 Gangguan Mobilitas Fisik S :Pasien mengatakan
berhubungan dengan O :
Gangguan Muskuloskeletal A:
P:

Anda mungkin juga menyukai