HEMMORHAGE (CVA-ICH)
HEMMORHAGE (CVA-ICH)
DISUSUN OLEH
PEMBIMBING
PENDAHULUAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki - laki
Usia : 47 tahun
Alamat : Mingkung Jaya RT 18
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani Sawit
Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : WNI
Tanggal Masuk RS : 09 Maret 2020 , Pukul 03.06
Ruang Perawatan : Neurologi
DAFTAR MASALAH
Riwayat kebiasaan :
- Riwayat konsumsi jamu-jamuan (-)
- Riwayat merokok (+) 1 bungkus/ hari
- Riwayat konsumsi alkohol (+) saat masih muda
- Riwayat mengkonsumsi makanan bersantan jarang
2. Status Generalis
Kepala : Normocephal (+)
Mata : Edema palpebra (-/-), conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), pupil bulat, isokor, ± 4 mm/± 4 mm, refleks cahaya
(+)/(+), katarak -/-
THT : Dalam batas normal
Mulut : Bibir sianosis (-), mukosa kering (-), lidah hiperemis (-), T1-
T1, faring hiperemis (-).
Leher : JVP 5+2 cm H2O, pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Dada : Simetris ka=ki
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I dan BJ II regular, gallop (-),murmur(-)
Paru
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Massa (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), fremitus
taktil sama kanan dan kiri
Perkusi : Fremitus vokal sama kiri dan kanan, Sonor +/+
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-), masa (-).
Palpasi : Soepel, nyeri tekan epigastrium (+), undulasi (-),
shifting dullness (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Alat kelamin : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas :
Superior : Akral hangat, edema (-)/(-), sianosis (-)/(-)
Inferior : Akral hangat, edema (-)/(-), sianosis (-)/(-)
3. Status Psikitus
Cara berpikir : Baik
Perasaan hati : Biasa
Tingkah laku : Normoaktif
Ingatan : Baik
Kecerdasan : Baik
4. Status Neurologi
1. Kesadaran kualitatif : Compos Mentis
2. Kesadaran kuantitatif: E4M6V5
3. Kepala
a. Bentuk : Normocephal
b. Nyeri tekan : (-)
c. Simetri : (+)
d. Pulsasi : (-)
N.III (Oculomotorius)
N. IV (Trochlearis)
N. V (Trigeminus)
N. VI (Abducent)
Pemeriksaan Kanan Kiri
Pergerakan bola mata ke lateral Normal Normal
Melihat Kembar Tidak ada Tidak ada
N. VII (Facialis)
Pemeriksaan Keterangan
Mengerutkan dahi Normal
Senyum memperlihatkan gigi Parese Sinistra
Menutup mata Normal
Bersiul Sulit untuk dinilai
Daya perasa 2/3 anterior lidah Normal
Plica nasolabialis Kiri lebih datar
N VIII (Vestibulocohlearis)
Pemeriksaan Kanan Kiri
Detik Arloji Normal Normal
Tes Garputala Normal Normal
Gesekan tangan Normal Normal
N IX (Glossopharingeus)
Pemeriksaan Kanan Kiri
Daya perasa 1/3
Normal Normal
posterior lidah
Sensibilitas faring Sulit untuk dinilai Sulit untuk dinilai
Refleks Muntah Ada Ada
Nadi Dalam Batas Normal
N X (Vagus)
Pemeriksaan Kanan Kiri
Arkus faring Sulit untuk dinilai Sulit untuk dinila
Disfonia Tidak ada Tidak ada
N XI (Assesorius)
Pemeriksaan Kanan Kiri
Mengangkat bahu Normal Normal
Memalingkan kepala Normal Normal
N XII (Hipoglossus)
Pemeriksaan Kanan Kiri
Pergerakan lidah Tertarik ke kiri Tertarik ke kiri
Tremor lidah Tidak ada Tidak ada
Atrofi Papil Tidak ada Tidak ada
Artikulasi Normal
I. DIAGNOSIS BANDING
1. Stroke non hemoragik
2. Space Occupying Lession
II. DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis :Hemiparese sinistra + Parese CN VII dan XII
sinistra tipe sentral
Diagnosis Topis :Hemisfer Dextra
Diagnosis Etiologi :Stroke Hemoragik (Intra Cerebral
Hemmorhage)
Pemeriksaan Penunjang
a. Darah Rutin (09 Maret 2020)
f. EKG
Kesan : Sinus Rhythm
III. RINGKASAN :
S :
Pasien datang ke IGD RS Raden Mattaher dengan keluhan kelemahan
anggota gerak kiri sejak ± 3 Jam SMRS. Keluhan dirasakan secara tiba-
tiba saat pasien hendak bangun dari tempat tidur. Keluhan juga disertai
dengan nyeri kepala (+) seperti di tekan. Pandangan kabur (-), mual (-),
muntah (-), kejang (-), penurunan kesadaran (-) disangkal.Pasien
mengaku mengalami kesemutan, bicara menjadi tidak jelas, cadel dan
pelo selain itu pasien mengaku nyeri kepala berat dengan skala nyeri 6-7.
Pasien memiliki riwayat darah tinggi sudah 5 tahun namun tidak
meminum obat dengan rutin dan memiliki riwayat sering sakit kepala
namun hanya diobati dengan obat warung saja.
O :
Kesadaran : Compos mentis, E4M6V5
Tekanan Darah : 180/120 mmhg
Nadi : 108 x/menit
Suhu : 37 0C
Respirasi : 20 x/menit
SpO2 : 99 %
P : Terapi Awal
Farmakologi
- O2 2-3 liter nasal canul
- IVFD NaCl 0,9% 20 tpm + ketorolac 30 mg
- Inj Furosemide 20 mg (pagi dan malam)
Non Farmakologi
- Pasang kateter
- Pasang NGT
- Konsul ke dokter Sp.S
IV. PROGNOSIS
Konsultasi Sp.KFR :
Advice :
Elevasi duduk hanya di 30
derajat saja
Bergantian pindah posisi
Jika MAP < 120 fisioterapi
11 Maret Kelemahan - KU: Tampak sakit Hemiparese IVFD NaCl 20 gtt/i + drip
2020 anggota sedang. sinistra ec ICH keterolac 1 amp
gerak kiri, - Kesadaran: Compos hari ke 3 + Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
nyeri kepala mentis hipertensi stage Inj Furosemide 40-0-20 mg
mulai - GCS 15 (E4V5M6) II + Candesartan 1 x 16 mg
berkurang - TV: Hiperurisemia (malam)
TD: 160/110 mmHg Amlodipin 1 x 10 mg
N: 77 x/m (pagi)
RR: 22 x/m MST 1 x 15 mg (malam)
T: 36,5˚C
Fluoxetin 0-0-5 mg
SpO2 : 96%
Clonidine 1x1 pagi PO
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 DEFINISI
3.2 EPIDEMIOLOGI
Otak terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron, sel-sel penunjang
yang dikenal sebagai sel glia, cairan serebrospinal, dan pembuluh darah.
Semua orang memiliki jumlah neuron yang sama sekitar 100 miliar, tetapi
koneksi di antara berbagi neuron berbeda-beda. Pada orang dewasa, otak
membentuk hanya sekitar 2% (sekitar 1,4 kg) dari berat tubuh total, tetapi
mengkonsumsi sekitar 20% oksigen dan 50% glukosa yang ada di dalam
darah arterial.4
Otak harus menerima lebih kurang satu liter darah per menit, yaitu
sekitar 15% dari darah total yang dipompa oleh jantung saat istirahat agar
berfungsi normal. Otak mendapat darah dari arteri. Yang pertama adalah arteri
karotis interna yang terdiri dari arteri karotis (kanan dan kiri), yang
menyalurkan darah ke bagian depan otak disebut sebagai sirkulasi arteri
cerebrum anterior. Yang kedua adalah vertebrobasiler, yang memasok darah
ke bagian belakang otak disebut sebagai sirkulasi arteri cerebrum posterior.
Selanjutnya sirkulasi arteri cerebrum anterior bertemu dengan sirkulasi arteri
cerebrum posterior membentuk suatu sirkulus willisi.4
3.4 ETIOLOGI
1. Hipertensi
3.5 PATOFISIOLOGI
1. Putaminal Hemorrhage
2. Thalamic Hemorrhage
3. Perdarahan Pons
5. Perdarahan Lober
3.9 DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
Kimia darah
Lumbal punksi
EEG
CT scan
Arteriografi
Pemeriksaan koagulasi harus dikerjakan pada pasien.
3.10 KOMPLIKASI
o Stroke hemoragik
1. Elevasi kepala higga 30o untuk mengurangi volume vena intrakranial serta
memperbaiki drainase vena.
2. Manitol intravena (mula-mula 1,5 g/kg bolus, lalu 0,5 g/kg tiap 4-6 jam
untuk mempertahankan osmolalitas serum 295-310 mOsm/L).
Perawatan Umum
1. Dari seluruh penderita PISH hanya sedikit kasus yang harus dioperasi.
2. Kriteria memilih pasien untuk operasi harus ketat dan sesuai dengan
norma-norma kemanusiaan. Harapan terhadap hasil tindakan operasi harus
terfokus terhadap quality of survival yang dapat diterima oleh pasien,
keluarganya dan masyarakat.
3. IED dan SDH ketebalan lebih dari 5 mm dan pergeseran garis tengah
dengan GCS 8 atau kurang.
Tindakannya : 10,12
Penggunaan manitol
Rencana edukasi :
2. Injeksi Citicoline
Mekanisme kerja :
3.12 PROGNOSIS
ANALISIS KASUS
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA