Anda di halaman 1dari 14

Leukorea

Leukorea ( duh tubuh, keputihan, flour albus, white discharge ) adalah nama
gejala yang diberikan pada cairan yang dikeluarkan dari alat genital yang tidak berupa
darah.
Leukorea adalah cairan yang keluar dari vagina. Dalam keadaan biasa, cairan ini tidak
sampai keluar, namun belum tentu bersifat patologis. Sumber cairan ini dapat berasal
dari sekresi vulva, cairan vagina, sekresi serviks, sekresi uterus, atau sekresi tuba falopii,
yang dipengaruhi fungsi ovarium.
Proporsi wanita yang mengalami leukorea bervariasi antara 1 15% dan hampir
seluruhnya memiliki aktifitas seksual yang aktif, tetapi jika merupakan suatu gejala
penyakit dapat terjadi pada semua umur.
Penyebab leukorea terkait dengan cara kita merawat organ reproduksi. Dapat
juga diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu bakteri, jamur, virus, parasit, benda asing,
neoplasma/ keganasan pada alat genetalia dan iritasi. Dapat dibedakan antara leukorea
yang fisiologik dan yang patalogik.Leukoreadapat terjadi secara fisiologis maupun
patologis.Leukorea Fisiologis terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mukus
yang mengandung banyak epitel dengan leukosit jarang, sedang pada kondisi patologis
terdapat banyak leukosit.
Leukorrea fisiologis biasa ditemukan. pada keadaan antara lain:
1. Bayi baru lahir terutama sampai usia 10 hari, hal ini disebabkan pengaruh
estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina bayi.
2. Waktu disekitar menarche, timbul karena pengaruh estrogen.Leukorea
ini akan hilang sendiri tetapi dapat meresahkan orang tua penderita.
3. Rangsangan seksual pada wanita dewasa
4. Waktu sekitar ovulasi, karena sekret dari kelenjar-kelenjar seviks uteri
menjadi lebih encer.
5. Pada wanita dengan penyakit menahun, pengeluaran sekret
kelenjar serviks uteri juga bertambah.
Leukorea patologis terbanyak disebabkan oleh infeksi biasanya oleh jamur, bakteri,
parasit, virus, disini cairan berwarna kekuningan sampai hijau, sering kali lebih kental dan
berbau, dan banyak mengandung leukosit. Selain itu leukorea dapat juga disebabkan oleh
vaginitis karena bahan-bahan kimiawi, pengobatan sendiri dengan obat-obatan topical
atau pembersih vagina berulang-ulang.Juga dapat ditemukan pada neoplasma baik
jinak maupun ganas.
Berdasarkan penyebabnya, infeksi-infeksi tersebut adalah:

Bakteri :

Gardnerella vaginalis
Menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang dianggap
sebagai bahan dari mikroorganisme normal dalam vagina karena seringnya
ditemukan. Bakteri batang gram positif ini biasanya mengisi penuh sel epitel
vagina dengan membentuk bentukan khas dan disebut sebagai clue cell.
Gardnerella vaginalis menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa
amin yang menimbulkan bau amis seperti ikan. Cairan vagina tampak berwarna
keabu-abuan pH.sekret vagina > 4,5 ( pH normal adalah < 4,5 ).
Secara klinik menurut Amsel (1983), untuk menegakkan diagnosis
vaginosis bakterial harus ada tiga dari empat kriteria sebagai berikut, yaitu:
1) Sekret vagina homogen, tipis, putih, melekat pada dinding vagina.

Sekret vagina bakterial vaginosis ini biasanya tipis, putih keabu-abuan,


homogen, dan melekat pada dinding vagina
2) pH vagina > 4,5.

pH vagina mudah ditentukan dengan menggunakan kertas lakmus


( interval 4,0 7,0 ). Biasanya pH vagina pada kasus bakterial vaginosis > 4,5
3) Bau amis dari vagina setelah penambahan KOH 10 %.
Whiff test dinyatakan positif: bila bau amis atau bau amin terdeteksi dengan
penambahan KOH 10 % pada sekret vagina. Bau disebabkan pelepasan amin
terutama putresin dan kadaverin dan asam organik hasil alkalisasi bakteri
anaerob.
4) Adanya clue cell ( lebih dari 20 % )
Identifikasi clue cell pada preparat basah saline :
- clue cell yang merupakan epitel vagina yang terlepas dimana pada
permukaan sel-sel ini terdapat bintik-bintik keabuan, penuh dengan
Gardnerella vaginalis merupakan gejala patognomonis dari vaginosis
bakterial.
- Untuk diagnosis vaginosis bakterial berdasarkan patokan jumlah clue cell
20% dari seluruh jumlah sel epitel vagina per lapangan pandang.
Jumlahnya dihitung berdasarkan jumlah rata-rata dari 5 area pada satu
lapang pandang.
- clue cell memiliki tepi yang ireguler dan sitoplasmanya dipenuhi dengan
bakteri, memberikan gambaran granuler.

Klamidiatrakomatis

Infeksi klamidia sering ditemukan pada wanita dewasa yang seksual aktif.
Infeksi klamidia ini juga didapatkan pada bayi dan anak- anak. Infeksi pada bayi
didapatkan pada masa perinatal. Resiko penularan dari ibu dengan infeksi
klamidia pada bayinya saat kelahiran diperkirakan 50%. Infeksi pada bayi yang
paling sering didapatkan adalah
konjungtivitis neonatal, terjadi pada 20 50% bayi yang dilahirkan dengan
infeksi klamidia trakomatis. Klamidia ini mempunyai dinding sel kuman gram
negatif, berukuran 0,2-1,5 mikron, berbentuk sferis, tidak bergerak.
Gonokokus
Gonokokus adalah bakteri yang umumnya menginfeksi karena kontak
seksual. Biasanya pada wanita mengenai membrane mukosa uretra dan
endoserviks, selanjutnya infeksi akan menyebar ke jaringan yang lainnya.
Neisseria gonorrhoeae ini merupakan bakteri gram negatif, diplokokkus,
berdiameter 0,6 1,0 m, koloni berbentuk cembung, berkilau, sifat mukoid,
transparan, tidak berpigmen. Bersifat fakultatif aerobik. Bakteri ini dapat
ditemukan ekstraseluler dan intraseluler dalam leukosit polimorfonuklear
( neutrofil ).
Treponema pallidum
Bakteri ini merupakan penyebab penyakit sifilis. Sifilis termasuk penyakit
akibat hubungan seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum dan
mempunyai beberapa sifat, yaitu : perjalanan penyakitnya sangat kronis, dalam
perjalannya dapat menyerang semua organ tubuh, mempunyai masa laten, dapat
kembali kambuh ( rekuren ), dan dapat ditularkan dari ibu ke janinnya .
Bakteri berbentuk spiral yang ramping. Lengkung spiralnya secara teratur
terpisah satu dengan yang lain. Organisme ini bergerak aktif pada mikroskopis
lapangan gelap. Berotasi dengan cepat disekitar endoflagelnya bahkan setelah
menempel pada sel melalui ujungnya yang lancip. Aksis panjang spiral biasanya
lurus tetapi kadang-kadang melingkar, yang membuat organisme tersebut kadang-
kadang membentuk lingkaran penuh dan kemudian akan kembali lurus ke posisi
semula.
Jamur : Candida albicans.
Candida adalah mikroorganisme opurtunis, dapat dijumpai diseluruh
badan, terutama di mulut, kolon, kuku, vagina dan saluran anorektal. Candida sp
yang paling sering menyebabkan infeksi kandidiasi vulvavaginalis adalah candida
albikan dan patogen yang paling sering diremukan. Selain itu ada spesies candida
non albikan yang bisa menginfeksi adalah candida galbrata.
Pada umumnya infeksi disebabkan adanya kolonisasi yang berebihan dari
spesies kandida yang sebelumnya bersifat komensal pada vulva dan vagina.
Pasangan penderita biasanya juga akan menderita penyakit jamur ini. Keadaan
yang saling menularkan antara pasangan ini disebut sebagai fenomena ping-pong.
Spesies kandida menghasilkan koloni berwarna putih kecoklatan sampai
kekuningan dengan bau seperti ragi, bulat dan besar ( berukuran 3 6 m ),
pertumbuhannya cepat dan menjadi dewasa dalam waktu 3 hari. Permukaan
koloni licin, halus, mengkilat dan kering, mempunyai budding, hifa dan
pseudohifa.
Parasit : Trikomonas vaginalis.
Trikomonas vaginalis merupakan satu-satunya spesies Trichomonas yang
bersifat patogen pada manusia dan dapat dijumpai di traktus urogenital. Biasanya
ditularkan melalui hubungan seksual.
Parasit ini berbentuk lonjong dan mempunyai bulu getar dan pada sediaan
basah mudah terlihat karena gerakannya yang menghentak- hentak. Cairan yang
keluar dari vagina biasanya banyak, berbuih menyerupai air sabun dan berbau.
Leukorea oleh parasit ini tidak selalu gatal, tetapi vagina tampak kemerahan dan
timbul rasa nyeri bila ditekan atau perih bila berkemih.
Trikomonas vaginalis ini berbentuk buah pir dengan satu membran
bergelombang pendek yang dilapisi flagelum dan empat flagela anterior. Parasit
ini paling baik tumbuh pada 35-37 C dalam keadaan anerobik, kurang dapat
tumbuh pada keadan aerobik, organisme ini tidak dapat hidup pada keasaman
vagina normal
Virus : Virus Herpes Simpleks Genitalis.
Herpes simpleks genitalis dapat ditularkan melalui kontak seksual tetapi
tidak dapat ditularkan melalui udara atau melalui air, misalnya jika seseorang
berenang di kolam renang.
Herpes simpleks disebabkan oleh Herpes Virus Hominis atau Herpes
Simpleks virus merupakan salah satu infeksi yang tersering pada manusia .Struktur
virus terdiri atas genom DNA untai ganda linier berbentuk toroid, kapsid, lapisan
tegumen dan selubung.Infeksi dapat berupa kelainan pada daerah orolabial serta
daerah genital, dengan gejala khas adanya vesikel berkelompok di atas dasar yang
eritema .Ada 2 tipe mayor antigenik dimana Herpes Simpleks virus tipe I
berhubungan dengan infeksi pada wajah dan Herpes Simpleks virus tipe II
berhubungan dengan infeksi genital. Pada awal infeksi yang disebabkan Herpes
simpleks tampak kelainan kulit seperti melepuh terkena air panas yang kemudian
pecah dan menimbulkan luka seperti borok dan pasien merasa sakit.
Benda asing.

Adanya benda asing seperti tertinggalnya kondom atau benda tertentu yang
dipakai pada waktu senggama, AKDR, adanya cincin pesarium yang digunakan
wanita dengan prolapsus uteri dapat merangsang pengeluaran cairan vagina yang
berlebihan. Jika rangsangan ini menimbulkan luka akan sangat mungkin terjadi
infeksi penyerta dari flora normal yang berada di dalam vagina sehingga timbul
leukorea.
Neoplasma/ keganasan.
Kanker akan menyebabkan leukorea patologis akibat gangguan
pertumbuhan sel normal yang berlebihan sehingga menyebabkan sel bertumbuh
sangat cepat secara abnormal dan mudah rusak, akibat terjadi pembusukan dan
perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah yang bertambah untuk memberikan
makanan dan oksigen pada sel kanker tersebut. Pada keadaan ini akan terjadi
pengeluaran cairan yang banyak disertai bau busuk akibat terjadinya proses
pembusukan dan disertai oleh adanya darah yang tidak segar.

Jenis Leukorrea

Leukorea Fisiologis

Warna sekret : bening

Kejernihan sekret : jernih

Bau sekret : Tidak berbau

Leukosit sekret : Tidak ada/ sedikit

Leukorea Patologis

Warna sekret : Kuning hingga jingga

Kejernihan sekret : agak keruh

Bau sekret : bau amis

Leukosit sekret : Ada / banyak ( menandakan infeksi )

Patogenesis Leukorea.

Flora vagina normal mencakup Streptokokus alfa hemolitik, Streptokokus


anaerob ( peptostreptokokus ), spesies prevotella, klostridia, Gardnerella
vaginalis, Ureaplasma urealyticum, dan kadang-kadang listeria atau spesies
mobilunkus. Lactobacillus acidophilus ( Doderleins bacillus ) yang paling
dominan.
Gangguan keseimbangan flora normal atau perubahan suasana asam
menjadi alkalis memicu kolonisasi mikroorganisme lain. Keadaan ini dapat
mengakibatkan kelainan berupa vaginosis bakterialis, vaginitis, dan servisitis
sehingga sekret vagina menjadi abnormal dan jumlahnya berlebihan. Pada
vaginosis bakterialis terjadi pertumbuhan berlebihan bakteri Gardnerella
vaginalis akibat peningkatan pH asam vagina alkalis dan pertumbuhan berlebihan
bakteri anaerob lainnya, Bacteroides spp, dan Mobiluncus spp. Vaginitis dapat
disebabkan oleh jamur Candida albicans ( kandidosis, kandidiasis ), serta dapat
disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis ( trikomoniasis ). Sevisitis dapat
disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae dan parasit Chlamydia
trachomatis.Pada keadaan normal, cairan yang keluar dari vagina wanita dewasa
sebelum menopause terdiri dari epitel vagina, cairan transudasi dari dinding
vagina, sekresi dari endoserviks berupa mukus, sekresi dari saluran yang lebih
atas dalam jumlah yang bervariasi serta mengandung berbagai mikroorganisme
terutama Laktobasilus doderlein.
Peranan basil Doderlein dianggap sangat penting dalam menjaga suasana
vagina dengan menekan pertumbuhan mikroorganisme patologis karena basil
Doderlein mempunyai kemampuan mengubah glikogen dari epitel vagina yang
terlepas menjadi asam laktat, sehingga vagina tetap dalam keadaan asam dengan
pH 3,0 4,5 pada wanita masa reproduksi. Suasana asam inilah yang mencegah
timbulnya mikroorganisme.
Bila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina yang
disebabkan oleh beberapa faktor maka terjadi penurunan fungsi basil Doderlein
dengan berkurangnya jumlah glikogen karena fungsi proteksi basil Doderlein
berkurang maka terjadi aktifitas dari mikroorganisme patologis yang selama ini
ditekan oleh flora normal vagina.Progresifitas mikroorganisme patologis secara
klinis akan memberikan suatu reaksi inflamasi di daerah vagina. Sistem imun
tubuh akan bekerja membantu fungsi dari basil Doderlein sehingga terjadi
pengeluaran leukosit PMN, maka terjadilah leukorea.

Anda mungkin juga menyukai