Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

EKSTRAKSI VAKUM

UNIVERSITAS YARSI

Nama : Eneng Sopiah

Nim : 110.2006.085

Pembimbing : dr. R. Irawan M, SpOG

Kepaniteraan Ilmu Obstetri dan Ginekologi RSUD Serang

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Mei 2011
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb,

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul EKSTRAKSI
VAKUM.

Penulisan referat ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas dalam menempuh


kepaniteraan klinik di bagian obstetric dan ginekologi di RSUD Serang. Dalam penulisan
referat ini penulis tidak terlepas dari kesulitan dan hambatan yang dihadapi, namun berkat
pertolongan dari berbagai pihak referat ini dapat terwujud.

Tak lupa ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan setinggi-tingginya kepada
dr. R. Irawan, Sp.OG yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk
memberikan petunjuk, bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan
referat ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah
membantu.

Penulis menyadari bahwa penulisan referat ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Meskipun demikian, penulis telah berusaha
semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya.

Akhir kata penulis berharap semoga referat ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari seluruh pihak demi kesempurnaan referat ini.

Serang, Mei 2011

Eneng Sopiah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 2

BAB III. KESIMPULAN .................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................13


BAB I

PENDAHULUAN

Penggunaan tehnik cupping untuk persalinan sudah diawali pada abad ke 18.

Profesor Young Simpson tahun 1849 memperkenalkan satu alat bantu persalinan yang
dinamakan ekstraksi vakum Ekstraksi Vakum (EV) .

Pada tahun 1956 Malmstrom mengenalkan instrumen ekstraktor vakum modern yang terbuat
dari stainless steel namun akibat sejumlah komplikasi maka alat ini lambat laun
ditinggalkan.

EV kembali digunakan setelah dikenalkannya jenis cawan penghisap sekali pakai yang relatif
lunak. Inovasi dalam desain instrumen dan ketrampilan aplikasi cawan penghisap telah
meningkatkan keamanan penggunaan EV . Secara progresif, EV telah menggeser penggunaan
ekstraksi cunam EC dalam proses persalinan.

Saat ini EC masih populer dikalangan dokter senior karena alasan konservatif. Meski pun
memang untuk kelainan presentasi janin tertentu masih terlihat keunggulan penggunaan EC
dibandingkan EV. Tindakan EV menjadi semakin terkenal akibat mudahnya penggunaan,
rendahnya morbiditas ibu dan tingginya keamanan bagi ibu meskipun masih ada sejumlah
komplikasi serius pada neonatus. Masalah dalam penggunaan EV harus diatasi dengan
menentukan indikasi , tehnik aplikasi ekstraksi vakum secara tepat .

Semakin banyaknya ahli obstetri ginekologi senior yang pensiun, penyelenggaraan pelatihan
persalinan operatif per vaginam yang terkendala, masalah mediko-legal dan perubahan
perubahan praktis lain termasuk juga dengan semakin tingginya angka seksio sesar SS
merupakan faktor yang menyebabkan tidak jelasnya kelanjutan berbagai macam tindakan
persalinan operatif pervaginam termasuk diantaranya adalah EV.

Sebenarnya, dengan memperhatikan indikasi, syarat, kontraindikasi serta tehnik aplikasi,


persalinan operatif per vaginam dengan menggunakan alat seperti misalnya EC atau EV
masih diperlukan untuk mengatasi tingginya biaya serta resiko tindakan operasi SS.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 DEFINISI
Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan bantuan di mana janin dilahirkan dengan ekstraksi
tenaga negatif (vakum) pada kepalanya.
Ekstraksi vakum merupakam tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala
pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi. Oleh karena itu,
kerjasama dan kemampuan ibu untuk mengekspresikan bayinya, merupakan faktor yang
sangat penting dalam menghasilkan akumulasi tenaga dorongan dengan tarikan ke arah yang
sama. Tarikan pada kulit kepala bayi, dilakukan dengan membuat cengkraman yang
dihasilkan dari aplikasi tekanan negatif (vakum). Mangkuk logam atau silastik akan
memegang kulit kepala yang akibat tekanan vakum, menjadi kaput artifisial. Mangkuk
dihubungkan dengan tuas penarik (yang dipegang oleh penolong persalinan), melalui seutas
rantai. Ada 3 gaya yang bekerja pada prosedur ini, yaitu tekanan interauterin (oleh kontraksi)
tekanan ekspresi eksternal (tenaga mengedan) dan gaya tarik (ekstraksi vakum).

II. 2 INDIKASI
Mempersingkat kala II pada keadaan :
1. Ibu tidak boleh meneran terlalu lama pada kala II akibat kondisi obstetri
tertentu (pre eklampsia berat, anemia, diabetes mellitus, eklampsia)
2. Kondisi obstetri tertentu :
1. Riwayat SC
2. Kala II memanjang

Pada Nulipara 2 jam

Pada Multipara 1 jam

3. Maternal distress pada kala II

4. Gawat janin pada kala II


II.3 KONTRA INDIKASI
a.Kontraindikasi Absolute :
Disproporsi sepalo-pelvik .
Operator tidak dapat mengenali denominator dengan baik
Operator tidak kompeten untuk melakukan ekstraksi vakum.
Kelainan letak :
o Presentasi Muka
o Letak Dahi
o Presentasi Lintang
o After coming head pada presentasi sungsang
Indikasi tindakan EV tidak jelas
Posisi dan penurunan kepala janin tidak dapat ditentukan dengan jelas
Diduga atau terdapat gangguan faal pembekuan darah pada janin.

b. Kontraindikasi Relatif:
1. Pasca pengambilan sediaan darah dari kulit kepala janin.
2. Prematuritas <36 minggu
Kecuali pada persalinan gemelli anak ke II dimana persalinan hanya
memerlukan traksi ringan akibat sudah adanya dilatasi servix dan vagina.
Dikhawatirkan terjadi trauma intrakranial, perdarahan intrakranial , ikterus
neonatorum berat.
3. IUFD
Oleh karena : tidak dapat terbentuk kaput.
Pada janin maserasi, kranium sangat lunak sehingga pemasangan mangkuk
menjadi sulit.
4.Kelainan kongenital janin yang menyangkut kranium : anensephalus

II. 4 ALAT-ALAT
1.Cawan penghisap ( cup )

Bagian yang dipakai untuk membuat kaput suksadaneum artifisialis. Dengan mangkuk inilah
kepala diekstraksi. Pemilihan ukuran cawan penghisap disesuaikan dengan dilatasi
serviks.Pada dilatasi servik yang sudah lengkap biasanya dipasang ukuran yang
terbesar (70 mm). Pada dinding belakang mangkuk terdapat tonjolan, untuk tanda
letak denominator.

Macam cup :

Cawan penghisap baru terbuat dari berbagai


material seperti polietilene atau silastik
plastik.
Desain cawan penghisap yang kaku dan
terbuat dari stainless steel ditemukan
pada berbagai model dari Malmstrom yang
sudah dikenal sejak tahun 1960 an. Sekarang
ini di produksi berbagai cawan penghisap
yang menyerupai model Malmstrom namun terbuat dari bahan plastik yang lunak atau kaku.
Model ini pertamakali digunakan pada kasus posisi kepala defleksi atau pada posisio osipito
posterior namun saat ini peralatan tersebut sudah lazim digunakan pada berbagai jenis
persalinan pervaginam.
Cawan penghisap lunak sering menyebabkan kegagalan EV dibandingkan dengan
penggunaan cawan penghisap kaku (pastik atau metal ) atau EC. Hal ini terutama disebabkan
oleh mudahnya cawan penghisap lunak tersebut lepas (pop off) dari kepala saat dilakukan
traksi. Akan tetapi, aplikasi cawan penghisap lunak ini lebih jarang menyebabkan cedera
pada kepala janin meskipun daya cengekeramnya lebih kurang dibandingkan cawan yang
kaku.
Masalah lain adalah bahwa sebagian desain alat ekstraktor yang terbuat dari plastik memiliki
tabung penghubung yang kaku sehingga menyulitkan aplikasi cawan penghisap secara tepat
khususnya pada letak defleksi atau posisio osipitalis posterior dan ini merupakan faktor
penyebab kegagalan EV. Untuk mengatasi keadaan tersebut maka EV dilakukan dengan
menggunakan instrumen Malmstrom klasik dan menggantikan cawan penghisap dengan
bahan yang terbuat dari bahan silastik atau plastik yang rigid.

2. Botol penghisap
Tempat membuat tenaga negatif (vakum). Pada tutup botol terdapat manometer, saluran
menuju tempat penghisap, dan saluran yang menuju ke mangkuk yang dilengkapi dengan
pentil.
3. Selang vakum
Pipa karet mengubungkan kap dengan botol penghisap
4. Pompa penghisap
5. Manometer
Fungsinya untuk mengukur tekanan negative, mempunyai 2 skala yaitu atm/cm2 dan kg/cm2.
6.Rantai penghubung
Pada penampang melintang cawan penghisap terlihat adanya rantai yang merupakan alat
pengaman agar cawan tidak mudah terlepas dari pegangan saat melakukan traksi.
7. Pegangan
Logam palang dengan lubang di dalamnya yang dilalui oleh rantai penarik.

II. 5 SYARAT-SYARAT

Syarat ekstraksi vakum


1. Inform consent

Pada setiap tindakan medik diperlukan informed consent yang harus dilihat sebagai
bagian dari suatu proses dan bukan sekedar selembar formulir yang harus diisi dan
ditanda tangani oleh penderita dan atau keluarganya.
Informed Consent berisi penjelasan mengenai perlunya satu tindakan medis harus
dilakukan, manfaat serta resiko yang mungkin terjadi serta bagaimana tindakan
tersebut dilakukan. Selain itu harus disampaikan pula berbagai alternatif tindakan
medis lain untuk menyelesaikan masalah medik yang terjadi.

2. Janin cukup bulan


3. Presentasi kepala
4. Pembukaan lengkap atau >7 pada multigravida
5. Penurunan kepala H III-IV
6. Selaput ketuban negatif
7. Harus ada kekuatan meneran ibu dan kontraksi uterus
8. Janin harus dapat lahir pervaginam

Bila posisi dan derajat penurunan janin masih belum jelas maka dapat dilakukan
1
pemeriksaan ultrasonografi transvaginal atau transperineal terlebih dulu .
Ultrasonografi dapat digunakan pula untuk menentukan ketepatan aplikasi cawan
penghisap.
Posisi kepala ditentukan dengan melihat kedudukan orbita janin dan identifikasi
karakteristik anatomi intrakranial (falx cerebri, fossa posterior) dan station kepala
janin ditentukan berdasarkan pemeriksaan utrasonografi translabial.
Pemeriksaan konfirmatif dengan ultrasonografi ini memerlukan pengalaman dan
dilakukan secara bedside.

II. 6 PROSEDUR EKSTRAKSI VAKUM

- Persiapkan ibu dalam posisi litotomi.


- Kosongkan kandung kemih dan rektum
- Bersihkan vulva dan perineum dengan antiseptik
- Beri infus bila diperlukan
- Siapkan alat-alat yang diperlukan.
Teknik Ekstraksi
Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui posisi kepala, apakah ubun-ubun kecil
terletak di depan atau kepala, kanan/kiri depan, kanan/kiri belakang untuk menentukan letak
denominator.
Lakukan episiotomi primer dengan anestesi lokal sebelum mangkuk dipasang pada
primigravida. Sedangkan pada multipara, episiotomi dilakukan tergantung pada keadaan
perineum. Dapat dilakukan episiotomi primer atau sekunder (saat kepala hampir lahir dan
perineum sudah meregang) atau tanpa episiotomi.
Lakukan pemeriksaan dalam ulang dengan perhatian khusus pada pembukaan, sifat serviks
dan vagina, turunnya kepala janin dan posisinya. Pilih mangkuk yang akan dipakai. Pada
pembukaan serviks lengkap, biasanya dipakai mangkuk nomor 5.
Masukkan mangkuk ke dalam vagina, mula-mula dalam posisi agak miring, dipasang di
bagian terendah kepala, menjauhi ubun-ubun besar. Pada presentasi belakang kepala, pasang
mangkuk pada oksiput atau sedekat-dekatnya.
Dengan satu atau dua jari tangan, periksa sekitar mangkuk apakah ada jaringan serviks atau
vagina yang terjepit.
Lakukan penghisapan dengan pompa penghisap dengan tenaga 0,2 kg/ cm2, tunggu
selama 2 menit. Lalu naikkan tekanan 0.2 kg/cm2 tiap 2 menit sampai sesuai tenaga vakum
yang diperlukan, yaitu 0,7 samapi 0,8 kg/cm2.
Sebelum mengadakan traksi, lakukan pemeriksaan dalam ulang, apakah ada bagian lain
jalan lahir yang ikut terjepit.
Bersamaan dengan timbulnya his, ibu diminta mengejan. Tarik mangkuk sesuai arah sumbu
panggul dan mengikuti putaran paksi dalam. Ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri menahan
mangkuk agar selalu dalam posisi yang benar, sedang tangan kanan menarik pemegang.
Traksi dilakukan secara intermiten bersamaan dengan his. Jika his berhenti traksi juga
dihentikan.
Lahirkan kepala janin dengan menarik mangkuk ke atas sehingga kepala melakukan
gerakan defleksi dengan suboksiput sebagai hipomoklion, sementara tangan kiri penolong
menahan perineum. Setelah kepala lahir, pentil dibuka, lalu mangkuk dilepas. Lama tarikan
sebaliknya tidak lebih dari 20 menit, maksimum 30 menit.

TIPS
- Jangan memutar kepala bayi dengan cara memutar mangkok. Putaran kepala bayi akan
terjadi sambil traksi.
- Tarikan pertama menentukan arah tarikan.
- Jangan lakukan tarikan di antara his.
- Jika tidak ada gawat janin, tarikan terkendali dapat dilakukan maksimum 30 menit.

II. 7 KRITERIA EKSTRAKSI VAKUM GAGAL

1. Waktu dilaukan traksi, mangkuk terlepas sebanyak 3 kali.


Mangkuk terlepas pada waktu traksi, kemungkinan disebabkan:
a. Tenaga vakum terlalu rendah
b. Tekanan negatif dibuat terlalu cepat, sehingga tidak terbentuk caput
suksedaneum yang sempurna yang mengisi seluruh mangkuk.
c. Selaput ketuban melekat antara kulit kepala dan mangkuk sehingga mangkuk
tidak dapat mencengkram dengan baik
d. Bagian-bagian dalam jalan lahir ada yang terjepit kedalam mangkuk.
e. Kedua tangan kiri dan kanan penolong tidak bekerja sama dengan baik.
f. Traksi terlalu kuat
g. Cacat (defect) pada alat, misalnya kebocoran pada karet saluran penghubung.
h. Adanya disproporsi sefalo-pelvik.
2. Dalam waktu setengah jam dilakukan traksi,janin tidak lahir.
II.8 KOMPLIKASI

Pada bayi
Tidak ada satu tindakan persalinan operatif per vaginam yang tidak disertai peningkatan
resiko ibu dan atau anak .
Angka kejadian kematian janin atau cedera neonatus yang berat akibat EV sangat rendah
dan berada pada rentang 0.1 3 kasus per 1000 tindakan EV.
Secara klinik, cedera kulit kepala terutama disebabkan oleh sifat fisik cawan penghisap yang
digunakan. Saat diberikan tekanan negatif, kulit kepala akan masuk kedalam cawan
penghisap sehingga terjadi chignon. Traksi yang terlalu kuat akan menyebabkan terpisahnya
kulit kepala dari dasarnya sehingga meski jarang namun dapat menyebabkan perdarahan
(cephalohematoma dan hemoragia subgaleal.

Resiko lain yang dapat terjadi pada tindakan EV adalah :

Laserasi kulit kepala


Fraktura kranium
Perdarahan subarachnoid
Sefalhematoma, akan hilang dalam 3 4 minggu.
Subgaleal hematoma. Hematoma ini cepat diresorbsi tubuh janin. Bagi janin yang
mempunyai fungsi hepar belum matur dapat menimbulkan ikhterus neonatorum yang agak
berat.
Laserasi pada kepala janin

Akibat EV sering terjadi ekimosis dan laserasi kulit kepala dan ini umumnya terjadi bila
cawan penghisap dengan tekanan tinggi berada diatas kulit kepala janin dalam waktu yang
relatif lama ( 20 30 menit ).
Cawan penghisap bukan suatu alat yang di masksudkan sebagai rotator ; usaha melakukan
rotasi kepala dengan menggunakan EV akan menyebabkan cedera pada kulit kepala janin.
Bila operator menghendaki terjadi rotasi kepala maka hal itu dilakukan secara manual tanpa
paksaan dan bukan dengan menggunakan cawan penghisap.

Outcome neonatus jangka panjang

Tidak terdapat perbedaan outcome jangka panjang antara anak yang lahir secara spontan
dengan yang dilahirkan melalui EV atau EC.
Pengamatan outcome jangka panjang dalam berbagai penelitian dilakukan sampai usia 18
tahun dan skoring dibuat atas kemampuan sekolah, berbicara, perawatan diri sendiri dan
status neurologi.

Cedera maternal
Resiko cedera ibu pada tindakan ekstraksi vakum lebih rendah dibandingkan dengan tindakan
ekstraksi cunam atau seksio sesar.

1.Laserasi jalan lahir

Laserasi perineum adalah komplikasi paling sering terjadi pada persalinan operatif per
vaginam. Seringkali terjadi robekan perineum berkaitan dengan episiotomi. Ruptura perinei
tingkat III dan IV pada tindakan EV berkisar antara 5 30% .
Angka kejadian ruptura perinei pada tindakan EV lebih rendah dibandingkan tindakan
ekstraksi cunam. Tindakan ekstraksi cunam sering menyebabkan ruptura perinei totalis.
Episiotomi elektif merupakan predisposisi terjadinya ruptura perinei tingkat IV dan banyak
ahli berpendapat bahwa episiotomi sebaiknya dikerjakan bila perineum yang tegang
mengganggu jalannya persalinan. Jenis episiotomi sebaiknya dari jenis medio lateral yang
meskipun rekosntruksinya lebih sulit namun jarang meluas sehingga menyebabkan ruptura
perinei tingkat IV ( ruptura perinlei totalis )
2.Trauma jalan lahir
3. Infeksi

II.9 KEUNTUNGAN EKSTRAKSI VAKUM DIBANDINGKAN DENGAN EKSTRAKSI


CUNAM

Pemasangan mudah
Tidak diperlukan narkosis umum
Mangkuk tidak menambah besar ukuran kepala yang harus melalui jalan lahir.
Ekstraksi vakum dapat dipakai pada kepala yang masih tinggi dan pembukaan serviks
yang belum lengkap
Trauma pada kepala janin lebih ringan.

II.10 KERUGIAN EKSTRAKSI VAKUM DIBANDINGKAN DENGAN EKSTRAKSI


CUNAM

Proses persalinan membutuhkan waktu yang lebih lama.


Tenaga traksi pada ekstraktor vakum tidak sekuat ekstraksi cunam.
Pemeliharaan instrumen ekstraktor vakum lebih rumit.
Ekstraktor vakum lebih sering menyebabkan icterus neonatorum.
BAB III
KESIMPULAN

Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan bantuan di mana janin dilahirkan dengan ekstraksi
tenaga negatif (vakum) pada kepalanya. Operator harus menggunakan peralatan ini dengan
hati hati untuk membatasi terjadinya cedera maternal atau fetal. Penggunaan instrumen
vakum untuk persalinan operatif per vaginam harus dilakukan oleh operator yang
berpengalaman dan kompeten.
Laserasi kulit kepala dan cepal hematoma merupakan komplikasi utama pada penggunaan
alat ini, namun mayoritas penyulit tersebut adalah akibat seleksi yang buruk dan pemaksaan
persalinan pervaginan dengan segala resiko. Laserasi pada jalan lahir adalah komplikasi
paling sering pada ibu. Traksi pada vakum yang menempel pada kepala saat melewati
perineum dapat lebih mengendalikan distensi perineum, dan bahkan dapat menghindari
perlunya episiotomi.
DAFTAR PUSTAKA

1.Prawiroharjo, Sarwono. 2010 . Ilmu bedah Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
2. Akmal S, Kametas N, Tsoi E, Hargreaves C, Nicolaides KH. Comparison of transvaginal
digital examination with intrapartum sonography to determine fetal head position before
instrumental delivery. Ultrasound Obstet Gynecol. May 2003;21(5):437-40. [Medline].
3. American College of Obstetrics and Gynecology: Clinical management guidelines for
obstetrician-gynecologists. In: ACOG Practice Bulletin. 17: June 2000.
4. Cunningham FG (editorial) : Forceps Delivery and Vacuum Extraction in William
Obstetrics 22nd ed p 547 563 , Mc GrawHill Companies 2005
5. Duchon MA, DeMund MA, et al: Laboratory comparison of modern vacuum extractor.
Obstet Gynecol 72 : 155, 1998
6.Ekstrasi vakum. 2008. Diunduh dari : www.scrib.com/doc/6502554/ekstraksi-vakum.html
7.Ekstraksi vakum. Diunduh dari : www.repository.ui.ac.id.dokumen/lihat/2162.pdf
8.Ekstraksi vakum. Diunduh dari : www.obfkumj.blogspot.com/2009/07/ekstraksi-
vakum.html
9.Ekstraksi vakum. Diunduh dari : www.rafani.co.cc/2009/07/ekstraksi-vakum.html

Anda mungkin juga menyukai