Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum kehamilan berusia 20
minggu atau kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan ( Sarwono, 2002).
Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan, sedangkan abortus
yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan disebut abortus provokatus.
Angka kejadian abortus sukar ditentukan kerena abortus provokatus banyak yang
tidak dilaporkan, kecuali bila sudah terjadi komplikasi. Abortus spontan dan tidak jelas
umur kehamilannya, hanya sedikit memberikan gejala atau tanda sehingga biasanya ibu
tidak melapor atau berobat. Sementara itu, dari kejadian yang dikatahui, 15 – 20 %
merupakan abortus atau kehamilan ektopik. Sekitar 5 % dari pasangan yang mrncoba
hamil akan mengalami 2 keguguran yang berurutan, dan sekitar 1 % dari pasangan
mengalami 3 atau lebih keguguran yang berurutan.
Rata-rata terjadi 114 kasus abortus per jam. Sebagian besar studi menyatakan
kejadian abortus spontan antara 15 – 20 % dari semua kehamilan. Kalau dikaji lebih jauh
kejadian abortus sebenarnya bisa mendekati 50 %. Hal ini terjadi karena tingginya angka
chemical pregnency loss yang tidak bisa diketahui pada 2-4 minggu setelah konsepsi.
Salah satu jenis abortus yaitu abortus iminens ( abortus mengancam ) yang mana
dalam keadaan ini kemungkinan kehamilan masih bisa dipertahankan, tapi juga tidak
menuntut kemungkinan bisa menjadi abortus insipien ( keguguran yang sedang
berlangsung ) yang tentunya pada keadaan ini kehamilan tidak bisa lagi unutuk
dipetahankan.
Salah satu unsur penting penanganan dalam abortus iminens yaitu dengan tirah
baring, karena dengan ini aliran darah ke uterus bertambah, selain itu juga akan
mengurangi rangsangan mekanik.

1.2. Tujuan Penulisan


1. Tujuan umum
Diharapkan mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan asuhan kebidanan
pada ibu dengan indikasi abortus iminens.

2. Tujuan khusus

1
Diharapkan mahasiswa dapat:
a) Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif pada ibu dengan
indikasi abortus iminens.
b) Mengidentifikasi diagnosa dan masalah pada ibu dengan indikasi abortus
iminens.
c) Intervensi sesuai dengan diagnosa dan masalah yang ada pada ibu dengan
indikasi abortus iminens.
d) Melakukan implementasi pada ibu dengan indikasi abortus iminens.
e) Melakukan evaluasi pada ibu dengan indikasi abortu iminens.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2
2.1 Konsep Abortus
2.1.1 Pengertian
Keguguran atau abortus adalah dikeluarkanya hasil konsepsi sebelum mampu
hidup di luar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau usia kehamilan
kurang dari 28 minggu. Kejadian abortus sulit diketahui, kerena sebagian besar tidak
dilaporkan dan banyak dilakukan atas permintaan. Keguguran spontan diperkirakan
sebesar 10 sampai 15 %.
a. Berdasarkan pelaksanaannya atau pelaku, dibagi menjadi :
1. Keguguran buatan terapeutik, dilakukan tenaga medis secara legeartis berdasar
indikasi medis.
2. Keguguran buatan ilegal, dilakukan tanpa dasar hukum atau melawan hukum.
b. Berdasarkan gambaran klinisnya, gugur kandung :
1. Keguguran lengkap (abortus kompletus), semua hasilkonsepsi dikeluarkan
seluruhnya.
2. Keguguran tidak lengap (abortus inkompletus), sebagian hasil konsepsi masih
tersisa dalam rahim yang dapat menimbulkan penyulit.
3. Keguguran mengancam (imminens).
4. Keguguran tak terhalangi (abortus insipien)
5. Keguguran habitualis
6. Keguguran dengan infeksi (abortus infeksiosus)
7. Missed abortion. ( Manuaba, 2010)
2.1.2 Penyebab Abortus/Keguguran
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti tetapi terdapat
beberapa faktor sebagai berikut :
1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi. Kelainanan pertumbuhan hasil konsepsi dapat
menyebabkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi
dikeluarkan. Gangguan pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi karena :
a. Faktor kromosom. Gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom,
termasuk kromosom seks.
b. Faktor lingkungan endomertrim.
1. Endometrium yang belum siap untuk menerima inplantasi hasil konsepsi.
2. Gizi ibu kurang karena anemia atau jarak kehamilan terlalu pendek.
c. Pengaruh luar.
1. Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi.

3
2. Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi yang menyebabkan
pertumbuhan hasil konsepsi terganggu.
2. Kelainan pada plasenta
a. Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat
berfungsi.
b. Gangguan pembuluh darah plasenta, diantaranya pada diabetes melitus.
c. Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta shingga
menimbulkan keguguran.
3. Penyakit Ibu. Penyakit ibu dapat secara langsung memengaruhi pertumbuhan janin
dalam kandungan melalui plasenta.
a. Penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria, sifilis.
b. Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran O 2 menuju sirkulasi
retroplasenter.
c. Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyalit ginjal, penyakit hati, penyakit
diabetes melitus.
4. Kelainan yang terdapat di rahim. Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya
janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk miomauteri, uterus arkuatus, uterus
septus, retrofleksia uteri, serviks inkompete, bekas operasi pada serviks (Konisasi,
amputasi serviks), robekan serviks postpartum.( Manuaba, 2010).
Variasi Perdarahan pada Keguguran
a. Sedikit dan berlangsung lama.
b. Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan.
c. Perdarahan tidak menyebabkan gangguan apapun; dapat menimbulkan syok, nadi
meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah ujung ( akral) dingin.
Tabel 2.1 Variasi Pengeluaran hasil Konsepsi
Umur Kehamilan Variasi
< 14 minggu Plasenta belum terbentuk sempurna,
dikeluarkan seluruh atau sebagian hasil
konsepsi.
< 16 minggu Pembentukan plasenta sempurna dapat di
dahului dengan ketuban pecah diikuti
pengeluaran hasil konsepsi, dan dilanjutkan
dengan pengeluaran plasenta, berdasarkan
proses persalinannya dahulu disebutkan

4
Umur Kehamilan Variasi
persalinan immaturus.
Lebih dari 6 minggu hasil konsepsi tidak Terjadi ancaman baru dalam bentuk
dikeluarkan gangguan pembekuan darah.

2.1.3 Patofisiologis
Abortus biasanya disertai dengan perdarahan didalam desidua basalis dan
perubahan nekrotik didalam jaringan-jaringan yang berdekatan dengan tempat
perdarahan. Ovum yang terlepas sebagian atau seluruhnya dan mungkin menjadi benda
asing didalam uterus sehingga merangsang kontraksi utrus dan mengakibatkan
pengeluaran janin (Sujiyatini, 2009).
2.1.4 Diagnosis
Abortus dapat diduga bila seorang wanita dalam mas reproduksi mengeluh tentang
perdarahan pervaginam setelah mengalami haid terlambat, sering pula terdapat rasa
mulas. Kecurigaan tersebut dapat diperkuat dengan ditentukanya kehamilan muda pada
pemeriksaan bimanual dan dengan tes kehamilan secara biologis (galli Mainini) atau
imunologi (pregnosticon, gravindex) bilamana hal itu dikerjakan. Harus diperhatiakan
macam dan banyaknya perdarahan, pembukaan serviks dan adanya jaringan dalam kavum
uterus atau vagina.
2.1.5 Komplikasi
Komplikasi yang serius kebanyakan terjadi pada fase abortus yang tidak aman
(unsafe abortion) walaupaun kadang-kadang dijumpai juga pada abortus spontan.
Komplikasi dapat berupa perdarahan, kegagalan ginjal, infeksi, syok akibat perdarahan
dan infeksi sepsis.
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi
dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat
terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrifleksi. Jika terjadi peristiwa ini penderita perlu diamati dengan teliti jika
da tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi, dan tergantung dari luas dan
bentuk perforasi, penjaitan luka perforasi atau perlu histerektomi. Perforasi uterus
pada abortus yang dikerjakan oleh seorang awam menimbulkan persoalan gawat

5
karena perlukaan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi pada kandung kemih
atau usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinaya peforasi, laparatomi
harus segera dilakukan untuk memntukan luasnya cedera, untuk selanjutnya
mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komlikasi.
3. Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus tetapi
baiasanya didapatkan pada abortus inkomplet yang berkaitan erat dengan suatu
abortus yang tidak aman (unsafe abortion).
4. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan ( syok hemoragi) dan karena
infeksi berat (syok endoseptik). (Sujiyatini dkk).
2.1.6 Penatalaksanaan
Untuk penatalaksanaan abortus berulang dibutuhkan anamnesis yang terarah
mengenai riwayat suami istri dan pemeriksaan fisik ibu baik secara anatomis maupun
labiratorik.
Gambar 2.2 Penatalaksanaan keguguran

GAMBARAN KLINIS KEGUGURAN

Keguguran mengancam Keguguran membakat Keguguran tak lengkap.

a. Perdarahan sedikit a. Perdarahan banyak Keguguran dengan


b. Nyeri perut b. Nyeri perut infeksi
c. Tidak ada c. Ada pembukaan
pembukaan serviks serviks a. Perdarahan
b. Nyeri perut
c. Ada pembukaan
serviks
d. Demam
e. Darah cairan
berbau dan kotor

Konservatif Tindakan definitif

a. Istirahat a. Persiapan infus


b. Obat: Vit. B b. Transfusi darah
kompleks dan c. Antibiotika
penenang 6
d. Persiapan kuretase
c. Pemulangan bila
bebas perdarahan, (dengan narkosa)
rasa nyeri hilang, e. Observasi
dan tes hamil kesadaran,
2.2 Konsep Abortus Imminens
2.2.1 Pengertian
Suatu abortus imminens dicurigai bila terdapat pengeluaran vagiana yang
mengandung darah, atau perdarahan pervaginam pad trimester pertama kehamilan.
Suatu abortus imminens dapat atau tanpa disertai rasa mulas ringan, sama dengan
pada waktu menstruasi atau nyeri pinggang bawah (Sujiyatini, 2009).
Keguguran mengancam (abortus imminens) ditegakan dengan adanya
keterlambatan datang bulan, perdarahan disertai perut salkit (mules). Pada
pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan usia kehamilandan terjadi
kontraksi otot rahim (Manuaba, 2010).
Abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadinya abortus,
ditandai perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi
masih baik dalam kandungan ( Sarwono, 2009).
2.2.2 Diagnosis
Diagnosis yang ditegakan dalam kasus abortus imminens dapat diperiksa
melalui tanda-tanda berikiut :
1.Perdarahan sebanyak-banyak, kram atau nyeri perut bawah, belum terjadi
ekspulsi hasil konsepsi.
2.Serviks terbuka, uterus sesuai usia gestasi (Desy kurniawati dan Hanifah
Mirzanie, 2009).
3.Keluhan perdarahan pervagianam pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu
(Sarwono, 2009).
4.Ostium iteri masih tertutup tidak ada keluhan sama sekali kecuali perdarahan
pervaginam.
2.2.3 Penatalaksanaan

7
Tindakan pelaksanaan yang dianjurkan untuk menghindari abortus yang
berlanjut maka disarankan untuk melakukan hal-hal seperti berikut :
1.Istirahat total di tempat tidur :
a. Meningkatkan aliran darah ke rahim
b.Mengurangi rangsangan mekanik
2.Obat-obatan yang dapat diberikan
a. Penenang: Fenobarbital 3 x 30 mg, Valium.
b. Anti-perdarahan: Adona, Transamin
c. Vitamin B kompleks
d. Hormon progestron
e. Penguat plasenta: Gestanon, Duphaston.
f. Anti-kontraksi rahim: duvadilan, Papaverin.
3.Evaluasi
a. Jumlah dan lama perdarahan
b. Test kehamilan dapat diulangi
c. Konsultasi pada dokter ahli untuk penanganan lebih lanjut dan pemeriksaan
USG( Manuaba, 2010)
4.Hindari aktivitas fisik berlebihan, hindari coitus
5.Jika perdarahan berhenti maka lakukan ANC seperti biasa.
6.Jika perdarahan terus berulang maka nilai kondisi janin (PP test atau USG) dan
cari kemungkinan penyebab lain (misalnya gemeli atau mioma).(Desy Kurniawati
dan Hanifah Mirzanie, 2009)

2.3 Konsep Manajemen Asuhan kebidanan


Asuhan kebidanan pada Ny. “…….” G....P.....Ab....dengan Abortus Imminens
2.3.1 Pengkajian Data
Tanggal : jam :
Tempat :
No. Reg :

8
Oleh :
a. Data Subyektif
1. Biodata
Nama ibu : Nama suami :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan
Alamat : Alamat :
2. Keluhan Utama
Apa yang dirasakan ibu saat petugas melakukan pegkajian.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan klien selama hamil : ANCnya, keluhan-keluhan yang dirasakan
selama hamil
4. Riwayat penyakit yang lalu
Pasien dengan Riwayat persalinan lalu dengan abortus yang dapat muncul
selama kehamilan
5. Riwayat Keluarga
Biasanya dalam keluarga mempunyai penyakit menurun, menahun, dan
menular yang dapat mempengaruhi abortus
6. Riwayat haid
Menarche :
Siklus haid :
Lama haid :
Banyaknya :
Dismenorea :
Lochea :
HPHT :
UK :
TP :
7. Riwayat Perkawinan
Nikah :
Lama menikah :
Umur pertama kali nikah :

9
8. Riwayat KB
Apakah ibu sudah pernah mengikuti KB / belum
9. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
Abortus dapat terjadi pada kehamilan trimester I, II ataukah ke III
10. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Mengurangi makan-makanan yang dapat merangsang ibu mual-mual
b. Pola eliminasi
Tidak ada gangguan dalam eliminasi
c. Pola aktivitas
Aktivitas selama nifas terganggu karena ibu setelah kuteare ibu merasa
pusing.
11. Pola kebiasaan
Apakah ibu pernah minum jamu/ obat-obatan yang dapat menyebabkan ibu
merasa pusing
12. Keadaan psikososial
Psikologi
Ibu merasa cemas dengan keadaannya saat ini
Sosial
Tidak ada masalah.
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
K/U : Baik s/d lemah
Kesadaran : Composmentis
TD :
Nadi :
RR :
Suhu :
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Muka : Pucat, ibu nampak cemas
Mata : Konjungtiva pucat, sclera tidak ikterus
Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Tidak pucat, tidak ada stomatitis
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid

10
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, putting susu menonjol,
areola mamae
Abdomen : Tidak ada bekas operasi
Genetalia : Terdapat lochea rubra, sanguinolenta / alba, perdarahan 
150 cc
Ekstremitas : Tidak terdapat oedema dan varises
b. Palpasi
Kepala : Apakah terdapat benjolan abnormal.
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan elenjar tyroid
Dada : Tidak ada nyeri tekan, tidak keluar colostrum
Abdomen : Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah
Leopold I : TFU….cm dan apa yang terdapat pada TFU
Leopold II : Pu-ka/Pu-ki
Leopold III : Menentukan bagian terdahulu janin
Leopold IV : Seberapa besar bagian terdahulu masuk PAP
Ekstremitas : Tidak oedema, tugor baik
c. Auskultasi : Dengan mengguanakan stetoskop
d. Perkusi : Reflek patella pada kaki (+)
2.3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx : Ny. “……” P…….Ab…… UK dengan abortus imminens
Ds : Ibu mengatakan hamil ke ……Uk……. mengalami perdarahan yang
banyak mulai ……….. dan nyeri tekan pada perut bagian bawah
Do : K/U : Baik s/d lemah
Kesadaran : Composmentis
TD :
Nadi :
RR :
Suhu :
Pemeriksaan fisik
Genetalia : Perdarahan dengan jumlah yang banyak
Abdomen : Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah
Pemeriksaan dalam VT : Pembukaan tidak ada.

2.3.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

11
1. Abortus incomplete
2. Anemia
3. Infeksi jalan lahir
4. Syok
2.3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
-
2.3.5 Intervensi
Dx : Ny. “……” P…….Ab…… UK dengan abortus imminens
Tujuan : - tidak sampai terjadi abortus complit
- kehamilanya bisa dipertahankan
- tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil :
TTV : Dalam batas normal
TD :
Suhu :
Nadi :
RR :
Tidak ada komplikasi lain.
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif
2. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
R/ Kecemasan ibu dapat berkurang
3. Jelaskan pada ibu penyebab abortus imminens
R/ Dengan mengetahui penyebabnya ibu dapat berhati-hati dalam menjaga
kehamilannya.
4. Jelaskan pada ibu bahwa janinnya bisa dipertahankan
R/ Ibu mengerti dan mengharapkan janinnya
5. Berikan format inform consent
R/ Perlindungan hukum bagian petugas kesehatan dan kputusan ada ditangan
pasien.
6. Lakukan observasi TTV
R/ Parameter deteksi adanya kelainan
Masalah : kecemasa ibu sehubung dengan kondisi
Tujuan : kecemasan ibu dapat berkurang dan merasa tenang

12
Kriteria hasil : - ibu lebih tenang
- wajah ibu tidak tegang

Intervensi
1. Berikan pada ibu dan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya
R/ Ibu dapat mengungkapkannya dan merasa tenang
2. Beri penjelasan pada ibu tentang keadaannya dan bayinya masih bisa
dipertahankan.
R/ Ibu memahami dan ibu tidak cemas
3. Informasikan pada ibu untuk istirahat total di rumah dan jangan berhubungan suami
istri.
R/ Ibu mengerti dengan penjelasan dan mau mengikuti saran petugas kesehatan.

2.3.6 Implementasi
Disesuaikan dengan intervensi diatas

2.3.7 Evaluasi
Menggunakan metode SOAP

13
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA “Ny.”S” GI P0000Ab000
UK 16 – 18 MINGGU DENGAN INDIKASI ABORTUS IMMINENS
DI RSKB HASTA HUSADA KEPANJEN
3.1 Pengkajian Data
Tanggal : 2 Februari 2018
Jam : 08 .25 WIB
Tempat : RSKB Hasta Husada Kepanjen
1. Data Subyektif
a. Biodata
Nama istri : Ny. “S” Nama Ayah : Tn. “B”
Umur : 21tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sumber Sari
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil anak ke dua dengan usia kehamilan sekarang adalah 2
bulan lebih dan pada tanggal 02-02-2018 perut nya terasa mulas dan
mengeluarkan flek sejak jam 08.25 WIB.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan bahwa dirinya tidak sakit pilek, batuk, demam, dan tidak
menderita penyakit menahun (jantung, paru-paru, asma), menurun (diabetes
miletus, hipertensi), dan menular (HIV/Aids, Hepatitis,TBC).
d. Riwayat penyakit yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular menurun dan
menahun (DM, hipertensi) dan tidak pernah mengalami keadaan yang seperti
sekarang ini.
e. Riwayat Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak mempunyai penyakit seperti
hipertensi, jantung, TBC, DM, hepatitis, dan tidak ada yang mempunyai
keturunan kembar.
f. Riwayat haid
Menarche : 12 tahun

14
Siklus haid : 26 – 30 hari
Lama haid : 6-7 hari
Banyaknya : 2-3 softex/hari.
Keluhan : -
HPHT : 04-12-2017
TP : 11-9-2018
Riwayat Perkawinan
Nikah : 1x
Lama menikah : 1 tahun
Umur pertama kali nikah : 20 tahun
g. Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelumya menggunakan Kb sunti 1 bulan.
h. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Table 3.1 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan
No Jenis Nifas
UK Penyulit Persalin L/P BB H/M Umur
an
1 H A M I L I N I
i. Pola kebiasaan sehari-hari
Table 3.2 Pola kebiasaan sehari-hari
No Sebelum Hamil Selama Hamil
.
1. Nutrisi Makan 3 x sehari dengan
Makan 3 x sehari dengan komposisi komposisi lebih banyak
nasi, sayur, ikan, dan minum air putih sayur, nasi dan ikan. Dan
 6-7 gelas per hari minum air putih kurang
lebih 7-8 jam/hari

15
Lanjutan table 3.2 Pola kebiasaan sehari-hari
No Sebelum Hamil Selama Hamil
.
2. Eliminasi BAB 1 x/hari dengan
konsistensi padat
BAB 1 kali/hari dengan konsistensi
BAK 5-6 x/hari warna
padat.
BAK 3-4 x/hari warna kuning kuning
3. Istirahat Tidur siang kadang-kadang
kalau tidak sibuk
Tidur siang kurang lebih 1 jam
Tidur malam  7-8 jam/hari
Tidur malam kurang lebih 8 jam

4. Aktivitas Ibu mengurangi aktifitas


rumah tangga seperti
Ibu melakukan semua aktivitas rumah
mencuci, setrika dan lain-lain
tangga seperti memasak, mencuci dan
menyapu dan setrika
5. Pola Hygiene Mandi 2 x/hari, gosok gigi 2
x/hari ganti celana dalam 2
Mandi 2 x/hari gosok gigi 2 x/hari
x/hari keramas 3 x/minggu.
keramas 3 x/seminggu

2. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
K/U : Baik
Kesadaran : composmentis
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 36,20 C
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Tampak rambut bersih, lurus tidak rontok, tidak ada
kelainan
Muka : Tidak tampak Pucat, tidak tampak cloasma gravidarum,
ekspresi muka ibu nampak cemas
Mata : Tampak simetris, konjungtiva pucat, sclera tidak ikterus
Hidung : Tampak bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak ada polip
Mulut : Tampak bersih, bibir tidak kering, tidak pucat, tidak ada
stomatitis

16
Dada : Tampak simetris, putting susu menonjol, hiperpigmentasi
areola mamae
Abdomen : Tidak tampak bekas operasi, terdapat strie gravidarum
Genetalia : mengeluarkan flek, tidak ada pembesaran kelenjar
bartolini, tidak ada tanda-tanda infeksi menular seksual,
tidak ada gonorhea.
Ekstremitas : Tampak simetris, tidak tampak varises.
b. Palpasi
Kepala : Tak teraba benjolan abnormal.
Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis ,kelenjar tyroid
dan kelenjar getah bening.
Dada : Tak teraba nyeri tekan, tidak keluar colostrum.
Abdomen : TFU 2 jari atas simpisis
Ekstremitas : Tak teraba edema, tugor kulit baik
VT : Tidak ada pembukaan.
c. Auskultasi
Dada : Tak terdengan bunyi ronchi dan tidak ada wheezing
Perut : bising usus (+)
d. Perkusi
Perut : tidak ada kembung
Ekstremitas : reflek patella +/+
e. Pemeriksaan Penunjang
1. VT : Ø pembukaan (–)
2. Hasil USG (+) abortus imminens
3. Pemeriksaan Lab.Darah Lengkap
Tanggal : 25-06-2017
1. Hemoglobin : 9,8
2. Leukosit : 6.900
3. LED : 70
4. Trombosit : 251.000
5. PCV : 20,5
6. Hitung jenis
a. Eosinophil :0
b. Basophil :0

17
c. Stabneutrophil :0
d. Segmen : 68
e. Lyeuposit :24
f. Monosit :8

3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Dx : Ny.”S”GI P0000 Abooo UK 16-18 minggu dengan abortus imminens
Ds : ibu mengatakan bahwa perut nya terasa mules dan mengeluarkan darah
banyak sejak pukul 06.00 WIB.
Do : TTV
TD : 110/70mmHg
Nadi : 84 x / menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 36,50 C
Masalah : Kecemasan pada ibu sehubungan dengan kondisinya
Ds : Ibu mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini
Do : terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah.

3.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


1. Abortus incomplete
2. Anemia
3. Infeksi jalan lahir
4. Syok

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera


Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk dilakukan tindakan dan terapi yang sesuai.

3.5 Intervensi
Dx : Ny.”S”GI P0000 Abooo UK 16-18 minggu dengan abortus imminens
Tujuan : 1. Tidak terjadi abortus complet
2. Mencegah terjadinya perdarahan yang semakin banyak
3. Agar tidak terjadi komplikasi lain
Kriteria hasil :
1. Hasil konsepsi dapat dipertahankan.
2. Ibu tidak semakin cemas dengan kondisinya

18
3. Ibu tidak sampai anemia dan sampai terjadi syok
4. TTV dalam batas normal.
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit (teratur)
RR : 20x/menit (teratur)
Suhu : 36,5C (axilla)
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif dalam melakukan tindakan
2. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini dan janinnya dapat dipertahankan
R/ Kecemasan ibu berkurang.
3. Jelaskan pada ibu penyebab abortus iminens
R/ Dengan mengetahui penyebabnya ibu dapat berhati-hati dalam menjaga
kehamilannya
4. Lakukan observasi TTV dan keadaan umum
R/ sebagai parameter deteksi adanya kelainan
5. Koloborasi dengan Dr. SpOG.
R/ untuk pemberian tindakan segera dan terapi yang sesuai.

3.6 Implementasi
Tanggal :2 februari 2018
Jam : 08.25 WIB
Dx : Ny.”S”GI P000 Abooo UK 16-18 minggu dengan abortus imminens

08.30 : Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga agar lebi kooperatif
08. 40 :Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini yaitu ibu
mengalami keguguran tetapi janinnya dapat dipertahankan.
08.45 : Jelaskan pada ibu penyebab abortus iminens
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
2. Kekaianan plasenta
3. Penyakit dalam rahim.
08.50 : Melakukan observasi TTV dan keadaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis

19
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 36,50 C
08.55 Koloborasi dengan Dr. SpOG, untuk terapi yang sesuai.

3.7 Evaluasi
Tanggal :2 Februari 2018
Jam : 09. 00 WIB
Dx : Ny.”S”GI P0000 Abooo UK 16-18 minggu dengan abortus imminens

S : Ibu merasa tenang dengan keadaannya setelah diberikan penjelasan.


O : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x / menit
Suhu : 36,50 C
RR : 24 x / menit
Pendarahan kurang lebih 50 cc
A : Ny.”S”GI P0000 Abooo UK 16-18 minggu dengan abortus imminens
P : Lanjutkan Intervensi:
1. Melakukan observasi TTV dan keadaan umum
2. Antarkan ibu ke ruang USG
3. Lanjutkan pemberian terapi obat sesuai petunjuk dokter.

BAB IV

20
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan analisis dari penulis mengenai kesenjangan yang terjadi


antara teori dan kasus. Dimana setelah dianalisis ada kasus Ny.”S” G I P0000 Ab000 UK 16-
18 minggu dengan abortus imminens, penulis tidak menemukan kesenjangan-
kesenjangan tersebut. Dalam kasus ini hampir semua memiliki kesamaan dengan teori.
Dari keluhan sampai dengan penatalaksanaannya.Penanganannyapun dalam teori maupun
dalam kasus tetap dipertahankan karena telah di berikan terapi anti perdarahan dan KIE
yang membantu ibu untuk menjaga kehamilannya.

21
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengkajian didapatkan bahwa Ny.“S” G I P0000 Ab000 dengan abortus
imminens. Masalah yang muncul yaitu cemas yang sehubungan dengan masalah
kehamilannya yang menyebabkan kegelisahan dan ketidaktenagaan.
Untuk mengatasi masalah kehamilan dengan komplikasi abortus imminens ini
hanya memerlukan pengobatan dan pengawasan yang intensif.

5.2 Saran
Hendaknya dalam asuhan kebidanan pada ibu pada abortus iminens dikumpulkan
data yang lengkap dan valid agar kita sebagai parameter dapat memberikan asuhan yang
optimal baik pada intervensi maupun implementasi terlebih dalam melakukan /
mengidentifikasi / mendiagnosa / masalah sehigga kita dapat memahami kebutuhan
segera dan mendapat penanganan yang secepatnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Forte R. William dan Oxorn, Harry. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi
Persalinan. C.V Andi Offset, Yogyakarta.

Kurniawati, Desy dan Mirzenie, Hanifah. 2009. Obgynacea. Tosca enterprise,


Yogyakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk
Pendidikan Bidan. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Prawirohardjo Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo, Jakarta.

Sujiyatini, Mufdlilah, dan Hidayat, Asri. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Nuha
Medika, Yogyakarta.

Taher, Ben, Ziah. 2000, Kapita Selekta Kedokteran Obstetric Ginekologi. Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai