Anda di halaman 1dari 16

PELAYANAN KOMUNITAS

“Pengelolaan Kebidanan Komunitas”

Dosen Pembimbing:
Ibu Puri Kresna Wati.,SST.,M.KM

Disusun Oleh:
1. Apriliani : 19.156.04.11.002
2. Bening Cahya : 19.156.04.11.005
3. Fatmawati Matcik : 19.156.04.11.008

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA TAHUN 2021/2022
Jalan Cut Mutia, No.88A Sepanjang Jaya Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat
A. Pendahuluan
Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga. Individu, yang dilayani adalah
bagian dari keluarga atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak memandang
pasiennya dari sudut biologis, tetapi sebagai unsur sosial yang memiliki budaya
tertentu serta dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan di sekelilingnya.
Pengelolaan kebidanan komunitas mencakup kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pencatatan dan pelaporan. Kebidanan
komunitas dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh bidan disuatu
komunitas. Kegiatan kebidanan komunitas akan terlaksana dengan baik dan memberi
hasil sesuai dengan yang diharapkan jika didasarkan pada suatu rencana. Rencana
adalah pola pikir yang sistematis untuk mewujudkan tujuan dengan
mengorganisasikan dan mendayagunakan sumber yang tersedia.
B. Pengertian

Pengelolaan kata lainnya adalah manajemen. Manajemen berasal dari bahasa


perancis yaitu “management”. Secara etimologi berarti seni melaksanakan dan
mengatur. Menurut Hasibuan (2006) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif
dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Bidan adalah seorang yang telah menjalani dan menyelesaikan pendidikan


bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal serta memenuhi persyaratan untuk
terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktik bidan, terakreditasi, serta
memiliki kualifikasi untuk diregister atau sertifikasi, dan atau secara sah mendapat
lisensi untuk praktik kebidanan (International Confederation Of Midwives). Bidan
sebagai pelaksana utama yang memberikan pelayanan kebidanan, diharapkan
mampu memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat.
Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara
mandiri, kolaborasi atau rujukan.

Pelayanan kebidanan komunitas merupakan bagian dari pelayanan kesehatan


secara keseluruhan. Dalam konsep pelayanan kebidanan komunitas, bidan
merupakan pemeran utama dalam layanan kesehatan ibu dan anak di tingkat
masyarakat sesuai ruang lingkup, fungsi, tugas dan tang gung jawab serta
kewenangan bidan di tingkat komunitas.
Tujuan utama pelayanan kebidanan adalah meningkatkan kesehatan ibu dan
anak. Sasaran pelayanan kebidanan adalah remaja, wanita usia subur, wanita pra
hamil, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, anak pra
sekolah, wanita dengan gangguan sistem reproduksi, wanita dengan klimakterium
dan menopause.

Praktik kebidanan adalah implementasi dari ilmu kebidanan oleh bidan yang
bersifat otonom, kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya, didasari etika dan
kode etik bidan. Manajemen Asuhan Kebidanan adalah pendekatan dan kerangka
pikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah
secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kebidanan Komunitas dapat diartikan
sebagai upaya yang dilakukan oleh bidan di komunitas.

Secara umum suatu stuktur hierarkhi organisasi pelayanan kebidanan adalah


sebagai berikut:

Tingkat pelayanan yang paling rendah, yaitu pelayanan kebidanan di tingkat


komunitas seperti bidan praktik swasta (BPS), pondok bersalin desa (polindes), pos
kesehatan desa (poskesdes), klinik atau rumah bersalin, dan balai pengobatan.

1) Tingkat pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).


2) Pelayanan kesehatan dan rumah sakit daerah (rujukan tingkat pertama/primer).
3) Pelayanan kesehatan regional.
4) Tingkat pelayanan rumah sakit.
5) Tingkat lembaga nasional khusus.
6) Tingkat departemen kesehatan.
Adapun fungsi-fungsi manajemen adalah:
1. Planning
2. Organizing
3. Actuating
4. Controlling
5. Recording and Reporting
A. Perencanaan (PLANNING)
Rencana merupakan suatu pola pikir yang sistematis untuk mewujudkan suatu
tujuan dengan mengorganisasikan dan mendayagunakan sumber yang tersedia. Jadi
yang disebut dengan perencanaan yaitu suatu proses penyusunan rencana yang
menggambarkan keinginan untuk mencapai tujuan tertentu melalui suatu kegiatan
dengan mengorganisasikan dan mendayagunakan sumber yang tersedia. Fungsi
perencanaan membantu sebuah organisasi merumuskan dan mencapai sasarannya.

Ada beberapa dari bentuk perencanaan, yaitu:

1. Perencanaan berdasarkan kurun waktu pelaksanaan


a. Jangka panjang: alokasi waktu 25 tahun.
b. Jangka menegah: alokasi waktu 5 tahun.
c. Jangka pendek: disusun untuk kegiatan tahunan.
Upaya kegiatan komunitas di Indonesia merupakan bagian pembangunan
kesehatan. Oleh karena itu perencanaan kebidanan komunitas mengikuti pada
perencanaan pembangunan tersebut.
1. Perencanaan berdasarkan wilayah
2. Rencana pembangunan nasional (pusat)
3. Rencana pembangunan daerah, seperti: propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa.
4. Perencanaan berdasarkan program
5. Rencana pembangunan kesehatan keluarga
6. Rencana penyuluhan kesehatan
7. Rencana pembangunan puskesmas
Dalam perencanaan pelayanan kebidanan, bidan harus merencanakan mengenai:
1. Tujuan dari apa yang direncanakan.
2. Pendekatan atau strategi untuk mencapai tujuan.
3. Kegiatan-kegiatan pelayanan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
4. Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan.
5. Sumber daya yang akan digunakan.
6. Biaya kegiatan.
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan yang terinci.
Perencanaan dapat terjadi di semua tingkatan sistem kesehatan. Peranan tim
kesehatan dalam pelayanan kebidanan ini, adalah menerjemahkan kebijakan itu di
tingkat komunitas, merencanakan penerapannya, memastikan bahwa kebijakan
tersebut terlaksana. Benang merah dari langkah kegiatan perencanaan adalah:
1. Mengamati keadaan.
2. Mengenali masalah.
3. Menetapkan tujuan.
4. Mengkaji hambatan.
5. Menjadwalkan kegiatan.

A. PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
Kebidanan komunitas merupakan bagian kesehatan komunitas. Setiap kegiatan
pokok yang diarahkan kepada ibu dan anak dalam kaitan dengan kehamilan dan
persalinan, keluarga berencana, serta anak balita merupakan kegiatan terpadu di
dalam kebidanan komunitas. Yang termasuk pengorganisasian adalah Puskesmas,
Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD).
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan kegiatan pembangunan
masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor penggeraknya.
Kelompok dasawisma (kelompok ibu berasal dari sepuluh rumah yang bertetangga)
yang dibentuk melalui kegiatan PKK.
Pengorganisasian berbagai kegiatan yang diperlukan untuk melaksanakan sesuatu
rencana sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan
memuaskan.
Pengaturan sejumlah personil yang dimiliki untuk memungkinkan tercapainya
suatu tujuan yang telah disepakati dengan jalan mengalokasikan masing-masing
fungsi dan tanggung jawabnya.
Hal-hal yang diorganisasikan :
1. Kegiatan yang merupakan pengaturan berbagai kegiatan yang ada ada dalam
rencana sedemikian rupa sehingga terbentuk satu kesatuan terpadu, untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Tenaga pelaksana mencakup pengaturan struktur organisasi, susunan personalia
serta hak dan wewenang dari setiap tenaga pelaksana, sedemikian rupa sehingga
setiap kegiatan ada pennggung jawabnya.
3. Proses pengorganisasian, menyangkut pelaksanaan langkah-langkah yang harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan yang akan dilaksanakan
serta tenaga pelaksanaan yang dibutuhkan, mendapatkan pengaturan yang
sebaiknya-baiknya, serta setiap kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut
memiliki penanggung jawab pelaksanaannya.
Hasil pengorganisasian:
1. Terbentuklah suatu wadah yang pada dasarnya merupakan perpaduan antara
kegiatan yang akan dilaksanakan serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.
2. Wadah yang terbentuk ini di kenal dengan nama organisasi.
3. Kebidanan komunitas merupakan bagian dari kesehatan komunitas. Kegiatan
kebidanan komunitas ditentukan, diatur dan dilaksanakan bersama dengan upaya
kesehatan komunitas. Dari segi kebijaksanaan pembangunan kesehatan, kegiatan
komunitas termasuk didalam upaya kesehatan keluarga. Sistem pemerintahan
Indonesia merupakan daerah otonomi yaitu daerah Tingkat I, Tingkat II (Dinas
Kesehatan Tingkat I dan II) yaitu unit-unit pelayanan yang melaksanakan
pelayanan Kesehatan ibu anak dan keluarga berencana dilaksanakan di
puskesmas, pustu, polindes dan posyandu.

B. PELAKSANAAN (ACTUATING)
Kata lain dari direction (bimbingan) sebagai gerak pelaksanaan. Pelaksanaan atau
actuating berfungsi penciptaan kerja sama antara anggota kelompok serta pada
pengarahan semangat kerja, tekad dan kemampuan keseluruhan anggota untuk
tercapainya tujuan bersama. Pelaksanaan atau actuating merupakan usaha untuk
menjadikan keseluruhan anggota untuk ikut bertekad dan berupaya dalam rangka
mewujudkan tujuan kelompok.
Untuk melaksanakan program kesehatan, seorang pemimpin harus mampu
mengarahkan, mengawasi dan mensupervisi bawahannya. Untuk itu perlu menguasai
berbagai pengetahuan dan keterampilan, yaitu motivasi, komunikasi, kepemimpinan,
pengarahan, pengawasan, supervisi.
Program dilakukan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan dengan
menjabarkan program atau kegiatan lebih rinci mencakup waktu, tempat pelaksanaan
kegiatan, pengawasan, pengendalian, supervisi, bimbingan, dan konsultasi yang
dilaksanakan di dalam pelaksanaan.

C. PENGAWASAN (CONTROLLING)
Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan agar berjalan dengan baik sesuai dengan
indikator dan standar yang ditetapkan, maka perlu sistem monitoring dan evaluasi.
Tujuan monitoring adalah untuk sebagai berikut:
1. Memantau masukan: pekerjaan sesuai jadwal, tim tersedia sesuai tugas,
pemakaian biaya dan sumber daya sesuai dengan batas yang direncanakan,
informasi yang diperlukan tersedia, dan kelompok masyarakat atau perorangan
berperan serta seperti yang diharapkan.
2. Memantau proses menjamin bahwa: fungsi, kegiatan yang diharapkan dapat
berjalan sesuai dengan norma yang ditetapkan, standar kerja dipenuhi, diadakan
pertemuan sebagaimana perlunya dan telah terjadi komunikasi sesuai kebutuhan.
3. Memantau keluaran atau hasil akhir, menjamin bahwa: produk atau hasil sesuai
spesifikasi, pelayanan diselenggarakan sesuai rencana, pelatihan menghasilkan
keterampilan yang baru atau tingkat keterampilan yang tinggi, keputusan yang
cepat, tepat, pencatatan dapat dipercaya dan pelaporan dikerjakan, serta
masyarakat sebagai pengguna pelayanan dapat merasa puas terhadap pelayanan
yang diberikan bidan.

Selain ada kegiatan monitoring juga dilakukan pengawasan, merupakan kegiatan


yang berhubungan dengan beberapa hal, yaitu:
1. Tujuan pengawasan sesuai dengan kebutuhan.Kinerja pengawasan pelaksanaan
tugas.
2. Motivasi staf.
3. Peningkatan kompetensi staf.
4. Pengawasan sumber daya.
Perencanaan jadwal kunjungan pengawasan meliputi:
1. Menentukan seberapa sering kunjungan pengawasan perlu dilakukan.
2. Membuat daftar program.
3. Menentukan kebutuhan akan pengawasan.
4. Memperhatikan aspek-aspek pelayanan kesehatan yang memerlukan bantuan
khusus.
Kegiatan berikut adalah evaluasi terhadap pelayanan kebidanan komunitas yang
sudah dilakukan. Program monitoring dan evaluasi berkala atau rutin yang sudah
dilaksanakan oleh puskesmas sebagai Pembina wilayah setempat pelayanan
kesehatan di tingkat masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah
dalam bentuk PWS-KIA (pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak).
Tujuan evaluasi secara keseluruhan berfungsi secara pengukuran atau penilaian
terhadap kegiatan pelayanan yang telah dilakukan. Pendekatan umum yang
digunakan dalam evaluasi kegiatan adalah:
1. Pengukuran atas pencapaian yang diamati.
2. Perbandingan dengan norma, standar, indicator atau parameter yang diinginkan.
3. Penilaian sampai sejauh mana sejumlah nilai dapat dipenuhi.
4. Analisis penyebab kegagalan.
5. Keputusan (umpan balik).
Pendekatan umum dalam evaluasi terdiri dari lima langkah, yaitu:
1. Menentukan aspek apa dari program yang akan dievaluasi dan bagaiman cara
pengukuran efektivitas.
2. Mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk memberikan bukti.
3. Membandingkan hasil dengan target atau tujuan.
4. Menentukan apakah dan sejauh mana target dan tujuan telah tercapai.
5. Menetapkan apakah program akan diteruskan tanpa perubahan,diubah, atau
diberhentikan.

D. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dan pelaporan merupakan dokumentasi yang dapat dijadikan bukti
atas pelaksanaan suatu kegiatan atau program. Pencatatan merupakan kegiatan atau
proses pendokumentasian suatu aktivitas dalam bentuk tulisan. Bentuk pencatatannya
dapat berupa tulisan di atas kertas (terbanyak), disket, dan lain-lain dengan ilustrasi
tulisan, grafik, gambar atau suara. Semua kegiatan pokok baik di dalam gedung
maupaun diluar gedung puskesmas, puskesmas pembantu, dan bidan didesa harus
dicatat. Untuk memudahkan pencatatan dapat formulir standar yang telah ditetapkan
dalam Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). SP2TP adalah
kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga, dan upaya pelayanan
kesehatan dipuskesmas termasuk puskesmas pembantu yang ditetapkan melalui surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 63/Menkes/SK/II/1981.
Manfaat pencatatan:
1. Memberikan informasi tentang suatu keadaan, masalah, atau kegiatan.
2. Sebagai bahan proses belajar mengajar.
3. Sebagai bahan pertanggung jawaban.
4. Sebagai bahan pembuatan laporan.
5. Untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
6. Sebagai bukti hukum.
7. Sebagai alat komunikasi (penyampaian pesan).
8. Sebagai alat komunikasi serta untuk mengingatkan suatu kegiatan atau peristiwa
khusus.
9. Sebagai bahan penelitian.
Bentuk pencatatan:
a. Berdasarkan isi
Catatan tradisional yaitu apa yang didengar dan dilakukan oleh sipencatat (catatan
harian).
Catatan sistematik yaitu menggunakan format.
Identitas pasien, keluhan utama, pemeriksaan fisik, rencana dan tindakan, catatan
perkembangan atau status pasien.
b. Berdasarkan sasaran
Catatan indivdu seperti catatan ibu, bayi, anak balita.
Catatan keluarga seperti identitas keluarga, masalah keluarga, kunjungan rumah.
Catatan masyarakat seperti dalam kegiatan survei komuniti, bagian keadaan dan
masalah komuniti, rencana dan langkah yang dilakukan serta hasilnya merupakan
dalam kebidanan komuniti lebih diarahkan kepada ibu dan anak.
Berdasarkan kegiatan
Catatan pelayanan kesehatan anak. Ø Catatan pelayanan kesehatan ibu. Ø Catatan
pelayanan kesehatan KB. Ø Catatan imunisasi.
Catatan kunjungan rumah. Ø Catatan persalinan
Catatan kelainan.
Catatan kematian ibu dan bayi.
Catatan rujukan.
Berdasarkan proses pelayanan :
Catatan awal/masuk
Catatan pengembangan berisi kemajuan/ perkembangan pelayanan.
Catatan pindah.
Catatan keluar.
Jenis Formulir standar yang digunakan dalam pencatatan adalah sebagai berikut :

Rekam Kesehatan Rekam Kesehatan Keluarga atau yang disebut family folder adalah
Keluarga ( RKK) himpunan kartu-kartu individu suatu keluarga yang memperoleh
pelayanan kesehatan di puskesmas. Kegunaan RKK adalah untuk
mengikuti keadaan kesehatan dan gambaran penyakit di suatu
keluarga. Pengguna RKK diutamakan pada anggota keluarga yang
mengidap salah satu penyakit, misal penderita TBC, paru, kusta,
atau keluarga dengan resiko tinggi (BBLR). Dalam
pelaksanaannya keluarga yang menggunakan RKK diberi alat
bantu kartu tanda pengenal keluarga (KTPK) untuk memudahkan
pencarian berkas pada saat melakukan kunjungan ulang.
Kartu Rawat Jalan Kartu Rawat jalan atau lebih dikenal dengan kartu rekam medis
klien merupakan alat untuk mencatat identitas dan status klien
rawat jalan yang berkunjung ke puskesmas

Pelaporan

Pelaporan merupakan catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu


dan hasilnya yang disampingkan ke pihak yang berwenang atau berkaitan terhadap
kegiatan tersebut.

Sesuai dengan keputusan direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat


No.590/BM/DJ/Info/V/96, Pelaporan puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu
bulan januari-Desember dalam tahun yang sama. Formulir pelaporan dikembangkan
sesuai dengan kebutuuhan dan kemampuan atau beban kerja di puskesmas. Setiap
diakhir kegiatan harus ada pembuatan laporan. Formulir pelaporan dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan atau beban kerja di puskesmas. Setiap diakhir
kegiatan harus ada pembuatan laporan. Laporan harus disampaikan keorang/ pihak lain.
Proses laporan dilakukan secara tertulis.

Manfaat dari pelaporan:

1. Merupakan pertanggung jawaban autentik tentang pelaksanaan kegiatan.


2. Memberikan informasi secara terdokumentasi kepada pihak lain atau terkait.
3. Dapat digunakan sebagai bahan bukti hukum.
Kartu Indeks Kartu Indeks penyakit merupakan alat bantu untuk mencatat
Penyakit identitas klien, riwayat dan perkembangan pen yakit. Kartu indeks
penyakit diperuntukkan khusus penderita penyakit TBC, Paru dan
kusta
Kartu Ibu Kartu ibu merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, status
kesehatan, dan riwayat kehamilan sampai kelahiran
Kartu Anak Kartu anak merupakan alat bantu untuk mencatat identitas, status
kesehatan, pelayanan preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif
yang diberikan kepada balita dan prasekolah
KMS balita, Anak Merupakan alat bantu untuk mencatat identitas, pelayanan, dan
usia sekolah pertumbuhan yang telah diperoleh balita dan anak prasekolah
KMS ibu hamil Merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, dan mencatat
perkembangan kesehatan ibu hamil dan pelayanan kesehatan yang
diterima ibu hamil.
4. Dapat digunakan sebagai bahan pelayanan
5. Dapat digunakan sebagai penyusunan rencana dan evaluasi.
6. Dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian.
Bentuk dari pelaporan:
1. Latar belakang, tujuan, ruang lingkup (pendahuluan).
2. Isi laporan: perecanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, hasil kegiatan secara nyata,
masalah dan hambatan, saran untuk tindak lanjut
3. Bila perlu rekomendasi: masalah dan saran menyangkut kebijakan.
Jenis laporan dibagi menjadi dua, yaitu laporan insidensial dan laporan berkala.
Laporan insidensial adalah laporan kejadian luar biasa atau darurat yang memerlukan
pelayanan dan bantuan cepat, sedangkan laporan berkala, misalnya harian, mingguan,
bulanan, triwulan, kwartalan, dan tahunan.
C. Tujuan
1. Untuk memahami dan mengetahui tentang perencanaan pengelolaan
pelayanan kebidanan komunitas.
2. Untuk memahami dan mengetahui tentang pengorganisasian pengelolaan
pelayanan kebidanan komunitas.
3. Untuk memahami dan mengetahui tentang pelaksanaan pengelolaan
pelayanan kebidanan komunitas.
4. Untuk memahami dan mengetahui tentang pengawasan pengelolaan
pelayanan kebidanan komunitas.
5. Untuk memahami dan mengetahui tentang pencatatan dan pelaporan
pengelolaan pelayanan kebidanan komunitas.

D. Kesimpulan
Bidan adalah seorang perempuan yang telah lulus dari pendidikan bidan yang
diakui pemerintah dan organisasi profesi diwilayah Negara Republik Indonesia serta
memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk di register, sertifikasi dan atau secara sah
mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.

Dalam pengelolaan pelayanan kebidanan komunitas mencakup beberapa hal


yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan pencatatan dan
pelaporan. Keputusan perencanaan adalah menentukan masalah-masalah yang ada dan
yang mana yang perlu mendapat prioritas perhatian. Sebuah masalah mungkin
dapat berupa kesenjangan antara apa yang ada dan apa yang seharusnya. Bidan
sebagai perencana juga bisa memutuskan siapa yang berisiko untuk mengalami
masalah tersebut.
E. Contoh kasus

Di suatu desa terpencil ditempatkan seorang bidan PTT, sebut saja bidan A. bidan A
ini sangat jarang sekali berada ditempat. Sehingga di masa kerjanya bidan yang
harusnya dibutuhkan ini tidak memberikan pelayanan sebagai mana mestinya. Ini
merupakan pelanggaran yang dilakukannya terhadap profesinya. Hal ini terdengar
oleh organisasi profesi (IBI) dan bidan PTT ini bisa dikenakan sanksi yang setimpal
atas pelanggaran yang ia lakukan.

Isu Etik : organisasi profesi IBI dan bidan PTT tersebut mengetahui bahwa bidan A
tidak melaksanakan apa yang semestinya dilakukan.

Konflik : bidan A jarang sekali berada ditempat, sehingga bidan tersebut mendapat
sanksi dari IBI

Penyelesaian : seharusnya seorang bidan harus selalu berada ditengah tengah


masyarakat, karena banyak masyarakat yang membutuhkan.
F. Soal evaluasi 5 bentuk pilihan ganda
1. Fungsi-fungsi manajemen adalah...
a. Planning, Organizing, Remembering, Actuating, Controlling, Recording and
Reporting.
b. Planning, Organizing, Remembering, Actuating, Controlling, Watching, Recording
and Reporting.
c. Planning, Organizing, Actuating, Controlling, Recording and Reporting.
d. Planning, Organizing, Remembering, Controlling, Recording and Reporting.
e. Planning, Organizing, Remembering, Actuating, Controlling, Watching,
Evaluating.

2. Yang mencakup pengelolaan kebidanan komunitas adalah...


a. Mengamati keadaan, Mengenali masalah, Menetapkan tujuan, Mengkaji
hambatan, Menjadwalkan kegiatan.
b. Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, Pengawasan, Pencatatan dan
Pelaporan.
c. Perencanaan, Pengorganisasian, Pengkajian, Pelaksanaan, Pengawasan,
Pencatatan dan Pelaporan.
d. Mengamati keadaan, Mengenali masalah, Menetapkan tujuan, Menetapkan
asuhan, Mengkaji hambatan, Menjadwalkan kegiatan.
e. Perencanaan, Pengorganisasian, Pengkajian, Pembagian kerja, Pelaksanaan,
Pengawasan, Pencatatan dan Pelaporan.

3. Perencanaan berdasarkan kurun waktu terbagi menjadi 3, alokasi waktu pelaksanaan


jangka panjang adalah...
a. 25 tahun
b. 20 tahun
c. 5 tahun
d. 10 tahun
e. 30 tahun

4. Yang BUKAN merupakan pencatatan berdasarkan proses pelayanan :


a. Catatan awal/masuk
b. Catatan pengembangan berisi kemajuan/ perkembangan pelayanan
c. Catatan pindah
d. Catatan keluar
e. Catatan Rujukan

5. Pencatatan dan pelaporan merupakan...


a. Dokumentasi yang dapat dijadikan bukti atas pelaksanaan suatu
kegiatan atau program.
b. Kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktivitas dalam bentuk tulisan.
c. Catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan hasilnya
yang disampingkan ke pihak yang berwenang atau berkaitan terhadap kegiatan
tersebut.
d. Laporan kejadian luar biasa atau darurat yang memerlukan pelayanan dan
bantuan cepat, sedangkan laporan berkala, misalnya harian, mingguan,
bulanan, triwulan, kwartalan, dan tahunan.
e. Menentukan masalah-masalah yang ada dan yang mana yang perlu mendapat
prioritas perhatian.
Daftar Pustaka
Deborah Weatherspoon, Ph.D., R.N., CRNA dan Lana Burgess. Differences between HIV-1
and HIV-2. Medical news today; 2018.

Catatan
Font 12
Times New Roman
Spasi 1.5
Refrensi gunakan aplikasi mendeley (buku, jurnal, ebook, prosiding, dan lainnya))

Anda mungkin juga menyukai