Desain Inovatif
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang Sholat, wudhu dan
tayammum pada Lansia di Ruang Flamboyan dan Anggrek Rumah Pelayanan
Sosial Lanjut Usia ”Pucang Gading” Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mendiskripsikan karakteristik Lansia di Ruang Dahlia dan
Flamboyan Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia ”Pucang Gading”
Semarang.
b. Untuk mendiskripsikan gambaran spiritualitas “pengetahuan tentang Sholat,
wudhu dan tayammum” pada Lansia di Ruang Dahlia dan Flamboyan
Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia ”Pucang Gading” Semarang.
c. Untuk memberikan intervensi spiritualitas “pengetahuan tentang Sholat,
wudhu dan tayammum” pada Lansia di Ruang Dahlia dan Flamboyan
Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia ”Pucang Gading” Semarang.
d. Untuk memberikan implementasi spiritualitas “pengetahuan tentang Sholat,
wudhu dan tayammum” pada Lansia di Ruang Dahlia dan Flamboyan
Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia ”Pucang Gading” Semarang
D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi spiritual
Spiritualitas merupakan bagian dari kebutuhan yang sangat penting bagi
manusia. Spiritual berasal dari kata latin yaitu spiritus, yang bermakna
hembusan nafas. Makna ini berkonotasi sebagai sesuatu yang memberikan
kehidupan atau sesuatu yang amat penting bagi hidup manusia. Berdasarkan
asal kata tersebut, maka spiritualitas merupakan bagian yang sangat penting
bagi manusia. Beberapa teori mengemukakan definisi spiritual menurut sudut
pandang masing-masing namun memiliki makna yang sama.
Menurut Wright mendefinisikan spiritualitas adalah apapun atau siapapun
yang memberikan makna tertinggi dan tujuan dalam kehidupan seseorang yang
mengundang cara-cara tertentu berada di dunia dalam kaitannya dengan orang
lain, diri sendiri dan alam semesta.
Menambahkan bahwa spiritualitas merupakan inti dari kesejahteraan
seseorang yang biasanya dikonseptualisasikan sebagai pengalaman yang lebih
tinggi atau transendensi diri sendiri, dan bersifat individual. Spiritual juga
mencakup makna, sukacita dan damai.
2. Konsep-konsep yang berhubungan dengan spiritualitas
Spiritual merupakan sesuatu konsep yang dipercayai oleh seseorang dalam
hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi (Tuhan), yang menimbulkan
suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap adanya Tuhan, adanya suatu
permohonan maaf atas segala kesalahan yang diperbuatnya. Spiritualitas juga
merupakan suatu kekuatan yang dibutuhkan pasien selama di rawat di rumah
sakit.
Spiritualitas dapat mempengaruhi proses penyembuhan dan penguatan diri
atau koping pada pasien dalam menghadapi penyakitnya. Pendekatan
sistematis terhadap perawatan spiritual pasien menjamin perawatan yang tepat
dan efektif. Spiritualitas merupakan suatu refleksi dari pengalaman internal
(inner experience) yang diekspresikan secara individual, maka spiritualitas
mempresentasikan dari banyak aspek dalam diri manusia, antara lain agama,
keyakinan/kepercayaan, harapan, transendensi, dan pengampunan. Beberapa
diantara konsep di atas akan diuraikan secara singkat berikut ini:
a. Agama
Spiritualitas dan agama memiliki kesamaan dalam beberapa aspek dan
juga memiliki konsep yang saling tumpang tindih. Agama biasanya
dipahami sebagai pengungkapan praktik spiritualitas: organisasi, ritual,
dan praktik iman. Agama merupakan bentuk konkrit dari spiritualitas yang
menawarkan cara-cara mengekspresikan spiritual dengan memberikan
panduan bagi yang mempercayainya.
b. Keyakinan/Keimanan
Keimanan adalah kepercayaan atau komitmen kepada sesuatu atau
seseorang. Keimanan dapat ada dalam diri seseorang, baik pada orang
yang beragama maupun yang tidak beragama. Keimanan memberikan
makna hidup, memberikan kekuatan pada saat individu mengalami
kesulitan dalam kehidupannya. Keimanan sangat diperlukan pada pasien
yang sakit, dalam setiap anggota tim kesehatan, atau pada keduanya,
dapatmemberikan kekuatan dan harapan.
c. Harapan
Harapan merupakan bagian dalam konsep spiritualitas. Harapan
merupakan inti dalam kehidupan dan dimensi esensial bagi keberhasilan
dalam menghadapi dan mengatasi keadaan sakit dan kematian.
d. Transendensi
Transendensi diri didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk keluar
dari dirinya sendiri, memperluas diri sendiri melebihi hal yang
menyangkut personal dan menempatkannya pada perspektif, aktifitas dan
tujuan kehidupan yang lebih luas. Transendensi adalah persepsi individu
tentang dirinya yangmenjadi bagian dari sesuatu yang lebih tinggi dan
lebih luas dari keberadaannya
e. Ampunan
Rasa bersalah akan dosa dimasa lalu terkadang membuat seseorang
membutuhkan sarana untuk pengampunan. Konsep ampunan (
forgiveness) mendapatkan perhatian meningkat dari para profesional
pelayanan kesehatan.
E. WAKTU PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan diadakan pada hari jum’at-selasa tanggal 3 – 7 Agustus 2018
F. PELAKSANAAN
Mahasiswa memberikan implementasi kepada lansia mengenai sholat, wudhu
dan tayamum. Implementasi dilakukan pada lansia diruangan dahlia dan
flamboyan. Proses implementasi hanya dilakukan pada lansia yang beragama islam.
G. FAKTOR PENDUKUNG
- Lansia koperatif dalam proses implementasi
- Lansia yang beragama islam
H. HASIL PENGKAJIAN
kategori usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rerata usia PM di ruang Dahlia
Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading adalah 72,5 tahun. Usia tertinggi 87 tahun,
dan usia terendah 62 tahun, dengan kategori usia masa lansia akhir ada 4 PM (25%),
kategori masa manula 12 PM (75%).
KATEGORI USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rerata usia PM di ruang Flamboyan
Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang adalah 78 tahun. Usia tertinggi
90 tahun dan usia terendah 66 tahun, dengan kategori lanjut usia ada 2 PM ( 25% )
dan kategori masa lansia tua ada 6 PM ( 75% ).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Penerima Manfaat di Ruang Dahlia Rumah
Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang yang sholat 5 waktu (n= 16 )
kuesioner 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KUESIONER 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Berdasarkan tabel.4, diketahui bahwa PM yang sholat lima waktu setiap hari di
ruang Flamboyan rumah pelayanan sosial Pucang Gading Semarang terdapat 4 PM
(50%). PM yang tidak menjalankan sholat lima waktu terdapat 4 PM ( 50% ).
Tabel .5 Distribusi Frekuensi Penerima Manfaat di Ruang Dahlia Rumah
Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang yang tahu bacaan sholat (n= 16 )
kuesioner 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa PM di ruang Dahlia yang tahu bacaan
sholat terdapat 15 PM ( 93,8% ) dan PM yang tidak tahu bacaan sholat ada 1 PM (
6,3% ).
KUESIONER2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kuesioner 3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa semua PM di ruang Dahlia yang tahu
gerakan shoat yaitu sebanyak 16 orang ( 100% ).
KUESIONER3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kuesioner 4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa PM yang hafal gerakan sholat sebanyak
15 orang (93,3%) dan yang tidak hafal gerakan sholat sebanyak 1 orang (6,3%).
KUESIONER4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kuesioner 5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa PM di ruang Dalia yang bisa wudhu
sebanyak 15 PM ( 93,3% ), dan yang tidak bisa wudhu sebanyak 1 orang ( 6,3% ).
Sebagian besar PM di ruang Dahlia menjalani kuesioner 5
KUESIONER5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kuesioner 6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Berdasarkan tabel 13 dapat diketahui bahwa PM di ruang Dahlia yang tahu gerakan
wudhusebanyak 14 PM ( 87,5% ), dan yang tidak tahu gerakan wudhu sebanyak 2
orang (12,5%).
KUESIONER6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kuesioner 7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KUESIONER7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kuesioner 8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui bahwa PM di ruang Dahia yang tahu gerakan
tayamum sebanyak 10 PM ( 62,5% ), dan yang tidak tahu gerakan tayamum
sebanyak 6 orang (37,5%)
KUESIONER8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kuesioner 9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Berdasarkan tabel 18 dapat diketahui bahwa PM di ruang Dahia yang tahu niat
sebelum wudhu sebanyak 15 PM ( 62,5% ), dan yang tidak niat sebelum wudhu
sebanyak 1 orang (6,3%)
KUESIONER9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Berdasarkan tabel 20 dapat diketahui bahwa PM di ruang Flamboyan yang tahu niat
sebelum wudhu sebanyak 4 PM ( 50% ), dan yang tidak niat sebelum wudhu
sebanyak 4 orang (50%)
I. RENCANA TINDAKAN
Semarang
Jumlah lansia : 18 PM
Afzalur Rahman. (2002). Tuhan Perlu Disembah Eksplorasi Makna Shalat dan
Manfaat Shalat bagi Hamba. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Mz, Labib dan Muhammad Ridlo’i. (2001). Pintar Ibadah cetakan 1. Surabaya:
Cipta Karya.
Notoatmodjo, S. (2010) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.