Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN MANAJEMEN PADA NY.

DI RUANG RAJAWALI 3A RSUP DR. KARIADI SEMARANG

DISUSUN OLEH

PUTU ADESTA PURNAMA DEWI

G3A017139

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2018/2019
ASUHAN KEPERAWATAN MANAJEMEN

A. IDENTITAS KLIEN DAN KELUARGA


Tanggal masuk : 25 Mei 2018
Tanggal pengkajian : 28 Mei 2018
Ruang : Rajawali 3A- Non Bedah Non Infeksius Wanita
a. Identitas Klien
Nama : Ny. S
No RM : C678xxx
Usia : 57 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Alamat : Jepara, Jawa Tengah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Diagnosa medis : Mata Kiri Ptosis Kogenital
DPJP : dr. T, Sp.M
Jaminan : JKN non PBI

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. A
Umur : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Pekerjaan : Guru
Alamat : Jepara, Jawa Tengah
Hubungan dengan Klien : Suami

B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN


1. Keluhan Utama : pandaangaan kabur
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Klien mengeluh pandangan kabur dan kelopak kiri
menurun. Klien masuk RSDK tanggal 25 Mei 2018 ke poli mata untuk
memerikasa matanya dan dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan operasi.
3. Riwayat Kesehatan Sebelumnya : klien mengatakan penyakitnya sudah dari lahir
4. Riwayat Penyakit Keluarga : klien mengatakan keluarga tidak ada yang memiliki
penyakit seperti klien. Klien mengatakan memiliki alergi obat tapi lupa nama
obatnya dan efeknya gatal-gatal diwajah klien mengatakan memiliki alergi
dengan udang.
5. Pengkajian Fisik:
Keadaan Umum : Minimal Care
Kesadaran : Compos Mentis GCS : 15 E: 4 M: 6 V: 5
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Suhu : 36,5oC
RR : 25x/menit
Nadi : 80x/menit
Pemeriksaan Fisik
mata:
I: tidak ada lesi, kelopak mata kiri turun, reflek pupil mengecil saat terkena
cahaya,
P: tidak ada nyeri
Data Penunjang
Hematologi (26-05-2018)
HB : 13,1 g/dL
HT : 38,5%
Eritrost : 4,42 10^6/uL
MCH : 29,6 pg
MCV : 87,1 fL
MCHC : 34 g/L
Leukosit : 6,1 10^3/uL
Trombosit :217 10^3/uL
RDW :11,9%
MPV : 9,8 fL

Kimia klinik

GDS : 434 mg/dL


Ureum : 24 mg/dL
Kreatinin : 0,7 mg/dL
Elektrolit
Natrium : 136 mmol/L
Kalium : 3,9 mmol/L
Chlorida : 97 mmol/L
Program Terapi
 Nacl 0,9% 20 TPM IV

No Data Fokus Masalah Keperawatan Etiologi


1 Ds: klien mengatakan pandangan Gangguan rasa nyaman Gejala terkait
kabur penyakit
Do: kelopa mata kiri mengalami
penurunan

Intervensi

No Diagnosa Keperawatn Tujuan (NOK) Intervensi (NIK)


1 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan askep 1. Kaji mata klien
b.d gejala terkait selama 3x24 jam 2. Berikan terapi relaksasi
penyakit diharapkan masalah 3. Berikan penkes tentang
teratasi dengan KH: penyakit yang diderita
1. Tingkat 4. Kolaborasi dengan
kecemasan dokter untuk tindakan
menurun operasi
2. Mampu
memahami
penyakitnya
Implementasi

Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf


28 Mei 1. mengkaji mata klien S: klien mengatakan pandangan
2018 2. memberikan terapi kabur, klien mengatakan
relaksasi memahami tentang penyakitnya
3. memberikan penkes O: kelopak mata kiri turun
tentang penyakit yang A: Masalah Teratasi sebagian
diderita P: lanjutkan intervensi
4. mengkolaborasi dengan
dokter untuk tindakan
operasi

29 Mei 1. mengkaji nyeri S: klien mengatakan sakit dimata


2018 2. mengajarkan teknik non kiri setelah operasi,
farmakologi O:
3. memberikan posisi semi Vas 3, nyeri seperti ditusuk-tusuk
fowler Keterolak 30mg/8 jam
4. kolaborasi pemberian A: masalah Tertasi Sebagian
analgesik P: lanjutan intevensi
30 Mei 1. mengkaji nyeri S: klien mengatakan nyeri
2018 2. mengajarkan teknik non berkurang
farmakologi O: vas 2 nyeri hilang timbul
3. memberikan posisi semi A: masalah teratasi sebgaian
fowler P: lanjutkan intervensi
4. kolaborasi pemberian
analgesik
31 Mei 1. menkaji luka post op S:
2018 2. menganti balutan luka O: luka 2 cm, luka kering,
3. kolaborasi pemberian A: masalah teratasi
analgesik P: memberikan discharge
planning klien
C. PENGELOLAAN PASIEN BARU
1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien datang ke poli tanggal 25 Mei 2018 jam 09:45 dengan keluahn pandangan
kabur. Saat di kaji di dapatkan kelopak mata kiri menurun. Klien mengatakan
penyakitnya ini sudah didapatkan dari lahir. Di poli klien disarankan untuk
melakukan operasi. Klien lalu dipesan kan kamar rawat inap. Klien diantar oleh
perawat jaga poli ke ruang rajawali 3A.
2. Proses orientasi Ruangan
PPJP melakukan orientasi kepada Ny. S dan keluarga mengenai ruang
perawatan di ruang Rajawali 3A. Perawat menunjukan pada keluarga tata letak
ruang rawat, letak kamar mandi, menjelaskan tentang pentingnya untuk
melakukan cuci tangan serta lokasi sarana cuci tangan yang tersedia, menunjukan
ruangan perawat jika memiliki keperluan untuk menemui perawat serta bagaimana
cara untuk menghubungi jika kondisi klien atau keluarga tidak memungkinkan ke
nurse station, menjelaskan mengenai keterangan gelang identitas, jam besuk,
pelayanan gizi, serta kapan waktu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Keluarga juga telah dijelaskan mengenai penggunaan bed yang dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan, pentingnya pemasangan pengaman tempat tidur agar
mengurangi terjadinya risiko jatuh, kemudian keluarga diminta untuk
menandatangi lembar bukti bahwa klien sudah mendapatkan orientasi dari
perawat.
PPJP juga telah menjelaskan mengenai hak dan kewajiban pasien dan
keluarga, tata tertib RSDK, cara cuci tangan yang benar dengan menggunakan
handwash dan handrub kemudian di jelaskan tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Tingkat Ketergantungan Pasien (Barthel Index)
Tingakat Ketergantungan Pasien

Faktor Ketergantungan Skor


1. Personal Hygiene 5
2. Mandi 5
3. Makan 10
4. Toileting 10
5. Menaiki Tangga 8
6. Memakai Pakaian 10
7. Kontrol BAB 10
8. Kontrol BAK 10
9. Ambulasi atau menggunakan kursi roda 15
10. Transfer Kursi – Tempat Tidur 15
Skor total 98
Interpretasi hasil Barthel Index :

91-99 : Ketergantungan minimal

50-74 : Ketergantungan sedang

25-49 : Ketergantungan berat

0-24 : Ketergantungan total

Berdasarkan hasil pengkajian barthel index,Ny. S dari hari pertama sampai


keempat didapatkan skor 16 yang termasuk dalam kategori ketergantungan
minimal. Untuk pasien rawat inap, menurut Douglas (1984) standar waktu pelayanan
pasien rawat inap dengan kebutuhan perawatan ringan memerlukan waktu : 1-2
jam/24 jam. Sehingga jumlah kebutuhan tenaga perawat yang dibutuhkan klien per
shift-nya adalah:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 1


= = 0,14 = 1 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
Jam kerja efektif per shift 7

Dari perhitungan di atas maka disimpulkan bahwa 1 perawat dalam setiap


shift kerja bisa mengelola 4 pasien dengan tingkat ketergantungan ringan.
4. Prinsip Pasien Safety
Menurut IPSG (aInternational Patient Safety Goals) terdapat 6 sasaran
keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien, komunikasi efektif, penggunaan obat,
ketepatan operasi, resiko infeksi dan resiko jatuh. Perawatan yang didapatkan oleh
pasien sudah melakukan 6 prinsip patient safety, yaitu:
a. Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan pertama kali oleh petugas Poli Mata. Ny. S
telah terpasang gelang pengenal utama berwarna pink yang berisi identitas
utama klien yaitu Nama, No. Rekam Medis, dan tambahan tanda warna merah
digelang yang menandai klien memiliki alergi. Setiap kali sebelum pemberian
tindakan pelayanan seperti pemberian obat (oral/iv), perawat selalu
mengidentifikasi identitas pasien dengan mencocokan nama, dan no. Rekam
medis pasien dengan tindakan yang diperoleh.
b. Komunikasi efektif
Komunikasi efektif selalu digunakan oleh perawat ketika berkomunikasi
pada pasien atau keluarga, pada rekan sejawat ataupun pada tenaga kesehatan
lainnya. Komunikasi efektif digunakan untuk mengurangi resiko
kesalahpahaman yang mungkin dapat terjadi sewaktu-waktu. Berikut adalah
salah satu contoh komunikasi efektif yang perawat lakukan pada saat operan
jaga:
S :Nama Ny. S, umur 57 tahun, DPJP yaitu dr. T Sp,M. klien mengatakan
pandangan kabur dan kelopak mata kiri turun

B : mata kiri ptosis kongenital

A : Terpasang Inf RL 20 TPM,

R : Lanjutkan Intervensi

1. Kaji mata klien


2. Berikan terapi relaksasi
3. Berikan penkes tentang penyakit yang diderita
4. Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan operasi
c. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)
Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah menggunakan prinsip
7 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar cara pemberian, benar dosis, benar
waktu, benar dokumentasi dan benar informasi yang diberikan. Ny. S tidak
mendapatkan obat HAM
d. Safety surgery
Pada Ny. S dilakukan tindakan pembedahan
e. Pencegahan infeksi
Pengelolaan pencegahan infeksi bertujuan untuk menciptakan lingkungan
yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat meminimalkan atau mencegah
terjadinya transmisi mikroorganisme dari lingkungan ke pasien, petugas,
pengunjung serta masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan
sehingga infeksi nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan pemakaian
APD (Alat Pelindung Diri) di ruangan sudah cukup baik, hal ini terlihat pada
setiap kali perawat melakukan tindakan keperawatan yang kontak langsung
dengan cairan pasien selalu menggunakan handscoon, serta melakukan cuci
tangan dengan prinsip 5 moment dan 6 langkah cuci tangan dengan
menggunakan handrub maupun menggunakan handwash dengan air yang
mengalir.
Selain itu, klien dan keluarga juga diberikan edukasi terkait pengendalian
penyebaran infeksi yaitu melalui penkes 6 langkah cuci tangan yang diberikan
saat pertama kali orientasi di ruangan.
f. Pencegahan pasien jatuh
Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi pasien dengan
menggunakan the morse fall scaleuntuk mengukur resiko jatuh pada klien.
Berikut ini penilaian resiko jatuh pada Ny. S:

Pengkajian Risiko Jatuh Skala (Skala Morse)

Penilaian resiko jatuh Skor Nilai


Riwayat jatuh: Jatuh satu kali atau lebih dalam 25 0
tidak termasuk kurun waktu 6 bulan
kecelakaan kerja
atau rekreasinal
Agitasi/konvulsi 15 0
Status mental
Dimensia 15 0
Efek dari obat analgesic/sedative 10 0
Medikasi Riwayat operasi dengan GA/RA 20 0
dalam 24 Jam terakhir
Terganggu 20 0
Langkah kaki Lemah 10 10
Normal 0 0
Benda sekitar, 30 0
Mobilitas
kursi, dinding,
Alat bantu dll
Kruk, tongkat, 15 0
tripot, dll
Pasien dengan bed rest total 0 0
Pasien dengan diagnose lebih dari 1 15 0
Kondisi medis
Pasien terpasang infuse 20 0
Skore 195 10
Skor total
Kesimpulan Resiko Rendah (RR)

Keterangan:

0-24 : Tidak berisiko/resiko rendah (Perawatan dasar)

25-45 : Risiko sedang(Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar)

> 45 : Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh tinggi)

Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Ny. S didapatkan hasil skore 10 (resiko
ringan), tetapi apabila diperlukan intervensi pencegahan resiko jatuh pada Ny. S yaitu:

- Monitor keadaan umum pasien dan tanda-tanda vital tiap 8 jam


- Pastikan pengaman tempat tidur selalu tertutup saat pasien tidur
5. Kebutuhan Waktu penerimaan Pasien Baru

Tindakan Jenis tindakan keperawatan


Hari/
keperawatan yang Tidak
tanggal Langsung Kolaborasi
dilaksanakan langsung

Melakukan operan
10 menit
jaga

Mengkaji
5 menit
penglihatan klien

Memberikan edukasi
28 Mei tentang penyakit 10 menit
2018 yang diderita

Jam 08.30 Melakukan


5 menit
pemeriksaan TTV

Menulis laporan
10 menit
kondisi klien

Melakukan operan
5 menit
jaga

Total 45 menit

Melakukan operan jaga 10 menit

Melakukan
5 menit
pemerikasaan TTV
29 Mei
2018 Memasang Infus 5 menit

Jm 10.30 Mengantar klien


5 menit
keruang operasi

Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan jaga 5 menit

Total 40 menit

Melakukan operan jaga 10 menit

Menanyakan keluhan 5 menit

Melakukan
30 Mei 5 menit
pemeriksaan TTV
2018
Injeksi perhari 5 menit
Jm 10.30
Menulis laporan
10 menit
kondisi klien

Melakukan operan jaga 5 menit

Total 40 menit

Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :

Waktu tindakan keperawatan yang


Hari perawatan Jadwal sift
dilaksanakan

1 Pagi 45 menit

2 Pagi 40 menit

3 Pagi 40 menit

Dari rekap tindakan keperawatan selama 3 hari perawatan klien yaitu shift pagi 3 kali,
kali masing-masing memiliki waktu rata-rata 40 menit waktu yang dibutuhkan klien untuk
mendapatkan perawatan.
6. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasien
Minimal

Pagi Pagi Pagi

1 0,14 0,16 0,25

Kebutuhan tenaga perawat yang diperlukan untuk memberikan asuhan


keperawatan pada klien adalah 1 perawat untuk setiap shiftnya.

7. Kebutuhan Logistik pada Pasien


Jumlah pembiayaan:

Total Harga
No Tindakan Logistik Total Biaya
penggunaan Satuan

1. Biaya 1 50.000 50.000


administrasi

2. Pemberian terapi Emergency care 1 33.000 33.000


obat melalui IV II
line
GDS 4 12.500 12.500

Hematologi 1 32.500 32.500


paket

Kreatinin 1 12.500 12.500

Pengambilan 1 13.000 13.000


darah

SGOT 1 12.500 12.500

SGPT 1 14.500 14.500

UREUM 1 65.000 65.000

Akomodasi 1 360.000 360.000


Umum

Hypavic 5cm 2 6.000 12.000

IV Catheter 20 1 15.000 15.000

IV Catheter 22 1 15.000 15.000

Rl 9 6.000 54.000

Transfusi set 1 10.000 10.000


type Y

Operasi mata 1 7.000.000 7.000.000

Visite Dokter 7 80.000 560.000

3. Ruang Perawatan a. Temapat 7 175000 1.225.000


: Tidur
b. Meja
Kelas 3
c. Kasur
d. Sprei
e. Bantal
f. Sarung Bantal
g. Selimut
h. Tiang Infus
i. Hanscrub
j. Tempat
Sampah
k. Lemari
l. Penerangan+l
ampu
m. Air
n. Kamar
Mandi/WC
o. Gayung
p. Pispot
4. Visit Dokter dr. T, Sp M 3 45000 135000
Spesialis

Tindakan medis Asuhan 7 10000 70000


dan Keperawatan keperawatan/hari

Injeksi/hari 2 10000 20000


5.

Memandikan 0
pasien/hari

6. Materai 1 6000 6000

Total Biaya Rp 9,727,500

Total pembiayaan klien selama 7 hari di rawat di ruang Rajawali 3A adalah Rp


9,727,500

8. Kebutuhan Edukasi dan Evaluasi


a. Masalah keperawatan pasien
Perawat memberikan edukasi kepada Ny. S dan keluarga mengenai
pencegahan penyebaran infeksi yaitu cuci tangan 6 langkah menggunakan
handrub dan handwash yang tersedia di dekat washtafel.

9. Discharge Planning
a. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang
klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga juga ikut dilibatkan
sebab keluarga merupakan bagian dari unit perawatan agar transisi dari ruang
Rajawali 3A ke rumah dapat efektif. Beberapa elemen dari
pengkajian discharge planning diantaranya adalah:
1) Data Kesehatan
Diagnosa klien mata kiri ptosis kogenital klien pertama pengkajian
mengeluh pandangan kabur. Masalah keperawatan yang muncul adalah
gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
2) Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3) Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan klien dan keluarga selama menjalani
perawatan di rumah sakit adalah JKN non PBI.
b. Diagnosa
1. gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
c. Perencanaaan: Hasil yang diharapkan
Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk
persiapan pulang klien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu:

1) Medication (obat)
Sebelum pasien pulang dijelaskan obat apa saja yang akan dibawa
pulang dan dosis obatnya. Obat pulang pada Ny. S.
2) Environment (Lingkungan)
menganjurkan klien untuk memastikan lingkungan disekitar rumahnya
aman dan terdeapat pelayanan kesahatan dekat dengan puskesmas agar
mempermudah pasien untuk berobat.

3) Treatrment (pengobatan)
menjelaskan pada klien tentang pengobatan setelah pulang dari rs
untuk melakukan program kontrol ke RS
4) Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Menganjurkan makan-makan yang mengandung zat besi saat dirumah
5) Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
6) Diet
Mengedukasi pasien untuk menjaga pola makan dan maenganjurkan
makan makanan yang mengandung zat besi
d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh
pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan pada catatan perawat dan
ringkasan pulang (Discharge summary).
e. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat kerja proses
discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat
untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi selanjutnya akan
dinilai oleh DPJP apakah klien sudah bisa pulang atau belum.
10. Survei Kepuasan Pasien
Kepuasan klien terhadap pelayanan di ruang Rajawali 3A dinilai dari hasil kuisioner
yang diberikan kepada klien dan keluarga. Klien dan keluarga menyampaikan bahwa
mereka merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat di ruang Rajawali
3A. Berikut merupakan hasil pengkajian tingkat kepuasan klien dan keluarga
menggunakan quisioner tingkat kepuasan:
No. Pernyataan Ya Tidak

1. Perawat memperkenalkan diri kepada saya √

2. Perawat melakukan komunikasi sebelum √


melakukan tindakan kepada saya dan saya
paham

3. perawat menjelaskan hak dan kewajiban saya √


sebagai pasien

4. perawat mengorientasikan fasilitas ruang √


perawatan

5. Saya merasa puas selama dirawat diruang ini √

6. Perawat selalu tersenyum, sopan dan ramah √


dalam melayani saya di ruangan

7. Perawat melayani saya dengan sabar √

8. Perawat terampil dalam melaksanakan tindakan √

9. Perawat berpenampilan bersih dan rapi √

10. Perawat membantu memenuhi kebutuhan saya, √


apabila saya membutuhkan (mandi, makan,
minum obat, BAB dan BAK)

11. Perawat merespon dengan cepat saat saya √


membutuhkan bantuan

12. Perawat tanggap terhadap keluhan saya √

13. Perawat mendampingi saya saat dokter √


melakukan pemeriksaan

14. Perawat memanggil nama saya dengan benar dan √


mengecek gelang pasien

15. Selama dirawat, perawat mengawasi atau √


memantau keadaan saya secara teratur

16. Perawat meminta persetujuan kepada saya atau √


keluarga sebelum melakukan tindakan

Keterangan : pasien merasa puas dengan pelayanan perawatan selama di rawat inap
yang telah di berikan perawat di ruang Rajawali 3A.

11. Komunikasi Interpersonal


Komunikasi interpersonal dilakukan oleh pasien dengan tenaga medis seperti dokter
spesialis, perawat. Komunikasi klien Ny. S dengan dokter spesialis dilakukan pada saat
visit dokter, saat itu dokter menjelaskan kondisi klien dan proses terapi yang dijalani,
keluarga klien juga bertanya beberapa hal tentang kondisi klien. Komunikasi klien dan
perawat dilakukan setiap hari, saat operan ataupun saat klien membutuhkan bantuan
perawat untuk memenuhi kebutuhannya.
12. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara Manajerial
a. Hambatan
Tidak ada hambatan dalam proses keperawatan secara manajerial. Komunikasi
yang dilakukan oleh perawat ke pasien sudah sesuai dan mudah dimengerti oleh
pasien. Pemberian obat sudah sesuai waktu dan dosis yang diberikan sudah diatur
oleh pihak farmasi. Untuk penanda tangananan discharge planning pada saat
pertama masuk sudah ditanda tangani oleh pasien/ keluarga. Untuk setiap tindakan
dari perawat selalu meminta persetujuan dari pasien
b. Pendukung
Advice yang sudah diberikan oleh dokter segera dijalankan.
13. Hambatan/Tantangan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian Dalam
Pengelolaan Pasien
a. Hambatan
1) Defisiensi pengetahuan klien tentang penyakit
b. Pendukung
1) Tenaga medis yang siap membantu dalam pemenuhan ADL klien Keluarga
pasien lain yang ikut membantu
2) Klien dan keluarga mengungkapkan semua keluhan yang dirasakan sehingga
pengobatan yang diberikan sesuai dengan kondisi klien.
3) Perawatan yang diberikan pada klien sudah sesuai dengan SOP yang ada.
4) Pemberian obat-obatan baik injeksi maupun oral sudah sesuai dengan prinsip
pemberian obat dengan prinsip 6 benar.
c. Solusi
Komunikasi efektif antar tenaga medis dan keluarga yaitu untuk pendampingan
klien sehingga mengurangi resiko lebih lanjut pada klien. Memberikan edukasi
tentang penyakit yang di alami, mengajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam jika
nyeri timbul.

Anda mungkin juga menyukai