Anda di halaman 1dari 20

KARYA TULIS ILMIAH

PENTINGNYA EDUKASI MENGENAI BAHAYA SEKS BEBAS DI


KALANGAN REMAJA

OLEH :

MIAMI NABILA YAHYA

NISN : 0052105312

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

SMA NEGERI 2 SENDAWAR

2023/2024
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah yang berjudul ‘Pentingnya Edukasi Mengenai Bahaya Seks
Bebas Dikalangan Remaja’’ ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan pada
Ujian Sekolah Satuan Pendidikan ( USSP ) tahun 2023/2024 disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Listiana, S, Pd., GR Adiyanto, S. Pd


NIP : 19920725 202221 2 013 NIP. 198888888888888

Penguji I Penguji II

Listiana, S, Pd., GR Adiyanto, S. Pd


NIP : 19800418 202221 2 015 NIP. 198888888888888

Megetahui,
Kepala Sekolah SMAN 2 Sndawar

Fardinadus Erikson, S. Fil


NIP : 19691010 200801 1 026

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Allah, Tuhan Yanng Maha Esa.
Berkat limpahan karunia-NYA, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “Pentingnya Edukasi Mengenai Bahaya Seks Bebas Dikalangan
Remaja“ ini tepat pada waktunya. Karya tulis ini disusun sebagai salah satu
syarat yang harus dipenuhi dalam menempuh Pendidikan tingkat menengah atas
di SMA Negeri 2 Sendawar.

Dalam penulisan karya tulis ini, saya tidak berkerja sendiri melainkan atas
dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai sumber/pihak. Oleh karena itu
saya menyampaikan rasa hormat serta mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ferdiandus Erikson, S. Fil selaku kepala sekolah


2. Saul, S. Pd selaku Waka Kurikulum SMA Negeri 2 Sendawar.
3. Listiana, S.Pd., GR selaku guru pembimbing karya tulis ilmiah ini yang telah
memberikan banyak bantuan, masukan, dan dukungan terkait penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
4. Adiyanto, S.Pd selaku wali kelas, karya tulis ilmiah ini yang telah
memberikan banyak bantuan serta dukungan.

5. Kepada kedua orang tua saya yang selalu mendukung saya dalam
mengerjakan karya tulis ini.
6. Teman-teman yang sudah bersedia memberikan bantuan.

Penulis merasa dan menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kata sempurna dan perlu pendalaman lebih lanjut. Penulis berharap semoga
gagasan pada karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi kita semua.
Sendawar, 9 Maret 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.........................................................................i
Halaman Pengesahan..........................................................................ii
Kata Pengantar .................................................................................iii
Daftar Isi.............................................................................................iv

Bab I Pendahuluan .................................................................5


A. Latar Belakang....................................................................................6
B. Rumusan Masalah...............................................................................7
C. Tujuan.................................................................................................8
D. Manfaat.......................................................................................9

Bab II Landasan Teori...........................................................10


A. Pengertian Seks Bebas......................................................................11
B. Pengertian Remaja.....................................................................12

Bab III Pembahasan..............................................................13


A. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Seks Bebas dikalangan
Remaja..............................................................................................14
B. Dampak Seks Bebas pada usia remaja.............................................15
C. Cara mencegah/menghindari seks bebas di kalangan remaja...........16

Bab IV .................................................................................17
A. Kesimpulan.......................................................................................18
B. Saran.........................................................................................19

Daftar Pustaka......................................................................20

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku seks bebas saat ini adalah masalah yang dialami remaja di
Indonesia. Terlebih, remaja sekarang begitu mudah mengiyakan ajakan
lawan jenis untuk melakukan hubungan seks sebelum menikah dengan
alasan karena sudah saling suka dan saling mencintai satu sama lain.
Besarnya keingintahuan remaja mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan seksualitas menyebabkan remaja selalu berusaha mencari tahu
lebih banyak informasi mengenai seksualitas.
Seks pranikah dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan dan
pemahaman remaja tentang keterampilan hidup sehat, risiko hubungan
seksual dan kemampuan untuk menolak hubungan yang tidak mereka
inginkan. Perilaku seks bebas pada remaja mengakibatkan seks pranikah
yang berisiko terhadap kehamilan yang tidak direncanakan pada
perempuan dapat berlanjut pada aborsi dan pernikahan remaja. Keduanya
akan berdampak pada masa depan remaja tersebut, janin yang dikandung
dan keluarganya.
Selama ini upaya penanggulangan seks bebas dikalangan remaja
biasanya hanya dilakukan di sekolah yaitu dengan menggunakan layanan
informasi dengan materi bahaya seks pranikah dan dari hasil layanan
informasi yang telah diberikan saat ini dirasa kurang efektif untuk
mengatasi permasalahan remaja saat ini. Maka Untuk mengatasi
permasalahan tersebut remaja yang mempunyai dengan keinginan
berperilaku seks bebas yang tinggi dapat diberikan alternatif bantuan
dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dialami melalui
konseling dengan berbagai pendekatan yang sesuai.
Seks bebas memiliki dampak yang negatif pada remaja baik secara
psikologis maupun pencapaian akademiknya di sekolah. Masalah ini
sangat perlu perhatian guru bimbingan dan konseling untuk membantu

v
remaja menghadapi masalahnya agar potensi yang dimilikinya dapat
berkembang dan terhindar dari perilaku maladapti.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku Seks Bebas
dikalangan Remaja?
2. Apa saja dampak Seks Bebas pada usia remaja?
3. Bagaimana cara mencegah/menghindari seks bebas di kalangan remaja ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Seks Bebas
dikalangan Remaja?
2) Untuk mengetahui dampak Seks Bebas pada usia remaja
3) Untuk mengetahui cara mencegah seks bebas dikalangan remaja

D. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari karya tulis ilmiah ini memberi tau
pembaca mengenai seberapa bahayanya Seks Bebas bagi kesehatan remaja,
sehingga bagi semua orang tua diharapkan bisa membimbing anak mereka
dengan benar. Serta memberikan edukasi kepada pembaca, agar generasi
Indonesia bisa terbebas dari adanya seks bebas.

vi
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Seks Bebas


Seks bebas (free sex) merupakan perilaku penyimpangan seksual
didalamnya terdapat unsur-unsur kebebasan, seperti bebas melakukan
hubungan seksual sebelum menikah, bebas berganti-ganti pasangan, dan
bebas melakukan hubungan seksual pada usia dini. Pengetahuan yang salah
dapat menjadi dasar terjadinya seks bebas.

Berikut pengertian para ahli mengenai Seks Bebas :


Menurut Kartono (1977) merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat
seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika dibandingkan
dengan sistem regulasi tradisional dan bertentangan dengan sistem norma
yang berlaku dalam masyarakat.

Menurut Desmita (2005) pengertian seks bebas adalah segala cara


mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang berasal dari
kematangan organ seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai
melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan
norma karena remaja belum memiliki pengalaman tentang seksual.

Menurut Irianto (2010) perkembangan masa anak-anak adalah masa


meniru dan mencontoh apa yang dilihat, didengar itu perbuatan orang tuanya.
Pada memori anak yang masih kosong ia akan mudah dan cepat
menirukannya, dalam pandangan anak orang tua adalah idola dan symbol
keakuanya atau kebanggaanya.

Menurut Sarwono (2003) menyatakan, bahwa seks bebas adalah segala


tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis
maupun sesama jenis, mulai dari tingkah laku yang dilakukannya seperti

vii
sentuhan, berciuman (kissing) berciuman belum sampai menempelkan alat
kelamin yang biasanya dilakukan dengan memegang payudara atau melalui
oral seks pada alat kelamin tetapi belum bersenggama (necking, dan
bercumbuan sampai menempelkan alat kelamin yaitu dengan saling
menggesek-gesekan alat kelamin dengan pasangan namun belum
bersenggama (petting, dan yang sudah bersenggama (intercourse), yang
dilakukan diluar hubungan pernikahan.

Menurut Nevid dkk (1995) mengungkapkan bahwa perilaku seks


pranikah adalah hubungan seks antara pria dan wanita meskipun tanpa
adanya ikatan selama ada ketertarikan secara fisik.

Menurut Suryano (2020) Dampak Seks Bebas Pada Remaja yaitu,


Kehamilan yang tidak diinginkan adalah suatu kehamilan yang terjadi
dikarenakan suatu sebab sehingga keberadaannya tidak diinginkan oleh salah
satu atau kedua calon orang tua bayi tersebut.

Menurut Alfiyah (2018). Perilaku seksual merupakan hasil interaksi


antara kepribadian dengan lingkungan sekitarnya.

B. Pengertian Remaja
Remaja adalah seseorang yang tumbuh menjadi dewasa mencakup
kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Dimana remaja mempunyai
rasa keingintahuan yang besar dan sedang mengalami proses perkembangan
sebagai persiapan memasuki masa dewasa.

Berikut pengertian para ahli mengenai Remaja:

Menurut Y. Singgih D. Gunarso, 1998 Bahwa remaja ialah


permulaannya ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului
kematangan seksual. Diatara berbarengan dengan perubahan tubuh dan akan
dimulai proses perkembangan psikis remaja dalam waktu ia melepaskan diri
dari ikatan orang tuanya, lalu terlihat perubahan-perubahan kepribadian

viii
yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dalam
masyarakat.
Menurut Hurlock (1999). Istilah remaja atau adolesence berasal dari
kata latin adolescere yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”.
Istilah adolescence (dari bahasa Inggris) yang dipergunakan saat ini
mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan mental, emosional,
sosial dan fisik.

Kartono (1990) mengatakan bahwa masa remaja juga sebagai masa


penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa
dewasa. Pada periode remaja terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial
mengenai fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah. Yang sangat menonjol
pada periode ini adalah kesadaran yang mendalam mengenai diri sendiri
dimana remaja mulai meyakini kemampuannya, potensi dan cita-cita sendiri.
Dengan kesadaran tersebut remaja berusaha menemukan jalan hidupnya dan
mulai mencari nilai-nilai tertentu, seperti kebaikan, keluhuran,
kebijaksanaan, dan keindahan.

Menurut World Health Organization (WHO), remaja merupakan


masyarakat yang berada di rentang usia 10 sampai 19 tahun. Adapun,
menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja
didefinisikan sebagai penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan
menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang
usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.

Menurut Monks Dkk, 1989 Remaja sebetulnya tidak mempuyai tempat


yang jelas, karena mereka sudah bukan anak-anak, namn tidak sepenuh
masuk ke kumpulan orang dewasa. Masa remaja berada itu diantara anak
dengan dewasa, Sebab itu remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari
jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu
mengusai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun

ix
psikisnya. Tetapi masa remaja merupakan saat pertumbuhan yang berada
pada masa sagat sembunyi, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun
fisik.

x
BAB III
PEMBAHASAN

A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Bebas Pada Remaja


Ada beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku
seksual, yaitu :

1) Perspektif Biologis adalah perubahan perubahan hasrat seksual pada


remaja. Peningkatan hasrat seksual ini membutuhkan penyaluran dalam
bentuk pengeluaran sperma.

Gambar 3.1
Ilustrasi Perspektif Biologis

2) Kurangnya Perhatian Orang Tua


Kurangnya perhatian dari orang tua dapat mengubah perilaku seorang anak
menjadi perilaku yang tidak baik dan dapat menimbulkan terjadinya
perilaku seks bebas diantara lingkungan pertemanannya dan pasangannya
sendiri.

Gambar 3.2
Ilustrasi Pengaruh Orang Tua

xi
3) Pengaruh teman sebaya
Kecenderungan pengetahuan yang makin bebas antara laki- laki dan
perempuan dalam masyarakat. Selain itu pada masa remaja, pengaruh
teman sebaya sangat kuat sehingga munculnya penyimpangan perilaku
seksual dikaitkan dengan norma kelompok sebaya.

Gambar 3.3
Ilustrasi Pengaruh Teman Sebaya

4) Perspektif Akademik.
Remaja dengan presentasi rendah dan tahap aspirasi rendah
cenderung lebih sering memunculkan aktivitas seksual dibandingkan
remaja yang memiliki presentasi yang baik.

Gambar 3.4
Ilustrasi Perspektif Akademik

xii
5) Persepektif Sosial Kognitif Kemampuan sosial
Kognitif diasosiasikan dengan pengambilan keputusan yang
menyediakan pemahaman perilaku seksual di kalangan remaja. Remaja
mampu mengambil keputusan secara tepat berdasarkan nilai-nilai yang
diyakini dapat lebih menampilkan perilaku seksual yang lebih sehat.

B. Dampak Seks Bebas Pada Remaja


1) Kehamilan yang tidak diinginkan (Unwanted Pregnancy).
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan definisi yang biasa dipakai
untuk memberi istilah adanya kehamilan yang tidak dikehendaki oleh wanita
yang bersangkutan maupun lingkungannya.

Gambar 3.4
ilustrasi kehamilan yang tidak diinginkan

Kehamilan tidak diinginkan pada remaja disebabkan oleh faktor- faktor


berikut :
a. Faktor dari dalam diri remaja sendiri yang kurang memahami
kewajibannya sebagai pelajar.
b. Faktor dari luar, yaitu pergaulan bebas tanpa kendali orangtua yang
menyebabkan remaja merasa bebas untuk melakukan apa saja yang
diinginkan. Perkembangan teknologi media komunikasi yang semakin
canggih yang memperbesar kemungkinan remaja mengakses apa saja
termasuk hal-hal yang negatif.

xiii
c. Usia menstruasi yang semakin dini disertai usia kawin yang semakin
tinggi menyebabkan masa-masa rawan yaitu kecenderungan perilaku
seksual aktif semakin memanjang.
d. Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang
dapat menyebabkan kehamilan.
e. Tidak menggunakan alat kontrasepsi (alat untuk mencegah kehamilan).
f. Kegagalan alat kontrasepsi akibat remaja menggunakan alat kontrasepsi
tanpa disertai pengetahuan yang cukup tentang metode kontrasepsi yang
benar.
g. Kehamilan akibat pemerkosaan, diantaranya pemerkosaan oleh teman
kencannya. Pada kehamilan sebelum nikah, masa malu dan perasaan
bersalah yang berlebihan dapat dialami remaja. Apalagi jika kehamilan
tersebut diketahui oleh pihak lain seperti orang tua. Hal yang
memperberat masalah adalah terkadang orang tua atau orang yang
mengetahui tidak mampu menghadapi persoalan tersebut secara
proporsional, bahkan cenderung mengakibatkan suatu tindak kekerasan
yang traumatik terhadap
anak. Hal ini menambah tekanan psikologis yang berat yang pada
akhirnya mengarah pada depresi.

2) Infeksi Menular Seksual


Infeksi kelamin adalah infeksi yang penularannya melalui hubungan
seksual. Seseorang berisiko tinggi terkena infeksi menular seksual bila
melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan. Pada wanita risiko
tertular infeksi menular seksual lebih tinggi daripada laki-laki karena
bentuk alat reproduksinya lebih rentan, sehingga seringkali berakibat
lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali sedangkan infeksi
bertahap lebih parah. Jenis-jenis infeksi menular seksual adalah Gonore
(kencing nanah), Herpes kelamin, Trikomoniasis, Sifilis. Cara pencegahan
infeksi menular seksual antara lain tidak melakukan hubungan seksual
sebelum menikah, saling setia bagi pasangan yang sudah menikah,

xiv
menghindari hubungan seks yang tidak aman, menggunakan kondom saat
berhubungan seksual(Sunaryo, 2020).

3) HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh yang dapat melemahkan kemampuan tubuh
melawan infeksi dan penyakit. AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) adalah kondisi di mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir.
Ketika seseorang sudah mengalami AIDS, tubuh tidak lagi memiliki
kemampuan untuk melawan infeksi yang ditimbulkan. Penyebab dari
penyakit HIV dan AIDS dapat disebabkan dari pergaulan bebas seperti,
melakukan hubungan seks secara bebas dan sering berganti pasangan.
Seseorang yang terinfeksi HIV dapat menularkannya kepada orang lain,
bahkan sejak beberapa minggu sejak tertular. Semua orang berisiko
terinfeksi HIV.

Gambar 3.5
Ilustrasi terjangkitnya virus HIV

4) Kurangnya Wawasan Agama

Indonesia merupakan negara beragama, dimana aturan nilai norma


berlandaskan dari agama. Kurangnya wawasan agama dapat menyebabkan
seseorang terjerumus dalam pergaulan bebas. Seperti halnya seks sebelum
pernikahan sangatlah dilarang oleh agama. maka dari itu penting bagi
keluarga untuk mengajarkan wawasan tentang agama sedari kecil. Sebagai

xv
upaya untuk mencegah pergulan bebas dan juga sebagai kontrol terhadap
diri sendiri jika akan melakukan hal-hal yang tidak baik.

5) Penyimpangan Perilaku Seksual

Penyimpangan perilaku seksual terdiri atas empat kelompok besar yang


masing-masing terdiri dari beberapa sub kelompok (Susanti, 2015),
antara lain adalah : Gangguan identitas, gambaran utama dari gangguan
ini adalah ketidaksesuaian antara alat kelamin dengan identitas jenis yang
terdapat pada diri seseorang. Jadi, seorang yang berkelamin laki-laki
merasa dirinya wanita, atau sebaliknya.

6) Faktor Lingkungan

Ruang lingkup pertemanan yang salah atau pertemanan yang tidak sehat
dapat menjerumuskan seseorang kedalam pergaulan bebas. Seperti pepatah
mengatakan “jika kamu bergaul dengan penjual minyak wangi maka kamu
akan ikut wangi, dan jika kamu bergaul dengan penjual minyak tanah
maka kamu juga akan ikut bau minyak tanah”. Dari pepatah tersebut dapat
disimpulkan lingkungan pertemanan sangatlah berpengaruh pada perilaku
seseorang. Pilihlah lingkup pertemanan yang dapat mengajak kebaikan
seperti mengajak belajar bersama. hindari lingkungan pertemanan yang
toxic dan yang menjerumuskan kedalam hal yang tidak baik

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa dampak dari


seks bebas pada remaja diantara nya adalah kehamilan yang tidak
diinginkan, infeksi menular seksual, HIV/Aids dan Penyimpangan
perilaku seksual.

xvi
C.) Cara Mencegah Pergaulan Seks Bebas Pada Remaja
1) Mencari kegiatan baru sehingga dapat menemukan kepuasan yang
mendalam dari interaksi yang terjalin (bukan kepuasan seksual.
2) Menghindari situasi atau tempat yang dapat menimbulkan rangsangan
seksual seperti berduaan dikamar saat tidak orang tua, serta tempat yang
sepi dan gelap.
3) Menghindari frekuensi pertemuan dengan lawan jenis yang terlalu sering
karena jika sering bertemu tanpa adanya aktivitas pasti dan tetap, maka
keinginan untuk mencoba aktivitas seksual semakin menguat.
4) Melibatkan banyak teman atau keluarga untuk berinteraksi sehingga
kesempatan untuk selalu berduaan makin berkurang.
5) Mencari informasi yang sebanyak-banyaknya tentang masalah seksualitas
dari sumber yang dapat dipercaya.
6) Mempertimbangkan risiko dari perilaku seksual yang dilakukan.
7) Mendekatkan diri pada Tuhan dan berusaha menghayati norma atau nilai
yang berlaku.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan beberapa cara untuk


terhindar dari pergaulan bebas diantaranya adalah mencari kegiatan lain,
menghindari situasi yang dapat menimbulkan rangsangan, menghindari
frekuensi pertemuan dengan lawan jenis, memiliki banyak teman, Mencari
informasi, Mempertimbangkan risiko dan paling utama mendekatkan diri
dengan tuhan.

xvii
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :

Perilaku seks bebas pada remaja karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman
remaja tentang hubungan seksual.
1) faktor faktor perilaku seks bebas pada remaja yaitu, Perspektif biologis,
Kurangnya Perhatian Orang Tua, Pengaruh teman sebaya, Perspektif
Akademik, Persepektif Sosial Kognitif Kemampuan social.
2) Dampak dari perilaku seks bebas pada remaja yaitu, Kehamilan yang tidak
diinginkan, infeksi Menular Seksual, HIV/AIDS, Kurangnya Wawasan
Agama, Penyimpangan Perilaku Seksual, Faktor Lingkungan.
3) Cara mencegah perilaku seks bebas pada remaja yaitu, Mencari kegiatan
baru sehingga dapat menemukan kepuasan yang mendalam dari interaksi
yang terjalin (bukan kepuasan seksual), Menghindari situasi atau tempat
yang dapat menimbulkan rangsangan seksual seperti berduaan dikamar
saat tidak orang tua, serta tempat yang sepi dan gelap, Menghindari
frekuensi pertemuan dengan lawan jenis yang terlalu sering karena jika
sering bertemu tanpa adanya aktivitas pasti dan tetap, maka keinginan
untuk mencoba aktivitas seksual semakin menguat, Mendekatkan diri
pada Tuhan dan berusaha menghayati norma atau nilai yang berlaku.

B. Saran
Sebagai remaja kita hendaknya memperhatikan nilai-nilai agama, moral, etika

xviii
dalam keluarga, masyarakat maupun lingkungan sekolah. Bisa memilih teman
yang baik dan bukan teman yang mengajarkan tentang keburukan yang dapat
menjerumuskan diri kita sendiri. Maka dari itu hendaknya sebagai remaja kita
memperjuangkan apa yang seharusnya telah menjadi cita-cita kita sebagai
penerus bangsa terutama untuk kebanggaan orang tua.

DAFTAR PUSTAKA

Nurul Jannah Ramadhani, Sulaiman Samad, Suciani Latif (2023). Perilaku Seks
Bebas Pada Remaja Dan Penanganannya (Studi Kasus Pada Siswa Sekolah
Menengah Atas Kabupaten Pinrang). Universitas Negeri Makassar

Christianto Nugroho ( 2015) Pengetahuan Remaja Kelas XI Tentang Seks Bebas.


Sekolah tinggi ilmu kesehatan pamenang.

Rai Pertiwi, Ni wayan Feby Wahyu and Suindri, S.Si.T., M.Keb, Ni Nyoman and
Rahyani,S.Si.T.,M.Kes, Dr.Ni Komang Yuni (2020) Perbedaan Pengetahuan
Remaja Sebelum Dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Tentang Gaya Pacaran
Sehat Dengan Media Video. Poltekkes Denpasar.

Febriyanti, I. (2018). Pengaruh Pemberian ASI Terhadap Stunting Pada Balita


Usia 7-36 Bulan Di Puskesmas Ngunjung Kabupaten Magelang. Skripsi:
Poltekkes Kemenkes Surabaya.

Pengertian Seks Bebas. Diakses dari


https://www.psychologymania.com/2012/06/pengertian-seks-bebas.html

Pengertian Remaja. https://fungsi.co.id/pengertian-remaja/

Klasifikasi Remaja: Remaja Awal, Remaja Pertengahan, dan Remaja Akhir


https://www.gramedia.com/literasi/klasifikasi-remaja/

Stunting pada Anak: Gejala, Penyebab, Penanganan, dll. (2023). Diakses dari
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/penyakit-pada-anak/stunting/.

xix
Waspadai Masa Pubertas Datang Lebih Awal atau Lebih Lambat. (2023). Diakses
dari https://www.alodokter.com/waspadai-masa-pubertas-datang-lebih-awal-atau-
bahkanterlambat#:~:text=Sementara%20itu%2C%20masa%20pubertas%20yang
%20datang%20terlambat%20pada,berkembang%20menjadi%20lebih%20besar
%20sampai%20usia%2014%20tahun

xx

Anda mungkin juga menyukai