Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR EKONOMI ISLAM

Disusun :
Kelompok 1 :
1. Wike Anggraini
2. Nici Bartes
3. Fitri Maryati

Dosen :
Idwal.B,MA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
2016
KONSEP DASAR EKONOMI ISLAM
A. EKONOMI ISLAM
Ekonomi adalah pengetahuan tentang peristiwa dan persoalan yang berkaitan
dengan upaya manusia secara perseorang ataupun kelompok dalam memenuhi
kebutuhan yang tidak terbatas yang dihadapkan pada sumber yang terbatas.
Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi
kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga diatur
dalam Islam dengan prinsip illahiyah1 Harta yang ada pada kita, sesungguhnya bukan
milik manusia, melainkan hanya titipan dari Allah SWT agar dimanfaatkan sebaik-
baiknya demi kepentingan umat manusia yang pada akhirnya semua akan kembali
kepada Allah SWT untuk dipertanggung jawabkan.
Ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk
mengalokasikan dan mengelola sumber daya untuk mencapai falah ( kemenangan)
berdasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunnah.
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid
sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Bekerja merupakan suatu
kewajiban karena Allah SWT memerintahkannya, sebagaimana firman-Nya dalam
Surat At Taubahayat 105:

َ‫شهَا َد ِة َفيُنَبِِّئ ُ ُك ْم ِب َما ُك ْنت ُ ْم ت َ ْع َملُون‬ ِ ‫ست َُردُّونَ إِ َلى عَا ِل ِم ا ْلغَ ْي‬
‫ب َوال ه‬ َ ‫سولُهُ َوا ْل ُمؤْ ِمنُونَ َو‬
ُ ‫ع َملَ ُك ْم َو َر‬
َ ُ‫َّللا‬ َ َ‫َوقُ ِل ا ْع َملُوا ف‬
‫سيَ َرى ه‬

“Dan katakanlah, bekerjalah kamu, karena Allah dan Rasul-Nyaserta orang-orang yang beriman
akan melihat pekerjaan itu”.

B. KONSEP EKONOMI ISLAM


Islam mengambil suatu kaidah terbaik antara kedua pandangan yang ekstrim
(kapitalis dan sosialis) dan mencoba untuk membentuk keseimbangan di antara
keduanya (kebendaan dan rohaniah). Keberhasilan ekonomi Islam tergantung kepada
sejauh mana penyesuaian yang dapat dilakukan di antara keperluan kebendaan dan

1
Harahap,S.2011.Etika Bisnis dalam Persepektif Islam.Jakarta:Selemba Empat.
keperluan rohani / etika yang diperlukan manusia. Sumber pedoman ekonomi Islam
adalah al-Qur’an dan sunnah Rasul, yaitu dalam:
- Qs.al-Ahzab:72 (Manusia sebagai makhluk pengemban amanat Allah).
- Qs.Hud:61 (Untuk memakmurkan kehidupan di bumi).
- Qs.al-Baqarah:30 (Tentang kedudukan terhormat sebagai khalifah Allah di
bumi).
Hal-hal yang tidak secara jelas diatur dalam kedua sumber ajaran Islam
tersebut diperoleh ketentuannya dengan jalan ijtihad.
C. DASAR-DASAR EKONOMI ISLAM
a. Bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera baik di dunia dan di akhirat,
tercapainya pemuasan optimal berbagai kebutuhan baik jasmani maupun rohani
secara seimbang, baik perorangan maupun masyarakat. Dan untuk itu alat pemuas
dicapai secara optimal dengan pengorbanan tanpa pemborosan dan kelestarian
alam tetap terjaga.
b. Hak milik alternaift perorangan diakui sebagai usaha dan kerja secara halal dan
dipergunakan untuk hal-hal yang halal pula.
c. Dilarang menimbun harta benda dan menjadikannya terlentar.
d. Dalam harta benda itu terdapat hak untuk orang miskin yang selalu meminta, oleh
karena itu harus dinafkahkan sehingga dicapai pembagian rizki.
e. Pada batas tertentu, hak milik tersebut dikenakan zakat.
f. Perniagaan diperkenankan, akan tetapi riba dilarang.
g. Tiada perbedaan suku dan keturunan dalam bekerja sama dan yang menjadi
ukuran perbedaan adalah prestasi kerja

D. SISTEM EKONOMI ISLAM


Islam telah mengatur kehidupan manusia dengan ketentuan – ketentuan yang
semestinya. Keberadaan aturan itu semata – mata untuk menunjukkan jalan bagi
manusia dalam memperoleh kemuliaan. Kemudian hanya bisa didapatkan dengan jalan
melakukan kegiatan yang di ridhoi Allah. Sikap manusia yang menghargai kemuliaan
akan selalu berusaha " menghadirkan " Allah di dalam setiap tarikan nafasnya. Perilaku
orang muslim dalam bidang ekonomi selalu diorientasi pada peningkatan keimanan,
karena tanpa keimanan kemuliaan pun tidak akan ia dapatkan.
Bagi seorang muslim melakukan aktivitas ekonomi dengan orang lain sebagai
bagian dari perilaku untuk memenuhi tanggung jawabnya di hadapan Allah, maka
bekerja akan menjadikan seorang muslim untuk tetap istiqomah. Hal ini menjadikan
seorang muslim dalam bekerja tidak sekedar memenuhi kebutuhan materi tetapi juga
terpenuhi keridhoan Illahi.
Karena bagi seorang muslim bekerja merupakan proses ia mencari jawaban; " untuk
apa Allah menghidupkan ia di dunia ". Implementasi dari pemahaman islam akan
membentuk kehidupan islami dalam masyarakat yang secara langsung akan
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, diantaranya aspek ekonomi.
Oleh karena itu, praktek sistem ekonomi islam tidak identik dengan sistem
kenegaraan di beberapa negara Timur Tengah yang menggunakan Islam sebagai dasar
negaranya. Sistem ekonomi lebih berkaitan dengan bangunan masyarakat yang
perilakunya didasarkan atas sumber islam al – Quran dan alh – Hadits dimana sistem
ekonomi Islam bisa di praktekkan di masyarakat manapun juga.
Segala aturan yang diturunkan Allah SWT dalam system Islam mengarah pada
tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan kejahatan,
kesengsaraan, dan kerugian pada seluruh ciptaan -Nya. Demikian pula dalam hal
ekonomi, tujuannya adalah membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan di
akhirat.
Seorang fuqaha 2asal Mesir bernama Prof. Muhammad Abu Zahrah mengatakan
ada tiga sasaran hukum Islam yang menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai
rahmat bagi seluruh umat manusia
E. PRINSIP – PRINSIP DASAR SISTEM EKONOMI ISLAM
a. Kebebasan individu

2
Furqan,Arif.2002. Islam Untuk Disiplin Ilmu Ekonomi.Jakarta:Lembaga Pendidikan Fakultas Jurusan Program

Studi Ekonomi.
Manusia mempenyai kebebasan untuk membuat suatu keputusan yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Dengan kebebasan ini
manusia dapat bebas mengoptimalkan potensinya. Kebebasan manusia dalam islam
di dasarkan atas nilai – nilai tauhid suatu nilai yang membebaskan dari segala
sesuatu, kecuali Allah. Nilai tauhid akan membentuk pribadi manusia yang berani
dan kepercayaan diri karena segala sesuatu yang di lakukan hanya
dipertanggungjawabkan sebagai pribadi di hadapan Allah.
b. Hak terhadap harta
Islam mengakui hak individu untuk memiliki harta. Hak pemilikan harta
hanya diperoleh dengan cara – cara sesuai dengan ketentuan islam. Islam mengatur
kepemilikan harta didasarkan atas kemaslahatan sehingga keberadaan harta akan
menimbulkan sikap saling menghargai dan menghormati.
c. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar
Islam mengakui adanya ketidaksamaan ekonomi antar ornag perorangan.
" Apakah mereka membagi – bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang telah
menentukan antara meraka penghidupan mereka dalam kehidupa dunia, dan Kami
telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar
sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu
lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan ". ( QS. Az – Zukhruf : 32 ).
Ketidaksamaan dalam hal ini menentukan kehidupan manusia yang satu dengan
yang lain telah didesain Allah untuk saling memberi dan menerima.
d. Jaminan sosial
Setiap individu mempunyai hak untuk hidup dalam sebuah negara, dan
setiap warga negara dijamin untuk memperoleh kebutuhan pokoknya masing –
masing. Memang menjadi tugas dan tanggung jawab utama bagi sebuah negara
untuk menjamin setiap warga negara, dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan
prinsip " hak untuk hidup ".
Dalam sebuah ekonomi islam negara mempunyai tanggung jawab untuk
mengalokasikan sumberdaya alam guna meningkatkankesejahteraan rakyat secara
umum. Di masa khalifah Umar bin Khattab, tanah yang tidak dikelola oleh
pemiliknya selama tiga tahun diambil negara untuk diberikan kepada orang miskin
yang mampu mengelolanya, artinya, sistem ekonomi islam menjamin kehidupan
seluruh masyarakat untuk mendapatkan kesejahteraan yang sama. Maka islam
memperhatikan masalah pengelolaan harta melalui pengaturan zakat, infaq,
shodakoh dan sebagainya sebagai sarana untuk mendapatkan kehidupan
masyarakat yang lebih sejahtera.
e. Distribusi kekayaan
Islam mencegah penumpukkan kekayaan pada sekelompok kecil
masyarakat dan menganjurkan distribusi kekayaan kepada semua lapisan
masyarakat. Sumber daya alam adalah hak manusia dipergunakan manusia untuk
kemaslahatan, upaya ini tidak akan menjadi masalah bila tidak ada usaha untuk
mengoptimalkannya melalui ketentuan – ketentuan syariah. Antara satu orang
dengan orang lain sudah ditentukan rezekinya oleh Allah, maka usaha untuk
melakukan tindakan di luar syariah merupakan perbuatan yang dzolim.
f. Larangan menumpuk kekayaan
Sistem ekonomi islam melarang individu mengumpulkan harta kekayaan
secara berlebihan. Seorang muslim berkewajiban untuk mencegah dirinya dan
masyarakat supaya tidak berlebihan dalam pemilikan harta.
g. Kesejahteraan individu dan masyarakat
Islam mengakui kehidupan individu dan masyarakat saling berkaitan antara
satu dengan yang lainnya. Masyarakat akan menjadi faktor yang dominan dalam
membentuk sikap individu sehingga karakter individu banyak dipengaruhi oleh
karakter masyarakat. Demikian juga sebaliknya, tidak akan terbentuk karakter
masyarakat yang khas tanpa keterlibatan dari individu – individu. Dalam islam
hubungan individu dan masyarakat ini berpengaruh besar untuk membangun
peradaban manusia di masa depan. Untuk itu mendapatkan peradaban yang baik di
masa depan islam menganjurkan untuk bersikap dalam membangun masyarakat.
Terdapat 2 kelompok besar dalam ekonomi konvensional, yaitu kapitalis
dan sosialis. Sistem kapitalis memandang bahwa manusia adalah pemilik satu-
satunya terhadap harta yang telah diusahakan. Sedangkan sistem ekonomi sosialis
memandang bahwa segala bentuk sumber kekayaan dan alat-alat produksi adalah
milik bersama masyarakat.Negara hadir menggantikan masyarakat dengan
dominasi pengontrolan tunggal.
Tujuan ekonomi adalah sejahtera. Sejahtera menurut konvensional adalah
kecukupan kebutuhan materi di dunia. Sedangkan sejahtera menurut Islam adalah
sejahtera di dunia dan akhirat. Tujuan Ekonomi Islam membawa kepada konsep al-
Falah (kejayaan) di dunia dan akhirat sedangkan ekonomi konvensional hanyalah
kepuasan dunia saja.
Dalam sistem ekonomi konvensional, individual benefit sama dengan sosial
benefit. Tetapi Islam memandangnya berbeda, sosial benefit kadang-kadang tidak
sama dengan individual benefit.
F. METODOLOGI EKONOMI ISLAM
1. Pengertian Metodologi Ekonomi Islam
Metodologi yaitu cara bagaimana suatu ilmu disusun, merupakan suatu yang amat
penting bagi ilmu pengetahuan, sebab hal inilah yang membedakan pengetahuan
yang disebut ilmu dan yang bukan ilmu.
Munculnya metodologi ekonomi konvensional atau bermula atau berawal
dari metode ilmiah. Sedangkan metodologi Ekonomi Islam berawal dari metode
ushul fiqh, tapi kemudian digabungkan dengan metode ilmiah dengan skema
sebagai berikut:
- Al-Qur’an dan as-Sunnah adalah sumber utama metodologi.
- Ilmu ushul fiqh yaitu metodologi yang mengikat Ekonomi Islam.
- Metodologi ilmiah tetap dibenarkan selama tidak bertentangan dengan agama.
- Peluang untuk mendapatkan kebenaran dari 2 sumber tersebut (ushul fiqh dan
metode ilmiah) adalah sama.
a. Konsep Metodologi Penelitian Islam
Kelemahan pada metode konvensional menyebabkan pemilihan
pendekatan ilmiah syari’ah dan secular yang membawa pada dualisme
pendidikan dalam masyarakat muslim dan menyebabkan muncul proyek
Islamiyah pengetahuan al-Faruqi yang lebih ditekankan pada arus dualitas
sekuler religius sistem pendidikan dalam masyarakat muslim dan tidak
adanya pandangan yang jelas untuk mengarahkan pada suatu tindakan yang
riil.
b. Tujuan Metodologi Penelitian Ekonomi Islam
1. Kesejahteraan masyarakat
2. Mengungkapkan masalah dengan onyektif
3. Menigkatkan motivasi untuk menggali ilmu
h. Hukum Ekonomi Islam
Hukum ekonomi adalah pernyataan mengenai kecenderungan suatu
pernyataan hubungan sebab akibat antara dua kelompok fenomena
Sumber Hukum Ekonomi Islam:
1. Allah —- Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah Kallam Allah, merupakan mu’jizat yang diturunkan
(diwahyukan) kepada Rasulullah SAW yang ditulis dimushab dan diriwayatkan dengan
mutawatir serta membacanya adalah ibadah.
2. Hadits dan Sunnah
Sunnah dan Hadits yang se zaman dan sama hakikatnya pada tahap paling dini
setelah Nabi SAW itulah yang dijadikan kaidah.
3. Ijtihad
Ijtihad adalah mencurahkan daya kemampuan untuk menghasilkan hukum syara’
dari dalil-dalil syara’ secara terperinci yang bersifat operasional dengan cara istinbat.
4. Qiyas
Qiyas adalah mempersamakan peristiwa yang terdapat nash hukumnya dengan
peristiwa yang terdapat nash bagi hukumnya.
5. ‘Urf
‘Urf adalah apa yang saling diketahui dan dijalani orang dan ‘Urf merupakan
kebiasaan tapi tidak boleh bertentangan dengan al-Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas.
6. Ijma’
Ijma; adalah kesepakatan para mujtahid memutuskan suatu masalah sesudah
wafatnya Rasulullah. Ijma’ dibagi menjadi 2, yaitu:
- Ijma’ Sharih: Kesepakatan mujtahid terhadap hukum mengenai suatu peristiwa
- Ijma Sukuti: Terang-terangan menyatakan pendapatnya dengan fatwa atau
memutuskan suatu perkaran.
7. Istihsan
Istihsan berarti memperbandingkan yang dilakukan oleh mujtahid dari qiyas yang
jelas kepada qiyas yang tersembunyi.
8. Istishlah
Istishlah adalah menetapkan hukum suatu peristiwa hukum yang tidak disebut nash dan
ijma yang berlandaskan pada pemeliharaan mashlahat mursalah.
9. Istishhab
Istishhab adalah hukum terhadap sesuatu dengan keadaan yang ada sebelumnya.
I. Perbandingan Sistem Ekonomi (Kapitalis, Sosial, Islam)
a. Sistem ekonomi kapitalis
Dasar pemikiran sistem kapitalis berasal dari Adam Simth yang menurutnya
kegiatan ekonomi adalah atas dasar dorongan kepentingan pribadi, yang
bertindak sebagai tenaga pendorong yang membimbing manusia mengerjakan
apasaja asal masyarakat mau membayar.
Dalam sistem ekonomi kapitalis manusia berusaha mencari keuntungan
sebanyak-banyaknya dan menghindari kerugian. Kapitalis sangat erat dengan
hubungannya dengan pengejaran kepentingan individu. Kapitalis juga disebut
dengan sistem persaingan bebas. Siapa yang mampu memiliki dan mampu
menggunakan kekuatan modal secara efektif dan efisien akan dapat
memenangkan pertarungan dalam bisnis. Paham yang mengagungkan
kekuatan modal sebagai syarat memenangkan pertarungan ekonomi disebut
sebagai kapitalisme.
2. Sistem ekonomi sosialis dan komunis
John Stuan menyebutkan sebutan sosialis menunjukkan kegiatan untuk
menolong orang-orang yang tidak beruntung dan tertindas dengan sedikit
tergantung dengan pemerintah. Sosialis juga diartikan sebagai bentuk
perekonomian dimana pemerintah paling kurang bertindak sebagai oihak yang
dipercaya oleh seluruh warga masyarakat dan menasionalisasikan industri-industri
besar dan startegis yang menyangkut hajat hidup orang banyak.Sosialis melibatkan
pemilikan semua alat-alat produksi termasuk didalamnya tanah-tanah pertanian
oleh negara dan menghilangkan milik swasta.
Sedangkan komunisme muncul sebagai aliran ekonomi ibarat anak haram
yang tidak disukai oleh kapitalis. Tujuan kapitalis lebih bersifat gerakan ideologis
dan mencoba hendak mendobrak sistem kapitalis dan sistem-sistem lainnya.
Komunis merupakan bentuk paling ekstrim dari sosialisme. Bentuk dari sistem
perekonomian yang didasarkan atas dimana segala sesuatunya diatur pemerintah.
3. Islam
Ilmu ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang mempelajari
masalah-masalah ekonomi berdasarkan nilai-nilai Islam. Dalam ilmu ekonomi
Islam kita tidaklah berada pada kedudukan mendristibusikan sumber-sumber
semau kita namun pembatasan didasarkan pada al-Qur’an dan hadist. Dalam Islam
kesejahteraan sosial dapat dimaksimalkan jika sumber ekonomi juga dialokasikan
sedemikian rupa sehingga dengan pengaturan kembali keadaannya tidak
seorangpun lebih baik dengan menjadikan orang lain lebih buruk di dalam kerangka
al-Qur’an atau sunnah.
Dalam sistem ekonomi Islam semua ada pembatasan yang di dasarkan pada
al-Qur’an dan sunnah.
Menurut Muhammad perbedaan antara ilmu ekonomi modren dan ekonomi
Islam dalam hal konsumsi terletak pada cara pendekatannya dalam memenuhi
kebutuhan seseorang. Islam tidak mengakui kegemaran materialistis semata-mata
dari pola konsumsi modren.3
Menurut Islam, anugerah-anugerah Allah adalah milik semua manusia.
Suasana yang menyebabkan sebagian diantara anugerah-anugerah itu berada
ditangan orang-orang tertentu tidak berarti bahwa mereka dapat memanfaatkan
anugerah-anugerah itu untuk mereka sendiri. Orang lain masih berhak atas
anugerah-anugerah tersebut walaupun mereka tidak memperolehnya. Dalam Al-
Qur’an Allah SWT mengutuk dan membatalkan argumen yang dikemukakan oleh

3
Mannan, M.A. Teori dan Prakrtek Ekonomi Islam (Edisi Terjemahan). Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. 1997 :
44
orang kaya yang kikir karena ketidaksediaan mereka memberikan bagian atau
miliknya ini4

4
Monzer Kahf, Ph. D. Ekonomi Islam (Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi
Islam), Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 1995 : 27
DAFTRAR PUSTAKA
- Mannan, M.A. Teori dan Prakrtek Ekonomi Islam (Edisi
Terjemahan). Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. 1997

- Furqan,Arif.2002. Islam Untuk Disiplin Ilmu Ekonomi.Jakarta:Lembaga

Pendidikan Fakultas Jurusan Program Studi Ekonomi.


- Harahap,S.2011.Etika Bisnis dalam Persepektif Islam.Jakarta:Selemba Empat
- Yusuf,qardawi.1997.Norma dan Etika Ekonomi Islam.Jakarta:Gema Insani
Press.
- Monzer Kahf, Ph. D. Ekonomi Islam (Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem
Ekonomi Islam), Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 1995 : 27.

Anda mungkin juga menyukai