Anda di halaman 1dari 13

CASE-BASED LEARNING 3

PRINSIP - PRINSIP PEMBELAJARAN

STUDI KASUS

Dosen Pengampu:

Izzanil Hidayati, S.Psi., M.A.

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Al Zira Sakinah (22011115)


2. Amanda Nofriandini (22011416)
3. Khaila Chantika Sari (22011177)
4. Lulu Hardiana (22011045)
5. Qurratu Nisaa` Pingatian (22011368)
6. Rima Terra (22011217)

DEPARTEMEN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
A. DESKRIPSI KASUS

E-learningatauelectronic learningkini semakin dikenal sebagai salah satu cara


mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun berkembang.
Banyak orang menggunakan istilah berbeda-beda tentang e-learning, namun pada
prinsipnya e-learning merupakan pembelajaran yang menggunakan jasa elektronik
sebagai media dan alat bantunya.

Pembelajaran elektronik atau E-learning telah dimulai pada tahun 1970-an


(Waller and Wilson, 2001). Berbagai istilah digunakan untuk mengemukakan
pendapat/gagasan tentang pembelajaran elektronik, antara lain adalah: on-line
learning, internet-enabled learning, virtual learning, atau web-based learning.

E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer dalam


menunjang peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk di dalamnya
penggunaan mobile technologies seperti PDA dan MP3 players. Juga
penggunaan teaching materials berbasis web dan hypermedia, multimedia CD-
ROM atau web sites, forum diskusi, perangkat lunak kolaboratif, e-
mail, blogs, wikis, computer aided assessment, animasi pendidikan, simulasi,
permainan, perangkat lunak manajemen pembelajaran, electronic voting systems,
dan lain-lain. Juga dapat berupa kombinasi dari penggunaan media yang berbeda
[Thomas Toth, 2003; Athabasca University, Wikipedia].

Jaya Kumar C. Koran, E-learning sebagai sembarang pengajaran dan


pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet)
untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.

Dong, E-learningsebagai kegiatan belajar asynchronousmelalui perangkat


elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan
kebutuhannya.

Rosenberg, menekankan bahwa E-learning merujuk pada penggunaan


teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan

Darin E. Hartley, E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang


memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media
Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.

LearnFrame.Comdalam Glossary of E-learning Terms, E-learningadalah


sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar
mengajar dengan media Internet, jaringan komputer, maupun komputer stand alone.

Dari beberapa pendapat yang mengkomentari tentang E-learning maka dapat


disimpulkan bahwa E-learning merupakan suatu konsep belajar mengajar yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke pembelajar dengan menggunakan
media internet, intranet atau media jaringan komputer lain serta peralatan elektronik
lainnya yang dapat menunjang proses pembelajaran. Namun dari kebanyakan
pendapat E-learning selalu diidentikkan dengan penggunaan internet sehingga
memungkinkan terjadinya pembelajaran jarak jauh dan tidak terbatas oleh tempat
dan waktu. Dan kaitannya dengan hal tersebut dapat diartikan bahwa E-
learning merupakan sebuah strategi baru dalam pembelajaran yang disesuaikan
dengan perkembangan era digital informasi.

Pengertian lain, E-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning)


yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/ atau internet. E-
learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat
mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas. E-learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk
pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau
internet. Sebenarnya materi E-learning tidak harus didistribusikan secara on-
line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-
line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola E-learning. Dalam hal ini
aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan
melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD
tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.

• Pembelajaran jarak jauh.

E-learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus


hadir secara fisik di kelas. Pembelajar bisa berada di Kota X, sementara
“instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain
bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-
time ataupun secara off-line atau archieved.

Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan


memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan internet ataupun
menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola
oleh sebuah pusat penyedia materi di lembaga pelatihan, atau perusahaan
penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan
tempat dari mana ia mengakses pelajaran.

• Pembelajaran dengan perangkat komputer

E-learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer.


Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd
drive dan koneksi internet ataupun intranet lokal. Dengan memiliki komputer
yang terkoneksi dengan intranet ataupun internet, pembelajar dapat
berpartisipasi dalam E-learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut
berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat
diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas
konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.

• Pembelajaran formal vs. informal

E-learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-


learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum,
silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal
yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola E-learning dan pembelajar
sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan
diwajibkan oleh penyelenggara pada pesertanya, atau pembelajaran jarak jauh
yang dikelola oleh penyelenggara yang memang bergerak di bidang penyediaan
jasa E-learning untuk umum. E-learning bisa juga dilakukan secara informal
dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-
newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin
mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada
masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).

• Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing

Walaupun sepertinya E-learning diberikan hanya melalui perangkat


komputer, E-learning ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang
terdiri dari para ahli di bidang masing-masing, yaitu:

1. Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang
disampaikan
2. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain
materi dari SME menjadi materi E-learning dengan memasukkan unsur
metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan
lebih menarik untuk dipelajari
3. Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis
dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan
menarik untuk dipelajari
4. Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di
website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan
pembelajar, antar pembelajar dengan pembelajar lainnya.

Di samping jaringan internet, dukungan layanan belajar dan layanan tutor


tersedia ada beberapa persyaratan lainnya yang perlu diketahui antara lain:

• Lembaga yang menyelenggarakan/mengelola kegiatan E-learning,


• Sikap positif dari peserta didik dan tenaga kependidikan terhadap
teknologi komputer dan internet,
• Rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/ diketahui oleh
setiap peserta belajar,
• Sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta,
dan
• Mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga
penyelenggara.

Secara umum terdapat dua persepsi dasar tentang E-learning, yaitu :

1. Electronic based E-learning, adalah pembelajaran yang memanfaatkan


teknologi informasi dan komunikasi, terutama perangkat yang berupa
elektronik. Artinya tidak hanya internet, melainkan semua perangkat
elektronik, seperti film, video, kaset, OHP, slide, LCD projector, dan lain
sebagainya sejauh menggunakan perangkat elektronik.
2. Internet Based, adalah pembelajaran yang menggunakan fasilitas internet
yang bersifat onlinesebagai instrumen utamanya. Artinya, memiliki persepsi
bahwa E-learning haruslah menggunakan internet yang bersifat online yaitu
fasilitas komputer yang terhubung dengan internet. Artinya pembelajar dalam
mengakses materi pembelajaran tidak terbatas jarak, ruang dan waktu, bisa
dimana saja dan kapan saja.

Manfaat E-learning

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat


mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem E-learning untuk
meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran. Meskipun banyak hasil
penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran menggunakan sistem E-
learning cenderung sama jika dibanding dengan pembelajaran konvensional atau
klasikal, tetapi keuntungan yang bisa diperoleh dengan E-learning adalah dalam hal
fleksibilitasnya. Melalui E-learning materi pembelajaran dapat diakses kapan saja
dan dari mana saja, disamping itu materi yang dapat diperkaya dengan berbagai
sumber belajar termasuk multimedia dengan cepat dapat diperbaharui oleh pengajar.

E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari


perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan E-learning, peserta
(learner) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap
ucapan dari seorang pengajar/tutor secara langsung. E-learning juga dapat
mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya
yang harus dikeluarkan oleh sebuah program pelatihan atau program pendidikan.

Manfaat pembelajaran elektronik menurut Bates (1995) dan Wulf (1996) terdiri atas
4 hal, yaitu:

• Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta dengan pengajar atau


instruktur (enhance interactivity).
• Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja
(time and place flexibility).
• Menjangkau peserta dalam cakupan yang luas (potential to reach a global
audience).
• Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy
updating of content as well as archivable capabilities).

Adapun segi manfaat E-learning antara lain :

1. Meningkatkan interaksi pembelajaran, dengan adanya interaksi antara


pembelajar, materi pembelajaran, dan pengajar. Sebab dengan tidak adanya
tatap muka langsung biasanya para pembelajar lebih berani mengungkapkan
pendapat dan pertanyaan yang substansial terhadap materi pembelajaran, atau
dengan kata lain bahasa tulisan yang sering dipakai dalam interaksi tersebut
biasanya lebih memberikan penjelasan dari pada penggunaan bahasa verbal.
2. Mempermudah interaksi pembelajaran dimana pun dan kapan pun, jadi proses
pembelajaran menjadi lebih fleksibel dan tidak tergantung pada penjadwalan
tertentu.
3. Jangkauan pembelajaran lebih luas.
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pelajaran.

Kendala menerapkan E-Learning

Sistem E-learning ini menawarkan kemudahan dalam proses pembelajaran.


Tidak jarang orang belum pernah mendengar kata E-learning, terlebih lagi untuk
merasakan manfaatnya. Bahkan dikalangan pengajar pun masih ada yang belum
mengenal apa itu E-learning. Ada beberapa kendala utama dalam penerapan E-
learning antara lain:

1. Biaya investasi untuk infrastruktur

Banyak instansi penyelenggara pelatihan belum dapat menggunakan sistem


pembelajaran ini karena masalah biaya, mulai dari perencanaannya, membeli
peralatan sampai pemeliharaannya.

2. Internet

Jaringan internet yang tidak sama di setiap daerah, bahkan ada beberapa daerah
belum terkoneksi dengan jaringan internet.

3. Sumber daya manusia

Sumber daya manusia dalam hal ini meliputi penyelenggara, pengajar dan
pembelajar. Masih banyak pengajar, terutama pengajar yang lama belum bisa
menggunakan E-learning dalam pembelajaran karena mereka memang belum
pernah mengenal apa itu E-learning dan karena sudah lamanya mereka
menggunakan sistem konvensional. Dari pembelajar pun masih banyak yang
belum bisa menggunakan E-learning secara maksimal. Hal itu karena mereka
masih menggunakan cara konvensional yang diajarkan oleh pengajar
sebelumnya.
Adapun sisi kelemahan yang menjadi efek pembelajaran E-learning adalah :

1. Tidak tersampaikannya value pelatihan yang berisikan nilai dan etika moral
yang sesungguhnya menrupakan core dari proses pendidikan dan pelatihan.
2. Dengan pembelajaran E-learninglebih mengutamakan aspek teknis dan
komersialitas, dan mengesampingkan aspek perubahan perilaku, kemampuan
akademik, sosial, dan keterampilan pembelajar.
3. Proses pembelajaran cenderung kearah aspek knowledgedari pada menekankan
aspek psikomotorik dan afektif.
4. Tuntutan bagi pembelajar untuk belajar mandiri guna memperoleh ilmu
pengetahuan dan informasi. Sedangkan hal ini biasanya tidak mendapat
perhatian dari para pengajarnya, sehingga para pembelajar tidak termotivasi
untuk melakukan proses belajar mandiri.

Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan E-learning tidak


dapat disamakan dengan pelaksanaan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan
secara konvensional dengan menggunakan metode tatap muka langsung, melainkan
proses pembelajaran yang menggunakan metode online via internet. Hal ini
dilakukan dalam rangka upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang
akan bersaing pada knowledge workers dan knowledge economic era. Sebab dalam
era tersebut mengharuskan para pekerjanya secara cepat menemukan berbagai
informasi yang diperlukan, menimbang, dan mengevaluasinya agar mendapatkan
tingkat akurasi yang tinggi, serta mempergunakan informasi tersebut untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi. Dalam hal ini perlu ditumbuhkan
kemandirian pada diri setiap pengajar untuk membuat pembelajar menjadi lebih
independen dan akan dapat memperkaya mereka dengan kemampuan dalam
menguasai ilmu pengetahuan. Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah konsep
yang mengatakan bahwa belajar adalah proses yang tidak pernah ada akhirnya (long
live education).

Pada dasarnya cara penyampaian atau pemberian materi (delivery


system)digolongkan menjadi 2 yaitu one way communication(komunikasi satu arah)
dan two way communication(komunikasi dua arah). Pada saat two way
communicationdilaksanakan dengan 2 cara yaitu cara langsung (synchronous)
artinya pada saat pengajar/ instruktur menyampaikan materi, peserta dapat langsung
mendengarkan dan dapat juga dilakukan dengan a-synchronous(tidak langsung),
misalnya dengan merekam materi yang disampaikan pengajar. Implementasi
sistem E-learning didasarkan atas suatu prinsip atau konsep bahwa E-
learning dimaksudkan sebagai upaya pendistribusian materi pembelajaran melalui
media elektronik atau internet sehingga pembelajar dapat mengaksesnya kapan saja
dari seluruh penjuru dunia. Ciri pembelajaran dengan E-learning adalah terciptanya
lingkungan belajar yang flexible dan distributed. Fleksibilitas menjadi kata kunci
dalam sistem E-learning. Pembelajar menjadi sangat fleksibel dalam memilih waktu
dan tempat belajar karena mereka tidak harus datang di suatu tempat pada waktu
tertentu. Dilain pihak, pengajar dapat memperbaharui materi pembelajarannya kapan
saja dan dari mana saja. Dari segi isi, materi pembelajaran pun dapat dibuat sangat
fleksibel mulai dari bahan ajar yang berbasis teks sampai materi pembelajaran yang
sarat dengan komponen multimedia. Namun demikian kualitas pembelajaran
dengan E-learning pun juga sangat fleksibel atau variatif, yakni bisa lebih jelek atau
lebih baik dari sistem pembelajaran tatap muka (konvensional). Untuk mendapatkan
sistem E-learning yang baik diperlukan perancangan yang baik pula. Distributed
learning menunjuk pada pembelajaran dimana pengajar, pembelajar, dan materi
pembelajaran terletak di lokasi yang berbeda, sehingga pembelajar dapat belajar
kapan saja dan dari mana saja.

Program E-learning yang efektif dimulai dengan perencanaan dan terfokus pada
kebutuhan bahan ajar dan kebutuhan pembelajar. Dalam merancang sistem E-
learning perlu mempertimbangkan dua hal, yakni; Peserta yang menjadi target dan
Hasil pembelajaran yang diharapkan. Pemahaman atas peserta sangatlah penting
yang antara lain adalah harapan dan tujuan mereka dalam mengikuti E-learning,
kecepatan dalam mengakses internet atau jaringan, keterbatasan bandwidth, biaya
untuk akses internet, serta latar belakang pengetahuan yang menyangkut kesiapan
dalam mengikuti pembelajaran. Pemahaman atas hasil pembelajaran diperlukan
untuk menentukan cakupan materi, kerangka penilaian hasil belajar, serta
pengetahuan awal..

*) Widyaiswara Ahli Muda pada Bapelkes Provinsi NTB

Sumber: https://dinkes.ntbprov.go.id/berita/pembelajaran-e-learning-sebagai-salah-satu-
strategi-pembelajaran-di-era-digitalisasi/
B. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PADA KASUS
Berdasarkan deskripsi kasus di atas, beberapa masalah yang diidentifikasi adalah:
1. Banyak pengajar dan pelajar masih kurang memahami atau bahkan belum
mengenal konsep E-learning dan cara memanfaatkannya dengan benar.
2. Pengajar dan pelajar merasa nyaman dengan metode tradisional dan tidak
ingin beralih ke E-learning karena dianggap merepotkan atau tidak efektif.
3. Pengajar dan pelajar kurang memiliki keterampilan teknologi untuk
menggunakan E-learning dengan baik.
4. Pengajar dan pelajar kurang mendapatkan pelatihan yang cukup terkait
penggunaan E-learning.
5. E-learning dapat mengurangi motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran online.
C. ANALISIS PERMASALAHAN
Pengembangan, aplikasi dan evaluasi sistem, teknik dan alat bantu untuk
meningkatkan proses pembelajaran. Teknologi dapat membantu pengajar dan pelajar
dalam mengakses informasi, berkomunikasi, dan berkolaborasi secara efektif. Oleh
karena itu, beberapa solusi yang mungkin dapat membantu mengatasi permasalahan
pada kasus tersebut yaitu:
1. Pelatihan dan edukasi yang memadai dapat membantu pengajar dan pelajar
memahami konsep E-learning dan cara memanfaatkannya dengan benar.
Pelatihan ini dapat mencakup pengenalan terhadap platform E-learning.
Pelatihan ini dapat diselenggarakan oleh institusi Pendidikan atau organisasi
yang berfokus pada pengembangan teknologi pendidikan.
2. Meningkatkan konten yang berkualitas tinggi yang mencakup materi yang
relevan, mudah dipahami, dan menarik dapat membantu meningkatkan
efektivitas E-learning dan memotivasi pengajar dan pelajar untuk beralih ke
metode pembelajaran online. Pengajar dapat memanfaatkan sumber daya
online seperti vidio youtube, gambar, dan animasi agar konten yang dibuat
lebih menarik.
3. Institusi pendidikan dapat mempertimbangkan untuk memberikan
penghargaan bagi pengajar dan pelajar yang berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran online untuk membantu mengatasi masalah penurunan motivasi.
D. KESIMPULAN
Pengenalan teknologi dalam pengembangan, aplikasi, dan evaluasi sistem
pendidikan memiliki manfaat besar bagi pengajar dan pelajar. Meski demikian,
terdapat hambatan berupa kurangnya pemahaman, resistensi terhadap perubahan, dan
keterbatasan keterampilan teknologi. Solusi yang diusulkan yaitu pelatihan konsep E-
learning bagi pengajar dan pelajar, peningkatan kualitas konten dengan materi yang
relevan, dan pemanfaatan sumber daya online untuk membuat pembelajaran lebih
menarik. Memberikan penghargaan kepada partisipan aktif diharapkan dapat
merangsang motivasi. Dengan menerapkan solusi-solusi ini, diharapkan proses
pembelajaran online dapat menjadi lebih efektif dan menarik bagi semua pihak yang
terlibat.
DAFTAR PUSTAKA

Pai, F. T. K. (2018). Memahami Teknologi dan Media Pembelajaran. UIN Alauddin.


https://pai.ftk.uin-alauddin.ac.id/artikel/detail_artikel/224
Hendrastomo, G. (2008). Dilema Dant Ant Angan Pembelajaran E-learning. Majalah
Ilmiah Pembelajaran, 4(1).

Putri Daysi, A. D. (2020, Mei 1). Problematika Penggunaan E-Learning sebagai


Alternatif Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. Kompasiana.
https://www.kompasiana.com/amandadwipd/5eac0aa0d541df5bee009fc3/prob
lematika-penggunaan-e-learning-sebagai-alternatif-pembelajaran-di-masa-
pandemi-covid-19

Fitriani, N. (2020, April 8). Pembelajaran E-learning Sebagai Salah Satu Strategi
Pembelajaran di Era Digitalisasi. Dinas Kesehatan Provinsi NTB.
https://dinkes.ntbprov.go.id/berita/pembelajaran-e-learning-sebagai-salah-satu-
strategi-pembelajaran-di-era-digitalisasi/

Anda mungkin juga menyukai