Anda di halaman 1dari 1

Paradigma sistem pendidikan yang semula berbasis tradisional dengan mengandalkan tatap

muka, beralih menjadi sistem pendidikan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dengan
sentuhan dunia teknologi informasi khususnya dunia cyber (maya). Sistem pendidikan yang
berbasis dunia cyber yang dimaksudkan disebut dikenal dengan istilah e-learning 1.
Dalam Himpunan Masyarakat Amerika untuk Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan
(The American Society for training and Development / ASTD) mengemukakan definisi e-learning
sebagai berikut2:
“E-Learning is a broad set of applications and prosesses which include web-based
learning, computer-based learning, virtual and digital classrooms. Much of this is delivered
via the internet, intranets, audio and vidiotape, satellite broadcast, interactive TV, and CD ROM.
The definition of e-learning varies depending on the organization and how it is used but
basically it is involves elektronic means communication, education and training”.
Definisi tersebut menyatakan bahwa e-learning merupakan proses dan kegiatan penerapan
pembelajaran berbasis web, pembelajaran berbasis komputer, kelas virtual, dan kelas digital.
Materi-materi dalam kegiatan pembelajaran elektronik tersebut kebanyakan dihantarkan melalui
media internet, tape video atau audio, penyiaran melalui satelit televisi interaktif serta CD
ROM. Definisi ini juga menyatakan bahwa definisi dari e-learning itu bisa bervariasi tergantung
dari penyelenggara kegiatan e-learning tersebut dan bagaimana cara penggunaannya, termasuk
juga apa tujuan penggunaannya. Definisi ini juga menyiratkan simpulan yang menyatakan
bahwa e-learning pada dasarnya adalah pengaplikasian kegiatan komunikasi, pendidikan dan
pelatihan secara elektronik.
Konsep e-learning sendiri sebenarnya bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan. E-learning
merupakan bentuk pembelajaran yang memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dan
komunikasi (TIK). Pemanfaatan TIK digunakan sebagai sumber belajar dan alat bantu dalam
setiap proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik adalah subyek
yang memiliki peran aktif dalam menentukan keberhasilan e-learning. Untuk mencapai keberhasilan
itu, pengajar dan peserta didik harus memiliki kemauan dan kemampuan dalam memanfaatkan
TIK.
E-learning merupakan aplikasi TIK yang bersifat pragmatis yang memerlukan dukungan
infrastruktur dan superstruktur lain yang terkait dengan lembaga pendidikan dan pengajar
maupun peserta didik. Oleh karena itu keberhasilan penggunaan e-learning dipengaruhi juga oleh
daya beli pengajar dan peserta didik terhadap fasilitas TIK yang dibutuhkan untuk mengakses
internet, dengan menyediakan komputer, modem, laptop, atau notebook 3.
Yaniawati, P. “E-learning Alternatif Pembelajaran Kontemporer” Bandung: Arfino Raya. 2010.

1
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung : Alfabeta, 2010), hlm 202
2
Barus,josua “E-Learning Based Education System”jurnal isflatel-1 2018
3
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi hlm 204

Anda mungkin juga menyukai