Anda di halaman 1dari 16

E-Learning

Mata Kuliah
Pengembangan Program Pendidikan IPA
Dosen:
Prof. Dr. Hj. Nuryani Rustaman, M.Pd

Mestika Sekarwinahyu
1502210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA S-3


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemanfaatan teknologi (dalam hal ini teknologi komputer dan internet)
merupakansalah satu upaya pengembangan pendidikan/pembelajaran. Pengadaan dan
pemanfaatan teknololgi komputer dan internet ini sudah merambah ke sekolah-sekolah
mulai dari TK sampai ke peguruan tinggi. Internet dan World Wide Web telah membuka
berbagai peluang baru untuk keentingan pengajaran dan penelitian. Berbagai wujud
aplikasi dari perkembangan teknologi komputer dan internet yang dimanfaat di bidang
pendidikan salah satunya adalah e-learning. E-learning mengalami perkembangan yang
sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Berbagai teknologi dan
aplikasi tercipta untuk mendukung berbagai kegiatan termasuk kegiatan belajar dan
mengajar.
E-learning berasal dari kata e (electornic) yang sering diasosiasikan dengan
kata diasosiasikan dengan kata tele, virtual, distance dan dari kata learning yang
sering diasosiasikan dengan kata education atau training. Memang banyak pengertian
yang diajukan oleh para ahli. Selain itu juga banyak diskusi yang dilakukan terkait
dengan e-learning.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang sebelumnya, maka permasalahan yang akan
dibahas pada makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian e-learning itu?
2. Apa manfaat e-learning?
3. Apakah komponen-komponen yang ada pada e-learning?
4. Bagaimanakan pendekatan e-learning?
5. Bagaimanakan teknologi e-learning dan perkembangannya?
6. Apa keunggulan dan kelemahan e-learning?
7. Bagaimanakan lingkungan belajar pada e-learning?
8. Bagaimanakan e-learning dalam pendidikan IPA?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian E-Learning
Terminologi tentang e-learning banyak diajukan oleh para ahli. Namun beberapa
terminologi tersebut pada intinya bermuara pada definisi yang sama. Terminologi yang
dapat mewakili definisi dalam lingkungan distance learning dapat dilihat pada Gambar 1.

Sumber: Simamora (2003)


Gambar 1. Terminologi Learning

Apabila dilihat dari gambar 1 diatas, dapat distance learning merupakan


seluruh bentuk pembelajaran baik dalam bentuk pendidikan maupun pelatihan
jarak jauh (PJJ), baik yang berbasis korespondensi (modul tercetak) maupun yang
berbasis teknologi. E-learning adalah bentuk PJJ yang memanfaatkan teknologi
telekomuniksai

dan

informasi,

misalnya

internet,

video/audiobroadcating,

video/audioconferencing, CD-ROM baik synchronous dan asynchronous. Online


Learning

merupakan

bentuk

PJJ

yang

memanfaatkan

teknologi

internet/intranet/ekstranet yang dikenal dengan world wide web (web based


learning, www). Sementara Computer Based Learning merupakaan pembelajaran
yang memanfaatkan program komputer sebagai terminal akses ke dalam proses
belaja rmisalnya (CBT-Computer Based Training, CD-ROM Learning).
Banyak pakar yang memberikan definisi e-learning seperti Thompson,
Ganxglass, Simon, Jackson, dan Simamora. Thompson, Ganxglass dan Simon
(dalam Simamora 2003) mendefinisikan bahwa e-learning adalah pengalaman
2

belajar yang disampaikan melalui teknologi elektronika yang dapat memberikan


fleksibilitas, interaktivitas, kecepatan, dan visualisasi melalui berbagai kelebihan
dari masing-masing teknologi. Definisi tentang e-learning dari webodia.com adalah
e-learning merupakan bentuk pendidikan dimana peserta didik belajar dengan cara
mengoperasikan program pendidikan tertentu dalam komputer. Simamora (2003)
menyimpulkan bahwa e-learning merupakan upaya Upaya menghubungkan peserta
didik dengan sumber belajarnya (database, pakar, guru, perpustakaan) yang secara
fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi,
berinteraksi, atau berkolaborasi secara langsung (synchronous) atau tidak langsung
(asynchronous).
Jackson (dalam Simamora 20013) membedakan e-Learning ke dalam konteks
dikotomi yaitu Technology-enhanced learning dan Technology-delivered learning.
Perbedaan Technologi-enhanced learning dan Technology-delivered learning dapat
dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Perbedaan Technologi-enhanced learning dan Technology-delivered
learning
Technology-Enhanced Learning
Peserta didik mempunyai kesempatan
tinggi
berinteraksi
dengan
guru/instsruktur secara tatap muka
Proses pembelajaran dipimpin oleh
guru/instruktur scara langsung di suatu
kelas
Bahan
belajar
suplemen
yang
dikembangkan dengan bantuan teknologi
umumnya bersifat suplemen dan hanya
meliputi silabus, bibliografi, dan
informasi umum tentang pembelajaran
terkait
Interaksi/komunikasi antara peserta didik
dan
guru/instruktur
bersifat
asynchronous, baik yang berbasis
jaringan (web-based) maupun yuang
menggunakan suatu perangkat lunak
pembelajaran asynchronous lainnya

Technology-Delivered Learning
Peserta didik tidak pernah (jarang)
bertemu secara fisik dengan
guru/instruktur
Memiliki karakteristik sebagai
belajar jarak jauh (distance
education, distributed education,
atau distance learning)
Pertemuan berlangsung secara
maya (virtual classroom)
Bahan belajar disampaikan melalui
teknologi

B. Manfaat E-Learning
E-learning merupakan pilihan yang tepat ketika:

1.

terdapat sejumlah konten yang signifikan yang akan dikirimkan ke sejumlah besar

peserta didik.
2. peserta didik tersebar secara geografis; ; memiliki keterbatasan mobilitas; memiliki
ketebatasan waktu untuk belajar setiap hari; tidak memiliki kemampuan membaca dan
menulis yang efektif; memiliki kemampuan dasar komputer dan internet; disyaratkan
mengembangkan latar belakang pengetahuan yang homogen dari suatu topik; memiliki
motivasi yang tinggi untuk belajar berdasarkan kemampuan mereka
3. konten harus dapat digunakan kembali untuk kelompok peserta didik yang berbeda di
kemudian hari
4. pelatihan bertujuan untuk membangun kemampuan kognitif daripada keterampilan
psikomotorik
5. pelatihan ditujukan untuk kebutuhan jangka panjang daripada jangka pendek
6. terdapat kebutuhan untuk mengumpulkan dan melacak data
Secara umum, e-learning dapat memberikan manfaat bagi organisasi misalnya dalam
hal peningkatan produktivitas, menciptakan nilai (value) pada organisasi, efisiensi, dan
fleksibel serta interaktivitas.

Dari hasil Survey Research Distance Learning pada

beberapa Perguruan Tinggi di Jakarta, yang dilaksanakan DivRisTi-TELKOM pada


tahun 2000, diperoleh gamaran manfaat dari penerapan e-learning pada organisasi, dosen
dan mahasiswa seperti terlihat pada Gambar 2.

Sumber: Simamora (2003)


Gambar 2. Manfaat E-learning

Bagi organisasi/institusi manfaat e-learning yang dirasakan adalah bertambahnya


jumlah mahasiswa, pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, dosen
tidak perlu datang ke kampus untuk mengajar, dan dapat meningkatkan produktivitas
dosen. Bagi dosen manfaat manfaat e-learning adalah jumlah mahasiswa lebih banyak,
4

mengurangi ongkos transportasi, menghemat waktu, waktu fleksibel, dan bebas dari
proses belajar mengajar dan interaksi. Sedangkan menurut mahasiswa manfaat e-lerning
yang dirasakan adalah mudah mengakses ke dalam sumber-sumber belajar, dapat
mengakses materi yang up to date, dapat belajar secara interaktif dengan banyak lokasi,
serta bebas dari proses dan interaksi belajar mengajar.
C. Pendekatan E-Learning
Terdapat dua pendekatan umum e-learning yaitu self-paced e-learning

dan

facilitated/instructor-led. Tabel 2 berikut menggambarkan kedua pendekatan e-learning


tersebut.
Tabel 2. Self Paced e-Learning dan Instructor Led/Facilitated e-Learning
Self Paced-e-Learning
Peserta didik ditawarkan e-learning
courseware (WBT)
Courseware ditempatkan pada server web
(CD-ROM)
Peserta didik bebas untuk belajar dengan
kecepatan dan pilihan
mereka sendiri
berdasarkan kebutuhan dan minat masingmasing
Penyedia/provider E-learning tidak harus
menjadwalkan, mengelola atau menelusuri
peserta didik melalui sebuah proses
Konten e-Learning dikembangkan sesuai
dengan seperangkat tujuan pembelajaran
dan disampaikan dengan menggunakan
media yang berbeda seperti teks, grafis,
audio dan video
Ketika self paced e-learning ditawarkan
melalui koneksi Internet, ada potensi untuk
menelusuri tindakan peserta didik dalam
database pusat

Intructor Led and Facilitated e-Learning


Kurikulum linear dikembangkan dengan
mengintegrasikan beberapa unsur konten
dan aktivitas ke dalam silabus
Program dijadwalkan dan dibimbing oleh
seorang instruktur dan / atau fasilitator
melalui platform pembelajaran online
Konten e-Learning untuk belajar individu
dapat diintegrasikan dengan perkuliahan
instrukturnya, tugas individual dan kegiatan
kolaboratif antar peserta didik.
Peserta didik, fasilitator dan instruktur dapa
menggunakan alat komunikasi seperti email, forum diskusi, chatting, polls,
whiteboard, berbagi aplikasi dan audio dan
video konferens untuk berkomunikasi dan
bekerja bersama
Pada tahap akhir ada latihan atau asesmen
untuk mengukur hasil belajar

D. Komponen E-Learning
Pendekatan E--learning dapat mengkombinasikan jenis-jenis berbeda dari e-learning
yang meliputi:
1. E-learning content
E-learning content meliputi simple learning resources (sumber-sumber belajar
sederhana), interactive e-lessons, electronik simulations, dan job aids.

a. Simple learning resources merupakan sumber belajar yang tidak interaktif


seperti dokumen, presentasi PowerPoint, file-file video atau audio. Materimateri tersebut tidak interaktif dimana peserta didik hanya dapat membaca
atau melihaat isinya tanpa melakukan tindakan/kegiatan yang lain. Sumber
belajar ini dapat dikembangkan dengan cepat dan, ketika cocok dengan tujuan
belajar yang telah ditetapkan dan dirancang secara tersetruktur, dapat menjadi
sumber belajar yang berharga walaupun tidak ada interaktifitas apapun.
b. Interactive e-lessons. Pendekatan yang paling umum untuk self-paced elearning dalam Web-based training terdiri dari seperangkat interactive elessons. Sebuah e-lessons merupakan urutan linear dari screens yang dapat
mencakup teks, grafik, animasi, audio, video dan interaktifitas dalam bentuk
pertanyaan dan umpan balik. E-lessons juga mencakup bacaan yang
direkomendasikan dan melink ke sumber online, serta informasi tambahan
pada topik tertentu.
c. electronik simulations. Simulasi merupakan bentuk e-learning yang sangat
interaktif. Istilah simulasi pada dasarnya mengandung arti menciptakan
sebuah lingkungan belajar yang

mensimulasikan dunia nyata, yang

memungkinkan peserta didik belajar sambil melakukan (learning by doing).


Simulasi merupakan bentuk spesifik dari pelatihan berbasis Web yang
melibatkan peserta didik dalam situasi dunia nyata dan menanggapi dengan
cara yang dinamis untuk perilakunya.
d. Job Aids. Job aids merupakan alat bantu yang dapat dibedakan menjadi
berbagai macam bentuk yang disampaikan pada berbagai platform yang
berbeda (misalnya komputer, dokulmen cetak, ponsel). Job aids biasanya
menjawab dengan segera pertanyaan yang spesifik, sehingga membntu
pengguna menyelesaikan tugas-tugas mereka. Glosarium teknis dan check list
merupakan beberapa contoh job aids sederhanam dan sistem yang canggih
dapat dikembangkan untuk membantu pekerja dalam membuat keputusan
yang kompleks.
2. E-tutoring, e-coaching, e-mentoring
Pelayanan yang menyediakan dimensi manusia dan sosial dapat ditawarkan kepada
peserta didik untuk membantu mereka melalui pengalaman belajar. E-tutoring, e-

coaching dan e-mentoring memyediakan duluang secara individu dan umpan balik
kepada peserta didik melalui peralatan online dan teknik fasilitasi.
3. Collaborative learning
Kegiatan kolaboratif berkisar dari diskusi dan berbagi pengetahuan untuk bekerjasama
pada sebuah proyek umum. Software sosial seperti chating, forum diskusi dan blogs.
Digunakan untuk kolaborasi online antar peserta didik.
a. Diskusi online. Diskusi online baik secaraa synchronous dan asynchronous
didisain untuk memfasilitasi komunikasi dan berbagi pengetahuan antara peserta
didik. Pesera didik dapat mengomentari dan bertukar pikiran mengenai kegiatan
pelajaran atau berkontribusi kepada kelompok belajar dengan berbai pengetahuan
mereka.
b. Kolaborasi. Proyek kolaboratif berimplikasi kerjasama antar peserta didik untuk
melakukan tugas. Kegiatan kolaboratif dapat mencapuk pekerjaan proyek dan
tugas berbasis skenario.
4. Virtual Classroom.

Kelas virtual merupakan cara pembelajaran yang paling mirip dengan pembelajarn
kelas tradisional, yang sepenuhnya dipimpin oleh instruktur. Sebuah kelas virtual dalam
kegiatan e-learning dimana instruktur mengajar secara jarak jauh dan pada waktu yang
yang pada kelompok belajar menggunakankombinasi materi (seperti Slide PowerPoint,
materi audio atau video). Metode ini menyaratkan paling tidak sejumlah uspaya untuk
mengkonversikan materi (tetapi struktur masih harus mempersiapkannya). Teknologi
yang tepat harus di tempatkan baik untuk peserta didik maupun provider (misalnya
software untuk kelas virtual dan konektivitas yang bagus).
Kegiatan e-learning dapat secara synchronous atau asynchronous. Synchronous
berlangsung

secara

real-time.

Komunikasi

synchronoous

antara

dua

orang

mengharuskan mereka berada pada waktu yang sama. Contoh dari kegiatan
synchronous adalah chatting dan audio/video conference.

Peristiwa asynchronous

merupakan peristiwa yang tidak terikat oleh waktu. Self-Pased Course merupaka
contoh dari e-learning asynchronouss karena belajar secara online yang berlangsung

kapan saja. E-mail atau forum diskusi merupakan contoh dari alah komunikasi
asynchronous. Fleksibilitas teknologi internet menciptakan area abu-abu sekitar konsep
synchronous dan asynchronous. Sebagai contoh, sesi video dan aduo dapat direkam dan
disediakan bagi peserta didik yang tidak dapat menghadiri secara langsung.

E. Teknologi E-Learning Dan Perkembangannya


Berbagai pilihat teknologi e-learning, berdasarkan tipe interaktifitas yang dapat
dilakukan dan informasi yang dipertukarkan dapat dilihat pada Tabel 3, mulai dari
audiobroadcasting (audio satu arah) hingga kolaborasi interaktif multimedia (multimedia
duaraha), dimana setiap peserta dari berbagai lokasi (multipoins) dapat saling melihat,
mendengar, dan berkolaborasi.
Tabel 3. Teknologi E-Learning
Type of
Intracti
ve

Audio

Data

Video

Audio
Data

Video
Data

Audio Bideo

Audiovideo
Data

One-Way

Audio
tape,
Radio
broadcast,
Dial acess
audio
resources

CBT,
Videotext,
Bulletin
Board,
Internet

Videotape,
Videobroadcast, 1-way
video, VCD

Audio on
www
resources

Video
on
CBT,
Videotext,
WWW

AudioVideo
Supplemented
by
AudioVideotape
s, dial access,
audio, VCD

Multimedia
Programming

Two Way
Asynchro
nous

Voice mail

Email,
Internet

Videomessaging

Audio
Video
Suppleme Messanted by
ging
email,
voice mail

AudioVideo
Supplemented
by voice mail,
or
videomessaging

Multimedia
Messaging

TwoWay
Synchro
nous

Phone,
Audioconferencing

Tellecolla
boration,
Internet

IVDL, 2Way Video

Audiograp
hics, PC
appl,
sharring
tellecolab
oration

AudioVideo
Supplemented
by
audioconferenci
ng

Interactive
AVA
Collaboration

Video
progra
ms
supple
mented
by
telecol
aborati
on

a. Audio Conferencing
Teknologi audio conferencing merupakan interaksi langsung audio (suara)
antar dua orang atau lebih yang berada pada lokasi yang berbeda melalui
8

penggunaan sarana telepon. Audioconferencing merupakan salah satu teknologi


e-learning interaktif yang paling sederhana dan relatif murah untuk
penyelenggaaan distance learning. Kelebihan teknologi audioconferencing ada
pada kesederhanannya dan mampu menawarkan interaksi secara langsung
(synchronous) antar peserta. Penyelenggaraan e-learning dengan menggunakan
audioconferencing memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah tidak
adanya visualisasi yang dapat diamati peserta e-learning.
Penggabungan audioconferencing dengan modoul tercetak (printed) atau
teknologi Computer Basd (CD-ROM) atau materi video (recorded) akan dapat
melengkapi dan menciptakan sistem e-learning yang baik bagi seluruh peserta.
Dengan solusi tersebut, materi atau bahan ajar dapaat dibagikan kepada siswa
dalam bentuk modul cetak. CD-ROM, atau kaset video untuk dipelaljari secara
mandiri.
b. Videobroadcasting
Teknologi videobroadcasting yang dimakskud disini adalah yang bersifat satu
arah dan sangat baik untuk target peserta yang besar dan menyebar serta
umumnya menggunakan media satelit sebagai media transmisinya. Program
broadcating dapat bersifat pasif, mater yang diampaikan merupakan hasil
rekaman (pre-recorded video), atau bersifat aktif, seorang pakar secara langsung
menyampaikan materi kelasnya dan dapat melibatkan interaksi para peserta
lainnya melalui penggunaan media teknologi lain seperti telepon.
Kelebihan dari teknologi vedeobroadcating adalah sebagai berikut.
1. Media yang digunakan sudah dikenal luas, yaitu televisi
2. Merupakan media komunikasi yang eektif, cepat dan kredibel untuk
menyampaikan materi e-learning langsung dari pakarnya
3. Mencakup area uyang luas dan menyebar
4. Peserta memperoleh visualisasi lengkap terhadap materi yang disampaikan
ataupun visualisasi pembicaranya
5. Materi dapat dirancang sedemikian rupa dengan berbagai simulasi, video,
dan gambar untuk dipadu menjadi paparan yang padat dan jelas
6. Sangat efeltif untuk memperkenalkan, merangkkum dan membahas suatu
konsep.
Sedangkan keteratasan dari teknologi ini adalah sebagai berikut.
9

1. Peserta harus memiliki parabola untuk menerima transmisi dari pusat


2. Menggunakan infrastruktur satelit yang relatif lebih mahal
3. Untuk program videbroadcasting yang bersifat aktif, peserta dapat
berinteraksi dengan memanfaatkan teknologi lain (telepon)
4. Untuk program videobroadcasting yang bersifat pasif (prerecorded program),
interaksi tidak dapat dilakukan
5. Pengajar tidak memperoleh visualisasi dari peserta lainnya
6. Terbatas pada proses e-learning singkat untuk pendalaman materi langsung
dari pakarnya
7. Produksi video (recorded) membutuhkan waktu yang relatif lama dan
membutuhkan keahlian khusus untuk memproduksinya.
Salah satu teknologi videobroadcasting yang potensial untuk digunakan
sebagai e-learning adalah Video on Demand yang memungkinkan pengguna
melakukan interaksi dan memilih jenis program yang diinginkannya secara
instant.
c. Video Conferencing
Teknologi videoconverencing merupakan teknologi multimedia yang
memungkinkan seluruh peserta dapat saling melihat, mendengar, dan
berkolaborasi secara langsung. Videoconverencing dapat memberikan visualisasi
lengkap kepada seluruh peserta secara multimedia (video, audio dan data).
Teknologi videoconferencing melakukan proses kompresi digital pada video
yang akan dikirimkan sehingga jumlah data yang dikirimkan jauh lebih sedikit
karena data yang dikirimkan hanya terbatas pada data perubahan gerakan video
tu sendiri
F. Keunggulan Dan Kelemahan E-Learning
E- learning memiliki keunggulan dan kelemahan seperti tampak pada tabel 4 berikut.
Keunggulan/Kelebihan
Memiliki jangkauan yang lebih luas
Mempermudah penyempurnaan dan
penyimpanan materi pembelajaran
Dapat belajar kapan dan dimana saja,
selama terhubung dengan intemet
Peserta didik dapat belajar sesuai
dengan kemampuan belajar mereka.
Berubahnya peran guru dari yang
semula menguasai teknikpembelajaran

Kelemahan/Kekurangan
Kurangnya interaksi antara guru dan
siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri

Kecenderungan mengabaikan aspek


akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis

Proses belajar dan mengajamya


cenderung ke arah pelatihan

Siswa yang tidak mempunyai motivasi


belajar tinggi cenderung gagal

10

Keunggulan/Kelebihan
konvensional, kini juga dituntut
menguasai teknikpembelajaran yang
menggunakan internet
mengatasi adanya perbedaan yang
berasal dari guru
Meningkatkan retensi dan aplikasi dari
pelajaran
Kecepatan distribusi materi pelajaran
meningkat

Kelemahan/Kekurangan

Tidak semua tempat tersedia fasilitas


internet

Keterbatasan ketersediaan software

G. Lingkungan Belajar E-Learning


Lingkungan belajar merupakan lingkungan tempat seorang peserta didik belajar dan
mendapatkan sesuatu bagi mereka untuk mengambil sikap terhadap suatu fenomena. Web
dapat menciptakan sebuah lingkulngan belajar maya (e-Learning). Lingkungan belajar
yang disediakan oleh web dilengkapi dengan beberapa fasilitas yangg dapat
dikombinasikan penggunaannya untuk memdulung proses pembelajaran, antara lain
forum diskusi, chat, penilaian online, dan sistem administrasi. Lingkungan belajar virtual
yang disediakan oleh web berfungsi sebagaimana lingkungan belajar konvensional yang
dapat menyampaikan informasi kepada peserta didik.
Dari pembahasan E-Learning yang telah dibahas pada bagian terdahulu, dapat dilihat
lingkungan belajar pada e-learning meliputi peserta didik, fasilitator, Informasi dan
Teknologi (IT), sera kurikulum/materi e-learning. E-learning berpusat pada peserta didik
karena e-learning menuntut peserta didik untuk belajar mandiri. Peran pengajar adalah
sebagai fasilitator. E-learning dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pengajar dan
peserta didik terpisah oleh jarak dan waktu. Peserta didik dan peserta didik ang lainnya
juga terpisah oleh jarak dan waktu. E-learning memerlukan IT. Dengan demikian Elearning memiiki berbagai kemudahan-kemudahan bagi siapa saja, dimana saja dan kapan
saja.
H. E-Learning Dalam Pendidikan IPA
Selain informasi dalam bentuk teks dan gambar, internet memiliki sejumlah sumber
yang sangat tepat untuk mengajarkan sains. Applet, yang berarti aplikasi kecil,
merupakan program yang dirancang untuk halaman web. Ini dapat digunakan untuk
memberikan simulasi sederhana dari suatu percobaan untuk membantu peserta didik
memvisualisasikan suatu ide atau proses, khususnya ketika gambaran tiga dimensi atau
11

animasi sangat membantu. Sejumlah contoh yang bagus dari applet berbasis sains dapat
ditemukan pada website ExploreScience.com (www.explorescience.com).
Simulasi online merupakan sumber daya lain yang berguna untuk mendukung
pengajaran sains. Lab Geologi Online (www.sciencecourseware.com) menyediakan
berbagai simulasi percobaan bumi dan ilmu lingkungan yang tidak dapat dilakukan di
laboratorium sekolah termasuk program gempa bumi virtual, yang membawa siswa
melalui ilmu pengetahuan tentang gempa bumi. Ini merupakan kegiatan inteaktif dengan
siswa yang diperlukan untuk menanggapi petunjuk; misalnya, dengan mengukur data dari
screen pada waktu antara kedatangan dari gelombang P dan S. Yang membuat program ini
beguna adlah bahwa sertifikat akan dihasilkan jika simulasi tersebut berhasil diselesaikan.
Hal ini memungkingkan bagi peserta didik untuk bekerja melalui program diluar jam
pelajaran, dan mereka dapat memberikan bukti bahwa merela telah menyelesaikan
pekerjaan dengan memperlihatkan kepada guru sertifikat mereka. Pada situs ini juga
terdapat simulasi-simulasi yang lain, seperti radio-carbon dating.
Internet, terutama bagi guru sains, memenuhi kebutuhan guru dalam kaitannya
dengan keamanan informasi. Organisasi-organisasi seperti the Association for Science
Education,

CLEAPSS

dan

SSSERC

(www.ase.org.uk,

www.c;eapss.org.uk

dan

www.sserclorg.uk ) menyediapak informasi terkini dan mendukung berbagai isu terkait


praktek sains di laboratorium sekolah.
Pada tahap awal pengembangan internet terlihat jelas bahwa menemukan informasi
dengan cepat dan mudah akan menjadi isu utama dalam penggunaan dan
pengembangannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dua pendekatan telah dilakukan,
dan berlangsung sampai saat ini. Pertama adalah Internet directories, seperti yahoo!,
Google dan Open Directory Project. Pendekatan kedua untuk mencencari informasi adalah
menggunakan search engine seperti Alta Vista, Google, Northern Light, dan HotBot.
Seperti dibahas sebelumnya, guru sains mungkin ingin menggunakan internet
sebagai sumber informasi untuk menginformasikan pengajaran mereka sendiri. Isue bagi
guru adalah untuk meminimalkan jumlah waktu yang terpakai untuk mencari informasi
dengan memperoleh sejumlah materi yang berguna. Kemampuan mencari informasi
ddalam cara yang menguntungkan merupakan keahliaan yang hanya dapat dipenuhi
dengan berlatih.
Keuntungan lain dari internet adalah pekerjaan yang sudah dilakukan oleh peserta
didik dapat dipublikasikan. Menulis untuk audience, biasanya sulit, dan peserta didik akan
merasa sangat termotivasi apabila mereka mengetahui bahwa materi mereka tersedia di
web, yang berpotensi dapat dibaca oleh khalayak luas di seluruh dunia.
12

Kesimpulannya, internet dapat digunakan untuk mendukung pengajaran sains.


Sementara terlihat jelas banyak peluang baru untuk menggunakan sumberdaya yang besar
ini untuk memperkaya pendidikan sains, mereka harus selalu dipertimbangkan dalam cara
yang kritis dan selalu menanyakan sejauh mana mereka benar-benar dapat meningkatkan
kualitas belajar peserta didik. Seperti halnya area lain dari pendidikan sains, masalah ini
tidak hanya menemukan bahan ajar tetapi memilih, dari banyak ragam materi yang
tersedia, yang mana yang paling sesuai, akan digunakan sebagai sumber belajar. Tentunya,
hal ini kembali lagi pada keteampilan dan pengalaman guru sains yang terlibat.
.

13

BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1. E-learning merupakan upaya Upaya menghubungkan peserta didik dengan sumber
belajarnya (database, pakar, guru, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan
berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi, atau berkolaborasi secara
langsung (synchronous) atau tidak langsung (asynchronous).
2. Secara umum, e-learning dapat memberikan manfaat bagi organisasi misalnya dalam hal
peningkatan produktivitas, menciptakan nilai (value) pada organisasi, efisiensi, dan
fleksibel serta interaktivitas
3. Terdapat dua pendekatan umum e-learning yaitu self-paced e-learning

dan

facilitated/instructor-led
4. Pendekatan E--learning dapat mengkombinasikan jenis-jenis berbeda dari e-learning yang
meliputi: e-learning content; e-tutoring, ecoaching, e-mentoring; collaborative learning;
dan virtual classroom
5. Disamping memiliki kekuatan, e-learning juga memiliki kelemahan.
6. Lingkungan belajar virtual yang disediakan oleh web berfungsi sebagaimana lingkungan
belajar konvensional yang dapat menyampaikan informasi kepada peserta didik.
7. Selain informasi dalam bentuk teks dan gambar, internet memiliki sejumlah sumber yang
sangat tepat untuk mengajarkan sains. Oleh karena itu internet dapat digunakan untuk
mendukung pengajaran sains.
8.

14

DAFTAR PUSTAKA
E-Learning Methodologies: A guide for designing and developing e-learning courses. (2011).
Roma: Food and Agriculture Organization of the United Nations
Fullick Patrick (......). Using The Internet In School Science. In Barton Roy (Ed.), Teaching
Secondary With ICT (pp 71-86).
Simamora Lamhot.(2003). E-Learning: Konsep dan perkembangan Teknologi yang
Mendukungnya. In Andriani Durri (Ed.), Cakrawala Pendidikan : E-Learning dalam
Pendidikan (pp 349-376). Jakarta: Universitas Terbuka.

15

Anda mungkin juga menyukai