Anda di halaman 1dari 8

TUGAS EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA

ASESMEN BERBASIS TEKNOLOGI


Dosen Pengampu : Dr. Nahadi, M.Si., M.Pd.

Oleh :
Mujahid Imam Muttaqin
1906868

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
BAGAIMANA PELAKSANAAN ASESMEN YANG EFEKTIF
BERBASIS TEKNOLOGI MODERN

I. PENDAHULUAN
Kecepatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah tidak bisa
dibendung lagi. Dunia pendidikan merupakan salah satu yang paling diuntungkan dengan
adanya kemajuan TIK yang sangat cepat ini, karena memperoleh manfaat yang luar biasa.
Mulai dari eksplorasi sumber belajar berupa materi-materi pembelajaran berkualitas seperti
literatur, jurnal, dan buku, membangun forum-forum diskusi ilmiah, sampai konsultasi/diskusi
dengan para pakar di dunia, semua itu dapat dengan mudah dilakukan dan tanpa mengalami
sekat-sekat karena setiap individu dapat melakukannya sendiri. Dampak yang sedemikian luas
tersebut telah memberikan warna atau wajah baru dalam sistem pendidikan dunia khususnya
pendidikan di Indonesia, yang dikenal dengan berbagai istilah e-learning, distance learning,
online learning, web based learning, computer-based learning, dan virtual class room, dimana
semua terminologi tersebut mengacu pada pengertian yang sama yakni pendidikan berbasis
teknologi informasi dan komunikasi.
Bagi negara-negara maju, pendidikan berbasis TIK bukan hal yang baru lagi. Mereka
telah terlebih dulu dan lebih maju dalam menerapkan berbagai teknik dan model pendidikan
berbasis TIK. Indonesia masih tergolong baru dalam menerapkan sistem ini. Sebagai pemula
tentu kita punya kesempatan berharga untuk belajar banyak atas keberhasilan dan kegagalan
mereka sehingga penerapan pendidikan berbasis TIK di Indonesia menjadi lebih terarah.
Sebagai pemula, Pemerintah Indonesia sudah termasuk cepat dalam menanggapi
kebutuhan dunia pendidikan terhadap perkembangan TIK. Sebagai contoh, pada pendidikan
tinggi (kampus), ketersediaan internet kini semakin meluas, mulai tersedia teknologi video
conference, yang semuanya itu memberikan penguatan pada proses belajar mengajar
dikampus. Demikian juga pada pendidikan dasar, menengah dan kejuruan, Pemerintah telah
membangun situs pembelajaran e-dukasi.net, penyediaan jardiknas merupakan wujud nyata
langkah pemerintah dalam membangun e-education pada dunia pendidikan di tanah air.
Bahkan saat ini hamper setiap pemerintah daerah provinsi maupun kabupaten/kota berlomba-
lomba mengembangkan situs-situs layanan pendidikan khususnya penyediaan materi-materi
pembelajaran.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membentuk sebuah jaringan
yang dapat memberi kemungkinan para peserta didik berinteraksi dengan sumber belajar secara
luas. Jaringan internet dan web telah membuka akses bagi setiap orang untuk memperoleh
informasi dan ilmu pengetahuan atau bahan ajar.
Saat ini teknologi komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai sarana komputasi dan
pengolahan kata (word processor) tetapi juga sebagai sarana belajar multimedia yang secara
virtual dapat menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh
peserta diklat. Sajian multimedia berbasis komputer dapat diartikan sebagai teknologi yang
mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks,
grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi. Dengan tampilan yang dapat
mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer dapat
dirancang dan digunakan sebagai media teknologi yang efektif untuk mempelajari dan
mengajarkan materi perkuliahan yang relevan misalnya rancangan grafis dan animasi.
Perkembangan teknologi dan informasi yang dimanfaatkan bagi dunia pendidikan
bahkan tidak sekedar sebagai sumber belajar bagi pembelajaran, bahkan digunakan untuk
melakukan aktivitas evaluasi-evaluasi dalam pembelajaran baik evaluasi yang sifatnya sebagai
latihan-latihan soal maupun yang sifatnya sebagai evaluasi resmi (ujian).

II. EVALUASI PEMBELAJARAN


Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu
tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan
informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (1990) bahwa evaluasi pembelajaran adalah suatu
proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secara sistematik untuk
menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.
Untuk memeperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui
kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka
terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan demikian
terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation) kegiatan
pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.
Evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu
informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Evaluasi
pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran. Tujuan evaluasi pembelajaran
adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan,
perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan pengajaran guru. Evaluasi
pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Bila ditinjau dari tujuannya,
evaluasi pembelajaran dibedakan atas evaluasi diagnostik, selektif, penempatan, formatif dan
sumatif. Bila ditinjau dari sasarannya, evaluasi pembelajaran dapat dibedakan atas evaluasi
konteks, input, proses, hasil dan outcom. Proses evaluasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu
tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan pelaporan.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Penilaian adalah prosedur yang
digunakan untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik. Hasil
penilaian digunakan untuk melakukan evaluasi yaitu pengambilan keputusan terhadap
ketuntasan belajar siswa dan efektivitas proses pembelajaran dengan alat pengukuran maupun
non pengukuran.
Proses pengukuran dan non pengukuran untuk memperoleh data karakteristik peserta
didik dengan aturan tertentu disebut dengan assesment.
Hasil pengukuran akan selalu berupa angka-angka atau data numerik, sedangkan hasil
non pengukuran akan berupa data kualitatif. Informasi tersebut dapat digunakan oleh pendidik
untuk berbagai keperluan pembelajaran diantaranya adalah : (1) Menilai kompetensi peserta
didik; (2) Bahan penyusunan laporan hasil belajar; (3) Landasan memperbaiki proses
pembelajaran.
Secara garis besar, teknik penilaian dapat digolongkan menjadi dua, yaitu penilaian
melalui tes dan non tes. Guru di sekolah biasanya menggunakan teknik pertama, yaitu dengan
tes. Dalam menentukan keakuratan perlu dipertimbangkan pemilihan teknik, yaitu tingkat
akurasi dan kepraktisan penyusunan dalam setiap butir soal. Pemberian nilai dengan cara tes
lebih mudah dibandingkan dengan non tes.

III. MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK (e-Learning)


E-learning secara harafiah bisa didefinisikan sebagai kegiatan belajar mengajar yang
berbasis elektronik, yaitu dengan memanfaatkan teknologi jaringan internet.
Glossary of elearning Terms (Glossary, 2001) menyatakan suatu definisi yang lebih
luas bahwa e-learning adalah sistem pendidikan yang mengggunakan aplikasi elektronik untuk
mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer
Standalone.
Banyak perubahan dengan sangat cepat tentang e-learning, sebelum kata “e-learning”
menjadi popular banyak kata-kata pembelajaran yang telah digunakan dan masih tetap
digunakan seperti terlihat dibawah ini :
· Pembelajaran jarak jauh (open distance learning)
· Pengajaran berbasis web (web based training)
· Pengajaran berbantuan komputer (computer based training)
· Pembelajaran secara online (online training)
E-learning merupakan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Dengan e-learning, peserta didik tidak harus terikat dengan ruang kelas untuk
mendapatkan atau menerima materi pelajaran dari pengajar serta juga dapat mempersingkat
jadwal target pembelajaran.
E-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas
Illionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer
(computer-assisted instruktion) dan komputer bernama PLATO. Sejak saat itu, perkembangan
e-learning berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi. Berikut
perkembangan e-learning dari masa ke masa :
 Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi
e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi
materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan Audio) DALAM FORMAT
mov, mpeg-1, atau avi.
 Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT
muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara masal.
 Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan
teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan
informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak
dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan
LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability
antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya
standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, IEEE
LOM, ARIADNE, dsb.
 Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju
aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner)
maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs
informasi, majalah dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan
multimedia, video streaming serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format
data yang lebih standar dan berukuran kecil.
Istilah e-Learning 2.0 digunakan untuk merujuk kepada cara pandang baru terhadap
pembelajaran elektronik yang terinspirasi oleh munculnya teknologi Web 2.0. Sistem
konvensional pembelajaran elektronik biasanya berbasis pada paket pelajaran yang
disampaikan kepada siswa dengan menggunakan teknologi Internet (biasanya melalui LMS).
Peran siswa dalam pembelajaran terdiri dari pembacaan dan mempersiapkan tugas. Kemudian
tugas dievaluasi oleh guru. Sebaliknya, e-learning 2.0 memiliki penekanan pada pembelajaran
yang bersifat sosial dan penggunaan perangkat lunak sosial (social networking) seperti blog,
wiki, podcast dan Second Life. Fenomena ini juga telah disebut sebagai Long Tail learning.
Melihat perkembangan e-learning dari dari masa ke masa yang terus berkembang
mengikuti perkembangan teknologi, maka dapat disimpulkan bahwa e-learning akan menjadi
sistem pemblajaran masa depan. Alasan efektifitas dan fleksibilitas akan menjadi alasan utama.
Bentuk tes yang dapat dikembangkan dengan menggunakan fasilitas teknologi
informasi dan komunikasi
Tes Objective :
§ True – False (benar salah)
§ Multiple Choice (pilihan ganda)
§ Multi Select (pilihan ganda asosiasi)
§ Mathcing (menjodohkan)
Tes Non Objective :
§ Jumble exercise (menyusun huruf/kata)
§ Fill in the Blank (close activity) (melengkapi/jawaban singkat)
§ Crossword (teka-teki silang)
Berikut ini merupakan beberapa contoh software yang dikembangkan untuk
pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi :
Commercial Software (dijual umum)
– WebCT
– Macromedia Authorware
– Macromedia Flash
– Knowledge Presenter
Free Software (bebas/tidak berbayar)
– Hot Potatoes
– eXe
– Quiz Maker
– Dll

IV. E-ASESMEN
Dalam arti luas, e-asesmen adalah penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan
penilaian. E-asesmen mempunyai prosedur yang sama seperti pada e-learning, bahkan
kebanyakan e-asesmen merupakan suplemen dari e-learning. Perbedaannya ada pada
pengolahan konten. Karena kesamaan yang jelas untuk e-learning, istilah e-asesmen sering
dianggap bagian dari e-learning, namun yang jelas e-asesmen menggambarkan penggunaan
komputer dalam proses penilaian siswa. E-asesmen dapat digunakan untuk menilai
kemampuan kognitif, sikap dan praktek. Kemampuan kognitif dinilai dengan menggunakan
perangkat lunak (software); seperti: tes Toufle, tes TPA, tes sertifikasi guru, tes SPMB – online,
tes PNS dll.
Sistem e-asesmen terdiri dari dua komponen: mesin penilaian, dan bank soal. Sebuah
mesin penilaian terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk
menciptakan dan memberikan sekor. Kebanyakan mesin penilai beroperasi pada hardware
standar saja, yang penting adalah perangkat lunaknya. Ada berbagai paket perangkat lunak,
seperti PHP, Javascript dll. Perangkat lunak ini bukan bagian dari termasuk soal itu sendiri,
soal disimpan pada file bank soal.
E-asesmen banyak digunakan, karena memiliki banyak keuntungan dibandingkan
asesmen tradisional (pencil and paper test). Keuntungan meliputi: biaya untuk jangka panjang
lebih murah, umpan balik kepada siswa dapat langsung, fleksibilitas lebih besar sehubungan
dengan lokasi dan waktu tes, meningkatkan keandalan (mesin lebih andal dibandingkan
manusia), ketidakberpihakan (mesin tidak ‘tahu’ siapa-siapa siswa peserta tes, sehingga tidak
ada siswa yang diuntungkan), efisiensi penyimpanan yang lebih besar – puluhan ribu naskah
soal serta jawabannya dapat disimpan pada server dibandingkan dengan ruang kamar yang
diperlukan untuk naskah soal, gaya pertanyaan dapat disempurnakan sehingga ada
interaktivitas. Ada juga kekurangan e-asesmen, sistem e-asesmen mahal untuk dibuat dan
tidak selalu cocok untuk setiap jenis penilaian (seperti soal uraian jawaban panjang).
V. ONLINE ASSESMENT
Online assessment terdiri dari 2 kata. Online dan assessment. Pengertian dari online
adalah penggunaan jaringan internet dalam melakukan suatu kegiatan. Sementara pengertian
dari assesment adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah
direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat
tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value
judgement). Stufflebeam (Abin Syamsuddin Makmun, 1996). Dari 2 pengertian tersebut, dapat
ditarik kesimpulan bahwa online assesment adalah pelaksanaan evaluasi yang menggunakan
jaringan internet sebagai media penyampaian evaluasi.
Penilaian siswa secara online melalui sebuah website sekolah hanya baru-baru ini
secara luas dianut, dan masih menghadapi perlawanan yang signifikan. Mereka sering dianggap
sebagai kurang dapat diandalkan, lebih mahal, lebih sulit untuk mengelola, dan kurang efektif
daripada pena tradisional dan ujian kertas. Kekhawatiran terbesar dari penilaian siswa online
adalah bahwa mereka hanya tidak efektif. Sementara penelitian telah menunjukkan hal ini
kadang-kadang benar, penyebabnya adalah tidak sering dialamatkan. Alasan ujian online tidak
efektif adalah karena, dalam banyak kasus, siswa tidak memadai diinstruksikan tentang
bagaimana mempersiapkan untuk online dalam sebuah internet.
Ada beberapa alasan mengapa penilaian siswa online melalui pembelajaran E
Learning lebih efektif daripada ujian tradisional. Pertama merangkul teknologi dan hal ini
memungkinkan tech-savvy (kecerdasan berteknologi) khususnya pembelajaran E
Learning hari ini siswa untuk terlibat dalam cara yang jauh lebih alami dan akrab bagi mereka,
menciptakan insentif bagi mereka untuk menjadi jauh lebih aktif terlibat daripada yang
mungkin dengan pena dan kertas. Pendekatan buka-buku juga tantangan penilaian siswa
dengan cara yang baru, meninggalkan menghafal hanya dalam mendukung pemikiran kritis,
aplikasi praktis, dan keterampilan organisasi. Pendekatan ini jauh lebih dalam memelihara
berpikir analitis, dan mempromosikan pendekatan yang lebih praktis untuk memecahkan
masalah yang lebih mudah diterapkan pada situasi dunia nyata. Siswa juga jauh lebih
bertanggung jawab atas kesuksesan mereka sendiri atau kegagalan pada tes tersebut, yang
membantu untuk mengembangkan lebih self-tanggung jawab, ketekunan dan etos kerja.
Dewasa ini pendidikan tes online melalui program pembelajaran E Learning, yang
sedang mempertimbangkan mengejar pendidikan berkelanjutan memiliki berbagai pilihan
ketika datang untuk mendapatkan gelar atau sertifikat.
Penggunaan teknologi informasi untuk setiap tes atau ujian kegiatan yang terkait
dikenal sebagai tes online. Strategi semacam ini pengujian dapat digunakan untuk menguji
pengetahuan praktis, keterampilan pribadi antar, kecerdasan, keterampilan dll logis atas sistem
komputer dengan waktu yang fleksibel. Dalam situasi tertentu, sesi uji diambil secara online
secara real time tetapi transfer data sebelum dan setelah sesi tes ditransfer melalui internet.
Ada banyak keuntungan dari tes online selama pengujian berbasis kertas tradisional.
Beberapa keuntungan antara lain:
 Mengurangi biaya jangka panjang
 Memberikan umpan balik kepada pengguna di tempat seperti nilai atau lulusan
 Menyediakan fleksibilitas dalam hal timing dan lokasi sebagai dilakukan melalui internet
 Mengurangi kemungkinan kesalahan manusia dalam hal membuat kesalahan menandai
sebagai tanda kemampuan mesin jauh lebih dapat diandalkan dan kesalahan kurang dari
kemampuan manusia menandai
 Sangat kurang fisik ruang Relatif diperlukan - jutaan lembar jawaban disimpan pada disk
data pada server yang dibutuhkan ruang kurang fisik dari kertas lembar jawaban
 Penggunaan multimedia yang membuat gaya tes yang lebih interaktif seperti
menggunakan flash, video dan gambar membuat pertanyaan-pertanyaan lebih dimengerti
Ada banyak alat dan situs website sekolah yang tersedia online untuk membuat tes dan
mempersiapkan satu sebelum menghadapi tes yang sesungguhnya, latihan tes online akan
membiarkan Anda tahu bagaimana menganalisis tes nyata dan mempersiapkan diri untuk itu.
Singkatnya, untuk pengambil tes, mereka memiliki kebebasan untuk melakukan tes
online pada saat pilihan mereka sendiri, berarti fleksibilitas yang besar, sementara untuk pelatih
atau guru, Karena tes online dinilai secara otomatis memberikan relaksasi dari tanda itu, berarti
menghemat waktu besar, dan untuk organisasi, menghemat baik jumlah uang yang
dibelanjakan pada instruktur untuk menggunakan tes, merancang dan mencetak jutaan kertas
tes, berarti ekonomis.

VI. KESIMPULAN
Di zaman modern ini tidak bisa lepas dari kemajuan teknologi dalam berbagai bidang,
termasuk dalam hal evaluasi atau asesmen. Agar pelaksanaan asesmen efektif, maka sebaiknya
asesmen diaplikasikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Contoh aplikasi pelaksanaan asesmen berbasis teknologi diantaranya :
 E-Asesmen
 Online Asesmen

Anda mungkin juga menyukai