Anda di halaman 1dari 12

Gaya Belajar Siswa dan Implementasinya dalam Pembelajaran Tematik Integratif

Maulidya Prastiwi
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
e-mail: maulidya.prastiwi2016@student.uny.ac.id

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gaya belajar siswa dan memahami
implementasi gaya belajar siswa pada pembelajaran tematik integratif. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Subyek penelitian ini siswa kelas 5 SD N 2 Blunyahan. Obyek
penelitiannya gaya belajar anak. Pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya, yaitu gaya belajar visual, artinya siswa lebih mudah menerima materi
melalui indra penglihatannya, gaya belajar auditori, artinya siswa lebih mudah menerima
materi melalui indra pendengarannya, dan gaya belajar kinestetik, artinya siswa lebih mudah
menerima materi melalui gerakan tubuh. Dalam pembelajaran tematik integratif, gaya belajar
dapat diimplementasikan pada berbagai kegiatan pembelajaran, misalnya gaya belajar visual
dengan gambar, gaya belajar auditori dengan mendengarkan penjelasan guru dan pendapat
teman (berdiskusi), dan gaya belajar kinestetik dengan role playing. Guru harus memahami
dan menghargai gaya belajar yang dimiliki siswa dengan memaksimalkan kegiatan
pembelajaran yang mencakup gaya belajar siswa.
Kata Kunci: gaya belajar, visual, auditori, kinestetik

Abstract: The purpose of this research is to know the learning style of students and to
understand the implications of of students’s learning style on learning. This research is
qualitative research. The subjects are students of grade 5 in Blunyahan Elementary School.
The object is students’s learning style. Data collection through observation and interview.
The results showed that each student has different learning styles, such as visual learning
style, auditory learning style, and kinesthetic learning style. In learning thematic integrative,
learning styles can be implicated in activities in a lesson, such as a visual learning style with
picture, an auditory learning style with listen teacher’s explanation and friend’s opinion
(discussion) and a kinesthetic learning style with role playing. The teacher must understand
and appreciate the learning style of students have by maximizing learning activities that
include student’s learning styles.
Keywords: learning style, visual, auditory, kinesthetic

PENDAHULUAN untuk mencapai tujuan pendidikan, maka


Kurikulum merupakan salah satu dalam pembelajaran harus ada kurikulum
bagian terpenting dalam pendidikan. agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Saat
Kurikulum digunakan sebagai pedoman ini yang digunakan adalah kurikulum
dalam pelaksanaan proses pembelajaran 2013. Kurikulum 2013 juga terdapat revisi
dalam satuan pendidikan. Pengembangan sebanyak dua kali yakni pada tahun 2014
kurikulum terus dilakukan oleh dan tahun 2016. Pada kurikulum 2013 ini
pemerintah, baik dari kurikulum berbasis menggunakan pembelajaran tematik
kompetensi, kurikulum 2006 (KTSP), integratif, yakni pengintegrasian beberapa
hingga kurikulum 2013. Kurikulum kompetensi dalam mata pelajaran untuk
mengalami perkembangan karena untuk mecapai tujuan pembelajaran yang
memperbaiki sistem pendidikan di diharapkan. Kelas 1 sampai 3 sekolah
Indonesia. Adanya penggantian kurikulum dasar tidak ada mata pelajaran IPA dan
untuk menyempurnakan dan IPS namun pelajaran itu terintegrasi ke
mengembangkan kurikulum yang ada pelajaran lain terutama Bahasa Indonesia.
sebelumnya. Kurikulum seperti jalan lurus Pada kelas 4 sampai 6 sekolah dasar IPA
dan IPS menjadi pelajaran yang berdiri setiap anak juga tidak bisa disamaratakan
sendiri dan tidak diintegrasi ke dalam mata satu dengan yang lainnya. Gaya belajar
pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran memiliki peranan yang penting dalam
tematik integratif dilaksanakan proses pembelajaran. Jika siswa belajar
berdasarkan eksplorasi terhadap namun bukan dengan gaya belajar yang
pengetahuan dan nilai-nilai yang dimilikinya, akan menghambat proses
dibelajarkan melalui sebuah tema sehingga pembelajaran terutama dalam menyerap
siswa memiliki pemahaman yang utuh. informasi yang diberikan oleh gurunya,
Siswa diposisikan sebagai pengeksplorasi dan hal tersebut akan berdampak pada
sehingga mampu menemukan adanya hasil belajar yang diperolehnya pula.
hubungan-hubungan dan pola-pola yang SD N 2 Blunyahan memiliki peran
ada didunia nyata dalam konteks yang untuk menghasilkan generasi-generasi
relevan. Pembelajaran tematik yang unggul bagi bangsa. SD N 2
dilaksanakan untuk mengembangkan Blunyahan memiliki tugas untuk
kemampuan, keterampilan, dan sikap yang mengembangkan siswa dari segi apapun,
diperoleh siswa dari pembelajaran tematik baik dari segi kognitifnya, afektifnya,
ke dalam konteks duania nyata yang maupun psikomotoriknya. Saat ini, SD N 2
dibawa ke dalam sebuah proses Blunyahan khususnya kelas 5 sudah
pembelajaran secara kreatif. Terdapat menerapkan pembelajaran tematik
beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh integratif. Dalam pembelajaran tematik
guru sebelum melaksanakan pembelajaran integratif, mata pelajaran dikemas secara
tematik integratif, menurut pendapat Abdul holistik yaitu pengaitan beberapa mata
Majid dan Choirul Rochman (2014), pelajaran menjadi satu kesatuan dan tidak
tahapannya yakni menetapkan tema, terpisahkan. Guru kelas tidak hanya mata
melakukan analisis SKL (Standar pelajaran, kompetensi dasar, maupun
Kelulusan), KI (Kompetensi Inti), KD indikatornya saja yang holistik, namun
(Kompetensi Dasar), dan membuat beberapa gaya belajar juga dapat diimplementasikan
indikator yang diturunkan dari KD dalam pembelajran secara holistik.
(Kompetensi Dasar), melakukan pemetaan Pengertian Gaya Belajar
Kompetensi Dasar dan Indikator dengan Gaya belajar merupakan cara
tema, membuat jaringan Kompetensi Dasar, memperoleh informasi dan memahami ide
Menyusun Silabus Tematik Integratif, dan yang telah siswa dapatkan dalam proses
Menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (Lori Mestre, 2012)
Pembelajaran. Pada tahapan terakhir yang http://dlx.bok.org/genesis/1169000/1793e0
dilakukan oleh guru yakni menyusun 7c26b59720239ed7da9ef509b0/_as/[Lori_
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, guru Mestre_(Auth.)]_Designing_Effective_Lib
harus sudah memiliki bayangan kegiatan rary_(b-ok.org).pdf
pembelajaran apa yang dapat diimplisitkan Gaya belajar merupakan cara
ketiga gaya belajar siswa agar pembelajaran seseorang dalam menerima hasil belajar
berlangsung efekif dan efisien. dengan tingkat penerimaan yang optimal
Pengembangan dan praktik dibandingkan dengan cara lain (Darmadi,
pembelajaran disatuan pendidikan 2017)
khususnya untuk tingkat Sekolah Dasar Fungsi Gaya Belajar
(SD), menjadi tantangan dan tanggung Fungsi gaya belajar yaitu siswa
jawab tersendiri bagi guru kelas. Setiap lebih termotivasi untuk belajar,
anak berbeda dari segi apapun, baik dari menjadikan siswa berpartisipasi aktif
karakteristik anak, potensi anak, dalam kelas, siswa belajar untuk lebih
kecerdasan anak, keunikan anak, maupun cepat memahami orang lain dari gaya
gaya belajar anak. Setiap anak memiliki belajar yang dimiliki setiap orang, siswa
gaya belajar masing-masing. Gaya belajar dapat menemukan cara untuk
berkomunikasi secara aktif dengan orang (Rosalin Marie, 2010) http://dlx.b-
lain, membantu siswa menemukan talenta ok.org/genesis/385000/42d1f74eae7ab69ef
dirinya, siswa dapat berhubungan baik c40e7a0b9d9628a/_as/[Rosalind_P._Marie
dengan teman dalam kelompoknya, siswa ,_C._Claire_Law]_Find_the_Perfec(b-
dapat membuat pilihan karir yang sesuai ok.org).pdf
dengan gaya belajarnya, siswa dapat Karakteristik Anak berdasarkan
membangun toleransi pada siswa lain Gaya Belajar
berbeda gaya belajarnya (Alan Pritchard,
2008)http://dlx.bok.org/genesis/209000/3f 1. Gaya Belajar Visual
4ced1f8d0776af069d46e45bd56edb/_as/[_ Karakteristik siswa yang memiliki
Teaching__Ways_Of_Learning;_Learning gaya belajar visual yaitu mereka dapat
Theories_(b-ok.org).pdf menyimpan materi lebih baik ketika
Jenis gaya belajar memori disajikan dengan media yang
Gaya belajar siswa terdiri dari visual, memaksimalkan indra penglihatan seperti
auditori, dan kinestetik (VAK). (Tandi gambar, diagram dan grafik. Gaya belajar
Clausen-May, 2010) http://dlx.b- visual lebih mampu untuk membaca buku,
ok.org/genesis/269000/21ea70585f2260f1 jurnal, atau koran untuk menambah
114e2f8377872d32/_as/[Tandi_Clausen- informasi (Yong. FL. A, 2010)
May]_Teaching_Maths_to_Pupils_with_(b 2. Gaya Belajar auditor
-ok.org).pdf Karakteristik siswa yang memiliki
Senada dengan pendapat dari Tandi gaya belajar auditori yaitu siswa sering
Clausen May, Udin Syaefudin berpendapat berbicara saat dia belajar, membuat bibir
bahwa gaya belajar antara lain gaya belajar bergerak saat membaca, lebih mampu
visual, auditori, dan kinestetik. (Udin dalam bercerita, berbicara menggunakan
Syaefudin, 2010) ritme yang bagus, mudah terganggu oleh
1. Gaya belajar Visual kebisingan (Li Fang Zhang dan Robert J,
Gaya belajar visual merupakan cara 2012)
belajar dengan memaksimalkan http://dlx.bok.org/genesis/807000/4191257
penglihatan untuk memperoleh sebuah 12b551bc3b55489a948269d96/_as/[Li-
informasi (Rosalin Marie, 2010) Fang_Zhang,_Robert_J._Sternberg,_Steph
http://dlx.b- en_Rayne(b-ok.org).pdf
ok.org/genesis/385000/42d1f74eae7ab69ef
c40e7a0b9d9628a/_as/[Rosalind_P._Marie 3. Gaya Belajar Kinestetik
,_C._Claire_Law]_Find_the_Perfec(b- Karakteristik siswa yang memiliki
ok.org).pdf gaya belajar kinestetik yaitu siswa lebih
2. Gaya Belajar Auditori mampu belajar dengan menggunakan fisik,
Gaya belajar auditori merupakan cara lebih mampu dalam bermain peran, lebih
belajar dengan menggunakan indra suka mengerjakan proyek, dan lebih suka
pendengaran seperti mendengarkan radio, bergerak (Li Fang Zhang dan Robert J,
serta mendengarkan penjelasan guru dan 2012) http://dlx.b-
teman (Rosalin Marie, 2010) http://dlx.b- ok.org/genesis/807000/419125712b551bc
ok.org/genesis/385000/42d1f74eae7ab69ef 3b55489a948269d96/_as/[Li-
c40e7a0b9d9628a/_as/[Rosalind_P._Marie Fang_Zhang,_Robert_J._Sternberg,_Steph
,_C._Claire_Law]_Find_the_Perfec(b- en_Rayne(b-ok.org).pdf
ok.org).pdf Pengertian Pembelajaran Tematik
3. Gaya belajar kinestetik Integratif
Gaya belajar kinestetik merupakan Pembelajaran tematik integratif
cara belajar siswa yang menunjukkan merupakan pembelajaran yang mengaitkan
preferensi untuk demonstrasi dan aktivitas beberapa mata pelajaran atau lintas
fisik yang melibatkan gerakan tubuh pelajaran yang dijadikan satu fokus
bahasan yaitu dengan menggunakan tema, Implikasi Gaya Belajar dalam
pembelajaran ini menggabungkan Pembelajaran Tematik
kompetensi beberapa pelajaran serta Gaya belajar yang dimiliki setiap
menggabungkan indikator beberapa mata individu berbeda-beda, baik visual,
pelajaran (Departemen Agama Direktorat auditori, maupun kinestetik. Pada
Jendral Kelembagaan agama Islam, 2005) pembelajaran tematik integratif, kegiatan
Pembelajaran tematik adalah model pembelajarannya disesuaikan dengan gaya
pembelajaran terpadu, merupakan sistem belajar yang dimiliki siswa. Dari
pembelajaran yang memungkinkan siswa perencanaan pembelajaran sampai
individu atau kelompok aktif menggali dan kegiatan pembelajaran dilaksanakan,
menemukan prinsip-prinsip ilmu secara dalam pembelajaran tematik integratif
holistik, bermakna, dan otentik (Abdul disangkutkan dengan gaya belajar visual,
Majid, 2014) auditori, dan kinestetik, hal inilah yang
Pembelajaran tematik integratif menjadikan pembelajaran tematik
yaitu pembelajaran yang menggunakan integratif lebih bemakna bagi siswa karena
tema untuk mengaitkan beberapa mata pemerolehan informasi siswa melalui
pelajaran dan materi sehingga dapat gaya belajar yang dimiliki setiap siswa
memberikan pembelajaran yang bermakna (Departemen Agama Direktorat Jendral
bagi siswa. (NOVIANTO, Anwar; Kelembagaan agama Islam, 2005) Selain
MUSTADI, Ali, 2015) itu, penerapan pembelajaran tematik
Sebuah kurikulum menuntut guru integratif di sekolah dasar menurut guru-
dan peserta didik untuk lebih kreatif, guru sudah tepat. Guru sekolah dasar juga
inovatif, dan produktif. Sehingga, para siap untuk melaksanakan pembelajaran
peserta didik dapat berhasil dalam tematik integratif. (WANGID, Muhammad
memecahkan masalah dan tantangan di Nur et al, 2014)
masa depan. Perlu kreatifitas guru untuk Salah satu pendekatan pembelajaran di SD
membuat pembelajaran menyenangkan yaitu menggunakan pembelajaran
dan bermakna bagi peserta didik. Melalui tematikintegratif. Pembelajaran tematik-
pembelajaran tematik integratif ini integratif ada-lah metode pembelajaran
tuntutan tersebut dapat tercapai. terpadu dengan menggunakan tema untuk
(WARIDAH, Waridah; AMAN, Aman, mengintegrasikan berbagai bidang studi.
2015) Pembelajaran tematik integratif merupakan
Model Pembelajaran Integrasi pendekatan pembelajaran yang
“The integrated curricular model mengintegrasikan berbagai kompetensi
represents a cross displinary approach dari berbagai mata pelajaran ke dalam
similar to the shared model. The berbagai tema. Pengintegrasian tersebut
integrated model blends the four major meliputi integrasi sikap, keterampilan dan
disciplines by setting curricular priorities pengetahuan dalam proses pembelajaran
in each and finding the overlapping skills, dan integrasi berbagai konsep dasar yang
concepts, and attitude in all four” berkaitan. (MURYANINGSIH, Sri;
Model integrasi merupakan pembelajaran MUSTADI, Ali, 2015)
terpadu yang menggunakan pendekatan
antar bidang studi. Model ini diusahakan METODE
dengan cara menggabungkan bidang studi Jenis penelitian yang digunakan
dengan cara menetapkan prioritas adalah penelitian kualitatif. Jenis
kurikuler dan menemukan keterampilan, penelitian kualitiatif merupakan
konsep, dan sikap yang saling tumpang “penelitian yang dimaksudkan untuk
tindih di dalam beberapa bidang studi. memahami fenomena tentang apa yang
(Fogarty, 1991) dialami oleh subjek penelitian secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu fleksibel sehingga gaya belajar dapat
konteks khusus yang alamiah dan dengan diterapkan dalam berbagai kegiatan
memanfaatkan berbagai metode alamiah” pembelajaran. Gaya belajar siswa dapat
(Lexy J Moleong, 2007, p. 6) diimplisitkan dalam pembelajaran tematik
Pengumpulan data dalam penelitian ini integratif dengan berbagai kegiatan. Guru
dilakukan melalui teknik observasi dan dapat menggunakan beberapa metode dalam
wawancara. Observasi merupakan sebuah pembelajaran yang mecakup ketiga gaya
pengamatan yang mengoptimalkan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran.
kemampuan peneliti dari segi motif, Guru juga dapat mengatur tempat duduk
kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, siswa yang memiliki gaya belajar yang sama
kebiasaan, dan sebagainya (Lexy J tidak berkumpul menjadi satu namun
Moleong, 2007). “Wawancara merupakan terpencar agar pembelajaran berjalan dengan
percakapan dengan maksud tertentu yang efektif. Selain itu, dalam pembagian
dilakukan oleh dua pihak, yaitu kelompok guru membagi anggota kelompok
pewawancara dan narasumber untuk secra heterogen (gaya belajar yang tidak
mengetahui suatu hal” (Lexy L Moleong, sama dalam satu kelompok) agar kerja
2007, p. 156). Analisis data yang kelompok berjalan efektif. Penerapan gaya
digunakan yaitu kualitatif deskriptif, yakni belajar siswa dalam pembelajaran tematik
dilakukan melalui tahapan yakni reduksi integratif dapat menghasilkan pengalaman
data, paparan data, dan penyimpulan data. belajar yang bermakna bagi siswa. Terdapat
beberapa peranan guru dalam pembelajaran
HASIL DAN PEMBAHASAN tematik integratif. Dengan penerapan gaya
Hasil belajar dalam pembelajaran tematik
Penelitian ini dilaksanakan di SD N 2 integratif, siswa akan lebih termotivasi dalam
Blunyahan pada kelas 5, yang berlokasi di proses belajarnya. Melalui penerapan ketiga
Pendowoharjo, Sewon, Bantul. SD N 2 gaya belajar anak dalam pembelajaran
Blunyahan khususnya kelas 5 sudah tematik integratif akan berdampak pada
menerapkan pembelajaran tematik integratif. tingginya kualitas dan efektifitas
Subyeknya adalah siswa kelas 5 SD N 2 pembelajaran sehingga berdampak pula pada
Blunyahan dan obyeknya adalah gaya belajar hasil belajar yang diperoleh siswa. Selain itu,
siswa. Siswa SD N 2 Blunyahan masing- penerapan gaya belajar siswa dalam
masing memiliki gaya belajar yang berbeda pembelajaran tematik integratif juga mampu
satu sama lain. Gaya belajar yang dimiliki menciptakan karakter pada diri siswa, yakni
siswa yaitu gaya belajar visual, auditori, dan siswa memiliki karaker saling, menghargai,
kinestetik. Gaya belajar visual merupakan saling menghormati, dan tolong menolong
gaya belajar yang memaksimalkan indra dengan temannya. Guru harus menghargai
penglihatannya untuk menerima materi dan memahami gaya belajar yang dimiliki
pembelajaran yang disampaikan oleh guru, setiap siswa, dan tidak hanya fokus pada satu
gaya belajar auditori merupakan gaya belajar gaya belajar siswa di dalam proses
yang memaksimalkan indra pendegarannya pembelajaran.
dalam menerima materi pembelajaran yang Pembahasan
disampaikan oleh guru. Gaya belajar Gaya belajar setiap anak berbeda-beda.
kinestetik merupakan gaya belajar yang Setiap anak memiliki gaya belajarnya
memaksimalkan gerakan-gerakan tubuhnya masing-masing. Gaya belajar setiap anak
untuk menerima materi pembelajaran yang tidak dapat disamaratakan. Kreativitas dan
disampaikan oleh guru. Guru lebih kreatif kemampuan guru untuk memahami gaya
dalam mengemas pembelajaran yakni belajar siswa sangat penting agar siswa dapat
dengan mengimplisitkan gaya belajar anak lebih mudah dalam menerima materi yang
ke dalam pembelajaran tematik integratif. diberikan oleh guru dalam pembelajaran
Pembelajaran tematik integratif bersifat yang dikemas sedemikian rupa sehingga
dapat mencakup semua gaya belajar yang tematik merupakan model integrasi inter
dimiliki siswa. Gaya belajar siswa bidang studi yang secara nyata
dipengaruhi oleh faktor alamiah dan faktor mengintegrasikan satu konsep,
lingkungan. Ada hal-hal tertentu yang tidak keterampilan, atau kemampuan yang
dapat diubah (bersifat tetap) dalam diri ditumbuhkan dan dikembangkan dalam
seseorang bahkan dengan latihan sekalipun, suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan
namun ada juga yang dapat dilatihkan dan yang dikaitkan dengan sebuah konsep,
disesuaikan dengan lingkungan siswa. Gaya keterampilan, atau kemampuan pada pokok
belajar siswa kelas 5 SD N 2 Blunyahan bahasan atau sub pokok bahasan lain dalam
antara lain gaya belajar visual, gaya belajar satu bidang studi yang akan dipelajari.
auditori, dan gaya belajar Keterkaitan antar bidang studi dapat terjadi
kinestetikkinestetik. Gaya belajar visual secara spontan atau direncanakan terlebih
merupakan gaya belajar anak yang lebih dahulu oleh guru. Gaya belajar dapat
mudah menerima materi yang disampaikan diimplementasikan dalam pembelajaran
oleh guru melalui indra penglihatan (mata), integratif agar siswa dapat memperoleh
gaya belajar auditori merupakan gaya belajar pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
anak yang lebih mudah menerima materi maksimal. Dapat dicontohkan, gaya belajar
yang disampaikan oleh guru melalui indra yang diimplementasikan dalam pembelajaran
pendengaran (telinga), dan gaya belajar tematik integratif yakni gaya belajar visual
kinestetik merupakan gaya belajar anak yang dengan kegiatan pembelajaran yang berupa
lebih mudah menangkap materi yang pengamatan siswa terhadap gambar dan
disampaikan oleh guru melalui gerakan- dengan menggunakan media flashcard,
gerakan tubuh. dengan mengamati gambar dan dengan
Sesuai dengan pendapat Syaiful menggunakan media flash card siswa yang
Sagala (2010), guru harus mampu mengatasi memiliki gaya belajar visual dapat dengan
kesulitan belajar siswa. Untuk membantu mudah menngkap materi yang disampaikan
mengeluarkan siswa dari kesulitan belajar, oleh guru melalui gambar-gambar tersebut.
maka guru harus membuat sesuatu yang Pada gaya belajar auditori, kegiatan yang
sistematis dan terencana, salah satunya yang dapat dilakukan dalam sebuah pembelajaran
dapat dilakukan oleh guru yakni dengan misalnya dengan penjelasan dari guru,
menciptakan situasi belajar yang sehat dan penjelasan teman sebaya, penggunaan media
kompetitif, situasi belajar tersebut dapat pembelajaran yang berupa speaker, dari
diciptakan oleh guru melalui kegiatan tersebut siswa dengan gaya belajar
pengimplementasian gaya belajar dalam auditori lebih mudah menangkap materi
pembelajaran agar siswa lebih mudah dalam melalui penjelasan dari guru dan teman,
menerima dan memahami materi yang serta melalui media pembelajaran yang
disampaikan oleh guru. Gaya belajar yang berupa speaker dan siswa mendengarkan
dimiliki setiap anak dapat diimplikasikan suara melalui speaker tersebut. Gaya belajar
didalam sebuah pembelajaran dengan kinestetik, kegiatan didalam pembelajaran
berbagai macam cara oleh seorang guru yang dapat dilakukan misalnya dengan role
melalui kegiatan-kegiatan yang akan playing (bermain peran), siswa yang
dilakukan dalam sebuah pembelajaran. Hal memiliki gaya belajar kinestetik (melalui
tersebut sesuai dengan pendapat dari gerakan tubuh) akan lebih mudah
Mulyasa (2015) yang menyatakan bahwa menangkap materi pembelajaran melalui
setiap guru harus membebaskan gaya belajar gerakan tubuhnya yakni saat siswa
siswa, dan tidak hanya terpaku pada satu memerankan tokoh yang diperagakannya.
gaya belajar dalam melaksanakan sebuah Saat siswa memerankan tokoh dalam
proses pembelajaran. kegiatan tersebut, siswa akan
Sesuai dengan pendapat Abdul Kadir memaksimalkan gerak anggota tubuhnya,
dan Anun Mashrohah (2015), pembelajaran sehingga siswa dapat lebih mudah
menangkap materi pembelajaran. tema. Pembelajaran tematik integratif ini
Guru harus mampu mengemas dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran dengan sedemikian rupa agar pembelajaran. Pada pembelajaran tematik
pembelajaran mencakup tiga gaya belajar, integratif ini, di kelas rendah mata pelajaran
baik visual, auditori, maupun kinestetik. IPA dan IPS diintegrasikan ke mata pelajaran
Misalnya guru melaksanakan kegiatan Bahasa Indonesia dan tidak berdiri sendiri.
pembelajaran dengan menayangkan sebuah Namun, di kelas tinggi mata pelajaran IPA
video dan bertanya jawab isi dari videoyang dan IPS berdiri sendiri dan tidak
telah ditayangkan oleh guru diintegrasikan lagi ke dalam mata pelajaran
(memaksimalkan gaya belajar visual dan Bahasa Indonesia.
auditori), dan setelah siswa selesai Berdasarkan observasi yang telah
menyaksikan video dilanjutkan dengan dilakukan di SD N 2 Blunyahan, dalam
kegiatan bermain peran (role playing) pembelajaran tematik integratif yang
dengan memainkan kembali adegan yang dikemas guru dapat memaksimalkan ketiga
ada divideo yang ditayangkan oleh guru gaya belajar, baik gaya belajar visual,
(memaksimalkan gaya belajar kinestetik), auditori, maupun kinestetik yakni saat guru
dari pembelajaran itu guru sudah mengemas menjelaskan materi pembelajaran, kemudian
pembelajaran ketiga gaya belajar sekaligus. guru meminta siswa untuk mengamati teks
Jika pembelajaran mencakup seluruh gaya dan gambar pada buku, pada mata pelajaran
belajar, maka pembelajaran yang dilakukan IPA, guru meminta siswa untuk mengamati
akan lebih bermakna bagi siswa, siswa lebih gambar hewan ruminansia, bagian-bagian
mudah dalam memahami materi karena sistem pencernaan pada hewan ruminansia,
sesuai dengan gaya belajarnya, hilangnya dan proses pencernaan yang terjadi pada
diskriminasi gaya belajar siswa dalam hewan ruminansia yaitu gambar sapi pada
pembelajaran, dan sebagainya. buku teks pelajaran pada saat itulah guru
Pada observasi dalam proses memaksimalkan gaya belajar visual siswa,
pembelajaran dan melalui wawancara antara kemudian guru meminta siswa untuk
guru dan siswa, siswa di kelas 5 SD N 2 berdiskusi dan kerja kelompok, saat siswa
Blunyahan memiliki gaya belajar yang mendengarkan pendapat dari temannya saat
berbeda-beda. Ada anak yang memiliki gaya berdiskusi dan secara berkelompok untuk
belajar visual, auditori, dan kinestetik. Ada mengerjakan sebuah proyek yaitu
anak yang lebih mudah memahami materi menggambar hewan ruminansia selain sapi
yang diberikan oleh guru saat guru dan menjelaskan proses yang terjadi dalam
memberikan sebuah gambar lalu siswa sistem pencernaan hewan ruminansia pada
disuruh untuk mengamati, atau saat proses itulah guru memaksimalkan gaya
mengamati gambar yang terkait dengan belajar auditori kinestetik siswa. Guru kelas
materi dalam buku teks pelajaran (gaya 5 SD N 2 Blunyahan melaksanakan
belajar visual), ada anak yang mudah pembelajaran yang mencakup tiga gaya
memahami materi saat guru menjelaskan belajar yang dimiliki siswanya, sehingga
seputar materi pembelajaran kemudian pembelajaran lebih memberikan pengalaman
siswa memperhatikan dengan sungguh- yang bermakna bagi siswa. Dari
sungguh dan dengan mudah siswa tersebut pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru
memahami materi saat ia bekerja dalam seperti paparan diatas, siswa lebih mudah
suatu kelompok untuk mengerjakan sebuah memahami dan menangkap materi yang
proyek (gaya belajar auditori dan kinestetik). disampaikan oleh gurunya.
SD N 2 Blunyahan, khususnya kelas Menurut pendapat dari Abdul Majid
5 telah menerapkan pembelajaran tematik dan Chaerul Rochman (2014), dalam
integratif. Pada pembelajaran tematik pembelajaran tematik integratif lebih
terdapat integrasi berbagai kompetensi dari menekankan pada diskusi dan kerja
berbagai mata pelajaran ke dalam sebuah kelompok siswa dalam sebuah kelompoknya.
Dalam observasi, pembelajaran tematik berbeda dalam satu kelompok. Jadi, dalam
integratif ini dapat mengaktifkan siswa, hal satu kelompok terdiri atas siswa yang
tersebut dapat dilihat pada saat pelaksanaan heterogen, bukan homogen. Jika satu
diskusi dan kerja kelompok siswa bersama kelompok anggotanya merupakan siswa
dengan kelompoknya. Diskusi dan kerja yang memiliki gaya belajar kinestetik maka
kelompok tersebut bertujuan untuk kelompok tersebut akan lebih banyak
memecahkan masalah yang diberikan guru bergerak dibandingkan dengan kelompok
untuk dipecahkan secara bersama-sama yang anggotanya memiliki gaya belajar
siswa bersama dengan kelompoknya. Dalam visual dan auditori. Jika anggota dalam satu
diskusi dan kerja kelompok, penerapan kelompok semuanya memiliki gaya belajar
ketiga gaya belajar akan lebih maksimal, auitori, maka saat diskusi dan kerja
yakni dalam diskusi dan kerja kelompok kelompok berlangsung maka kelompok
gaya belajar siswa, baik visual, auditori, tersebut akan lebih rami dan kurang
maupun kinestetik akan terlibat di dalamnya. terkondisikan jika dibandingkan dengan
Dalam kerja kelompok guru menyuruh siswa kelompok lain. Berbeda halnya jika satu
untuk mengamati gambar yang terdapat kelompok tersebut terisi oleh siswa yang
dalam buku, meminta siswa untuk memiliki gaya belajar yang berbeda maka
mendengarkan penjelasan dari guru dan siswa tidak hanya ramai, namun akan
bependapat saat berdiskusi bdalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
kelompoknya, dan meminta siswa untuk dengan serius karena dalam satu kelompok
mengerjakan sebuah proyek bersama dengan tersebut krakteristik msing-masing siswa
kelompoknya. berbeda. Selain itu, pembagian anggota
Dalam pembelajaran tematik kelompok yang heterogen akan melatih
integratif, pembelajarannya bersifat holistik siswa untuk menghargai dan menghormati
atau bersifat satu kesatuan dan tidak terpisah- gaya belajar yang dimiliki oleh temannya.
pisah antar mata pelajaran, dan adanya Dalam pembelajaran, guru tidak
integrasi berbagai kompetensi dari berbagai hanya menerapkan satu metode, namun
mata pelajaran ke dalam sebuah tema, selain beberapa metode pembelajaran. Hal ini
kompetensi yang merupakan satu kesatuan, dilakukan untuk menyesuaikan gaya belajar
gaya belajar sudah sepantasnya yang dimiliki semua siswa. Berdasarkan
diimplementasikan dan disatupadukan dalam observasi di SD N 2 blunyahan pada kelas 5,
kegiatan pembelajaran karena gaya belajar guru menggunakan metode tanya jawab dan
setiap siswa berbeda satu dengan yang metode kerja kelompok.
lainnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Pembelajaran tematik integratif dan
Abdul Kadir dan Hanun Ashrohah (2015), pengimplementasian ketiga gaya belajar
bahwa pengintegrasian ide-ide siswa terjadi akan memberikan pengalaman yang
dalam satu kesatuan yang utuh (holistik). bermakna bagi anak. Dalam pembelajaran
Guru mengubah posisi tempat duduk tematik dapat memberikan pengalaman yang
siswa beberapa kali dalam satu minggu, hal bermakna bagi anak karena anak mampu
tersebut bertujuan agar siswa yang memiliki memahami konsep-konsep yang mereka
gaya belajar yang sama berkumpul menjadi pelajari melalui pengalaman langsung dan
satu, namun siswa yang memiliki gaya menghubungkannya dengan konsep lain
belajar sama akan terpencar. Jika siswa yang yang telah dipahami oleh siswa. Dengan
memiliki gaya belajar auditori (salah satu penerapan ketiga gaya belajar siswa dapat
karakteristiknya yakni suka berbicara), siswa memberikan pengalaman yang bermakna
akan gaduh dan ramai. Maka, guru bagi siswa karena siswa belajar dan
memisahkan siswa yang memiliki gaya memahami materi yang disampaikan oleh
belajar sama. Begitu pula dalam pembagian guru melalui gaya belajar yang dimilikinya
anggota dalam suatu kelompok, guru sendiri tanpa ada paksaan pada anak untuk
membagi siswa yang memiliki gaya belajar belajar dengan satu gaya belajar yang
diterapkan oleh guru dalam pembelajaran, untuk mengimplementasikan pembelajaran
sehingga dari itulah pengalaman bermakna tematik integratif, yaitu guru harus memiliki
akan didapat oleh siswa. kreativitas yang tinggi dan berani mengemas
Penerapan ketiga gaya belajar di materi dan mengembangkannya. Dalam hal
kelas 5, akan membuat siswa memiliki tersebut, guru harus memiliki kreativitas
karakter yang baik, yaitu adanya sikap saling yang tinggi, baik dengan kemampuannya
mengahargai dan menghormati. Hal tersebut dalam mengemas pembelajaran dengan
tampak dari adanya siswa yang membantu mellibatkan ketiga gaya belajar siswa dalam
anak dalam mengejar ketertinggalannya. pembelajaran tematik integratif.
Anak yang lebih mampu memahami materi Sesuai dengan pendapat dari
karena pembelajaran sesuai dengan gaya Mulyasa (2015), bahwa penyesuaian gaya
belajarnya akan mengajari siswa lain yang belajar terhadap pembelajaran akan
belum paham dengan materi yang berdampak pada tingginya kualitas dan
disampaikan guru karena pembelajaran efektivitas pembelajaran, maka dengan
kurang sesuai dengan gaya belajarnya. Saat meningkatnya kualitas dan efektivitas, maka
salah satu siswa yang memiliki gaya belajar secara otomatis akan berdampak pada hasil
auditori dengan mudah menangkap dan belajar siswa. Berdasarkan observasi, dengan
memahami penjelasan dari guru, siswa diterapkannya ketiga gaya belajar dalam
tersebut bersedia untuk mengajari dan pembelajaran akan berdampak pada
memahamkan kembali apa yang telah meningkatnya kualitas dan efektivitas belajar
disampaikan oleh gurunya pada teman yang siswa, hal tersebut dikarenakan siswa lebih
belum paham tentang materi tersebut. Sikap mudah menerima materi yang disampaikan
lain yang terbentuk yaitu adanya sikap saling oleh guru dengan kesesuaian belajarnya,
tolong menolong, hal tersebut terlihat dari sehingga hasil belajar siswa akan meningkat.
siswa yang belum paham tentang materi Berbeda halnya jika dalam pembelajaran
karena kurang sesuai dengan gaya hanya diterapkan satu gaya belajar siswa,
belajarnya, siswa tersebut meminta tolong hanya siswa yang memiliki gaya belajar
pada temannya yang sudah memahami yang sesuai dengan gaya belajar yang
materi pelajaran yang disampaikan oleh diterapkan dalam pembelajaran yang mudah
guru, dan siswa yang telah memahami dan menerima materi pembelajaran, sehingga
mampu menangkap dengan mudah materi hasil belajarnya lebih bagus.
bersedia untuk menolong temannya yang Penerapan ketiga gaya belajar juga
belum paham tentang materi pembelajaran berdampak bagi motivasi belajar siswa,
yang disampaikan oleh gurunya. siswa akan lebih termotivasi saat ia belajar
Sesuai dengan pendapat dari Abdul dengan gaya belajar yang dimilikinya. Hal
Majid dan Choirul Rochman (2014), tersebut terlihat saat siswa disuruh guru
pembelajaran tematik bersifat fleksibel, guru untuk mengamati gambar pada buku, siswa
dapat mengkaitkan bahan ajar dari satu mata dengan gaya belajar visual akan tertarik
pelajaran dengan mata pelajaran yang untuk mengamati gambar dibuku. Saat siswa
lainnya bahkan mengkaitkan bahan pelajaran disuruh guru untuk memperhatikan guru,
dengan kehidupan siswa dan keadaan siswa dengan gaya belajar auditori begitu
lingkungan dimana sekolah dan siswa semangat dan lebih tertarik karena melalui
berada. Pembelajaran tematik bersifat penjelasan guru ia akan lebih paham dengan
fleksibel, guru dapat mengimplisitkan semua materi yang dipelajarinya. Saat pembelajaran
gaya belajar siswa, baik visual, auditori, olahraga, ataupun kerja kelompok siswa
maupun kinestetik dalam sebuah dengan gaya belajar kinestetik akan lebih
pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru semangat dan lebih tertarik untuk mengikuti
dan siswa. pembelajaran tersebut, karena dengan gerak
Sesuai dengan pendapat Abdul Majid tubuhnya ia akan lebih mudah dalam
dan Chirul Rochman (2014), aspek guru menerima materi.
Dalam observasi, guru memiliki pembelajaran tematik integratif.
banyak peranan pembelajaran tematik Pembelajaran tematik integratif bersifat
integratif, yakni sebagai fasilitator, fleksibel sehingga gaya belajar dapat
organisator, motivator, tutor, evaluator, dan diterapkan dalam berbagai kegiatan
apresiator. Peranan guru sebagai fasilitator pembelajaran. Gaya belajar siswa dapat
yakni guru sebagai penyedia fasilitas bagi diimplisitkan dalam pembelajaran tematik
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Peranan integratif dengan berbagai kegiatan. Guru
guru sebagai organisator yakni guru dapat menggunakan beberapa metode dalam
mengorganisasi siswa untuk selalu pembelajaran yang mecakup ketiga gaya
menghargai kerjasama, saling membantu, belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran.
tolong menolong, dan berbuat baik pada Guru juga dapat mengatur tempat duduk
siapapun. Guru juga menjadi figur yang baik siswa yang memiliki gaya belajar yang sama
bagi siswa. Peranan guru sebagai motivator tidak berkumpul menjadi satu namun
yakni guru selalu memberikan dorongan- terpencar agar pembelajaran berjalan dengan
dorongan bagi siswa dalam pembelajaran. efektif. Selain itu, dalam pembagian
Guru menanamkan keyakinan pada siswa kelompok guru membagi anggota kelompok
tentang mimpi, cita-cita, dan kesuksesan, secra heterogen (gaya belajar yang tidak
sehingga siswa akan lebih giat dalam belajar. sama dalam satu kelompok) agar kerja
Peranan guru sebagai tutor, guru kelompok berjalan efektif. Penerapan gaya
memberikan arahan, aturan, klarifikasi,dan belajar siswa dalam pembelajaran tematik
penjelasan bagi siswa dalam proses integratif dapat menghasilkan pengalaman
pembelajaran. Peranan guru sebagai belajar yang bermakna bagi siswa. Terdapat
evaluator, guru melakukan penilaian beberapa peranan guru dalam pembelajaran
kompetensi, ketrampilan, dan karakter siswa tematik integratif. Dengan penerapan gaya
dalam proses pembelajaran. Peranan guru belajar dalam pembelajaran tematik
sebagai apresiator, guru membeikan apresiasi integratif, siswa akan lebih termotivasi dalam
pada siswa atas proses maupun hasil belajar proses belajarnya. Melalui penerapan ketiga
yang diperoleh setiap siswa. gaya belajar anak dalam pembelajaran
Guru harus menghargai gaya belajar tematik integratif akan berdampak pada
yang dimiliki setiap siswanya, agar tidak ada tingginya kualitas dan efektifitas
diskriminasi mengenai gaya belajar dalam pembelajaran sehingga berdampak pula pada
pembelajaran tematik integratif. Guru juga hasil belajar yang diperoleh siswa. Selain itu,
harus melaksanakan pembelajaran yang penerapan gaya belajar siswa dalam
menyangkut ketiga gaya belajar siswa. Jika pembelajaran tematik integratif juga mampu
hal tersebut dilakukan, guru dapat menciptakan karakter pada diri siswa, yakni
menghargai gaya belajar siswa dan siswa memiliki karaker saling, menghargai,
memasukkan ketiga gaya belajar dalam saling menghormati, dan tolong menolong
pembelajaran, maka pembelajaran akan lebih dengan temannya. Guru harus menghargai
bermakna bagi siswa. dan memahami gaya belajar yang dimiliki
setiap siswa, dan tidak hanya fokus pada satu
PENUTUP gaya belajar siswa di dalam proses
Berdasarkan paparan diatas, dapat pembelajaran.
disimpulkan bahwa Siswa SD N 2
Blunyahan masing-masing memiliki gaya UCAPAN TERIMA KASIH
belajar yang berbeda satu sama lain. Gaya Dari penelitian ini, saya ucapkan
belajar yang dimiliki siswa yaitu gaya belajar terimakasih kepada Allah SWT yang telah
visual, auditori, dan kinestetik. Guru kels 5 memberikan nikmat serta karunianya
SD N 2 Blunyahan lebih kreatif dalam sehingga makalah ini bisa selesai tepat waktu,
mengemas pembelajaran yakni dengan kepada keluarga dan teman-teman yang
mengimplisitkan gaya belajar anak ke dalam senantiasa mendukung saya untuk maju, dan
kepada SD N 2 Blunyahan yang telah doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpe.v2i2.27
memberikan bantuan baik formal maupun 17.
material sehingga dapat terselesaikannya NOVIANTO, Anwar; MUSTADI, Ali.
penelitian ini tepat waktu. ANALISIS BUKU TEKS MUATAN
TEMATIK INTEGRATIF, SCIENTIFIC
DAFTAR PUSTAKA APPROACH, DAN AUTHENTIC
Darmadi.(2017).Pengembangan Model ASSESSMENT SEKOLAH DASAR.
Metode Pembelajaran dalam Dinamika Jurnal Kependidikan: Penelitian
Belajar Siswa.Sleman:Budi Utama Inovasi Pembelajaran, [S.l.], v. 45, n. 1,
Departemen Agama Direktorat Jendral june 2015. ISSN 2580-5533. Available at:
Kelembagaan Agama <https://journal.uny.ac.id/index.php/jk/arti
Islam.(2005).Pedoman Pelaksanaan cle/view/7181/6192>. Date accessed: 22
Pembelajaran oct. 2017.
Tematik.Jakarta:Departemen Agama WARIDAH, Waridah; AMAN, Aman.
Fogarty, R. (1991). How to integrate the PENGEMBANGAN PERANGKAT
curricula. Palatine: Skylight Publising PEMBELAJARAN TEMATIK-
Inc. INTEGRATIF TEMA MENGHARGAI
Kadir, Abdul & Hanun JASA PAHLAWAN BERBASIS
Ashrohah.(2015).Pembelajaran SOSIOKULTURAL DI SEKOLAH
Tematik.Jakarta:Raja Grafindo Persada DASAR. Jurnal Prima Edukasia, [S.l.],
Lexy J Moleong, M A.(2007).Metodologi v. 3, n. 2, p. 213 - 226, july 2015. ISSN
Penelitian Kualitatif.Bandung:Rosda 2460-9927. Available at:
Karya <https://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/art
Majid, Abdul.(2014).Pengembangan dan icle/view/6465/6223>. Date accessed: 22
Implementasi Kurikulum oct. 2017.
2013.Bandung:Rosda Karya doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpe.v3i2.64
Majid, Abdul dan Choirul 65.
Rochman.(2014).Pendekatan Ilmiah MURYANINGSIH, Sri; MUSTADI, Ali.
dalam Implementasi Kurikulum PENGEMBANGAN RPP TEMATIK-
2013.Bandung:Remaja RosdaKarya INTEGRATIF UNTUK
Mulyasa.(2015).Guru dalam Implementasi MENINGKATKAN KARAKTER KERJA
Kurikulum 2013.Bandung;Remaja Rosda KERAS DI KELAS 1 SD N 2
Karya SOKARAJA TENGAH. Jurnal Prima
Sagala, Syaiful.(2010).Konsep dan Makna Edukasia, [S.l.], v. 3, n. 2, p. 190 - 201,
Pembelajaran:Untuk Membantu july 2015. ISSN 2460-9927. Available at:
Memecahkan Problematika Belajar dan <https://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/art
Mengajar.Bandung:Alfabeta icle/view/6146>. Date accessed: 23 oct.
Udin, Syaefudin.(2010).Inovasi 2017.
Pendidikan.Bandung:Alfabeta doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpe.v3i2.61
WANGID, Muhammad Nur et al. 46.
KESIAPAN GURU SD DALAM Li Zang Fang dan Robert.2012.Hand Book
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN of intellectual Styles:Preferences in
TEMATIK-INTEGRATIF PADA Cognition,Learning, and Thinking
KURIKULUM 2013 DI DIY. Jurnal Retrieved from http://dlx.b-
Prima Edukasia, [S.l.], v. 2, n. 2, p. 175- ok.org/genesis/807000/419125712b551bc
182, july 2014. ISSN 2460-9927. 3b55489a948269d96/_as/[Li-
Available at: Fang_Zhang,_Robert_J._Sternberg,_Steph
<https://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/art en_Rayne(b-ok.org).pdf
icle/view/2717/2267>. Date accessed: 22 Tandy Clausen May.2010.Teaching Maths
oct. 2017. to Pupils with Different Learning Styles.
Retrieved from http://dlx.b-
ok.org/genesis/269000/21ea70585f2260f1
114e2f8377872d32/_as/[Tandi_Clausen-
May]_Teaching_Maths_to_Pupils_with_(b
-ok.org).pdf
Alan, Pritchard.2009.Ways of
Learning:Learning Theories and Learning
styles in the Classroom Retrieved from
http://dlx.b-
ok.org/genesis/209000/3f4ced1f8d0776af0
69d46e45bd56edb/_as/[]_Teaching_-
_Ways_Of_Learning;_Learning_Theories
_(b-ok.org).pdf
Lori, Mestre.2012.Designing Effective
Library Tutorials a Guide for
Accommodating Multiple Learning
Retrieved from http://dlx.b-
ok.org/genesis/1169000/1793e07c26b5972
0239ed7da9ef509b0/_as/[Lori_Mestre_(A
uth.)]_Designing_Effective_Library_(b-
ok.org).pdf
Rosalin, Marie.2010.Find the Perfect
College Schools that Fit Your Learning
Style Retrieved from http://dlx.b-
ok.org/genesis/385000/42d1f74eae7ab69ef
c40e7a0b9d9628a/_as/[Rosalind_P._Marie
,_C._Claire_Law]_Find_the_Perfec(b-
ok.org).pdf
Yong. FL.(2010).A Study on Cultural
Values, Perceptual Learning Styles, and
Attitudes Toward Oracy Skills of
Malaysian Tertiary Students.Europan
journal of social sciences vol 13

Anda mungkin juga menyukai