Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ummu Afifah

Nim : 112019006

MK : E- Learning PAI

KONSEP DASAR E- LEARNING

A. PENGERTIAN E- LEARNING

E-learning merupakan salah satu metode pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan
teknologi komunikasi dan informasi untuk mengaktifkan siswa agar bisa belajar kapanpun dan
dimanapun. Pembelajaran elektronik atau e-learning telah dimulai pada tahun 1970-an. Terdapat
beberapa pendapat dari para ahli antara lain:

• Menurut Allan J. Henderson (2003), E- Learning diartikan sebagai pembelajaran jarak


jauh yang menggunakan teknologi komputer atau biasanya disebut internet.
• William Horton (2003:3) menjelaskan E- Learning merupakan pembelajaran berbasis
WEB yang bisa diakses dari internet.
• Jaya Kumar C (2002:1) mendefinisikan E- Learning sebagai sembarang pembelajaran
yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk
menyampaikan isi pembelajaran, interaksi atau bimbingan.
• Dong (Kamarga, 2000:20) mendefinisikan E- Learning sebagai kegiatan belajar yang
disampaikan melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar
yang sesuai dengan kebutuhannya.

Dengan demikian, secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa pembelajaran elektronik


(e-Learning) merupakan kegiatan pembelajaran berbasis WEB, pembelajaran berbasis computer,
pembelajaran berbasis virtual dan kolaborasi digital yang memanfaatkan jaringan (Internet,
LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai
bentuk layanan belajar lainnya. E-Learning merupakan proses belajar secara efektif yang
dihasilkan dengan cara menggabungkan penyampaian materi secara digital yang terdiri dari
dukungan dan layanan dalam belajar.

Pada dasarnya, e-learning memiliki dua tipe yaitu synchronous dan asynchronous.

1) Synchronous berarti pada waktu yang sama. Proses pembelajaran terjadi pada saat yang
sama antara pendidik dan peserta didik. Hal ini memungkinkan interaksi langsung antara
pendidik dan peserta didik secara online. Pendidik memberikan materi pembelajaran
dalam bentuk makalah atau slide presentasi dan peserta didik dapat mendengarkan
presentasi secara langsung melalui internet. Synchronous training sering juga disebut
sebagai virtual classroom
2) Asynchronous berarti tidak pada waktu bersamaan. Peserta didik dapat mengambil waktu
pembelajaran berbeda dengan pendidik memberikan materi. Asynchronous training
popular dalam e-learning karena peserta didik dapat mengakses materi pembelajaran
dimanapun dan kapanpun. Pembelajaran dapat berbentuk bacaan, animasi, simulasi,
permainan edukatif, tes, quis dan pengumpulan tugas.

B. KARAKTERISTIK E- LEARNING
Rossenburg (2001) mengatakan bahwa e-learning merupakan suatu penggunaan
teknologi internet dalam menyampaikan pembelajaran dalam jangkauan yang luas yang
belandaskan tiga kriteria dasar yaitu :
1. E-Learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat,
menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan dan sharing pembelajaran
serta informasi. Kriteria ini sangatlah penting dalam e-learning, sehingga Rosenberg
menyebutnya sebagai persyaratan absolute.
2. E-Learning dikirimkan kepada pengguna melalui teknologi computer dengan
menggunakan standar teknologi intemet.
3. E-Learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran
yang mengungguli paradigma tradisional dalam pembelajaran.

Sedangkan menurut Nursalam (2008) karakteristik dari e-Learning antara lain adalah:

1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa
atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa
dibatasi oleh hal-hal yang protokoler
2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks)
3. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer
sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan dimana saja bila yang
bersangkutan memerlukannya
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di computer.

Berdasarkan beberapa definisi e-learning diatas, dapat disimpulkan bahwa e-learning


adalah kegiatan pembelajaran yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik dalam
menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan, menilai dan memudahkan suatu proses
belajar mengajar dimana pelajar sebagai pusatnya serta dilakukan secara interaktif kapanpun dan
dimanapun untuk mengaksesnya setiap saat.

C. MANFAAT E- LEARNING
Manfaat e-leraning bagi dunia pendidikan secara umum, yaitu:
1) Fleksibilitas tempat dan waktu, e- learning memberikan fleksibilitas dalam memilih
waktu dan tempat untukmengakses pelajaran
2) Independent learning, e-learning memberikan kebebasan bagi pelajar diberi untuk
menentukan kapan akan mulai, kapanakan menyelesaikan, dan bagian mana dalam satu
modul yang ingin dipelajarinya terlebih dulu.
3) Biaya, banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran dengan e-learning.
4) Standarisasi pengajaran, pealajaran e-learning selalu memiliki kualitas samasetiap kali
diakses dan tidak tergantung suasana hati pengajar.
5) Efektifitas pengajaran, penyampaian pelajaran e-learning dapat berupa simulasi dan
kasus-kasus, menggunakan bentuk permainan dan menerapkan teknologi animasi
canggih.
6) Kecepatan distribusi, e-learning dapat dengan cepat menjangkau ke seluruh penjuru, guru
hanya perlu mempersiapkan bahan pelajaran secepatnya dan menginstal hasilnya di
server pusat e-learning.
7) E-learning dapat diakses sewaktu-waktu.
8) Otomatisasi proses administrasi, e-learning menggunakan suatu Learning Management
System (LMS) yang berfungsi sebagai platform pelajaran-pelajaran e-learning. LMS
berfungsi pula menyimpan data-data pelajar, dan proses pembelajaran yang berlangsung.

D. FUNGSI E- LEARNING
Siahaan (2002) memaparkan setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap
kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu:
1) Suplemen (tambahan)
Berfungsi sebagai suplemen atau tambahan apabila peserta didik mempunyai kebebasan
memilih apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak dalam hal ini
tidak ada kewajiban atau keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran.
2) Komplemen (pelengkap)
Berfungsi sebagai komplemen atau pelengkap apabila materi pembelajaran elektronik
diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas,
sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi
remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
3) Substitusi (pengganti)
Tujuan dari e-learning sebagai pengganti kelas konvensional adalah agar peserta didik dapat
secara fleksibel mengelola kegiatan pembelajaran sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-
hari.

E. KEKURANGAN E- LEARNING
• Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses
pembelajaran.
• Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial, sehingga mendorong
tumbuhnya aspek komersial.
• Proses pembelajarannya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
• Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional,
kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang berbasis pada ICT (information
and communication technology).
• Siswa yang tidak mempunyai motovasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
• Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet atau jaringan (mungkin hal ini berkaitan
dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
• Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan dalam mengoperasikan
internet dan pemrograman komputer.
SUMBER:

Jurnal Al- Ta’dib https://ejournal.iainkendari.ac.id/index.php/al-tadib/article/view/396/380

https://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/4982/Buku-Referensi-Teknologi-Komunikasi-
Pembelajaran-e-Learning-di-Perguruan-Tinggi.pdf

http://repository.unair.ac.id/58953/2/PEMBELAJARANBERBASIS%20E-LEARNING.pdf

Anda mungkin juga menyukai