TINJAUAN PUSTAKA
A. E-learning
1. Pengertian e-Learning
b. Pendidik dan peserta didik dapat menggnakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang
terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai
berapa jauh bahan ajar yang dipelajari.
c. Peserta didik dapat belajar me-review bahan pelajaran setiap saat dan dimana saja jika
diperlukan, mengingat bahan ajar tersimpan dikomputer.
d. Bila peserta didik memerlukan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya,
ia dapat melakukan akses diinternet secara lebih mudah.
e. Baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat
diikutiyang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
f. Berubahnya peran peserta didik dari yang biasa pasif menjadi aktif dan lebih mandiri.
g. Relatif lebih efisien.
2. Kekurangan E-learning
a. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan antar sesama pendidik
itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses
pembelajaran.
b. Kecendrungan mengabaikan aspek akademik atau aspek social dan sebaliknya mendorong
tumbuhnya aspek bisnis.
c. Proses pembelajarannya cendrung kearah pelatihan dari pada pendidikan.
e. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar tinggi cendrung gagal.
f. Tidak semua fasilitas tersedia internet.
g. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan mengoperasikan internet.
Schoology adalah website yang memadu e-learning dan jejaring sosial. Konsepnya
sama seperti edmodo, namun dalam hal e-learning schoology mempunyai banyak kelebihan.
Membangun e-learning dengan schoology juga lebih menguntungkan bila dibanding
menggunakan moodle yaitu karena tidak memerlukan hosting dan pengelolaan schoology
(lebih user friendly). Tentu fiturnya tidak selengkap moodle, namun untuk pembelajaran
online di sekolah sudah sangat memadai. Adapun fitur-fitur yang dimiliki oleh Schoology
adalah sebagai berikut: Courses, Group Discussion, Resources, Quiz, Attendance dan
Analytics.
2. Langkah-langkah Schoology
Menurut Bergmann dan Sams flipped classroom adalah model pembelajaran dimana ketika
pembelajaran biasanya dilakukan di kelas dilakukan siswa di rumah, dan pekerjaan rumah
yang biasanya dilakukan di rumah dilakukan siswa di kelas20.
Berdasarkan pengertian di atas flipped classroom adalah sebagai proses pembelajaran yang
membalik antara aktifitas belajar di sekolah dengan aktifitas belajar diluar sekolah dimana
guru nya sebagai fasilitator saja.
b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial, yang termasuk faktor sosial
ini antara lain keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengerjakannya, alat-alat
yang digunakann dalam belajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi
sosial.
Selain faktor tersebut, pemahaman konsep matematis dipengaruhi oleh psikologis peserta
didik. Kurang nya pemahaman konsep matematis terhadap materi matematika yang dipelajari
tidak adanya usaha yang dilakukan oleh peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal yang
diberikan guru. Peserta didik lebih mengharapkan kepada tahap penyelesai an dari guru, hal
ini diperlihatkan bahwa pemahaman konsep matematis masih rendah.
E. Penelitian Relevan
1. Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang belajar dengan model
pembelajaran quantum teaching lebih baik dari pada kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional di kelas.
F. Kerangka Berfikir
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Belajar berati suatu proses mendapatkan pengetahuan sehingga mampu mengubah
tingkah laku manusia, sedangkan mengajar berarti proses penyampaian pelajaran oleh guru
kepada peserta didik sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dalam kehidupan sehari-hari
peserta didik sering dihadapkan oleh berbagai masalah yang sering berganti-ganti. Oleh
karena itu, peserta didik harus dibiasakan untuk menyelesaikan masalah. Dengan adanya
latihan-latihan penalaran matematis peserta didik akan mampu dan terbiasa untuk
menyelesaikan suatu permasalahn disekolah maupun diluar sekolah.Kerangka pemikiran
dapat berupa skema sederhana yang menggambarkan secara singkat proses pemahaman
konsep matematis yang dikemukakan dalam penelitian. Skema tersebut menjelaskan tentang
mekanisme kerja faktor-faktor yang timbul secara singkat. Dengan demikian gambaran
jalannya penelitian yang peneliti lakukan dapat diketahui secara terarah dan jelas.
G. Hipotesis
Berdasarkan pemaparan kerangka berfikir tersebut, peneliti dapat memunculkan hipotesis
sebagai berikut:
1. Hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah “terdapat pengaruh model pembelajaran e-learning berbasis
schoology terhadap peningkatkan pemahaman konsep matematis peserta didik di SMP N 24
Bandar Lampung.
2. Hipotesis statistik
H0 : 𝜇𝑖 = 𝜇𝑗 𝑖, 𝑗 = 1, 2, 3 (Setiap perlakuan memberikan rata-rata pemahaman konsep yang
sama)