PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada sebuah kampus di bilangan Jakarta yang memiliki seorang dosen mata
kuliah bahasa inggris. Dosen tersebut sangat disenangi oleh mahasiswanya dan selalu
ditunggu-tunggu kehadirannya. Berbeda dengan dosen yang lain, dosen yang satu ini
selalu membuat mahasiswanya enggan untuk absen (tidak masuk), sehingga setiap
Karena penulis adalah salah satu dari mahasiswa yang diajar oleh beliau,
penulis bisa langsung menyimpulkan bahwa yang menyebabkan dosen ini begitu
Variatif disini maksudnya adalah ada saja kasus baru dalam kehidupan sehari-
hari yang dibahas terlebih dahulu oleh beliau sebelum masuk ke dalam materi
Tidak hanya itu, sang dosen pun kadang mengaitkan kasus-kasus yang tengah
dibahasnya dengan mata kuliah – mata kuliah yang lain. Sehingga karena hal ini,
pembelajaran bahasa inggris terasa begitu segar dan bermakna walaupun telah
1
Dari fakta sang dosen ini, penulis mencoba mengait-ngaitkan dengan
siswa dan guru bahwa mata pelajaran TIK tidak melulu ilmu teknis yang tidak ada
dengan absen kelas, isi pembelajaran dengan menyetel video pembelajaran dan
menutup pembelajaran dengan tugas membuat ini dan itu menggunakan software ini
dan itu yang lingkupnya hanya dunia Tekonologi Informasi (TI) saja. Atau yang lebih
konyol lagi, pembelajaran TIK selalu ditutup dengan bermain game yang tidak ada
hubungannya dengan materi saat itu karena sang guru sudah kehabisan materi dan
para siswa sudah terlalu jenuh dengan software yang tengah ia pelajari.
SMA/SMK”.
adalah tematik - integratif, kiranya makalah ini dapat lebih memperkaya khazanah
pembelajaran di sekolah.
akan dijadikan mata pelajaran ekstra kurikuler, penulis berharap makalah ini tidak
hanya bermanfaat untuk saya pribadi dan teman-teman di kalangan guru TIK saja,
2
tetapi juga bermanfaat untuk para guru di semua mata pelajaran mulai dari Taman
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam laporan penelitian ini adalah membuat karya inovatif
yang digunakan dalam proses pembelajaran berupa kartu tematik yang dibuat oleh
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah membuat kartu tematik untuk membantu
D. Kajian Teori
Kata ”tematik” berasal dari bahasa Yunani yaitu tithenai yang berarti
menjadi ”tema”. Menurut bahasa ”tema” berarti ”sesuatu yang telah diuraikan” atau
sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali
pertemuan”
(http://bdksurabaya.kemenag.go.id/file/dokumen/PEMBELAJARANTEMATIK.pdf )
diterapkan pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Sedangkan pada jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dilakukan pendekatan terpadu untuk mata pelajaran IPA
3
dan IPS. Pendekatan tematik berbasis mata pelajaran diterapkan pada jenjang
berbentuk persegi panjang. Digunakan untuk berbagai keperluan seperti KTP, SIM,
Jadi, kartu tematik adalah selembar kertas yang berisi rencana pembelajaran
Berdasarkan kajian teori di atas, guru mencoba membuat kartu tematik yang
dibuat dari sumber-sumber yang telah ada pada pelajaran TIK, seperti RPP dan
silabus. Sedangkan untuk temanya, karena belum ada acuan khusus yang dibuat oleh
dinas pendidikan maka guru dapat membuatnya sendiri dengan cara yang akan
dijelaskan selanjutnya.
4
BAB II
A. Rancangan alat
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan
kurikulum tematik untuk SMA yang dapat dijadikan acuan oleh guru karena
mungkin jenjang SMA lebih diarahkan pada penerapa mata pelajaran dalam
kehidupan sehari-hari. Maka dari itu guru dapat menyusun sendiri tema-tema
5
urusan teknologi informasi, tetapi juga yang berkenaan dengan disiplin ilmu
yang lain seperti sosiologi, geografi, agama, sastra dan lain sebagainya.
mukaddimah (pembukaan) dalam mengajar dan tugas praktek yang akan diberikan
pada saat itu. Sedangkan langkah-langkah pembuatan kartu tematik adalah sebagai
berikut:
1. Setelah Rencana Pelaksanaan dan Pembelajaran (RPP) dan silabus sudah ada,
Excel.
2. Dalam program Microsoft Excel tersebut, guru meramu kedua bahan tersebut
pada kartu tematik tersebut ketika kegiatan belajar mengajar sedang berjalan.
sangatlah sederhana. Kartu tematik dibuat dari bahan-bahan yang biasa terlihat di
6
1. Satu buah komputer/laptop
3. Printer
4. Kertas
5. Steples
6. Lakban
Setelah kartu tematik selesai dibuat baik untuk satu pertemuan maupun
beberapa pertemuan, ada beberapa prosedur dan konsekwensi yang muncul ketika
1. Guru dituntut untuk lebih kreatif dan selalu meng-update secara berkala
wawasannya tentang fenomena terbaru yang terjadi di dunia ini. Tidak ada
bisa didapat dengan mudah sekali tanpa harus mengeluarkan biaya dan waktu
informasi yang dia miliki. Pepatah Arab mengatakan ”seseorang yang tidak
Pembukaan materi yang kaya akan tema-tema menarik menjadi tidak berarti
7
manakala kelas dalam keadaan gaduh dan tidak fokus. Untuk itu guru harus
dalam keadaan siap menerima ilmu pengetahuan dan wawasan baru dari
gurunya.
memanfaatkan semua fasilitas yang ada yang berhubungan denga materi ini
Kunci sukses pembuatan kartu tematik terletak pada ukuran kartu dan
content-nya lengkap menjadi kurang bermanfaat karena sulit untuk dilihat secara
langsung. Terlebih untuk seorang guru yang memori jangka pendeknya sudah
Begitupun kartu yang isinya tidak lengkap, sekalipun berukuran kecil, simpel
dan mudah dibawa kemana-mana tetap terasa kurang karena informasi yang ada di
Untuk itu buatlah kartu dengan ukuran kecil (seukuran saku) agar bisa dibawa
menjelaskan secara panjang lebar hal-hal yang perlu disampaikan mengingat ukuran
8
kertas yang terbatas. Cukup dituliskan point-pointnya saja agar kartu terlihat simpel
Manfaat kartu tematik sama dengan manfaat yang ada dalam pembelajaran
tematik. Beberapa manfaat yang berhasil penulis rangkum dari berbagai sumber
diantaranya, adalah:
3. Siswa yang pendiam dan siswa yang senang bicara dapat saling
teraspirasikan.
6. Ingatan siswa akan materi yang telah disampaikan dapat bertahan lama
9
9. Hubungan antara guru dengan siswa menjadi lebih harmonis karena
10
BAB III
LAPORAN HASIL
Karena keterbatasan waktu, inovasi yang penulis buat ini berupa kartu
tematik belum sempat diuji cobakan di kelas tempat penulis mengajar. Akan tetapi
sepanjang tahun 2007 hingga 2010, yaitu ketika penulis mengajar komputer di
pembelajaran komputer kepada anak usia dini, karena menurut mereka anak pada
usia tersebut belum waktunya dijejali dengan berbagai macam ilmu teknis.
sambil belajar akhirnya penulis bersama tim pendidikan dari TK Mini Pak Kasur
berhasil menyusun modul pembelajaran komputer untuk anak usia dini dan
Walaupun masih dalam tataran pengenalan dan belum sampai pada level menjadi
ahli.
kegiatan belajar mengajar akan terasa lebih bermakna jika dalam setiap pertemuan
sang guru TIK mampu mengaitkan materi yang akan diajarkan saat itu dengan tema-
tema yang sedang hangat dibicarakan orang pada saat itu. Apalagi setiap materi yang
11
disampaikan dapat dikaitkan dengan mata pelajaran lain dan dapat diterapkan dalam
guru atau dosen yang melakukan pendekatan secara tematik dalam metode
di kelas tidak dapat berjalan seperti yang diinginkan karna beberapa faktor,
diantaranya:
Guru yang gagal mengkondisikan kelas sebelum belajar, dengan artian kelas
tersebut begitu sunyi dan sepi karena sebagian dari siswanya tertidur atau
sebaliknya kelas terdengar begitu gaduh lantaran suara anak-anak yang sangat
berisik.
karena suara guru masih bisa terdengar oleh siswa yang tidak tidur.
dijalankan, karena bagaimana guru bisa bercerita atau membahas suatu kasus
tertentu jika suara guru tersebut hilang tenggelam ditelan keributan dan
kegaduhan kelas. Para siswa yang tidak ribut pun akhirnya tidak dapat
12
2. Sifat dan karakter guru yang tidak mendukung pembelajaran secara tematik.
Masih ada beberapa guru di tanah air kita yang memiliki prinsip “guru selalu
benar pantang untuk disalahkan”. Ada juga guru yang memiliki sifat tertutup,
dia menutup diri dari informasi yang muncul dari siswanya atau dalam bentuk
gagasan maupun usulan. Begitu pula dengan guru yang selalu menjawab
memiliki dasar ataupun tidak yang penting pertanyaan siswa dijawab dengan
Nah, para guru yang memiliki karakter seperti ini sangat tidak mendukung
adalah student center, artinya yang menjadi pusat pembelajaran adalah para
pembelajaran tematik. Dalam hal ini bukan berarti sebuah sekolah harus
indoor dan sebagainya. Minimal yang paling urgent dari semua itu adalah
koneksi internet yang cepat. Sehingga baik siswa maupun guru mendapatkan
13
BAB IV
A. Kesimpulan
dibenahi jika sebuah sekolah atau seorang guru ingin kelasnya menerapkan metode
Sesuatu yang memiliki nilai tinggi dan memberikan manfaat yang banyak
pastilah menuntut kerja ekstra, salah satunya dalam penyusunan tema. Dalam
menyusun jaringan tema, seorang guru dituntut keshabaran dan kerja kerasnya. Tidak
hanya dalam hal teknis penyusunan saja akan tetapi substansi jauh lebih penting.
B. Saran
dari berbagai pihak. Tidak hanya pihak guru yang dituntut keseriusannya, akan tetapi
seluruh stakeholder yang berkaitan dengan sekolah mulai dari pihak yayasan, tata
usaha dan karyawan lain termasuk juga siswa harus memiliki komitmen yang kuat
Dan sebagai pamungkas dari semua bahasan ini, penulis mengutip sebuah
lafadz dzikir yang biasa terdengar di kalangan ummat Islam. “laa haula wa laa
quwwata illaa billaah” artinya: tiada daya dan upaya kecual dari Allah Swt.
14
Sekolah yang besar, fasilitas yang high class, perangkat pendidikan yang
lengkap dan sempurnanya visi misi yang dimiliki sekolah hanya akan menjadi
impian saja mana kala orang-orang yang berada di dalamnya tidak beriman kepada
Allah Swt.
Orang-orang yang jauh dari Allah Swt akan mengalami kegagalan dalam
setiap usahanya. Walaupun ada yang sukses, maka kesuksesannya adalah sesuatu
yang semu dan menipu, yaitu kesuksesan yang membawa dirinya/kelompoknya pada
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
2. BIODATA
17