Anda di halaman 1dari 7

BUDAYA LOKAL

Disusun Oleh: 1. AMMAR MUWAHHID


2. BISMA ADIDHARMA
3. DAFA HASAN C
4. IKHSAN NUR FAIZUN S
1. Pengertian Budaya Lokal

Budaya lokal adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang serta dimiliki dan diakui oleh
masyarakat suku bangsa setempat. Budaya lokal biasanya tumbuh dan berkembang dalam suatu
masyarakat suku atau daerah tertentu karena warisan turun-temurun yang dilestarikan. Budaya daerah ini
akan muncul pada saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama,
sehingga menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk-penduduk yang lain.
Budaya daerah mulai terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan-kerajaan terdahulu. Hal itu
dapat dilihat dari cara hidup dan interaksi sosial yang dilakukan masing-masing masyarakat kerajaan di
Indonesia yang berbeda satu sama lain.
Setiap suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia mempunyai budaya yang berbeda antara
yang satu dengan yang lainnya. Indonesia adalah salah satu negara dengan budaya lokal terkaya di
dunia, karena Indonesia memiliki 200 hingga 250 suku bangsa dengan budaya yang berbeda-beda.
2. Ciri Budaya Lokal

Ciri-ciri budaya lokal dapat dikenali dalam bentuk kelembagaan sosial yang dimiliki oleh suatu suku
bangsa. Kelembagaan sosial merupakan ikatan sosial bersama di antara anggota masyarakat yang
mengoordinasikan tindakan sosial bersama antara anggota masyarakat. Lembaga sosial memiliki orientasi
perilaku sosial ke dalam yang sangat kuat. Hal itu ditunjukkan dengan orientasi untuk memenuhi
kebutuhan anggota lembaga sosial tersebut. Dalam lembaga sosial, hubungan sosial di antara
anggotanya sangat bersifat pribadi dan didasari oleh loyalitas yang tinggi terhadap pemimpin dan gengsi
sosial yang dimiliki. Bentuk kelembagaan sosial tersebut dapat dijumpai dalam sistem gotong royong di
Jawa dan di dalam sistem banjar atau ikatan adat di Bali. Gotong royong merupakan ikatan hubungan
tolong-menolong di antara masyarakat desa. Di daerah pedesaan pola hubungan gotong royong dapat
terwujud dalam banyak aspek kehidupan. Kerja bakti, bersih desa, dan panen bersama merupakan
beberapa contoh dari aktivitas gotong royong yang sampai sekarang masih dapat ditemukan di daerah
pedesaan. Di dalam masyarakat Jawa, kebiasaan gotong royong terbagi dalam berbagai macam
bentuk. Bentuk itu di antaranya berkaitan dengan upacara siklus hidup manusia, seperti perkawinan,
kematian, dan panen yang dikemas dalam bentuk selamatan.
3. Macam Budaya Lokal

a. Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang sangat sederhana


Tipe masyarakat yang dengan keladi dan ubi jalar sebagai tanaman pokoknya dalam
kombinasi dengan berburu dan meramu. Penanaman padi tidak dibiasakan, sistem dasar
kemasyarakatannya berupa desa terpencil tanpa diferensiasi dan stratifikasi yang berarti;
gelombang pengaruh kebudayaan menanam padi, kebudayaan perunggu, kebudayaan Hindu
dan agama Islam tidak dialami. Isolasi tersebut akhirnya dibuka oleh zending atau missie. Contoh
budaya lokal berdasarkan sistem berkebun yang sangat sederhana ini terdapat pada kebudayaan
Mentawai dan penduduk Pantai Utara Papua.
b. Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan padi
sebagai tanaman pokok.
Sistem dasar kemasyarakatannya berupa komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi
sosial yang sedang dan yang merasa bagian bawah dari suatu kebudayaan yang lebih besar
dengan suatu bagian atas yang dianggap lebih halus dan beradab di dalam masyarakat kota.
Masyarakat kota yang menjadi arah orientasinya itu, mewujudkan suatu peradaban kepegawaian
yang dibawa oleh sistem pemerintahan kolonial beserta zending dan missie, atau oleh pemerintah
Republik Indonesia yang merdeka, gelombang pengaruh kebudayaan Hindu dan agama Islam
tidak dialami. Contoh budaya lokal berdasarkan tipe masyarakat pedesaan bercocok tanam
terdapat pada kebudayaan Nias, Batak, penduduk Kalimantan Tengah, Minahasa, Flores dan
Ambon.
c. Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di sawah dengan padi sebagai
tanaman pokoknya.
Sistem dasar kemasyarakatannya berupa komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi
sosial yang agak sempit. Masyarakat kota yang menjadikan arah orientasinya mewujudkan suatu
bekas kerajaan pertanian bercampur dengan peradaban kepegawaian yang di bawa oleh sistem
pemerintahan kolonial. Pada tipe masyarakat ini, semua gelombang pengaruh kebudayaan asing
dialami, gelombang pengaruh agama Islam dialami sejak setengah abad terakhir ini. Contoh
budaya lokal berdasar-kan tipe masyarakat bercocok tanam dengan diferensiasi dan stratifikasi
sosial yang agak kompleks terdapat pada kebudayaan Sunda, Jawa, dan Bali.

d. Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan dengan sektor
perdagangan dan industri yang lemah.
Contoh budaya lokal dengan tipe masyarakat perkotaan terdapat pada kota-kota kabupaten
dan provinsiprovinsi di Indonesia.
e. Tipe masyarakat metropolitan yang mulai mengembangkan suatu sektor perdagangan dan
industri yang agak berarti, tetapi masih didominasi oleh aktivitas kehidupan pemerintahan, dengan
suatu sektor kepegawaian yang luas dan dengan kesibukan politik di tingkat daerah maupun
nasional. Contoh budaya lokal dengan tipe masyarakat metropolitan terdapat pada kebudayaan di
daerah Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Palembang, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai