Anda di halaman 1dari 3

Nama: Nirmansyah

NIM:
Mata Kuliah: Pembangunan Masyarakat Desa

Jawaban nomor 1
Perbedaan konsep pembangunan berdasarkan dua perspektif kultural dan struktural yaitu:
Perspektif kultural adalah suatu cara pandang dalam pembangunan yang lebih menekankan
aspek kultural (budaya) yang berlaku dalam suatu masyarakat. Contohnya Adalah
modernisasi, yaitu semacam proses transformasi proses atau upaya mengubah pola perilaku
petani.
Sedangkan perspektif struktural adalah cara pandang dalam pembangunan yang lebih
menekankan pada hak-hak yang sifatnya mendasar pada suatu masyarakat. Contohnya
permasalahan struktural mengapa masyarakat miskin tetap miskin? Apakah karena budaya
masyarakat?, Jadi perspektif struktural lebih pada perubahan yang sifat mendasar yang
dialami oleh masyarakat.

Jawaban nomor 2
Analisis topologi sosial budaya atas kelompok-kelompok masyarakat desa yaitu:
1. Tipe kelompok masyarakat pedesaan berdasarkan sistem perkebun yang amat sederhana,
dengan keladi dan ubi jalar sebagai tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu
dan meramu; penanaman padi tak dibiasakan; sistem dasar kemasyarakatan yang berupa
desa terpencil tanpa diferensiasi dan stratifikasi yang berarti; gelombang pengaruh
kebudayaan menanam padi, kebudayaan perunggu, kebudayaan Hindu dan agama Islam
tidak dialami; isolasi dibuka oleh Zending atau Missie. Contohnya yaitu kebudayaan
Mentawai dan penduduk pantai utara irian jaya.

2. Tipe kelompok masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di


sawah dengan padi sebagai tanaman pokok; sistem dasar kemasyarakatan berupa
komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang dan yang
merasakan diri bagian bawah dari suatu kebudayaan lebih besar. Dengan suatu bagian
atas yang dianggap lebih halus dan beradab di dalam masyarakat kota yang menjadi arah
orientasinya itu, mewujudkan suatu peradaban kepegawaian yang dibawa oleh sistem
pemerintah kolonial beserta Zending dan Missie, atau oleh pemerintah RI yang merdeka;
gelombang pengaruh kebudayaan Hindu dan agama Islam tidak dialami. Contohnya yaitu
kebudayaan Nias, Batak, penduduk Kalimantan tengah, Minahasa, Flores dan Ambon.

3. Tipe kelompok masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di


sawah dengan padi sebagai tanaman pokoknya, sistem dasar kemasyarakatan yang berupa
desa komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang; masyarakat
kota yang menjadi arah orientasinya mewujudkan suatu peradaban bekas kerajaan
perdagangan dengan pengaruh yang kuat dari agama Islam, bercampur dengan suatu
peradaban kepegawaian yang dibawa oleh sistem pemerintahan kolonial; gelombang
pengaruh kebudayaan Hindu tidak dialami atau hanya kecil saja sehingga terhapus oleh
pengaruh agama Islam. Contohnya yaitu kebudayaan Aceh, Minangkabau dan Makassar.

4. Tipe kelompok masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di sawah dengan padi
sebagai tanaman pokoknya; sistem dasar kemasyarakatan berupa komunitas petani
dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak kompleks; masyarakat kota yang
menjadi arah orientasinya itu mewujudkan suatu peradaban kepegawaian yang dibawa
oleh sistem pemerintahan kolonial; semua gelombang pengaruh kebudayaan yang
dialami, atau seperti halnya pada kebudayaan Bali, gelombang pengaruh agama Islam
hanya sejak setengah abad terakhir ini. Contohnya kebudayaan Sunda, Jawa dan Bali.

5. Tipe kelompok masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan


dengan sektor perdagangan dan industri yang lemah. Contohnya kota-kota kabupaten dan
provinsi.

6. Tipe kelompok masyarakat metropolitan yang mulai mengembangkan suatu sektor


perdagangan dan industri yang agak berarti, tetapi masih didominasi oleh aktivitas
kehidupan pemerintahan, dengan suatu sektor kepegawaian yang luas dan dengan
kesibukan politik di tingkat daerah maupun nasional. Contohnya kota-kota metropolitan
Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang , Medan, dan Palembang.

Jawaban nomor 3
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kegagalan pelaksanaan pembangunan yaitu:
1. implementasi yang menyimpang dari grand design atau kerangka dasar yang
melandasinya.
2. Tidak memiliki sistem manajemen operasional yang jelas, misalnya konsep pembangunan
yang mensejahterakan rakyat secara adil dan merata tidak diterjemahkan di tataran nyata.
3. Kurangnya ruang partisipasi masyarakat dalam pembangunan
4. Motivasi masyarakat untuk membantu dirinya sendiri relatif rendah, misalnya karena
perangkap oleh budaya miskin
5. Penekanan kepentingan yang berlebihan kepada pertumbuhan ekonomi (ekonomic
growth).

Jawaban nomor 4
Analisis perbedaan cara pandang penggunaan dua persefektif moderenisasi Multikulturalisme
dan Otonomi daerah dalam menganalisis pembangunan di desa adalah:
Perspektif modernisasi Multikulturalisme yaitu istilah yang digunakan untuk menjelaskan
tentang pandangan tentang kehidupan di pembangunan desa, atau kebijakan budaya yang
penerimaan tentang adanya Keragaman, kebhinekaan, pluralitas, sebagai realitas utama dalam
kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem sosial budaya, dan politik yang anut
oleh desa tersebut. Sedangkan perspektif otonomi daerah yaitu dijadikan sebagai salah satu
pendekatan pendekatan perencanaan wilayah akan berhasil dilaksanakan oleh suatu daerah
dengan melihat pendekatan kebijakan otonomi, yang tentunya sebagai salah satu cara
menghindari adanya pertumbuhan ekonomi antar daerah. Hubungan pembangunan dalam arti
luas yaitu perencanaan wilayah melalui pendekatan dan potensi daerah, perlu dilakukan
pertimbangan oleh Pemerintah Pusat untuk dapat menerapkan sebaran/pendistribusian
pengendalian sesuai dengan sektor pertumbuhan sehingga tidak membatasi di ibukota negara
seperti Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai