BIDANG MIRING
Bidang miring adalah pesawat sederhana yang berupa papan/ bidang yang dibuat miring. Hal
itu bertujuan untuk memperkecil usaha saat memindahkan beban yang berat.
Perhatikan gambar berikut.
Keterangan:
F = gaya (N);
w = beban (N);
h = tinggi bidang miring (m)
s = panjang bidang miring (m).
Contoh peralatan yang memanfaatkan prinsip bidang miring adalah tangga , pisau, baji, kapak,
sekrup, gergaji dan sebagainya.
Bidang miring memiliki keuntungan mekanis yang merupakan perbandingan antara berat
beban dan gaya, atau perbandingan antara panjang dan tinggi bidang miring.
Keuntungan mekanis bidang miring dituliskan dengan persamaan:
𝑊 𝑆
KM = atau KM =
𝐹 ℎ
Semakin tinggi bidang miring, semakin besar gaya kuasanya sehingga keuntungan mekanisnya
semakin kecil.
Contoh Soal
Perhatikan gambar di bawah ini!
Hitunglah gaya yang diperlukan untuk mendorong beban pada gambar di atas!
Penyelesaian:
Diketahui :
w = 4000 N
s=3m
h = 75 cm = 0,75 m
Ditanya : F = …….?
Jawab :
𝑊 𝑆
=
𝐹 ℎ
𝑤𝑥ℎ
F=
𝑠
4000 𝑁 𝑥 0,75 𝑚
F=
3
3000
F= = 1000 N
3
3. KATROL
Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya. Biasanya pada katrol juga terdapat tali
atau rantai sebagai penghubungnya. Berdasarkan cara kerjanya, katrol merupakan jenis pengungkit
karena memiliki titik tumpu, kuasa, dan beban.
Katrol dibedakan menjadi 3 :
a. Katrol Tetap
Katrol tetap memiliki prinsip kerja yang sama dengan pengungkit jenis pertama, yaitu titik
tumpu terletak diantara titik beban dan titik kuasa. Panjang lengan beban sama dengan
Panjang lengan kuasa.
Keuntungan mekanisnya sama dengan satu.
𝑤 𝑙𝑘
Km = = =1
𝐹 𝑙𝑏
Katrol tetap sering digunakan pada sumur, tiang bendera.
Contoh soal :
Perhatikan gambar Katrol Tetap di bawah ini!
Jika berat beban 100 N, berapa keuntungan mekanis dan gaya kuasanya?
Jawab :
Diketahui : W = 100N
Pada katrol bergerak KM = 2
Maka :
𝑤
KM =
𝐹
𝑤 100 𝑁
F= =
𝐾𝑀 2
F = 50 N Jadi besar gaya kuasa 50 N
c. Katrol Ganda
Katrol ganda merupakan gabungan dari beberapa katrol sehingga kerja yang dilakukan
semakin mudah. Keuntungan mekanis katrol ganda dapat ditentukan dengan menghitung
jumlah tali yang menghubungkan katrol ke katrol.
KM = jumlah tali (n)
Contoh soal :
Perhatikan gambar Katrol Ganda di bawah ini !
Selain itu, prinsip pengungkit dapat digunakan untuk menganalisis pola gerak tubuh pada
pemain bulu tangkis. Seperti pada gambar berikut.