Anda di halaman 1dari 13

Jika benda 3 kg ingin diangkat ke atas, maka butuh gaya yang besarnya sebesar berat benda atau

bebannya.

F = W = Massa x Gravitasi = 3 x 10 = 30 N

Rumus katrol

W x lengan beban = F x lengan kuasa

W = beban (N)

F = gaya (N)

Alasan mengapa katrol ini disebut pesawat sederhana adalah karena dapat mengubah arah gaya.
Katrol juga bisa mengubah besar gaya, tetapi jika disusun katrolnya. Misalnya, katrolnya lebih dari
1, maka besar gayanya (F) lebih kecil daripada beban (W).

Katrol dibedakan menjadi tiga sesuai dengan susunan tali dan rodanya, yaitu katrol tetap, katrol
bebas, dan katrol majemuk. Tanpa lama-lama, gue akan langsung memberi tahu bagaimana cara
mencari keuntungan mekanis katrol.
Keuntungan Mekanis
Keuntungan mekanis (mechanical advantage) itu berfokus kepada besar gaya. Contohnya, jika
bebannya 100 N tetapi hanya butuh gaya 70 N, berarti itu disebut untung, nah itulah yang disebut
keuntungan mekanis. Kalau keuntungan mekanisnya hanya 1, berarti enggak untung-untung banget,
bisa jadi arahnya saja yang berubah tetapi besarnya enggak berubah. Sedangkan kalau keuntungan
mekanisnya lebih dari 1, berarti bebannya dapat diangkat lebih besar daripada gayanya.

KM = Keuntungan Mekanis

W = Beban (N)

F = Gaya (N)

Keuntungan Mekanis Katrol Tetap (Tidak Bergerak)

Untuk katrol tetap atau tidak bergerak, berat dari bebannya (karena talinya nyambung) akan sama
dengan gaya yang harus dikerjakan.

dok. Buku IPA Guru Kelas 5 SEQIP

F=W

Berarti, keuntungan mekanisnya adalah 1.

Katrol Bebas/Bergerak

Dalam katrol bebas, karena gayanya melawan beban dan ada dua tali (P) yang di kiri dan kanan
besarnya sama karena talinya sama sehingga dua gaya ke atas adalah 2P.
dok. Buku IPA Guru Kelas 5 SEQIP

2P = W

2F = W

Berarti, keuntungan mekanisnya = W / F = 2F / F = 2.

Katrol Majemuk

Yang harus diingat adalah semakin banyak katrolnya, maka keuntungan mekanisnya semakin besar.
Kita harus menghitung tali-tali yang melawan beban (W) dan bebannya harus dilawan gaya ke atas.
Berikut adalah contoh yang tali-talinya lebih dari dua.
Contoh di atas ini tali penyangganya ada dua, maka dari itu, KM nya sama dengan katrol bergerak,
yaitu dua.

Nah, kalau yang di atas ini ada 4 tali penyangga yang melawan beban, jadinya W = 4P

4F = W

KM = W / F = 4
1. Tuas
Tuas atau pengungkit adalah semua benda yang keras dan dapat berputar dengan berpusat pada satu
titik. Sistem tuas terdiri dari tiga bagian, yaitu beban, kuasa dan titik tumpu.

Tempat dimana beban berada disebut dengan titik beban (w

), tempat dimana gaya bekerja disebut dengan titik kuasa (F)

dan tempat poros berputar disebut titik tumpu.

Jarak antara titik kuasa dengan titik tumpu disebut dengan lengan kuasa (lk

) sedangkan jarak antara titik beban dengan titik tumpu disebut dengan lelang beban (lb

).

Pada tuas berlaku prinsip momen gaya (momen gaya akan dipelajari lebih detail pada bab dinamika
rotasi) sebagai berikut.

F×lkwF==w×lblklb

Perbandingan antara berat beban dengan gaya kuasa disebut dengan keuntungan mekanik (KM).

KM=wF=lklb

Selanjutnya berdasarkan letak titik beban, titik tumpu dan titik kuasa, tuas dapat dibedakan menjadi
tiga kelas, yaitu kelas pertama, kedua dan ketiga.

(a) Tuas Kelas Pertama

Pada kelas atau tuas jenis pertama, titik tumpu berada di antara titik berat dan titik kuasa.
Gambar Tuas Jenis Pertama

Contoh tuas jenis pertama dapat kita temu pada alat yang menggunakan prinsip kelas pertama seperti
gunting, tang, catut pencabut paku.

(b) Tuas Kelas Kedua

Pada kelas kedua, titik beban berada di antara titik kuasa dengan titik tumpu.

Contoh alat yang mneggunakan tuas jenis kedua ini adalah pembuka botol, gerobak dorong satu roda
dan pemotong kertas.

(c) Tuas Kelas Ketiga

Pada tuas kelas ketiga, titik kuasa berada di antara titik beban dan titik tumpu.

Contoh alat yang menggunakan prinsip ini adalah stapler, alat pancing, dan pinset.
Bidang Miring
Benda yang berat akan lebih mudah dinaikkan jika menggunakan bidang miring begitulah contoh
bidang miring dalam aktivitas sehari-hari. Gaya yang dibutuhkan akan lebih kecil jika benda
didorong di bidang miring, daripada mengangkatnya secara langsung. Hal ini berarti bahwa bidang
miring juga memiliki keuntungan mekanik.

Gambar diatas merupakan penerapan atau contoh bidang miring dalam kehidupan sehari hari yang
pada soal fisika seringkeluar dalam bentuk contoh soal bidang miring dimana diperlukan persamaan
serta rumus dalam menghitungnya.

Keuntungan mekanik untuk bidang miring adalah perbandingan antara panjang bidang miring
dengan tinggi bidang miring. Secara matematis rumus bidang miring dituliskan sebagai berikut.

KM=wF=sh

dengan s=

panjang bidang miring dan h = ketinggian bidang miring.


Contoh Soal Pesawat Sederhana & Pembahasannya
1. Perhatikan gambar bidang miring di bawah ini!

a. Hitung keuntungan mekanik bidang miring tersebut!


b. Jika w=1800

N. Berpakah gaya dorong yang dibutuhkan!

2. Perhatikan gambar berikut. Sebuah beban dinaikkan dengan menggunakan sistem katrol dan bidang
miring.

Hitung keuntungan mekanik sistem katrol dan bidang miring tersebut!

Anda mungkin juga menyukai