Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SEJARAH PANCASILA
(Disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila)

Di Susun Oleh :

 Fikriatul Umamah {1903805111019}

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh...

Alhamdulillahirabbil ’alamin, banyak nikmat yang allah berikan, tetapi sedikit sekali
yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk allah Tuhan seru sekalian alam atas segala
berkat, rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul”SEJARAH PANCASILA”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada: Kedua orang tua
dan segenap keluarga besar penulis, yang telah memberikan dukungan, kasih, dan
kepercayaan yang begitu besar.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan
sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis
berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun slalu ada selalu ada
yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat
bagi semua pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i

DAFTAR ISI .....................................................................................................ii

MOTTO............................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN................................................................................1

1.1 Latar belakang..................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................1
1.4 Manfaat
BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................2

2.1 Sejarah Lahirnya Pancasila Sebagai dasar Negara...........................2


2.2 Sejarah Pancasila pada masa Kerajaan............................................5
2.3 Sejarah Pancasila pada masa Penajajahan.......................................7

BAB III : PENUTUP......................................................................................9

3.1 Kesimpulan....................................................................................9
3.2 Saran..............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
ii
MOTTO

ٍ ‫يَ ْرفَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوتُوا ا ْل ِع ْل َم د ََر َجا‬
‫ت‬

"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-
orang yang diberi ilmu (agama) beberapa derajat." (Al-Mujaadalah:11)
iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila terdiri dari dua kata
Sanskerta yaitu : pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara pada tahun 1945, tanggal 1 Juni
diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Pancasila adalah nilai-nilai kehidupan Indonesia sejak jaman nenek moyang sampai
saat ini. Berdasarkan hal tersebut terdapatlah perbedaan antara masyarakat Indonesia dengan
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Kesepakatan bersama tersebut sifatnya luhur, tidak
boleh diganti ataupun diubah. Masyarakat pancasila pula lah yang hendak kita wujudkan,
artinya suatu masyarakat Indonesia modern berdasarkan nilai luhur tersebut.Untuk
mewujudkan masyarakat pancasila, diperlukan suatu hukum yang berisi norma-norma, aturan-
aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati oleh setiap warga negara
Indonesia. Hukum yang dimaksud yaitu UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis dinegara
kita.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah singkat lahirnya Pancasila?
2. Kapan Sidang BPUPKI dilaksanakan?
3. Bagaimana sejarah pancasila pada masa kerajaan?
4. Bagaimana sejarah pancasila pada masa penjajahan?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah lahirnya Pancasila.
2. Untuk mengetahui kapan dilaksanakannya sidang BPUPKI.
3. Untuk mengetahui sejarah pancasila pada masa kerajaan.
4. Untuk mengetahui sejarah pancasila pada masa penjajahan.
1.4. Manfaat
Hasil yang diperoleh dari pembahasan ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan terhadap individu-individu tentang sejarah lahirnya pancasila.
1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Lahirnya Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila adalah pandangan hidup bagi bangsa Indonesia yang asas-asasnya wajib
diamalkan agar tercipta kehidupan yang aman dan tentram serta selaras dengan perintah
Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, kita juga harus mengetahui dan memahami sejarah
Pancasila agar kita selalu menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
Dari materi sejarah Pancasila yang mungkin sudah sering didengar, Pancasila sendiri
berasal dari dua kata dari bahasa Sansekerta, yaitu panca yang berarti lima dan sila berarti
asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman untuk seluruh rakyat Indonesia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sampai saat ini, hanya satu dokumen sejarah yang ditemukan yang mengungkapkan
kata Pancasila di dalamnya yang menjadi sejarah Pancasila yang ada seperti. Dalam Kitab
Sutasoma dijelaskan bahwa Pancasila sebagai kata kerja, yakni pelaksanaan norma kesusilaan
yang terdiri dari lima poin. Kelima poin tersebut meliputi: dilarang melakukan kekerasan,
dilarang mencuri, dilarang mendengki, dilarang berbohong, dan dilarang meminun minuman
keras.
Di dalam Kitab Sutasoma juga dituliskan kata yang menjadi inspirasi persatuan
segenap bangsa “Bhineka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Magrwa”. Sumpah Palapa pun juga
ditulis sebagai cerita tentang sejarah bersatunya nusantara untuk pertama kalinya oleh
Mahapatih Gajah Mada.
Semakin berkembangnya zaman, istilah Pancasila muncul dalam pidato-pidato tokoh
besar yang berjuang demi Bangsa Indonesia, seperti Soekarno dan H.O.S Cokroaminoto.
Namun beberapa literatur yang ada tidak mendukung bahwa istilah Pancasila ditemukan oleh
Soekarno. Akan tetapi Soekarno lah yang berpendapat paling lantang untuk menyuarakan
Pancasila hingga Pancasila dikenal seperti sekarang ini.
Pancasila yang juga dapat diartikan sebagai lima dasar terbentuknya negara. Istilah
Pancasila ini juga termuat dalam Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular. Berikut disajikan
sejarah singkat lahirnya Pancasila yang telah kita kenal selama ini:
1) Pembentukan BPUPKI (29 April 1946)
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
bertujuan untuk membahas hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan Indonesa,
termasuk dasar negara. Sidang BPUPKI inilah yang menjadi sejarah Pancasila sebagai
dasar negara. Sidang BPUPKI ini diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat dengan 33
pembicara pada sidang pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945).
2
 Mohammad Yamin (29 Mei 1945)
Mohammad Yamin yang merupakan salah satu tokoh penting kemerdekaan
Indonesia, mengusulkan dasar negara yang disampaikan dalam pidato tidak tertulisnya
pada sidang BPUPKI yang pertama, diantaranya peri kebangsaan, peri kemanusiaan,
peri ketuhanan, peri kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.
Setelah itu,  beliau juga mengusulkan rumusan 5 dasar yang merupakan gagasan
tertulis naskah rancangan UUD Republik Indonesia, yaitu:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Kebangsaan Persatuan Indonesia.
3) Rasa Kemanusian yang Adil dan Beradab.
4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
 Soepomo (31 Mei 1945)
Dasar negara yang diusulkan oleh Mr. Soepomo antara lain:
1) Paham Persatuan.
2) Perhubungan Negara dan Agama.
3) Sistem Badan Permusyawaratan.
4) Sosialisasi Negara.
5) Hubungan antar Bangsa yang Besifat Asia Timar Raya.
 Soekarno (1 Juni 1945)
Pada sidang BPUPKI yang pertama ini, Soekarno juga mengusulkan dasar negara
yang terdiri dari 5 poin. Dan kemudian dinamakan dengan Pancasila yang meliputi:
1) Kebangsaan Indonesia.
2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan.
3) Mufakat atau Demokrasi.
4) Kesejahteraan Sosial.
5) Ketuhanan yang Berkebudayaan.

Hasil usulan dari ketiga tokoh pada sidang BPUPKI tersebut ditampung dan
kemudian dibahas lagi pada lingkup kepanitiaan yang lebih kecil. Panitia yang merupakan
bentukan BPUPKI tersebut sering dikenal sebagai Panitia Sembilan.
3

2) Panitia Sembilan (22 Juni 1945)


Panitia yang beranggotakan sembilan orang ini berhasil merumuskan naskah
Rancangan Pembukaan UUD yang dikenal sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter).
Adapun rumusan Pancasila yang termaktub dalam Piagam Jakarta:
 Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
 Kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Persatuan Indonesia.
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksan dalam
permusaywaratan/perwakilan.
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3) Sidang BPUPKI II(10-16 Juli 1945)
Untuk membahas hasil kerja panitia sembilan, BPUPKI mengadakan sidang yang
kedua dan menghasilkan beberapa keputusan, yang meliputi: pertama, kesepakatan dasar
negara Indonesia, yaitu Pancasila seperti yang tertuang dalam Piagam Jakarta. Kedua,
negara Indonesia berbentuk negara Republik, hsail ini merupakan kesepakatan 55 suara
dari 64 orang yang hadir. Ketiga, kesepakatan mengengai wilayah Indonesia yang meliputi
wilayah Hindia Belanda, Timor Timur, sampai Malaka (Hasil kesepakatan 39 suara). Dan
yang terakhir, pembentukan tiga panitia kecil sebagai: Panitia Perancang UUD, Panitia
Ekonomi dan Keuangan, Panitia Pembela Tanah Air.
Akhirnya, pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia secara resmi memproklamasikan
kemerdekaannya. Sehari setelah kemerdekaan, BPUPKI diganti oleh PPKI yang bertujuan
untuk menyempurnakan rumusan Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
4) Sidang PPKI (18 Agustus 1945)
Dalam sejarah Pancasila, sidang PPKI yang dilakukan sehari setelah Indonesia
merdeka masih saja terjadi perubahan pada sila pertama yang diusulkan oleh Muhammad
Hatta. Sila pertama yang semula berbunyi ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, kemudian diubah menjadi lebih ringkas,
yaitu”Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sehingga Pancasila menjadi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Penghapusan sembilan kata dari sila pertama tersebut sering menjadi isu yang
kontroversial pada saat itu, bahkan hingga kini. Namun yang harus kita tanamkan dan catat
untuk diri masing-masing dari materi sejarah Pancasila ini, sila pertama yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa berlaku untuk semua rakyat Indonesia.
Seharusnya apabila kita meresapi sejarah Pancasila sebagai dasar negara Indonesia,
segala permasalahan yang menyangkut dengan sila pertama tidak harus dan tidak patut
untuk terjadi lagi. Karena hal tersebut akan bertentangan dengan Pancasila.
5) Instruksi Presiden No. 12 Tahun 1968
Semakin berkembangnya zaman, Pancasila dinilai mengalami beberapa keragaman
baik dalam rumusan, pembacaan atau pun pengucapannya. Untuk mengantisipasi
terhindarnya keragaman tersebut, Presiden Suharto pada tahun 1968 mengeluarkan
Instruksi Presiden tentang rumusan Pancasila yang benar, yaitu sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Itulah sejarah singkat lahirnya pancasila yang kini menjadi pandangan hidup untuk
berbangsa dan bernegara. Sudah sepatutnya kita menghargai para tokoh pembela terdahulu
yang telah mencetuskan dan menyusun Pancasila ini.

2.2 Sejarah Pancasila pada masa kerajaan


1) Kerajaan Kutai
Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400M, dengan ditemukannya
prasasti yang berupa 7 yupa (tiang batu). Berdasarkan prasasti tersebut dapat diketahui
bahwa raja Mulawarman keturunan dari raja Aswawarman ketrurunan dari Kudungga.
Raja Mulawarman menurut prasasti tersebut mengadakan kenduri dan memberi sedekah
kepada para Brahmana, dan para Brahmana membangun yupa itu sebagai tanda
terimakasih raja yang dermawan (Bambang Sumadio, dkk.,1977 : 33-32). Masyarakat
kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkan nilai-
nilai sosial politik dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada
para Brahmana. Dalam zaman kuno (400-1500) terdapat dua kerajaan yang berhasil
mencapai integrasi dengan wilayah yang meliputi hampir separoh Indonesia dan seluruh
wilayah Indonesia sekarang yaitu kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit yang
berpusat di Jawa.
5
2) Kerajaan Sriwijaya
Menurut Mr. M. Yamin bahwa berdirinya negara kebangsaan Indonesia tidak
dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang
bangsa Indonesia. Negara kebangsaaan Indonesia terbentuk melalui tiga tahap yaitu :
pertama, zaman Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra (600-1400), yang bercirikan
kedatuan. Kedua, negara kebangsaan zaman Majapahit (1293-1525) yang bercirikan
keprabuan, kedua tahap tersebut merupakan negara kebangsaan Indonesia lama.
Kemudian ketiga, kebangsaan modern yaitu negara bangsa Indonesia merdeka (sekarang
negara proklamasi 17 agustus 1945) (sekretariat negara RI 1995 :11).
Pada abad ke VII munculah suatu kerajaan di Sumatra yaitu kerajaan Wijaya, di
bawah kekuasaaan bangsa Syailendra. Hal ini termuat dalam prasasti Kedudukan Bukit di
kaki bukit Sguntang dekat Palembang yang bertarikh 605 caka atau 683 M., dalam bahasa
melayu kuno huruf Pallawa. Kerajaan itu adalah kerajaan Maritim yang mengandalkan
kekuatan lautnya, kunci-kunci lalu-lintas laut di sebelah barat dikuasainya seperti selat
Sunda (686), kemudian selat Malaka (775). Pada zaman itu kerjaan Sriwijaya merupakan
kerajaan besar yang cukup disegani di kawasan asia selatan. Perdagangan dilakukan
dengan mempersatukan pedagang pengrajin dan pegawai raja yang disebut Tuhan An
Vatakvurah sebagai pengawas dan pengumpul semacam koperasi sehingga rakat mudah
untuk memasarkan dagangannya (Keneth R. Hall, 1976 : 75-77). Demikian pula dalam
sistem pemerintahaannya terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda, kerajaan,
rokhaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan gedung-gedung dan patung-
patung suci sehingga pada saat itu kerajaan dalam menjalankan sistem negaranya tidak
dapat dilepaskan dengan nilai Ketuhanan (Suwarno, 1993, 19).
Agama dan kebudayaan dikembangkan dengan mendirikan suatu universitas
agama Budha, yang sangat terkenal di negara lain di Asia. Banyak musyafir dari negara
lain misalnya dari Cina belajar terlebih dahulu di universitas tersebut terutama tentang
agam Budha dan bahasa Sansekerta sebelum melanjutkan studinya ke India. Malahan
banyak guru-guru besar tamu dari India yang mengajar di Sriwijaya misalnya
Dharmakitri. Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam suatu negara adalah tercemin
pada kerajaan Sriwijaya tersebut yaitu berbunyi ‘marvuat vanua criwijaya dhayatra
subhiksa’ (suatu cita-cita negara yang adil dan makmur) (Sulaiman, tanpa tahun : 53).
3) Kerajaan Majapahit
Pada tahun 1923 berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman
keemasannya pada pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada
yang di bantu oleh Laksamana Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai
nusantara.
6
Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu membentang dari semenanjung
Melayu (Malaysia sekarang) sampai Irian Barat melalui Kalimantan Utara. Pada waktu
itu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan dengan damai dalam satu kerajaan.
Empu Prapanca menulis Negarakertagama. Dalam kitab tersebut telah telah terdapat
istilah “Pancasila”. Empu tantular mengarang buku Sutasoma, dan didalam buku itulah
kita jumpai seloka persatuan nasional, yaitu “Bhineka Tunggal Ika”, yang bunyi
lengkapnya “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua”, artinya walaupun
berbeda , namun satu jua adanya sebab tidak ada agama yang memiliki tuhan yang
berbeda.
Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gaja Mada dalam sidang ratu
dan menteri-menteri di paseban keprabuan Majapahit pada tahun 1331, yang berisi cita-
cita mempersatukan seluruh nusantara raya sebagai berikut : “Saya baru akan berhentui
berpuasa makan pelapa, jikalau seluruh nusantara bertakluk di bawah kekuasaan negara,
jikalau Gurun, Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang dan
Tumasik telah dikalahkan” (Yamin, 1960 : 60).
Dalam tata pemerintahan kerajaan Majapahit terdapat semacam penasehat seperti
Rakryan I Hino , I Sirikan, dan I Halu yang bertugas memberikan nasehat kepada raja,
hal ini sebagai nilai-nilai musyawarah mufakat yang dilakukan oleh sistem pemerintahan
kerajaan Majapahit.

2.3 Sejarah Pancasila pada Zaman Penjajahan


Pada abat ini sejarah mencatat bahwa Belanda berusaha dengan keras untuk
memperkuat dan mengitensifkan kekuasaannya di seluruh Indonesia. Melihat hal tersebut
maka munculah perlawanan yang masih bersifat kedaerahaan. Seperti di Maluku (1817),
Imam Bonjol (1821-1837), Pangeran Diponegoro dan masih banyak lainnya.Dorongan akan
cinta tanah air menimbulkan semangat untuk melawan penindasan belanda, namun sekali lagi
karena tidak adanya kesatuan dan persatuan di antara mereka dalam melawan penjajah, maka
perlawanan terebut senantiasa kandas dan menimbulkan banyak korban.
Setelah Majapahit runtuh pada permulaan abad XVI maka berkembanglah agama
islam dengan pesatnya di Indonesia. Bersama dengan itu berkembang pulalah kerajaan-
kerajaan islam seperti kerajan Demak, dan mulailah berdatangan orang-orang Eropa di
nusantara. Mereka itu antara lain orang Portugis yang kemudian diikuti oleh orang-orang
Spanyol yang ingin mencari pusat tanaman rempah-rempah.
Bangsa asing yang masuk ke Indonesia yang pada awalnya berdagang adalah orang-
orang portugis. Pada akhir abad ke XVI bangsa Belanda datang pula ke Indonesia dengan
menempuh jalan yang penuh kesulitan.

7
Utuk menghindarkan persaingan diantara mereka sendiri, kemudian mereka
mendirikan suatu perkumpulan dagang yang bernama V.O.C, yang dikalangan rakyat dikenal
dengan istilah ‘kompeni’. Praktek-praktek VOC mulai kelihatan dengan paksaan-paksaan
sehingga rakyat mulai mengadakan perlawanan. Mataram dibawah pemerintahan Sultan
Agung (1613-1645) berupaya mengadakan perlawanan dan menyerang ke Batavia pada tahun
1628 dan tahun 1929, walaupun tidak berhasil meruntuhkan namun Gubernur Jendral J.P
Coen tewas dalam serangan Sultan Agung yang kedua itu.
Di Makasar yang memiliki kedudukan yang sangat vital berhasil juga dikuasai
kompeni tahun 1667 dan timbullah perlawanan dari rakyat Makasar di bawah Hasanudin.
Menyusul pula wilayah Banten (Sultan Ageng Tirtoyoso) dapat ditundukkan pula oleh
kompeni pada tahun 1684. Perlawanan Trunojoyo, Untung Suropati di Jawa Timur pada akhir
abad ke XVII nampaknya tidak mampu meruntuhkan kekuasa. Demikian kompeni pada saat
itu. Demikian pula ajakan Ibnu Iskandar pimpinan Armada dari Minangkabau untuk
mengadakan perlawanan bersama terhadap kompeni juga tidak mendapat sambutan yang
hangat. perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan yang terpencar-pencar dan tidak
memiliki koordinasi tersebut banyak mengalami kegagalan sehingga banyak menimbulkan
korban bagi anka-anak bangsa.
8

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
BPUPKI mengadakan sidang pertama dari tanggal 29 Mei (yang nantinya selesai
tanggal 1 Juni 1945). Rapat yang dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan dimulai
keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema dasar negara. Setelah beberapa hari tidak
mendapat titik terang, pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mendapatkan giliran untuk
menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia merdeka, yang di beri nama
“Pancasila”. Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu diterima secara
aklamasi oleh segenap anggota BPUPKI.
Kemudian BPUPKI membentuk Panitia Kecil untuk merumuskan dan menyusun
Undang-Undang Dasar dengan berpedoman pada pidato Bung Karno tersebut. Dibentuklah
Panitia Sembilan, yang diberi tugas untuk merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar
Negara berdasar pidato yang diucapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan
menjadikan dokumen tersebut sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Pada masa kerajaan kutai ditemukannya prasasti yang berupa 7 yupa (tiang batu).
Berdasarkan prasasti tersebut dapat diketahui bahwa raja Mulawarman keturunan dari raja
Aswawarman ketrurunan dari Kudungga.
Pada masa kerajaan Sriwijaya Negara kebangsaaan Indonesia terbentuk melalui tiga
tahap yaitu : pertama, zaman Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra (600-1400), yang
bercirikan kedatuan. Kedua, negara kebangsaan zaman Majapahit (1293-1525) yang
bercirikan keprabuan, kedua tahap tersebut merupakan negara kebangsaan Indonesia lama.
Kemudian ketiga, kebangsaan modern yaitu negara bangsa Indonesia merdeka (sekarang
negara proklamasi 17 agustus 1945) (sekretariat negara RI 1995 :11).
Dalam tata pemerintahan kerajaan Majapahit terdapat semacam penasehat seperti
Rakryan I Hino , I Sirikan, dan I Halu yang bertugas memberikan nasehat kepada raja, hal ini
sebagai nilai-nilai musyawarah mufakat yang dilakukan oleh sistem pemerintahan kerajaan
Majapahit.
9

3.2 Saran
Kita sebagai mahasiswa hendaklah mengamalkan pancasila sebagai bagian dari
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, karena di dalam Pancasila mengandung
butir-butir keluhuran bangsa Indonesia. Kita sebagai warga Negara Indonesia harus turut ikut
serta dalam pembangunan Negara Republik Indonesia ini agar tercipta kedamaian yang sesuai
dengan semboyan kita dari dulu yaitu Bhineka Tunggal Ika. Diharapkan kepada mahasiswa/i
agar dapat mengetahui hakikat Pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Paradigma pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi
bahwa dalam segala aspek pembagunan nasional kita harus mendasarkan pada hakikat nilai-
nilai sila-sila Pancasila.
10

DAFTAR PUSTAKA

https://www.romadecade.org/sejarah-pancasila/#!

http://5hare4you.blogspot.com/2014/01/pancasila-pada-jaman-kerajaan.html

https://learniseasy.com/sejarah-nilai-pancasila/#

https://www.scribd.com/doc/38628795/Makalah-Pancasila-Dalam-Masa-Penjajahan
11

Anda mungkin juga menyukai