Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pancasila


Dosen : Pak Paulus Tiku T. Padang,S.H.,M.H

Kelompok 1 :
1.Angelita Gautama Tungadi : (1921018)
2.Alvira Rizki Nova : (1921024)
3.Chelsea Sucianto : (1921008)
4.Edgard Yudha Budi Susanto Lintang : (1921050)

Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Makassar


Program studi Ilmu Hukum
Kelas B
2019

1
DAFTAR ISI
COVER………………...................................................................................................................1
DAFTAR ISI………. ....................................................................................................................2
KATA PENGANTAR……...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN……... ..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 3
2.1 Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa
Indonesia.........................................................................................................................................5
2.1.1 Periode Pengusulan Pancasila ...............................................................................................5
2.1.2 Periode Perumusan Pancasila ................................................................................................5
2.1.3 Periode Pengesahan Pancasila ...............................................................................................5
2.2.Menanya Alasan Diperlukannya Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia. ..........................................................................................................................................
............ 61
2.2.1 Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia ................................ 61
2.2.2 Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia .......................... 63
2.2.3 Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa Indonesia ............... 63
2.2.4 Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa .......................................................... 64
2.2.5 Pancasila sebagai Perjanjian Luhur ................................................... 64
2.3.Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila dalam Kajian Sejarah
Bangsa Indonesia ............................................................... 64
2.3.1 Sumber Historis Pancasila................................................................... 64
2.3.2 Sumber Sosiologis Pancasila .............................................................. 65
2.3.3 Sumber Politis Pancasila ..................................................................... 66
2.4.Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila dalam Kajian Sejarah
Bangsa Indonesia ................................................... 66
2.4.1. Argumen tentang Dinamika Pancasila dalam Sejarah Bangsa .... 66
2.4.2 Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara ............................................. 67
2.5.Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
untuk Masa Depan ....................................................... 67
2.5.1 Essensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa............................. 67

2
2.5.2 Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa ............................ 68
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 29
3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 29
3.2 Saran ....................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 30

3
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami ucapkan atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-
Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini berisi tentang Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia.Penulisan
makalah ini didasarkan pada materi-materi yang kami dapat dari berbagai sumber. Penulisan
materi kami buat dengan langkah-langkah dan metode yang sistematis sehingga dapat dengan
mudah dipahami.
Dalam penyelesaian makalah,kami sedikit mengalami kesulitan terutama disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan.Namun karena kerja sama di kelompok kami akhirnya makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi.
Kami menyadari sebagai seorang mahasiswa/i yang pengetahuannya belum seberapa dan
masih perlu banyak belajar dalam penulisan makalah.Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi isi materi, susunan kalimat, maupun tata bahasanya.Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang Pancasila Dalam Kajian Sejarah
Bangsa Indonesia ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Makassar, 3 Oktober 2019

Penulis

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama dengan bangsa
Indonesia sejak dulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang saling berhubungan. Peristiwa-
peristiwa masa lampau yang berhubungan dengan kejadian masa sekarang dan semuanya
bersumber pada masa yang akan datang.hal ini berarti bahwa semua aktivitas manusia pada masa
lampau berkaitan dengan kehidupan masa sekarang untuk mewujudkan masa depan yang
berbeda dengan masa sebelumnya.
Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia. Pokok bahasan ini mengkaji dinamika
Pancasila pada era pra kemerdekaan, awal kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi.
Pada bagian ini, mahasiswa akan dihantarkan untuk memahami arus sejarah bangsa Indonesia,
terutama terkait dengan sejarah perumusan Pancasila. Hal tersebut penting untuk diketahui
karena perumusan Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia mengalami dinamika yang kaya dan
penuh tantangan. Perumusan Pancasila, mulai dari sidang BPUPKI sampai pengesahan Pancasila
sebagai dasar negara dalam sidang PPKI, masih mengalami tantangan berupa “amnesia sejarah”
(istilah yang digunakan Habibie dalam pidato 1 Juni 2011).
Pembahasan pada makalah ini, diawali dengan penelusuran tentang konsep dan urgensi
Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia. Kemudian, menanyakan dan menemukan alasan
diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia. Selanjutnya, kita perlu menggali
sumber historis, sosiologis, dan politis tentang Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia.
Kemudian, mahasiswa perlu membangun argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasila
dalam kajian sejarah bangsa Indonesia sekaligus mendeskripsikan esensi dan urgensi Pancasila
dalam kajian sejarah bangsa Indonesia untuk masa depan. Akhirnya, mahasiswa perlu
merangkum pengertian dan pentingnya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia. Setelah
mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat menguasai kompetensi: berkomitmen
menjalankan ajaran agama dalam konteks
Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945;
mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam bentuk pribadi yang saleh secara individual,
sosial dan alam; memahami dan menganalisis dinamika Pancasila secara historis;
mempresentasikan dinamika Pancasila secara historis, serta merefleksikan fungsi dan
kedudukan penting Pancasila dalam perkembangan Indonesia mendatang.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah angsa Indonesia ?
2. Mengapa Pancasila diperlukan dalam kajian sejarah bangsa Indonesia?
3. Jelaskan sumber historis,sosiologis dan politis tentang Pancasila dalam kajian sejarah
bangsa Indonesia ?
4. Bagiamna argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasila dalam kajian sejarah
bangsa Indonesia?
5. Bagaimana esensi dan urgensi Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia ?

5
1.3. Tujuan Penulisan
a. sebagai pemenuhan tugas mata kuliah pendidikan pancasila
b. untuk mengetahui keadaan pancasila dilihat sebagai kajian sejarah bangsa Indonesia
c. sebagai bahan kajian untuk memahami dan mempelajari sejarah pancasila

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia
2.1.1 Periode Pengusulan Pancasila
Dalam proses pengusulan Pancasila tidak terlepas dari usaha para Pahlawan Indonesia
dalam memperjuangkan Indonesia Merdeka. Dalam mengusulkan dasar negara terjadi
pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau juga
dikenal Dokuritsu Junbi Coosakai.
BPUPKI disetujui pembentukannya oleh Jenderal Kumakichi Harada pada tanggal 1
Maret 1945. Kemudian BPUPKI baru benar-benar diresmikan oleh Pemerintah Pendudukan
Jepang pada 29 April 1945 dengan jumlah anggota 60 orang. Badan ini diketuai oleh dr. Rajiman
Wedyodiningrat yang didampingi oleh dua orang Ketua Muda (Wakil Ketua), yaitu Raden Panji
Suroso dan Ichibangase (orang Jepang).
BPUPKI dilantik oleh Letjen Kumakichi Harada, panglima tentara ke-16 Jepang di
Jakarta, pada 28 Mei 1945. Sehari setelah dilantik, 29 Mei 1945, dimulailah sidang yang pertama
dengan materi pokok pembicaraan calon dasar negara. Tujuannya yaitu untuk menyelidiki dan
mempersiapkan negara Indonesia merdeka. Upacara peresmian BPUPKI berlangsung pada
tanggal 28 Mei 1945 di gedung Cuo Sangi In, Pejambon, Jakarta. BPUPKI diketuai oleh dr.
Radjiman Widiodiningrat dengan wakil Ichibangase Yosio dan R.P. Soeroso.
Perumusan Pancasila itu pada awalnya dilakukan dalam sidang BPUPKI pertama yang
dilaksanakan pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945. BPUPKI bersidang pertama kali pada
tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 yaitu untuk membahas rumusan dasar negara Indonesia. Adapun
tokoh-tokoh yang mengusulkan isi dasar negara yaitu sebagai berikut :
1) Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
1. Peri kebangsaan;
2. Peri kemanusiaan;
3. Peri ketuhanan;
4. Peri kerakyatan; dan
5. Kesejahteraan rakyat.

2) Prof. Dr. Soepomo (31 Mei 1945)


1. Persatuann;
2. Kekeluargaan;

7
3. Keseimbangan lahir dan batin;
4. Musyawarah; dan
5. Keadila rakyat.

3) Ir. Soekarno (1 Juni 1945)


1. Kabangsaan / nasionalisme;
2. Kemanusiaan / internasionalisme;
3. Mufakat atau demokrasi;
4. Kesejahteraan sosial; dan
5. Ketuhanan yang berkebudayaan.
Berdasarkan catatan sejarah, kelima butir gagasan itu oleh Soekarno diberi nama
Pancasila. Selanjutnya, Soekarno juga mengusulkan jika seandainya peserta sidang tidak
menyukai angka 5, maka ia menawarkan angka 3, yaitu Trisila yang terdiri atas
(1) Sosio-Nasionalisme,
(2) Sosio-Demokrasi, dan
(3) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Soekarno akhirnya juga menawarkan angka 1, yaitu Ekasila yang berisi asas Gotong-
Royong. Setelah pidato Soekarno, sidang menerima usulan nama Pancasila bagi dasar filsafat
negara (Philosofische grondslag) yang diusulkan oleh Soekarno.
2.1.2 Periode Perumusan Pancasila
Pada akhir persidangan pertama BPUPKI, Rumusan dasar negara Indonesia belum ada
kata sepakat. Oleh Karena itu, BPUPKI membentuk panitia perumus dasar negara dimana
anggotanya terdiri dari sembilan orang yang disebut dengan panitia sembilan. Pada tanggal 22
juni 1945 diadakan rapat gabungan antara panitia kecil, dengan para anggota BPUPKI yang
berdomisili di Jakarta.
Panitia Kecil yang beranggotankan sembilan orang ini (Ir. Soekarno,Drs.Mohammad ,Mr.
Alexander Andries Maramis ,Abikoesno Tjokrosoejoso,Abdoel Kahar Moezakir ,H. Agus
Salim,Mr. Achmad Soebardjo,Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim,Mr. Mohammad Yamin) pada
tanggal itu juga melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar,
yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta atau Jakarta Charter” Piagam
Jakarta itu merupakan naskah awal pernyataan kemerdekaan Indonesia. Pada alinea Ke- Empat
Piagam Jakarta Itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut.
1. Ketuhan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk – pemeluknya.
2. Kemanusian yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

8
5. Keadilan sosial bagi seluruhnya rakyat Indonesia.
Jatuhnya Bom di Hiroshima belum membuat Jepang takluk, Amerika dan sekutu
akhirnya menjatuhkan bom lagi di Nagasaki pada 9 Agustus 1945 yang meluluhlantakkan kota
tersebut sehingga menjadikan kekuatan Jepang semakin lemah. Kekuatan yang semakin
melemah, memaksa Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada 14 Agustus
1945. Konsekuensi dari menyerahnya Jepang kepada sekutu, menjadikan daerah bekas
pendudukan Jepang beralih kepada wilayah perwalian sekutu, termasuk Indonesia. Sebelum
tentara sekutu dapat menjangkau wilayah-wilayah itu, untuk sementara bala tentara Jepang masih
ditugasi sebagai sekadar penjaga kekosongan kekuasaan.
Kekosongan kekuasaan ini tidak disia-siakan oleh para tokoh nasional. PPKI yang semula
dibentuk Jepang karena Jepang sudah kalah dan tidak berkuasa lagi, maka para pemimpin
nasional pada waktu itu segera mengambil keputusan politis yang penting. Keputusan politis
penting itu berupa melepaskan diri dari bayang-bayang kekuasaan Jepang dan mempercepat
rencana kemerdekaan bangsa Indonesia.
2.1.3 Periode Pengesahan Pancasila
Pada 12 Agustus 1945, ketika itu Soekarno, Hatta, dan Rajiman Wedyodiningrat
dipanggil oleh penguasa militer Jepang di Asia Selatan ke Saigon untuk membahas tentang hari
kemerdekaan Indonesia sebagaimana yang pernah dijanjikan. Namun, di luar dugaan ternyata
pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa syarat.
Pada 15 Agustus 1945 Soekarno, Hatta, dan Rajiman kembali ke Indonesia. Kedatangan
mereka disambut oleh para pemuda yang mendesak agar kemerdekaan bangsa Indonesia
diproklamasikan secepatnya karena mereka tanggap terhadap perubahan situasi politik dunia
pada masa itu. Para pemuda sudah mengetahui bahwa Jepang menyerah kepada sekutu sehingga
Jepang tidak memiliki kekuasaan secara politis di wilayah pendudukan, termasuk Indonesia.
Perubahan situasi yang cepat itu menimbulkan kesalahpahaman antara kelompok pemuda dengan
Soekarno dan kawan-kawan sehingga terjadilah penculikan atas diri Soekarno dan M. Hatta ke
Rengas Dengklok (dalam istilah pemuda pada waktu itu “mengamankan”), tindakan pemuda itu
berdasarkan keputusan rapat yang diadakan pada pukul 24.00 WIB menjelang 16 Agustus 1945
di Cikini no. 71 Jakarta (Kartodirdjo, dkk., 1975: 26). Melalui jalan berliku, akhirnya
dicetuskanlah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada 17 Agustus 1945. Teks kemerdekaan itu didiktekan oleh Moh. Hatta dan ditulis
oleh Soekarno pada dini hari. Dengan demikian, naskah bersejarah teks proklamasi
Kemerdekaan Indonesia ini digagas dan ditulis oleh dua tokoh proklamator tersebut sehingga
wajar jika mereka dinamakan Dwitunggal. Selanjutnya, naskah tersebut diketik oleh Sayuti
Melik.
2.2. Alasan Diperlukannya Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia. ..
2.2.1 Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Sebagai identitas bangsa Indonesia, Pancasila sebagai kepribadian bangsa harus mampu
mendorong bangsa Indonesia secara keseluruhan agar tetap berjalan dalam koridornya yang
bukan berarti menentang arus globalisasi, akan tetapi lebih cermat dan bijak dalam menjalani dan
menghadapi tantangan dan peluang yang tercipta.

9
Pemaparan tentang Pancasila sebagai identitas bangsa atau juga disebut sebagai jati diri
bangsa Indonesia dapat ditemukan dalam berbagai literatur, baik dalam bentuk bahasan sejarah
bangsa Indonesia maupun dalam bentuk bahasan tentang pemerintahan di Indonesia. As’ad Ali
dalam buku Negara Pancasila; Jalan Kemashlahatan Berbangsa mengatakan bahwa Pancasila
sebagai identitas kultural dapat ditelusuri dari kehidupan agama yang berlaku dalam masyarakat
Indonesia. Karena tradisi dan kultur bangsa Indonesia dapat diitelusuri melalui peran agama-
agama besar, seperti: peradaban Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen. Agama-agama tersebut
menyumbang dan menyempurnakan konstruksi nilai, norma, tradisi, dan kebiasaan-kebiasaan
yang berkembang dalam masyarakat. Misalnya, konstruksi tradisi dan kultur masyarakat Melayu,
Minangkabau, dan Aceh tidak bisa dilepaskan dari peran peradaban Islam. Sementara konstruksi
budaya Toraja dan Papua tidak terlepas dari peradaban Kristen. Demikian pula halnya dengan
konstruksi
2.2.2 Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Pancasila disebut sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah
laku serta amal perbuatan. Sikap mental, tingkah laku dan perbuatan bangsa Indonesia
mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain. Kepribadian itu mengacu
pada sesuatu yang unik dan khas karena tidak ada pribadi yang benar-benar sama. Setiap pribadi
mencerminkan keadaan atau halnya sendiri,
Dewan Perancang Nasional menyatakan bahwa kepribadian Indonesia adalah
karakteristik yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan berbeda secara menyeluruh dengan
keribadian bangsa-bangsa yang lain. Hal tersebut merupakan refleksi dari perubahan dan
perkembangan bangsa Indonesia dari masa ke masa
2.2.3 Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa Indonesia
Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya, kebaikannya,
keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan tekad yang kuat untuk
mengamalkannya dalam kehidupan nyata (Bakry, 1994: 158).
Pandangan hidup berfungsi sebagai pedoman untuk mengatur hubungan manusia dengan
sesama, lingkungan dan mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya.
2.2.4 Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa
Dalam hal ini Bung Karno hanya mengaku diri sebagai penggali Pancasila, nilai-nilai
yang dirumuskan dalam Pancasila itu diambil dari nilai-nilai yang sejak lama hadir dalam
masyarakat Nusantara. Oleh karena itulah Pancasila disebut mengandung nilai-nilai dasar filsafat
(philosophische grondslag), merupakan jiwa bangsa (volksgeist) atau jati diri bangsa (innerself
of nation), dan menjadi cara hidup (way of life) bangsa Indonesia yang sesungguhnya.
2.2.5 Pancasila sebagai Perjanjian Luhur
Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian bangsa
disepakati oleh para pendiri negara (political consensus) sebagai dasar negara Indonesia.

10
Kesepakatan para pendiri negara tentang Pancasila sebagai dasar negara merupakan bukti bahwa
pilihan yang diambil pada waktu itu merupakan sesuatu yang tepat.
Pancasila disebut Sebagai perjanjian luhur, karena Pancasila digali dari sosio-budaya
bangsa Indonesia sendiri, disepakati bersama oleh seluruh rakyat Indonesia sebagai milik bangsa
yang harus diamalkan serta dilestarikan.

2.3. Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia
2.3.1 Sumber Historis Pancasila
Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama yang
berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan dahulu. Misalnya, sila
Ketuhanan sudah ada pada zaman dahulu, meskipun dalam praktik pemujaan yang
beranekaragam, tetapi pengakuan tentang adanya Tuhan sudah diakui.
2.3.2 Sumber Sosiologis Pancasila

Pancasila sumber sosiologis bangsa indonesia yang penuh kebhinnekaan terdiri atas lebih
dari 300 suku bangsa yang tersebar disekitar 17.000 pulau, secara sosiologis telah
mempraktikkan pancasila karena nilai nilai yang terkandung didalamnya merupakan kenyataan –
kenyataan ( materil, formal dan fungsional ) yang ada dalam masyarakat indonesia, kenyataan
objektif ini menjadikan pancasila sebagai dasar yang mengikat setiap warga untuk taat pada nilai
– nilai instrumental yang berupa norma atau hukum tertulis ( peraturan perundang undangan,
yurisprudensi dan traktat) maupun yang tidak tertulis seperti adat istiadat, kesepakatan atau
kesepahaman dan konvensi

2.3.3 Sumber Politis Pancasila


Sebagaimana diketahui bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila
bersumber dan digali dari local wisdom, budaya, dan pengalaman bangsa Indonesia, termasuk
pengalaman dalam berhubungan dengan bangsa-bangsa lain. Nilai-nilai Pancasila, misalnya nilai
kerakyatan dapat ditemukan dalam suasana kehidupan pedesaan yang pola kehidupan bersama
yang bersatu dan demokratis yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan sebagaimana tercermin
dalam sila keempat Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Semangat seperti ini diperlukan dalam mengambil keputusan
yang mencerminkan musyawarah.
2.4.Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia
2.4.1. Argumen tentang Dinamika Pancasila dalam Sejarah Bangsa
2.4.2 Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara

11

Anda mungkin juga menyukai