KEWARGANEGARAAN
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
Puji syukur kita panjatkan berkat kehadirat Allah SWT. Yang berkat dengan rahmat
dan hidayatnya saya diberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan tugas yaitu
“Critical Book Review” ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Ucapan terimakasih saya kepada Dosen Ibu FAUZIERNIE FAHMI, S.Pd., M.Hum.
telah memberikan pengarahan tugas ini kepada saya.
Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna oleh sebab itu kritik
dan saran sangat saya harapkan. Atas kritik dan saran yang ibu berikan saya ucapkan
terimakasih.
Berikut yang dapat saya tuliskan. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin..
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. IDENTITAS BUKU
B. PENDAHULUAN
a. Landasan historis :
pancasila mendapat tempat yang berbeda-beda dalam pandangan renzim
pemerintah yang bekuasa dan penafsiran pancasila didominasi oleh pemikiran-
pemikiran dari rezim untuk melanggengkan kekuasaannya. Pada masa orde lama,
pancasila ditafsirkan dengan nasionalis, agama, dan komunis (nasakom)yang
disebut juga Tri Sila, kemudian kemudian diperas lagi menjadi Eka Sila(gotong
royong). Pada masa orde baru, pancasila harus dihayati dan diamalkan pedoman
penghayatan dan pengalaman pancasila.
b. Landasan yuridis :
Bangsa Indonesia yang penuh kebhinekaan terdiri atas lebih dari 300 suku
bangsa yang tersebar di lebih dari 17.000 pulau, secara sosiologis telah
mempraktikan pancasila, karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
merupakan kenyataan-kenyataan ( materil, formal, dan fungsional) yang ada
dalam masyarakat Indonesia.
d. Landasan filosofis :
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara, menjadi jiwa dari peraturan
perundang-undang yang berlaku dalam kehidupan bernegara.
e. Landasan kultural:
Pancasila sebagai kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia merupakan
pencerminan nilai-nilai yang telah lama tumbuh dalam kehidupan bangsa
Indonesia. Nilai-nilai yang dirumuskan dalam Pancasila bukan pemikiran satu
orang, seperti halnya ideology komunis yang merupakan pemikiran dari Karl
Marx, melainkan pemikiran konseptual dari tokoh-tokoh bangsa Indonesia, seperti
Soekarno, Moh Hatta, Muhammad Yamin, Soepomo, dan tokoh- tokoh lain.
Pendidikan Pancasila mengarah Pada moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan
yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama, perilaku yang
bersifat kemanusiaan yang adil dan beradap, perilaku kebudayaan, dan beranekaragam
kepentingan, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan
bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan.
Tujuan Penyelengaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan tinggi
Rumusan Pancasila
Tujuan mempelajari Pancasila adalah ingin mengetahui pancasila yang benar, yakni
yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara yuridis konstitusional maupun secara
objektif ilmiah. Secara yuridis konstitusional, karena pancasila adalah dasar Negara yang
dipergunakan sebagai dasar mengatur/menyelenggarakan pemerintah Negara.
Garuda sebagai lambang Negara muncul dalam berbagai kisah, sudah menjadi
lambang kerajaan atau stempel kerajaan di jawa, seperti kerajaan Airlangga. Di Bali
yang dalam banyak kisah Garuda melambangkan kebajikan, pengetahuan, kekuatan,
keberanian, kesetiaan, dan disiplin. Garuda sebagai kendaraan Whisnu memiliki sifat
pemelihara dan penjaga tatanan alam semesta. Dalam tradisi Bali, Garuda dimuliakan
sebagai “Tuan segala makhluk yang dapat terbang” dan “Raja agung para burung”. Di
Bali biasanya digambarkan sebagai makhluk yang memiliki kepala,paruh,sayap, dan
cakar elang, tetapi memiliki tubuh dan lengan manusia biasanya digambarkan dalam
ukiran yang halus dan rumit dengan warna cerah keemasan, digambarkan dalam
posisi sebagai kendaraan Wishnu, atau dalam adegan pertempuran melawan Naga.
Garuda sebelum digunakan secara resmi sebagai lambang Negara Republik Indonesia,
juga sudah diapakai sebagai lambang kerajaan Samudera Pasai yang dulu kala
berpusat di Aceh Utara.
A. Pengertian Filsafat
Istilah filsafat dalam bahasa Indonesia memilki padanan kata falsafah (Arab),
philosophy (Inggris), philosophia (Latin), philosophie (Jerman, Belanda, Prancis).
Semua istilah itu bersumber pada istilah Yunani, yaitu philosophia. Philosopia dalam
bahasa Yunani merupakan kata majemuk yang terdiri dari Philein berarti mencintai,
sedangkan philos teman (philia, cinta). Selanjutnya shopos berarti bijaksana,
sedangkan shopia berarti kebijaksanaan, (kearifan). Ada dua arti secara etimologi dari
filsafat yang sedikit berbeda. Pertama, apabila istilah filsafat mengacu pada asal kata
philein dan shopos, maka artinya mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (bijaksana
maksud sebagai kata sifat). Kedua, apabila filsafat mengacu pada asal kata philos dan
shopia, maka artinya adalah teman kebijaksanaan (kebijaksanaan dimaksud sebagai
kata benda).
2. Pengertian Etika
Etika atau ethics, sebenarnya adalah suatu cabang dari filsafat yang mencoba
untuk mengevaluasi dan menetapkan teori umum tentang tingkah laku
berdasarkan aturan-aturan moral. Istilah ethics berasal dari bahasa yunani ethikos
(moral) dan ethos (sifat) juga merujuk pada nilai-nilai atau aturan-aturan tingkah
laku yang ditentukan oleh suatu kelompok atau perorangan, misalnya dalam
ungkapan “tindakan tidak etis (unethical behavior) pengertian etika yang paling
mendasar adalah “nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat”. Dalam peristilahan agama Islam, perkataan etika dikenal sebutan
“akhlak”, sedangkan dalam bahasa sehari-hari di Indonesia disebut dengan
“budi”.
3. Pengertian Norma
Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang.
Sejak ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi salah satu objek filsafat,
objek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun objek materiil yang
mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dan dengan berbagai
kondisinya. Falsafah ini dinyatakan secara lebih tegas oleh P.J. Boumann dengan
kata-katanya: Manusia baru menjadi manusia setelah hidup dengan sesamanya.
Sementara itu, dilihat dari sifat isi kaidah, kaidah dibedakan atas 4 yaitu:
a. Internal artinya dalam melaksanakan norma itu diperhatikan niat yang
mendorongnya.
b. Ekternal yaitu norma itu telah dianggap dilaksanakan dengan sempurna.
c. Otonom artinya norma itu tetap mengikat manusia dan harus ditaati walau
manusia itu hidup seorang diri.
d. Heteronom, artinya norma itu baru berlaku jika manusia hidup
bermasyarakat.
e.
4. Hubungan Nilai, Norma, dan Moral
Nilai adalah kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik
lahir maupun batin. Dalam kehidupan manusia nilai dijadikan landasan, alasan,
dan motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik disadari maupun tidak.
Nilai berbeda dengan fakta, karena fakta dapat diobservasi melalui suatu verifikasi
empiris, sedangkan nilai bersifat abstrak yang hanya dapat dipahami, dipikirkan,
dimengerti dan dihayati oleh manusia. hubungan moral dan etika sangat erat sekali
dan kadang keduanya dengan begitu saja disamakan, namun sebenarnya kedua hal
tersebut memiliki perbedaan.
Kata hakikat dapat diartikan sebagai suatu inti yang terdalam dari segala sesuatu yang
terdiri dari jumlah unsur tertentu dan yang mewujudkan sesuatu itu, sehingga terpisah dengan
sesuatu lain dan bersifat mutlak. Ditunjukkab oleh, hakikat segala sesuatu mengandung
kesatuan mutlak dari unsur-unsur yang menyusun atau membentuknya. Adapun sila-sila
Pancasila adalah sistematis hierarkis, artinya kelima sila Pancasila itu menunjukkan suatu
rangkaian urutan-urutan yang bertingkat (hierarkis).
B. Isi Arti Materi Muatan Sila-sila dalam Pancasila
1. Muatan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan berasal dari kata Tuhan, ialah Allah, pencipta segala yang ada dan
semua makhluk. Yang Maha Esa berarti Yang Maha Tunggal, tiada sekutu, esa dalan
zat-Nya, esa dalam sufat-Nya, esa dalam perbuatan-Nya. Artinya, bahwa sifat tuhan
adalah sesempurna-sesempurnanya, bahwa perbuatan Tuhan tiada dapat disamakan
oleh siapapun.
Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa itu bukan suatu dogma atau
kepercayaan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya melalui akal pikiran,
melainkan suatu kepercayaan yang berakar pada pengetahuan yang benar yang dapat
diuji atau dibuktikan melalui kaidah-kaidah logika. Dengan menyertakan moral
ketuhanan sebagai dasar negara Pancasila memberikan dimensi transedental pada
kehidupan politim serta mempertemukan dalam hubungan simbolis antara konsepsi
daulat Tuhan dan daulat rakyat.
Kemanusian berasak dari kata manusia, yaitu makhluk berbudi yang memiliki
potensi pikir, rasa, karsa, dan cipta. Karena potensi ini, manusia menduduki atau
memiliki martabat yang tinggi. Dengan akal budinya, manusia menjadi
berkebudayaan dan dengan budi nuraninya manusia menyadari nilai-nilai, dan norma-
norma. Sila kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah kesadaran sikap dan
perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam
hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya, baik terhadap diri
pribadi, sesama manusia, maupun terhadap alam dab hewan.
3. Muatan Sila Persatuan Indonesia.
Kerakyatan berasal dari kata rakyat, berarti sekelomoik manusia yang berdiam
dalan suatu wilayah tertentu.
Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran atau rasio yang sehat
dengan selalu mempertimbangjab persathan dan kesatuan bangsa
Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk
merumuskan dan atau memutuskab sesuatu hal bedasarkan kehendak rakyat.
Perwakilan adalah suatu sistem arti tata cara (prosedur) mengusahakan turut
serta rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara.
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat segala bidang
kehidupan, baik materiil maupun spiritual, sedangkan kata seluruh rakyat berarti
setiap orang yang menjadi rakyat indonesia maupun warga Negara Indonesia yang
berada di luar negeri. Sila Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia pada
prinsipnya menegaskan, bahwa tidak akan ada kemiskinan dalam Negara Indonesia
yang merdeka. Secara khusus keadilan sosial dalam dila kelima Pancasila
menekankan pada prinsip keadilan dan kesejahteraan ekonomi atau apa yabg oleh
Soekarno sebut dengan prinsip sociale rechtvaadigheid,yakni persamaan, emansipasi,
dan partisipasi yang dikehendaki bangsa ini bukan hanya di bidang politik, melainkan
juga dibidang perekonomian.
A. Pengertian Ideologi
Istilah ideologi berasal dari kata idea berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-
cita, dan logos yang berarti ilmu. Ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar atau
dalam pengertian sehari-hari, idea disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang
dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang
bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, atau paham. Dalan arti ini ideologi
menjadi bagian dari apa yang disebutnya uberbau atau suprastruktur (bangunan atas) yang
didirikan di atas kekuatan-kekuatan yang memiliki faktor-faktor produksi yang menentukan
coraknya, dan karena itu kebenarannya relatif, dan semata-mata hanya benar untuk golongan
tertentu.
B. Makna Ideologi bagi Bangsa Indonesia
1. Ideologi Pancasila
Ideologi nasional berupa berkumpulan pikiran-pikiran rakyat yang mengandung
pandangan tentang keadaan bangsa, memuat perspektif atau harapan masa depan masa depan
bangsa dan memberi arah serta dorongan bagi seluruh kegiatan manusia. Istilah nasional di
sini dapag diartikan kumpulab masyarakat yang telah menetap dalam suatu negara.
2. Ideologi Liberalisme
Liberalisme tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad pertengan feodal,
dimana sistem sosial ekonomi dikuasi oleh kaum aristokratis feodal dan menindas hak-hak
individu. Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan pedagang dan idustri, melainkan
diciptakan oleh golongan intelektual yang digerakkan oleh keresahan ilmiah (rasa ingin tahu
dan keinginan untuk mencari pengetahuan yang baru) dan artistik umum pada zaman itu.
3. Ideologi Konservatif
Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad kesembilan belas dikenal
dengan Sosialis Utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan dan
mrnganut kesempurnaan watak manusia. Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat
dilakukan dengan cara damai dan demokratis. Pada pihak lain, paham komunis berkeyakinan
perubahan atas sistem kapitalisme harus dicapai dengan cara-cara revolusi, dan pemerintahan
oleh diktator proletariat sangat diperlukan pada masa transisi.
5. Ideologi Fasisme
Pancasila yang kita gali dari bumi Indonesia sendiri merupakan jiwa bangsa
Indonesia,karena Pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia dan
tidak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta merupakan ciri khas yang dapat
membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain. Perjanjian luhur rakyat Indonesia
yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat Indonesia menjelang dan sesudah Proklamasi
Kemerdekaan yang kita junjung tinggi,bukan sekedar karena ia ditemukan kembali dari
kandungan kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam sejak berabad-
abad yang lalu.
2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
1. Pokok pekara
Mahkamah konstitusi Republik Indonesia melalui putusan nomor 100/PUU-
XI/2013 telah menerima, memeriksapekara konstitusi pada tingkat pertama dan
terakhir, lalu menjatuhkan putusan dalam pekara pengujian Undang-undang nomor 2
tahun 2011 tentang perubahan atas undang-undang Nomor 2 tahun 2008 tetang partai
Politik atas permohonan para pemohon yang menguji pasal 34. Dari rumusan, pasal
34 ayat (3b) huruf a undang-undang Nomor 2 Tahun 2011 menimbulkan
ketidakpastian hokum bagi para pemohin, karena bertentangan dengan pembukaan
UUD 1945 alinea keempat yang telah menempatkan sila-sila Pancasila sebagai dasar
Negara.
2. Pendapat Ahli
a. Sujito
Dari sisi historis, melihat pancasila sebagai way of life, pandangan
hidup bangsa, dan istilah itu muncul dari penggalinya (founding fathers) yang
disampaikan Soekarno pada tanggal 1 juni 1945 dalam sidang BPUPKI dan
dijelaskan pula oleh Soekarno melalui kursus-kursus Pancasila di berbagai
tempat dan berbagai macam kesempatan.
b. Kaelan
MPR, DPR, dan pemerintah mengeluarkan fatwa empat pilar
berbangsa dan bernegara yang isinya adalah Pancasila, UUD 1945, Bhinneka
Tunggal Ika, dan NKRI, jika diletakkan dalam suatu kajian linguistic berarti
berdasarkan logika, itu merupakan suatu varian yang sama dan empat varian
itu juga harus sebagai dasar.
Pengertian demokrasi pancasila, para filsuf klasik, seperti plato, Aristoteles, dan
Polybios pada umumnya mengklasifikasikan bentuk-bentuk negara menjadi tiga
bentuk, yaitu monarki, aristokrasi, dan demokrasi. Kriteria yang digunakan dalam
klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut. Yang pertama, jumlah orang yang
memegang pemerintahan, apakah satu orang tunggal, beberapa, atau golongan orang
atau dipegang oleh seluruh rakyat. Yang kedua, sifat pemerintahannya, apakah
ditujukan untuk kepentingan umum, ini yang baik atau hanya untuk kepentingan
pemegang pemerintah itu saja, ini yang buruk.
Pengklaiman Indonesia sebagai Negara hokum apabila dicermati dan ditelusuri dari
substanti Pembukaan maupun pasal-pasal dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945, bahwa model Negara yang dianut Indonesia adalah Negara hokum dalam arti
meteriil atau diistilahkan dengan Negara kesejahteraan atau Negara kemakmuran yang
tercipta karena atas berkat rahmat dan ridha Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong
oleh keinginan luhur bangsa untuk berkehidupan, kebangsaan yang bebas, merdeka
berdasarkan suatu ketertiban menuju kesejahteraan demi terselenggaranya tujuan nasional.
Penciptaan hokum yang ditujukan terhadap perlindungan hak asasi manusia menurut
mahzab hokum kodrati merupakan bagian dari hokum Tuhan atau dalam Islam disebut
Sunatullah yang eksistensinya menjadi landasan bagi hokum positif atau hokum tertulis yang
pada akhirnya berubah menjadi teori hak kodrati, hak dasar. Hak kodrati tersebut merupakan
suatu bagian ide buatan yang dirancang untuk menjelaskan hakikat manusia dalam
masyarakat sebagai model konsep hak asasi modern.
Sebagai penduduk serta warga Negara, kita memiliki hak dan kewajiban, marilah kita
salami hak-hak dan kebebasan dasar atau hak-hak asasi manusia apakah yang terkandung di
dalam sila-sila Pancasila itu :
2. Hak asasi manusia dalam sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Setiap orang berhak untuk diperlakukan secara sepintas, tidak boleh disiksa
dan dihukum secara sewenang-wenang.
4. Hak asasi manusia dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Kerakyatan berisi pengakuan akan harkat dan martabat manusia yang berarti
pula menghormati dan menjujung tinggi segala hak asasi yang melekat padanya.
5. Hak asasi manusia dalam sila Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan social berwujud kehendak melaksanakan kesejahteraan bagi seluruh
anggota masyarakat.
BAB 9 ( MEMAHAMI PANCASILA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN
INDONESIA)
Isi arti pancasila menurut pembukaan UUD 1945, disini dimaksudkan adalah
pancasila sebagai filasafat atau ideologi bangsa dan negara Republik Indonesia yang uraian
sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini mengandung pokok-pokok pikiran yaitu
pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan pengakuan adanya kebebasan
memeluk agama dan kepercayaan masing-masing.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, sila ini mengandung pokok-pokok pikiran
yaitu dasar kemanusiaan yang adil dan Beradab pada prinsipnya adalah suatu
sikap dan perbuatan manusia untuk memenuhi hasrat atau tuntutan kodrat manusia
secara kebutuhan kejiwaan, perseorangan, kemakhlukan sosial, pribadi berdiri
sendiri, dan makhluk Tuhan dalam kesatuan monodualistik, monoprularistik,
harmonis, dan dinamis. Dan dalam hubungan dengan bangsa lain, maka prinsip
sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab telah meletakkan politik luar negeri
Indonesia, yaitu bebas dan aktif.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sila ini mengandung pokok-pokok
pikiran yaitu, asas pemerataan pada prinsipnya sila keadilan sosial menghendaki
adanya kemakmuran yang merata diantara seluruh rakyat, bukan merata secara
statis melainkan merata yang dinamis dan meningkat. Di dalam hubungan dengan
sesama manusia, sesama bangsa dan bangsa yang lain, keadilan sosial
mengandung pengertian, bahwa keadilan sosial bukan hanya terbatas buat rakyat
indonesia seluruhnya, akan tetapi juga buat seluruh umat manusia. Dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ini meliputi dan dijiwai oleh sila-sila
sebelumnya dan merupakan tujuan dari sila keempat yang didahuluinya.
1. Hubungan Antara Bagian-bagian dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
a. Rangkaian peristiwa dan keadaan yang mendahului terbentuknya negara, yang merupakan
rumusan dasar-dasar pemikiran yang menjadi latar belakang pendorong bagi Kemerdekan
kebangsaan Indonesia dalam wujud terbentuknya Negara Indonesia (alinea I, II, dan III
Pembukaan)
b. Yang merupakan ekspresi dari peristiwa dan keadaan setelah Negara Indonesia terwujud
(alinea IV Pembukaan)
A. Kelebihan
-Sampul
B. Kekurangan
- Tulisan
Font nya sedikit kecil, jadi sedikit kurang jelas.
Ada beberapa kata yang salah tulis .
Banyaknya footnote membuat bingung pembaca.
Jarak antar kata terlalu dempet atau sempit, membuat silap para pembaca.
- Kertas
Kertasnya buram membuat tulisan sedikit buram juga.
- Cetakan
Ada beberapa lembar yang tulisannya sulit dibaca karena bebayang atau
buram.
- Gambar
Tidak berwarna dan sedikit tidak jelas.
- Lem
Baru dibuka dari sampul sudah lepas beberapa lembar dari buku.
C. Kesimpulan
Sistem ketatanegaraan dengan berdasarkan pada nilai-nilai dan yang berhubungan
dengan Pancasila, dapat menjadikan karakter suatu bangsa memiliki moral yang sesuai dengan
yang tercermin dalam sila-sila Pancasila. Negara Indonesia dan masyrakat Indonesia dengan
ketatanegaraannya berdasar pada Pancasila akan membawa dampak positif bagi terbentuknya
bangsa Indonesia. Tujuan diadakannya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini tidak
lain karena ingin menciptakan generasi yang berkarakter dan memiliki rasa nasionalisme yang
tinggi terhadap bangsa Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan juga merupakan pondasi atau
modal utama bagi seluruh bangsa Indonesia untuk dapat mempelajari, memahami, dan
mencintai setiap aspek dari Indonesia sendiri.
D. Saran
Dapat disadari bahwa Pancasila merupakan falsafah negara kita republik Indonesia,
maka kita harus menjungjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut
dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. Pancasila juga harus dipelajari lebih
mendalam secara terperinci kalau tidak Pancasila bisa di salah artikan atau salah dalam
memahami arti setiap Sila-sila yang ada.