Dosen pengajar :
Nasrullah S.H, M.H
Disusun oleh :
KELOMPOK 6 :
Amel Putri - 2108010574
Difa Farah Azzahra - 2108010576
Siti Khalimatus Sa’Diyah - 2108010578
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD
ARSYAD AL BANJARI BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang sudah disepakati
oleh founding father kita dulu. Sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang
Maha Esa. Lalu apa sebenarnya makna dan hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa
itu?. Sila pertama Pancasila merupakan sumber nilai tertinggi dari semua hukum.
Oleh karena sebagai dasar negara maka sila pertama Pancasila merupakan sumber
nilai, dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara baik yang
bersifat material maupun spiritual. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa semua
aspek penyelenggaraan negara harus sesuai dengan hakikat nilai-nilai yang berasal
dari Tuhan baik yang material maupun spiritual. Masalah negara yang masuk
dalam aspek material diantaranya bentuk dan tujuan negara, tertib hukum dan
sistem negara. Sementara yang bersifat spiritual antara lain moral agama dan
moral peyelenggara negara.Sejarah telah meng ungkapkan bahwa Pancasila
adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, y ang memb eri kekuatan hidup kep ada
bang sa Indonesia serta membimbingnya d alam mengejar kehidupan lahir b
atin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Bahwasanya.
Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar Negara
seperti tercantum dalam pembukaan Und ang-Undang Dasar 19 45
merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji
kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu keku atan
manapun juga yang mamp u memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa
Indo nesia. Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian
Pancasila itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus peng hayatan
dan pengamamalan n ilai-nilai luhur yang terkandung di d alamnya oleh
setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta s etiap
lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di
daerah.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakekat pancasila yang sebenarnya?
2. Bagaimana perwujudan pancasila dalam UUD 1945?
BAB II
ANALISA MASALAH
2
2.1 . BAGAIMANA HAKEKAT PANCASILA YANG SEBENARNYA?
1. SILA PANCASILA : KE-TUHANAN YANG MAHA ESA.
Ketuhana berasal dari kata Tuhan, ialah Allah, pencipta segala
yang ada dan semua mahluk. Yang Maha Esa berarti yang Maha tunggal,
tiada sekutu, Esa dalam zatNya, Esa dalam sifat-Nya, Esa dalam
Perbuatan-Nya, artinya bahwa zat Tuhan tidak terdiri dari z at-zat yang
banyak lalu menjadi satu, bahwa sifat Tuhan adalah sempurna, bahwa
perbuatan Tuhan tidak dapat disamai oleh siapapun. Jadi ke-Tuhanan yang
maha Esa, mengandung pengertian dan keyakinan adanya Tuhan yang maha
Esa, pencipta alam semesta, beserta isinya. Keyakinan adanya Tuhan yang
maha Esa itu bukanlah suatu dogma atau kepercayaan yang tidak dapat
dibuktikan kebenarannya melalui akal pikiran, melainkan suatu kepercayaan
yang berakar pada pengetahuan yang benar yang dapat diuji atau dibuktikan
melalui kaidah-kaidah logika.
Atas keyakinan yang demikianlah maka Negara Indonesia
berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa, dan Negara memberi jaminan
kebebasan kepada setiap penduduk untuk memeluk agama s esuai dengan
keyakinannya dan beribadah menurut agamanya dan keperca yaannya. Bagi
dan didalam Negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam hal
ketuhanan yang Maha Esa, tidak boleh ada sikap dan perbuatan yang anti
ketuhanan yang Maha Esa, dan anti keagamaan serta tidak boleh ada paksaan
agama dengan kata lain dinegara Indonesia tidak ada paham yang meniadakan
Tuhan yang Maha Esa (ataisme). Sebagai sila pertama Pancasila ketuhanan
yang Maha Esa menjadi sumber pokok kehidupan
bangsa Indonesia, menjiwai mendasari serta membimbing perwujudan
kemanusiaan yang adil dan beradab, penggalangan persatuan Indonesia
yang telah membentuk Negara republic Indonesia yang berdailat penuh,
bersipat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat keb ijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan guna mewujudkan keadilan social bagi seluruh
rakyat Indonesia. Hakekat pengertian itu sesuai dengan:
3
a. Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi antara lain ”atas berkat rahmat
Allah yang maha kuasa….”
b. Pasal 29 UUD 194 5:
1. Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha Esa
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan beribadah menurut agama dan
kepercayaannya.
4
bersumber dari ajaran Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ko drat manusia
sebagai ciptaa-Nya. Hakekat pengertian diatas sesuai dengan Pembukaan
UUD 1945 alenia yang pertama dan pasal-pasal 27,28,29,30 UUD 1945.
5
manusia dalam suatu wilayah tertentu kerak yatan dalam hubungan dengan
sila IV bahwa “kekuasaan yang tertinggi berada ditangan rakyat. Hikmat
kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran atau rasio yang sehat dengan
selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa kepentingan
rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur dan bertanggung jawab.
Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk
merumuskan dan memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat
hingga mencapai keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat a tau
mupakat. Perwakilan adalah suatu sistem dalam arti tata cara (prosedura)
mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan
bernegara melalui badan-badan perwakilan.
Jadi sila ke IV adalah bahwa ra kyat dalam menjalankan
kekuasaannya melalui sistem perwakilan dan keputusan-keputusannya
diambil dengan jalan musawarah dengan pikiran yang sehat serta penuh
tanggung jawab baik kepada Tuhan yang maha Esa maupun kepada
rakyat yang diwakilinya. Hakekat pengertian itu sesuai dengan pembukaan
UUD alenia empat dan pasal-pasal 1,2,3,28 dan 37 UUD 1945.
6
Pancasila. Hakekat pengertian itu sesuai dengan pembukaan UUD 1945
alinea kedua dan pasal-pasal 23, 27, 28, 29 , 31 dan 34 UUD 1945.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
7
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik
Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara
Republik Indonesia. Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan
Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan
kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu pengalamannya harus dimulai dari
setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara yang secara
meluas akan berkembang menjadi pengalaman Pancasila oleh setiap lembaga
kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.
3.2 SARAN
Berdasarkan uraian di atas kiranya kita d apat menyadari bah wa
Pancasila merupakan falsafah negara kita republik I ndonesia, maka kita
harus menjungjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut
dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/28476471/contoh_kasus_hukum_administrasi_negara
_han_dan_analisisnya
https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_administrasi_negara
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/ADPU4332-M1.pdf