Anda di halaman 1dari 11

HAKIKAT SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

Dosen pengajar :
Nasrullah S.H, M.H

Disusun oleh :
KELOMPOK 6 :
Amel Putri - 2108010574
Difa Farah Azzahra - 2108010576
Siti Khalimatus Sa’Diyah - 2108010578

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD
ARSYAD AL BANJARI BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan anugrah,kesempatan dan
pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini . Tak lupa penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu
tugas ini menjadi tugas yang benar dan menarik untuk dibaca . Yang terakhir
penulis juga mengucapkan terimaksih kepada teman – teman seperjuangan karena
telah membantu dalam penulisan makalah ini sehingga dapat selesai tepat waktu.
Semua dirangkum dalam makalah ini , agar pemahaman terhadap permasalahan
lebih mudah di pahami dan lebih singkat dan akurat . tentang Hakikat Sila
Ketuhanan yang Maha Esa. Akhirnya, kami penyusun mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah
ini. Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum semmpurna untuk menjadi
lebih sempurna lagi saya membutuhkan kritik dan saran dari pihak lain untuk
membagikannya kepada saya demi memperbaiki kekurangan pada makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaaat bagi anda semua. Terimakasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Banjarmasin , 25 MARET 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2

1.4 Kegunaan Penulisan.......................................................................................2

BAB II

2.1 BAGAIMANA HAKEKAT PANCASILA YANG SEBENARNYA

2.2 PERWUJUDAN PANCASILA DALAM UUD 1945

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang sudah disepakati
oleh founding father kita dulu. Sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang
Maha Esa.  Lalu apa sebenarnya makna dan hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa
itu?. Sila pertama Pancasila merupakan sumber nilai tertinggi dari semua hukum. 
Oleh karena sebagai dasar negara maka sila pertama Pancasila merupakan sumber
nilai, dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara baik yang
bersifat material maupun spiritual. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa semua
aspek penyelenggaraan negara harus sesuai dengan hakikat nilai-nilai yang berasal
dari Tuhan baik yang material maupun spiritual. Masalah negara yang masuk
dalam aspek material diantaranya bentuk dan tujuan negara, tertib hukum dan
sistem negara. Sementara yang bersifat spiritual antara lain moral agama dan
moral peyelenggara negara.Sejarah telah meng ungkapkan bahwa Pancasila
adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, y ang memb eri kekuatan hidup kep ada
bang sa Indonesia serta membimbingnya d alam mengejar kehidupan lahir b
atin yang makin  baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Bahwasanya.
Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar Negara
seperti tercantum dalam pembukaan Und ang-Undang Dasar 19 45
merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji
kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu keku atan
manapun juga yang mamp u memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa
Indo nesia. Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian
Pancasila itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus peng hayatan
dan pengamamalan n ilai-nilai luhur yang terkandung di d alamnya oleh
setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta s etiap
lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di
daerah.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakekat pancasila yang sebenarnya?
2. Bagaimana perwujudan pancasila dalam UUD 1945?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dalam makalah ditujukan untuk mencari tujuan dari
dibahasnya pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah . Adapun
tujuan penulisan makalah, sebagai berikut :
1. Mengetahui makna pancasila yang sebenarnya.
2. Memahami hakekat pancasila yang sebenarnya.
3. Mengetahui perwujudan pancasila dalam UUD 1945.

1.4 Kegunaan Penulisan


Kegunaan penulisan dalam makalah ditujukan untuk mencari tujuan
dari dibahasnya pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah . Adapun
Kegunaan penulisan makalah, sebagai berikut :
1. Memahami dan juga mengetahui makna, hakekat, dan perwujutan
Pancasila dalam Undang-undang 1945.

BAB II
ANALISA MASALAH

2
2.1 . BAGAIMANA HAKEKAT PANCASILA YANG SEBENARNYA?
1.  SILA PANCASILA : KE-TUHANAN YANG MAHA ESA.
Ketuhana berasal dari kata Tuhan, ialah Allah, pencipta segala
yang ada dan semua mahluk. Yang Maha Esa berarti yang Maha tunggal,
tiada sekutu, Esa dalam zatNya, Esa dalam sifat-Nya, Esa dalam
Perbuatan-Nya, artinya bahwa zat Tuhan tidak terdiri dari z at-zat yang
 banyak lalu menjadi satu, bahwa sifat Tuhan adalah sempurna, bahwa
 perbuatan Tuhan tidak dapat disamai oleh siapapun. Jadi ke-Tuhanan yang
maha Esa, mengandung pengertian dan keyakinan adanya Tuhan yang maha
Esa, pencipta alam semesta, beserta isinya. Keyakinan adanya Tuhan yang
maha Esa itu bukanlah suatu dogma atau kepercayaan yang tidak dapat
dibuktikan kebenarannya melalui akal pikiran, melainkan suatu kepercayaan
yang berakar pada pengetahuan yang benar yang dapat diuji atau dibuktikan
melalui kaidah-kaidah logika.
Atas keyakinan yang demikianlah maka Negara Indonesia
 berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa, dan Negara memberi jaminan
kebebasan kepada setiap penduduk untuk memeluk agama s esuai dengan
keyakinannya dan beribadah menurut agamanya dan keperca yaannya. Bagi
dan didalam Negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam hal
ketuhanan yang Maha Esa, tidak boleh ada sikap dan perbuatan yang anti
ketuhanan yang Maha Esa, dan anti keagamaan serta tidak boleh ada  paksaan
agama dengan kata lain dinegara Indonesia tidak ada paham yang meniadakan
Tuhan yang Maha Esa (ataisme). Sebagai sila pertama Pancasila ketuhanan
yang Maha Esa menjadi sumber pokok kehidupan
 bangsa Indonesia, menjiwai mendasari serta membimbing perwujudan
kemanusiaan yang adil dan beradab, penggalangan persatuan Indonesia
yang telah membentuk Negara republic Indonesia yang berdailat penuh,
bersipat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat keb ijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan guna mewujudkan keadilan social bagi seluruh
rakyat Indonesia. Hakekat pengertian itu sesuai dengan:

3
a. Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi antara lain ”atas berkat rahmat
Allah yang maha kuasa….” 
 b. Pasal 29 UUD 194 5:
1. Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha Esa
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan beribadah menurut agama dan
kepercayaannya.

2. SILA KEDUA : KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB.


Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu mahluk berbudi yang
mempunyai potensi piker, rasa, karsa, dan cipta karena potensi inilah
manusia menduduki martabat yang tinggi dengan akal budinya manusia
menjadi berkebudayaan, dengan budi nuraninya manusia meyadari nilai-
nilai dan norma-norma. Adil mengandung arti ba hwa suatu keputusan dan
tindakan didasarkan atas norma-norma yang obyektif tidak subyektif apalagi
sewenang-wenang. Beradab berasal dari kata adab, yang berarti budaya.
Mengandung arti bahwa sikap hidup, keputusan dan ti ndakan selalu
berdasarkan nilai budaya, terutama norma sosial dan kesusilaan. Adab
mengandung pengertian tata kesopanan kesusilaan atau moral. Jadi:
kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran sikap dan perbuatan
manusia yang didasarka kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungan
dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya baik terhadap diri pribadi,
sesama manusia maupun terhadap alam dan hewan . Didalam silan kedua
kemuanusian yang adil yang beradab telah tersimpul cita-cita kemanusiaan
yang lengkap yang adil dan beradab memenuhi seluruh hakekat mahluk
manusia. Sila dua ini diliputi dan dijiwai sila satu hal ini  berarti bahwa
kemanusiaan yang adil dan beradab bag i bangsa Indonesia.

4
 bersumber dari ajaran Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ko drat manusia
sebagai ciptaa-Nya. Hakekat pengertian diatas sesuai dengan Pembukaan
UUD 1945 alenia yang pertama dan pasal-pasal 27,28,29,30 UUD 1945.

3. SILA KETIGA : PERSATUAN INDONESIA.


Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh tidak terpecah
 belah persatuan berarti bersatunya bermacam corak yang beraneka ragam
menjadi satu kebulatan. Indonesia mengandung dua makna yaitu makna
geograpis dan makna bangsa dalam arti politis. Jadi pers atuan Indonesia
adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Bangsa yang
mendiami wilayah Indonesia bersatu k arena didorong untuk mencapai
kehidupan yang bebas dalam wadah Negara yang merdeka dan berdaulat,
persatuan Indonesia merupakan paktor yang d inamis dalam kehidupan
bangsa Indonesia bertujuan memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan perdamaian dunia
yang abadi. Persatuan Indonesia adalah p erwujudan dari paha m
kebangsaan Indonesia yang dijiwai oleh sila I da n II. Nasionalisme
Indonesia mengatasi paham golongan, suku bangsa, sebaliknya membina
tumbuhnya persatuan dan kesatuan sebag ai satu bangsa yang p adu tidak
terpecah belah oleh sebab apapun.  Hakekat pengertian itu sesuai
dengan pembukaan UUD1945 alenia ke empat dan pasal-pasal 1,32,35,dan
36 UUD 1945.

4. SILA KEEMPAT : KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH


HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWA RATAN
PERWAKILAN.
Kerakyatan berasal dari kata rak yat, yang berarti sekelompok

5
manusia dalam suatu wilayah tertentu kerak yatan dalam hubungan dengan
sila IV bahwa “kekuasaan yang tertinggi berada ditangan rakyat. Hikmat
kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran atau rasio yang sehat dengan
selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa kepentingan
rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur dan bertanggung jawab.
Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk
merumuskan dan memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat
hingga mencapai keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat a tau
mupakat. Perwakilan adalah suatu sistem dalam arti tata cara (prosedura)
mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan
 bernegara melalui badan-badan perwakilan.
 Jadi sila ke IV adalah bahwa ra kyat dalam menjalankan
kekuasaannya melalui sistem perwakilan dan keputusan-keputusannya
diambil dengan jalan musawarah dengan pikiran yang sehat serta penuh
tanggung jawab baik kepada Tuhan yang maha Esa maupun kepada
rakyat yang diwakilinya. Hakekat pengertian itu sesuai dengan pembukaan
UUD alenia empat dan pasal-pasal 1,2,3,28 dan 37 UUD 1945.

5. SILA KELIMA : KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT


INDONESIA.
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di
segala bidabg kehidupan, baik materi maupun spiritual. Seluruh rakyat
Indonesia berarti setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia, baik yang
 berdiam diwilayah kekuasaan Republik Indo nesia maupun warga Negara
Indonesia yang berada di luar negeri. Jadi sila ke V berarti bahwa setiap
orang Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum,
 politik, social, ekonomi dan kebu dayaan. 
Sila Keadilan sosial adalah tujuan dari empat sil a yang
mendahuluinya, merupakan tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara,
 yang perwujudannya iala h tata masyarakat sdil-makmur berdasarkan

6
 Pancasila. Hakekat pengertian itu sesuai dengan pembukaan UUD 1945
alinea kedua dan pasal-pasal 23, 27, 28, 29 , 31 dan 34 UUD 1945.

2.2 Perwujudan Pancasila dalam UUD 1945


Perwujudan P ancasila dalam UUD 1945 b ersifat imperative
(mengikat). Pancasila sebagai dasar negara, sed angkan UUD merupakan
 penjabaran dari isi Pancasila. Penegasan Pancasila sebagai dasar negara,
tercantum dalamTap.MPR No.XVII I / MPR / 1998. Pancasila
mempunyai fungsi dan kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan
 bernegara dan merupakan unsur penentu berlakunya ketertiban hukum di
Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan inti dari Pembukaan
UUD1945, itu terbukti pada alinea k eempat yang menunjukan bahwa
 pancasila merupakan dasar Negara Republik Indonesia yang berkedau latan
rakyat, yang bentuk dan wujudnya tertuang dalam UUD. Pembukaan
maupun pancasila tidak bisa dirubah maupun diganti oleh siapapun, karena
merubah ataupun mengganti berarti membubarkan Proklamasi yang
dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945 karena Pancasila merupakan
fundamental terbentuknya bangsa Indonesia. Pancasila sebagai substansi
esensial dari pada Pembukaan UUD 1945 dan sumber dari segala sumber
hukum republik Indonesia. Hal terpenting yang bagi bangsa Indonesia
adalah mewujudkan cita-citanya sesuai dengan Pancasila, artin ya cara dan
hasilnya tidak boleh bertentangan dengan nilai -nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Sedangkan cita-cita bangsa Indonesia tertuan g didalam
Pembukaan UUD 1945.

BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN

7
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik
Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara
Republik Indonesia. Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan
Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan
kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu pengalamannya harus dimulai dari
setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara yang secara
meluas akan berkembang menjadi pengalaman Pancasila oleh setiap lembaga
kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.

3.2  SARAN
Berdasarkan uraian di atas kiranya kita d apat menyadari bah wa
Pancasila merupakan falsafah negara kita republik I ndonesia, maka kita
harus menjungjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut
dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/28476471/contoh_kasus_hukum_administrasi_negara
_han_dan_analisisnya

https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_administrasi_negara
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/ADPU4332-M1.pdf

Anda mungkin juga menyukai