Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PANCASILA DAN KITAB SUCI

Disusun untuk memenuhi tugas:


Mata Kuliah: Pancasila, Kelas Bahasa Arab 1A
Dosen Pembimbing: PROF. Dr. Lukman Asha, M.Pd.I

OLEH:
PUTRI ANITA SARI
NIM: 23601016

PROGRAM STUDI BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI
(IAIN) CURUP
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
tugas ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti natikan
syafa'atnya di akhirat nanti.

kami mengucapkan syukur kepada Allah swt. Karena berkat rahmat dan
hidayat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan tugas makalah
yang berjudul " PNCASILA DAN KITAB SUCI"

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak PROF. Dr.


Lukman Asha, M.Pd.I selaku dosen pembimbing mata kuliah Pancasila. Semoga
tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
kami. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan tugas makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang konstruktif dari para pembaca agar kami dapat memperbaiki tugas
makalah ini, demi kesempurnaan tugas.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Curup, November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Peran Kitab Suci Dalam Kemerdekaan.................................................3
B. Pancasila dan Kitab Suci Al-Qur’an.....................................................3
C. Pancasila dan Al-Kitab..........................................................................6
D. Pancasila dan Kitab Weda.....................................................................6
E. Pancasila dan Kitab Tripitaka...............................................................7
F. Pancasila dan Kitab Shishu Wujing......................................................9
G. Permasalahan Pancasila dan Kitab Suci................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................11
B. Saran.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Pancasila memiliki lima prinsip
yang mengakomodasi semangat kemanusiaan dan keberagaman Tetapi apa
yang terjadi, pada faktanya Indonesia belum dapat lepas dari permasalahan dan
konflik SARA. Negara ini pada faktanya belum dapat menyatukan dirinya
sebagai sebuah negara besar. Persatuan Indonesia yang telah direkomendasikan
dalam Pancasila belum dilaksanakan, termasuk di dalamnya belum tercermin
sistem Pendidikan nasionalnya.
Penelitian ini berusaha untuk menemukan pemikiran-pemikiran dari
pendiri bangsa, kususnya pemikiran Soekarno tentang Pancasila untuk
memperkaya dalam melengkapi sistem pendidikan agama di Indonesia. Lebih
lanjut, harapan penelitian ini adalah dapat memberikan kontribusi yang nyata
dalam perbaikan sistem pendidikan dan kehidupan sosial yang lebih baik.
Berpancasila hakikatnya beragama yang benar adalah menghayati nilai-
nilai Pancasila sebagai dasar bagi sikap, tindakan, dan hubungan keberagamaan
Ini mengajarkan kita untuk menjalankan agama dengan menghormati
perbedaan, membangun dialog antarumat beragama, dan memprioritaskan
nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.
Pancasila sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”
tentunya telah mengidentifikasi pluralisme agama di Indonesia. Dalam sila
pertama, kita dapat mengetahui bahwa setiap orang berhak memiliki
kepercayaan dan Tuhannya masing-masing dengan menghormati satu sama lain
dan juga mendapatkan perlakuan yang setara.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan peran kitab suci dalam kemerdekaan?
2. Apa yang dimaksud dengan pancasila dan kitab suci al-Qur’an?
3. Apayang dimaksud dngan pancasila dan al-Kitab?
4. Apa yang dimaksud dengan pancasila dan kitab weda?
5. Apa yang dimaksud dengan pancasila dan kitab tripitaka?
6. Apa yang dimaksud dengan pancasila dan kitab shishu wujing?
7. Bagaimana Permasalahan dalam pancasila dan kitab suci?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari peran kitab suci dalam kemerdekaan
2. Untuk mengetahui maksud dari pancasila dan kitab suci al-Qur’an
3. Untuk mengetahui maksud dari pancasila dan al-Kitab
4. Untuk mengetahui maksud dari pancasila dan kitab weda
5. Untuk mengetahui maksud dari pancasila dan witab tripitaka
6. Untuk mengetahui maksud dari pancasila dan kitab shishu wujing
7. Untuk mengetahui bagaimana permasalahan dalam pancasila dan kitab suci

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Kitab Suci Dalam Kemerdekaan


Indonesia memiliki keragaman agama yang dianut oleh masyarakatnya
dan agama yanga diakui oleh Indonesia adalah Islam, Kristen, katholik, Hindu,
Buddha dan Khonghucu. Indonesia juga membebaskan masyarakatnya untuk
memeluk agama pilihannya. Hal ini terkandung pada UUD 1945 pasal 28 E
Ayat 1" Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak Kembali Meski Indonesia memiliki keragaman
agama tersebut tentu masing-masing agama mengajarkan kebaikan baik
hubungan manusiaa dengan Tuhannya maupun hubungan manusia dengan
sesama manusia.
Jika kita telaah ternyata isi kandungan dari Pancasila begitu relevan
dengan ajaran dari kitab suci masing-masing agama,oleh karena itu adanya
pembahasan dalam seluruh kitab agama yang ada di Indonesia dimana setiap
kitab selalu tertera tentang kerukunan umat beragama yang tertera pada
Pancasila pula.
Prinsip Indonesia Merdeka dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Prinsip ketuhanan! Bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi
masing-masing orang Indonesia hendaknya ber-Tuhan, Tuhannya sendiri.
Yang Kristen menyembah tuhan menurut petunjuk Isa al Masih, yang Islam
ber-Tuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad SAW. Orang Budha
menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab yang ada padanya. Tetapi marilah
kita semuanya ber-Tuhan. Hendaknya negara Indonesia ialah negara yang tiap-
tiap orangnya dapat menyembah tuhannya dengan cara yang leluasa.
Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayan, yakni dengan
tiada “egoism agama” Dan hendaknya Negara Indonesia satu Negara yang
bertuhan! Saudara-saudara! “Dasar-dasar Negara telah saya usulkan. Lima

3
bilangannya. Inikah Panca Dharma ? Bukan! Nama Panca Dharma tidak tepat
di sini.Dharma berarti kewajiban, sedangkan kita membicarakan dasar.
Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk
seorang teman kita ahli bahasa namanya ialah pancasila. Sila artinya asas atau
dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal
dan abadi Lima prinsip dasar yang disampaikan Soekanro yang diberi nama
Pancasila tersebut dapat diperas menjadi tiga: sosionasionalisme,
sosiodemocratie, dan ketuhanan atau disebut tri sila.
Selanjutnya dalam sidang pertemuan pertama ini merupakan sebagai
forum untuk menyampaikan pandangan umum secara keseluruhan bagi para
anggota Badan Penyelidik yang memiliki tujuan mencari dasar Negara
Indonesia Merdeka di kemudian hari. Membangun sebuah negara dengan
memiliki dasar negara bukan lah hal yang muda dan ini disadarai oleh orang-
orang ketika itu. sehingga Kondisi dalam persidang BPUPKI tersebut terdapat
perdebatan yang sangat dinamis di antara para peserta yang hadir, yang
menjadi pokok permasalahannya adalah hubungan antara agama dan negara,
sehinga peserta perhalatan nasional itu dapat dikelompokan ke dalam dua
kelompok: kelompok nasionalis sikuler dan nasionalis Islam.
Hubungan antara agama dan negara, para peserta sidang menyadari betul
mau dibawa kemana arah negara baru ini sehingga perdebatan dalam
menentukan arah negara baru ini tidak bisa dihindarkan. Soekarno memiliki
lawan debat, khususnya dalam isu kebangsaan dan keislaman. Di antara lawan
debat Soekarno, yakni Ahmad Hassan, yang merupakan tokoh penting dari
organisasi Persis. Pada sidang BPUPKI diadakan suatu pemungutan suara
untuk melihat suara terbanyak dalam penentuan dasar negara. Dalam
pemungutan suara ini suara yang mendukung dasar negara Islam sebanyak 15
suara, dan sisanya yaitu 45 suara memilih kebangsaan.43 15 suara memang
dikarenakan umat Islam diwakili 15 orang atau 25% dari golongan Islam dan
selebihnya berasal dari agama agama lain.1

1
Laode Moh. Nanang. Perspektif Al-Qur’an Terhadap Nilai-Nilai Pancasila. Vol 2 Nomor 1. Pribadi
Rere. Al-Dhikra: Jurnal Studi Quran dan Hadis. 2020. Hal 75-76.

4
B. Pancasila dan Kitab Suci Al-Qur'an
Al-Qur'an, dalam kitab suci umat islam ini terdapat ayat-ayat yang
menunjukkan bahwa Pancasila relevan dengan Al-Qur'an dalam pengamalan
sila ke -2.
Hal ini terdapat pada QS An Nisaa:135
Artinya: “Maka janganlah kamu mengikuti hawa, hendaklah kamu jadi
manusia yang adil”.
QS. Al-Maidah 5: 8-9
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Sila pertama memiliki dasar dari surah al-Ikhlas ayat pertama dan al-
Baqarah ayat 163 tentang ke-Esaan Tuhan, Sila kedua memiliki dasar dari
surah Al-Shura ayat 15 (supaya berbuat adil antar sesama) dan Al-Nahl ayat 90
(adil dan ihsan); Sila ketiga memiliki dasar dari surah Ali, Imra.Dalam sila
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menurut KH Ahmad, Islam sangat
menjunjung tinggi keadilan dan kemanusiaan. Saling menghargai,
menghormati orang tua, mengajarkan adab, dan kesopanan.
Kemudian Al-Qur’an mengunggkapkan tentang Tuhan melalui nama-
namanya dan nama-namaNya yang paling banyak disebut di dalam Al-Qur’an
ialah lafad jalalah“Allah”, yang diungkap sebanyak 2799 kali dan lafaz Allah
tersebut berasal dari akar kata “ilah”(yang disembah), yang dihilangkan
“hamzah” kemudian diganti dengan “alif” dan “lam” sehingga ditulis “Allah”.
Pada sila pertama dalam Pancasila yakni membahas mengenai Ketuhanan
Yang Maha Esa. Di dalam AlQur’an banyak sekali pernyataan yang
menyatakaan bahwa Allah (Tuhan itu hanyalah satu) dengan mengunakan

5
berbagai bentuk kalimat seperti, wahid, wahidin, wahdahu, dan Ah}ad dan
terdapat pada 28 tempat dalam Al-Qur’an.

C. Pancasila dan Al-kitab


Al-Kitab, yang merupakan kitab suci dari umat agama Kristen dan
Katholik yang juga terdapat pada yang relevan dengan kitab umat Kristen dan
Katholik ini. seperti yang terdapat pada Yayesa 56:1, Beginilah firman
TUHAN: Taatilah hukum dan tegakkanlah keadilan, sebab sebentar lagi akan
datang keselamatan yang dari pada-Ku, dan keadilan-Ku akan dinyatakan.
Ulangan 16:20, Semata-mata keadilan, itulah yang harus kaukejar, supaya
engkau hidup dan memiliki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan,
Allahmu.Nilai-nilai keadilan sosial yang teraplikasikan dalam sendi-sendi
kehidupan berbangsa dan bernegara ini yang harus menjiwai hidup seorang
Kristen sesuai dengan ajaran Alkitab. Jelaslah bahwa seluruh asas Pancasila
bersesuaian dengan Alkitab.2

D. Pancasila dan Kitab Weda


Weda merupakan kitab suci dari agama Hindu sekaligus menjadi kitab
suci tertua di Indonesia ini juga menjadi bukti bahwa setiap isi dari Pancasila
relevan dengan kitab suci yang ada di Indonesia. Dalam kitab weda tertulis
Ayat yang mengajarkan pengamalan Sila ke-2, Yajur Veda XI.6, Berbuatlah
kebaikan kepada orang lain, seperti yang engkau inginkan mereka perbuat bagi
dirimu. Engkau adalah jiwa yang sama berasal dari Brahman Yang Esa.
Perlakukanlah setiap orang sebagai sahabat karibmu. Bhagavad Gt XII.13,
Hendaknya dia tidak membenci segala makhluk, bersahabat penuh kasih
sayang, bebas dari egoisme dan keangkuhan, bersikap sama dalam suka dan
duka, serta bersifat pemaaf.
Sifat-sifat Weda, di antaranya yaitu:

2
Daniel Fajar Panuntun dan Eunike Paramita. Hubungan Pembelajaran Alkitab Terhadap Nilai-
Nilai Hidup Berbangsa Dalam Pemuridan Kontekstual (Kelompok Tumbuh Bersama Kontekstual).
Vol 1 Nomor 2. Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika. 2019. Hal 108.

6
1. Weda memiliki sifat yang tidak berawal karena merupakan sabda suci
Tuhan sebelum proses penciptaan alam.
2. Weda memiliki sifat tiada berakhir karena ajarannya berlaku sepanjang
masa yang artinya tanpa ada masa berakhirnya.
3. Weda memiliki sifat yang universal berlaku untuk setiap manusia dan
tidak untuk satu golongan manusia tertentu, hal ini karena nilai-nilai
Weda yang luhur untuk pedoman manusia untuk mencapai kebahagiaan
lahir dan batin.
4. Weda memiliki sifat apauruseya yang artinya tidak disusun oleh manusia,
melainkan Wahyu Hyang Widhi Wasa yang diterima langsung oleh para
Maharsi.
5. Weda memiliki sifat yang fleksibel artinya mudah mengikuti
perkembangan zaman sesuai dengan waktu, tempat, dan keadaan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Wedalah yang menjadi sumber
ajaran Hindu mengalir dalam kehidupan manusia. Semua ajaran selalu dalam
pengaruh nilai-nilai Weda. Meskipun dalam penampilan dilihat dari luar
nampak berbeda-beda, nilai-nilai Wedalah yang senantiasa menjiwai semua
ajaran Hindu. Weda itu diibaratkan sebagai air yang mengalir dari mata air
terus mengalir ke sungai kehidupan sepanjang masa, melalui wilayah yang
sangat luas dengan segala tradisi yang berbeda-beda, dari suatu zaman ke
zaman lain. Karena panjangnya masa, luasnya wilayah yang dilaluinya, dapat
diibaratkan seperti wadah air boleh berbeda namun begitu, di dalamnya tetap
air yang bening dan bersih. Pesan yang disampaikan merupakan kebenaran
abadi sepanjang masa yang dikenal dengan Sanatana Dharma yang berarti
Weda berlaku di manapun, dan kapanpun juga itulah Weda yang selalu
menjiwai setiap umat manusia yang berhati damai.3

E. Pancasila dan kitab Tripitaka

3
Sukirno Hadi Raharjo. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti. (Jakarta: Pusat perbukuan,
2022). Hal 5-6.

7
Tripitaka, kitab suci agama Buddha yang tentu sudah diketahui
masyarakat bahwa selain agama Hindu yang menjadi agama tertua di
Indonesia, Buddha juga menjadi salah satu agama kuno yang ada di Indonesia.
Mesipun menjadi salah satu agama tertua yang ada di Indonesia tidak
menjadikan Ayat kitab suci Buddhis ini terlupakan pada dasar negara
Indonesia, seperti pada pengamalan Sila ke-2 yang relevansi pada
Dhammapada, Pandita Vagga VI:8, Orang bajik membuang kemelekatan
terhadap segala sesuatu; orang suci tidak membicarakan hal-hal yang berkenan
dengan nafsu keinginan. Dalam menghadapi kebahagiaan ataupun kemalangan,
orang bijaksana tidak menjadi gembira maupun kecewa. Dhammapada,
Buddha Vagga XIV:183, Janganlah berbuat jahat, tambahlah kebajikan,
sucikan pikiran, inilah inti ajaran Buddha.
Tripitaka/Tipitaka terdiri atas beberapa bagian berikut.
1. Vinaya Pitaka
Berisi peraturan disiplin bagi para bhikkhu dan bhikkhuni. Vinaya
Pitaka mencakup perintah Buddha Gotama tentang perilaku dan
pengendalian diri berupa tindakan jasmani maupun ucapan.
2. Sutta Pitaka
Berisi khotbah-khotbah Buddha selama 45 tahun. Sutta Pitaka
merupakan kumpulan semua khotbah Buddha Gotama di berbagai
kesempatan dan kepada orang yang berbeda. Di samping itu, beberapa
khotbah juga disampaikan oleh siswa-siswa utama Beliau, misalnya
Sariputta, Moggalana, Ananda, dan sebagainya. Semua khotbah Buddha
Gotama yang terhimpun dalam Sutta Pitaka dibabarkan sesuai dengan
berbagai kesempatan untuk orang-orang yang berbeda wataknya.
3. Abhidhamma Pitaka
Abhidhamma adalah ajaran yang lebih tinggi atau ajaran khusus dan
unik karena ajarannya yang mendalam dengan menggunakan pendekatan
analitis, keluasan jangkauannya sehingga tercapainya pembebasan.
Abhidhamma Pitaka berisi kumpulan berbagai doktrin Buddha Gotama

8
yang dikelompokkan, disusun, dan diatur secara sistematis serta
menyajikan intisari ajaran Buddha Gotama.4

F. Pancasila dan kitab Shishu Wujing


Shishu Wujing yang merupakan kitab suci dari agama Khonghucu yang
sejarahnya berawal dari Kedatangan komunitas Konfusian pertama kali terjadi
pada masa formasi Kerajaan Majapahit. Mereka datang bersama tentara Tar-
Tar yang dikirim untuk menghukum Kertanegara (Raja Singosari terakhir),
juga memilik Ayat yang relevan dengan pengamalan Sila ke-2, yakni terdapat
pada Lun Gi III: 19 ).Seorang raja memperlakukan mentrinya dengan Li
(kesopanan atau penuh dengan budi pekerti yang baik )seoran mentri mengabdi
kepada raja dengan kesetiaanya. Lun Gi, I:6, Sorang muda dirumah hendaklah
berlaku bakti, di luar (rumah) hendaklah bersikap rendah hati, hati-hati
sehingga dapat dipercaya, menaruh cinta kepada masyarakat, dan berhubungan
erat dengan orang yang berperi cinta kasi.

G. Permasalahan Pancasila dan Kitab Suci


Agama dan Pancasila terdapat perbedaan yang mencolok antara agama
dan Pancasila, dua hal yang sulit untuk dipadukan karena aspek substansialnya
yang berbeda. Agama berperan sebagai panduan keyakinan yang bersumber
dari kitab suci, sementara Pancasila adalah dasar negara yang mengatur
prinsip-prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara, diakui dalam konteks
konstitusional. Pengakuan terhadap keduanya memiliki perbedaan mendasar.
Pengakuan terhadap agama sebagai panduan berasal dari Tuhan, sedangkan
pengakuan terhadap Pancasila sebagai landasan negara berasal dari peraturan
konstitusional yang di bentuk oleh kehendak manusia maka oleh karena itu
Pada Sila ke -2 yang sangat relevan dengan 5 kitab suci tersebut menjadi bukti
yang sangat mengejutkan, penyusun dasar negara mencetuskan 5 dasar negara

4
Mujiyanto Wiryanto.Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti.(Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, 2021). Hal 24-26

9
yang tidak main-main karna seluruh 5 dasar tersebut terdapat ajarannya pada
masing-masing kitab suci 6 agama di Indonesia. Tidak diragukan lagi jika
Pancasila diperuntukkan untuk pedoman negara Indonesia.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Agama memiliki cakupan yang sangat luas, mengatur dan mengajarkan
prinsip-prinsip serta hal-hal penting dalam kehidupan manusia, dari urusan
pribadi hingga tataran bernegara dan berbangsa. Menurut Prof. Dr. Nurcholis
Majid, Pancasila sebagai landasan dan falsafah bangsa Indonesia dapat
diterima oleh umat beragama di Indonesia. Beberapa alasan mendukung hal ini
adalah nilai-nilai Pancasila disetujui oleh semua ajaran agama, serta fungsinya
sebagai titik kesepakatan antar kelompok untuk mencapai persatuan politik
bersama.
Berpancasila hakikatnya beragama yang benar dengan berpedoman pada
kitab suci adalah menghayati nilai-nilai Pancasila sebagai dasar bagi sikap,
tindakan, dan hubungan keberagamaan Ini mengajarkan kita untuk
menjalankan agama dengan menghormati perbedaan, membangun dialog antar
umat beragama, dan memprioritaskan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.
Dalam era globalisasi dan interkoneksi, memahami hakekat berpancasila dalam
beragama adalah langkah penting untuk menjaga harmoni dan kedamaian
dalam masyarakat yang beragama.
B. Saran
Berdasarkan dari makalah yang telah dikerjakan oleh penulis, penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sekalian sangat kami
harapkan sebagai bahan evaluasi kedepannya.Sehingga bisa tercapainya
kesempurnaan dari makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fajar Panuntun, Daniel dan Paramita, Eunike. Hubungan Pembelajaran Alkitab


Terhadap Nilai-Nilai Hidup Berbangsa Dalam Pemuridan Kontekstual
(Kelompok Tumbuh Bersama Kontekstual). Vol 1 Nomor 2. Jurnal
Gamaliel : Teologi Praktika, 2019
Hadi Raharjo, Sukirno. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti. (Jakarta:
Pusat perbukuan, 2022)
Moh. Nanang, Laode. Perspektif Al-Qur’an Terhadap Nilai-Nilai Pancasila. Vol
2 Nomor 1. Pribadi Rere. Al-Dhikra: Jurnal Studi Quran dan Hadis. 2020
Wiryanto, Mujiyanto. Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti.(Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2021)

12
BIODATA MAHASISWA

Nama : PUTRI ANITA SARI


Nim : 23601016
Kelas : Baha Arab 1A
Fakultas : Tarbiyah
Tempat, Tanggal Lahir : Air Duku, 27 Januari 2005
Alamat : Air Duku, Kec. Selupu Rejang, Kabupaten Rejang
Lebong, Provinsi Bengkulu
Agama : Islam
Hobi : Bernyanyi
Nama Ayah : Sandimin
Nama Ibu : Sulastri
Nomor HP : 082374258816
Email : putrianitasari@864gmail.com
Motto Hidup : Cita-cita Itu Digapai Bukan Dibeli

13

Anda mungkin juga menyukai