Anda di halaman 1dari 10

PENGALAMAN SILA PERTAMA PANCASILA YANG DILAKUKAN

OLEH MASYARAKAT
“KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Dosen pegampu:
Ir. Edi Soetrisno, M.Sc

Disusun oleh:
Amanda Husna (E1G023016)
Andrik Purnomo (E1G023001)
Aziz Prastya Aji Saputra (E1G023035)
Cindy Cahya Kirani (E1G023091)
Devin Januar Saputra (E1G023027)
Zazkia Amanda (E1G023007)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS PERTANIAN
2023
KATA PENGANTAR
Dalam rangka memahami dan mengapresiasi nilai-nilai dasar negara dan ideologi
nasional Indonesia, kami dengan hormat menyampaikan makalah ini yang berjudul
"Pengalaman Sila Pertama Pancasila Yang Dilakuakan oleh Masyarakat: Ketuhanan Yang
Maha Esa." Makalah ini merupakan usaha kami untuk menggali pengalaman pribadi kami
dalam menghayati dan mengamalkan salah satu dari lima sila Pancasila, yaitu Sila Pertama,
yang menegaskan pentingnya keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan dalam kehidupan sehari-
hari.
Pancasila sebagai dasar negara adalah panduan moral dan filosofis yang menjadi
landasan bagi tata nilai dan norma dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Melalui
makalah ini, kami ingin berbagi pengalaman kami tentang bagaimana nilai-nilai Sila Pertama
Pancasila tercermin dalam kehidupan masyarakat, baik dalam aspek kebebasan beragama,
kerukunan antaragama, maupun pengalaman dalam upacara keagamaan dan tradisi.
Saya berharap makalah ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang
bagaimana Sila Pertama Pancasila dihayati dan diamalkan oleh masyarakat yang beragam dan
berkebhinekaan. Kami juga berharap bahwa tulisan ini dapat menjadi kontribusi kecil dalam
menjaga dan mempromosikan nilai-nilai Pancasila sebagai pondasi bangsa Indonesia yang
kuat.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan berbagai pihak, dan
saya ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah memberikan masukan,
dorongan, dan saran selama proses penulisan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada keluarga, teman-teman, dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam
perjalanan kami dalam memahami dan mengamalkan Sila Pertama Pancasila.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi untuk semua
pembaca dalam menjalani kehidupan yang penuh toleransi, kerukunan, dan penghargaan
terhadap keberagaman agama dan keyakinan.
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................4

1.3 Tujuan ...............................................................................................................................5

BAB II ........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.........................................................................................................................6

2.1. Bagaimana masyarakat Indonesia mengamalkan Sila Pertama Pancasila dalam praktik
beragama dan kepercayaan sehari-hari ...................................................................................6

2.2. Dampak dari pengamalan Sila Pertama Pancasila terhadap kerukunan antaragama dan
toleransi dalam masyarakat Indonesia. ...................................................................................7

2.3. Pengaruh Sila Pertama Pancasila dalam upacara keagamaan dan tradisi lokal
Masyarakat. ............................................................................................................................ 8

2.4. Pengalaman masyarakat dalam mengamalkan Sila Pertama Pancasila dapat dijadikan
sebagai model dalam memelihara keberagaman agama di Indonesia. ...................................9

BAB III .....................................................................................................................................10

PENUTUP ................................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................10


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia
yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan Negara
Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan
bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, adat istiadat, budaya, serta warna kulit jauh
berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan.
Pancasila sebagai dasar negara memang sudah final. Menggugat Pancasila hanya akan
membawa ketidakpastiaan baru. Bukan tidak mungkin akan timbul chaos (kesalahan) yang
memecah-belah eksistensi negara kesatuan. Sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa, mengandung makna adanya keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang
menciptakan alam semesta beserta isinya. Diantara makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
yang berkaitan dengan sila ini ialah manusia. Sebagai Maha Pencipta, kekuasan Tuhan tidaklah
terbatas, sedangkan selain-Nya adalah terbatas.
Negara Indonesia yang didirikan atas landasan moral luhur, yaitu berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa berkonsekuensi untuk menjamin kepada warga negara dan penduduknya
memeluk dan untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya, seperti pengertiannya
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga, yang antara lain berbunyi : “Atas
berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa”. Dari bunyi kalimat ini membuktikan bahwa negara
Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai KeTuhanan. Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu sebagaimana amanat Pasal 29 Ayat (2) Undang-Undang
Dasar 1945.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana masyarakat Indonesia mengamalkan Sila Pertama Pancasila dalam praktik
beragama dan kepercayaan sehari-hari?
2. Apa dampak dari pengamalan Sila Pertama Pancasila terhadap kerukunan antaragama
dan toleransi dalam masyarakat Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh Sila Pertama Pancasila dalam upacara keagamaan dan tradisi
lokal masyarakat?
4. Bagaimana pengalaman masyarakat dalam mengamalkan Sila Pertama Pancasila dapat
dijadikan sebagai model dalam memelihara keberagaman agama di Indonesia?.
1.3 Tujuan
1. Mengeksplorasi pengalaman masyarakat Indonesia dalam mengamalkan Sila Pertama
Pancasila, khususnya dalam konteks kebebasan beragama, praktik keagamaan sehari-
hari, dan interaksi antarumat beragama.
2. Menganalisis dampak pengamalan Sila Pertama Pancasila terhadap kerukunan
antaragama dan toleransi dalam masyarakat Indonesia.
3. Menginvestigasi pengaruh Sila Pertama dalam upacara keagamaan dan tradisi lokal
yang berakar dalam nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan.
4. Menyoroti peran pemerintah dan lembaga sosial dalam mendukung pengamalan Sila
Pertama Pancasila oleh masyarakat dalam skala nasional dan lokal.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Bagaimana masyarakat Indonesia mengamalkan Sila Pertama Pancasila dalam praktik
beragama dan kepercayaan sehari-hari

Di Indonesia, masyarakat memiliki kebebasan untuk memeluk agama atau keyakinan


mereka sendiri, mencerminkan nilai-nilai Sila Pertama Pancasila. Praktik keagamaan
merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Setiap harinya, ribuan tempat ibadah
seperti masjid, gereja, pura, dan vihara menjadi tempat kegiatan spiritual bagi masyarakat yang
menjalankan ajaran agama mereka. Praktik beribadah seperti salat, misa, pemujaan, dan
meditasi adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Pengamalan Sila Pertama Pancasila tercermin dalam beragam praktik keagamaan
sehari-hari. Setiap bulan Ramadan, umat Muslim di seluruh Indonesia menjalani ibadah puasa
sebagai bentuk penghormatan terhadap ajaran agama mereka. Masyarakat Muslim merasakan
pentingnya ketaqwaan kepada Tuhan dalam hidup mereka dan menjalani praktik ibadah dengan
tekun. Namun, penting untuk diingat bahwa pengamalan Sila Pertama tidak terbatas pada
agama-agama besar seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha. Indonesia juga menjadi rumah
bagi berbagai kepercayaan tradisional dan suku adat yang menjalankan praktik keagamaan
mereka sendiri, seperti upacara adat, persembahan kepada roh leluhur, dan ritual-ritual yang
mencerminkan hubungan mendalam dengan alam.
2.2. Dampak dari pengamalan Sila Pertama Pancasila terhadap kerukunan antaragama dan
toleransi dalam masyarakat Indonesia.

Salah satu aspek yang sangat penting dari pengamalan Sila Pertama adalah kerukunan
antaragama dan toleransi. Di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan hidup berdampingan
dengan damai. Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan untuk merayakan hari raya
keagamaan bersama-sama, terlepas dari agama mereka sendiri. Ini adalah bukti nyata
bagaimana nilai-nilai Sila Pertama Pancasila memengaruhi interaksi sosial dan mendorong
toleransi dalam masyarakat.
Kerukunan antaragama tercermin dalam berbagai bentuk dialog antaragama, pertemuan
antarumat beragama, dan kegiatan sosial bersama yang dilakukan oleh komunitas-komunitas
keagamaan. Ini merupakan bukti konkret tentang bagaimana nilai-nilai Sila Pertama Pancasila
memengaruhi interaksi sosial dan mendorong toleransi dalam masyarakat.
2.3. Pengaruh Sila Pertama Pancasila dalam upacara keagamaan dan tradisi lokal Masyarakat.

1. Upacara Keagamaan yang Kuat: Sila Pertama Pancasila memberikan dasar yang kuat
bagi upacara keagamaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya, upacara keagamaan
di berbagai agama seperti salat, misa, pemujaan, meditasi, dan persembahan,
mencerminkan pentingnya keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan. Sila Pertama ini
memungkinkan masyarakat untuk menjalankan praktik keagamaan mereka dengan
bebas dan tanpa tekanan.
2. Pentingnya Hari Raya Keagamaan: Sila Pertama Pancasila juga memengaruhi
pentingnya perayaan hari raya keagamaan. Misalnya, selama bulan Ramadan, umat
Muslim menjalani ibadah puasa sebagai bentuk penghormatan terhadap ajaran agama
mereka. Ini mencerminkan nilai-nilai Sila Pertama, seperti ketaqwaan dan pengabdian
kepada Tuhan. Di sisi lain, perayaan Natal bagi umat Kristen dan perayaan lainnya juga
mencerminkan pentingnya ketaqwaan kepada Tuhan.
3. Tradisi Upacara Adat: Tradisi lokal dan upacara adat di berbagai daerah Indonesia
seringkali mencerminkan penghormatan terhadap nilai-nilai Sila Pertama. Misalnya, di
Bali, upacara-upacara Hindu seperti persembahan dan upacara melasti menjadi contoh
konkret bagaimana nilai-nilai keimanan kepada Tuhan tercermin dalam tradisi lokal.
Demikian pula, suku-suku adat di berbagai daerah menjalankan upacara-upacara yang
mencerminkan ketaqwaan kepada roh-roh leluhur dan alam.
4. Kerukunan Antaragama dalam Upacara Bersama: Sila Pertama Pancasila juga
memengaruhi upacara bersama dan perayaan hari raya keagamaan. Masyarakat
Indonesia seringkali merayakan hari raya keagamaan bersama-sama, terlepas dari
agama mereka sendiri. Ini mencerminkan nilai-nilai Sila Pertama dalam bentuk
kerukunan antaragama dan toleransi. Perayaan Natal yang dihadiri oleh teman-teman
non-Kristen atau perayaan Idul Fitri yang diikuti oleh teman-teman non-Muslim adalah
contoh nyata dari kerukunan ini.
5. Peran Pemerintah dan Lembaga Sosial: Pemerintah dan lembaga sosial di Indonesia
juga mendukung dan mengatur upacara keagamaan dan tradisi lokal. Mereka
memastikan bahwa nilai-nilai Sila Pertama, termasuk kebebasan beragama, dihormati
dan dijaga. Selain itu, mereka mempromosikan dialog antaragama dan kegiatan sosial
bersama sebagai wujud dari nilai-nilai Sila Pertama dalam masyarakat.
2.4. Pengalaman masyarakat dalam mengamalkan Sila Pertama Pancasila dapat dijadikan
sebagai model dalam memelihara keberagaman agama di Indonesia.

1. Kerukunan Antaragama: Pengalaman masyarakat dalam berinteraksi dan merayakan


perayaan keagamaan bersama-sama, terlepas dari agama mereka sendiri, adalah model
yang baik untuk memelihara kerukunan antaragama. Ini menunjukkan bahwa
keberagaman agama bisa menjadi kekayaan, bukan sumber konflik. Model ini
memperlihatkan bahwa masyarakat Indonesia dapat hidup bersama secara damai dan
saling menghormati perbedaan agama.
2. Toleransi: Pengalaman masyarakat dalam menghormati dan mendukung perbedaan
agama dalam praktik keagamaan sehari-hari mereka adalah model untuk memelihara
toleransi. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia dapat menerima perbedaan
keyakinan dan membiarkan setiap individu menjalankan agamanya dengan bebas.
Model ini mempromosikan sikap toleransi yang sangat penting dalam memelihara
keberagaman agama di Indonesia.
3. Dialog Antaragama: Pengalaman dalam dialog antaragama dan pertemuan antarumat
beragama adalah model yang baik untuk memelihara dialog yang konstruktif dan saling
pengertian. Masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan pengalaman ini sebagai contoh
bagaimana dialog antaragama dapat memecahkan mispersepsi, mengurangi
ketegangan, dan mempromosikan pemahaman antarumat beragama. Ini adalah kunci
untuk menjaga keberagaman agama tanpa konflik.
4. Pendidikan Keberagaman: Model pengalaman masyarakat dalam menjalankan
agama dan keyakinan mereka dengan hormat dapat menjadi dasar untuk pendidikan
keberagaman. Dengan berbagi pengalaman ini, generasi muda dapat belajar tentang
pentingnya keberagaman agama, toleransi, dan kerukunan antaragama. Model ini dapat
membantu menciptakan generasi yang lebih terbuka dan inklusif.
5. Peran Pemerintah: Pemerintah Indonesia dapat menggunakan pengalaman
masyarakat sebagai model dalam mengembangkan kebijakan yang mendukung
keberagaman agama. Pemerintah dapat melibatkan masyarakat dalam pengambilan
keputusan terkait dengan agama dan mempromosikan kebebasan beragama sebagai
nilai yang dijunjung tinggi.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sila Pertama Pancasila, yang menekankan "Ketuhanan Yang Maha Esa," menjadi
landasan kuat bagi praktik keagamaan masyarakat Indonesia. Nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan tercermin dalam praktik ibadah dan perayaan hari raya keagamaan.
Pengalaman masyarakat dalam berinteraksi dengan individu dari berbagai latar belakang
agama mencerminkan pentingnya kerukunan antaragama dan toleransi di Indonesia.
Perayaan bersama hari raya keagamaan dan dialog antaragama adalah bukti nyata dari
kerukunan ini. Upacara keagamaan dan tradisi lokal masyarakat seringkali mencerminkan
penghormatan terhadap nilai-nilai Sila Pertama. Ini menggambarkan pentingnya ketaqwaan
kepada Tuhan dalam budaya Indonesia.
Pengalaman masyarakat dalam mengamalkan Sila Pertama Pancasila dapat dijadikan
model untuk memelihara keberagaman agama di Indonesia. Model ini mencakup kerukunan
antaragama, toleransi, dialog antaragama, dan pendidikan keberagaman.
Pemerintah dan lembaga sosial memiliki peran penting dalam mendukung pengamalan
Sila Pertama Pancasila dan memelihara keberagaman agama. Mereka dapat mempromosikan
nilai-nilai kebebasan beragama dan mendukung dialog antar agama.

Anda mungkin juga menyukai