OLEH MASYARAKAT
“KETUHANAN YANG MAHA ESA”
Dosen pegampu:
Ir. Edi Soetrisno, M.Sc
Disusun oleh:
Amanda Husna (E1G023016)
Andrik Purnomo (E1G023001)
Aziz Prastya Aji Saputra (E1G023035)
Cindy Cahya Kirani (E1G023091)
Devin Januar Saputra (E1G023027)
Zazkia Amanda (E1G023007)
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................6
2.1. Bagaimana masyarakat Indonesia mengamalkan Sila Pertama Pancasila dalam praktik
beragama dan kepercayaan sehari-hari ...................................................................................6
2.2. Dampak dari pengamalan Sila Pertama Pancasila terhadap kerukunan antaragama dan
toleransi dalam masyarakat Indonesia. ...................................................................................7
2.3. Pengaruh Sila Pertama Pancasila dalam upacara keagamaan dan tradisi lokal
Masyarakat. ............................................................................................................................ 8
2.4. Pengalaman masyarakat dalam mengamalkan Sila Pertama Pancasila dapat dijadikan
sebagai model dalam memelihara keberagaman agama di Indonesia. ...................................9
PENUTUP ................................................................................................................................10
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia
yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan Negara
Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan
bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, adat istiadat, budaya, serta warna kulit jauh
berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan.
Pancasila sebagai dasar negara memang sudah final. Menggugat Pancasila hanya akan
membawa ketidakpastiaan baru. Bukan tidak mungkin akan timbul chaos (kesalahan) yang
memecah-belah eksistensi negara kesatuan. Sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa, mengandung makna adanya keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang
menciptakan alam semesta beserta isinya. Diantara makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
yang berkaitan dengan sila ini ialah manusia. Sebagai Maha Pencipta, kekuasan Tuhan tidaklah
terbatas, sedangkan selain-Nya adalah terbatas.
Negara Indonesia yang didirikan atas landasan moral luhur, yaitu berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa berkonsekuensi untuk menjamin kepada warga negara dan penduduknya
memeluk dan untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya, seperti pengertiannya
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga, yang antara lain berbunyi : “Atas
berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa”. Dari bunyi kalimat ini membuktikan bahwa negara
Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai KeTuhanan. Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu sebagaimana amanat Pasal 29 Ayat (2) Undang-Undang
Dasar 1945.
PEMBAHASAN
2.1. Bagaimana masyarakat Indonesia mengamalkan Sila Pertama Pancasila dalam praktik
beragama dan kepercayaan sehari-hari
Salah satu aspek yang sangat penting dari pengamalan Sila Pertama adalah kerukunan
antaragama dan toleransi. Di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan hidup berdampingan
dengan damai. Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan untuk merayakan hari raya
keagamaan bersama-sama, terlepas dari agama mereka sendiri. Ini adalah bukti nyata
bagaimana nilai-nilai Sila Pertama Pancasila memengaruhi interaksi sosial dan mendorong
toleransi dalam masyarakat.
Kerukunan antaragama tercermin dalam berbagai bentuk dialog antaragama, pertemuan
antarumat beragama, dan kegiatan sosial bersama yang dilakukan oleh komunitas-komunitas
keagamaan. Ini merupakan bukti konkret tentang bagaimana nilai-nilai Sila Pertama Pancasila
memengaruhi interaksi sosial dan mendorong toleransi dalam masyarakat.
2.3. Pengaruh Sila Pertama Pancasila dalam upacara keagamaan dan tradisi lokal Masyarakat.
1. Upacara Keagamaan yang Kuat: Sila Pertama Pancasila memberikan dasar yang kuat
bagi upacara keagamaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya, upacara keagamaan
di berbagai agama seperti salat, misa, pemujaan, meditasi, dan persembahan,
mencerminkan pentingnya keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan. Sila Pertama ini
memungkinkan masyarakat untuk menjalankan praktik keagamaan mereka dengan
bebas dan tanpa tekanan.
2. Pentingnya Hari Raya Keagamaan: Sila Pertama Pancasila juga memengaruhi
pentingnya perayaan hari raya keagamaan. Misalnya, selama bulan Ramadan, umat
Muslim menjalani ibadah puasa sebagai bentuk penghormatan terhadap ajaran agama
mereka. Ini mencerminkan nilai-nilai Sila Pertama, seperti ketaqwaan dan pengabdian
kepada Tuhan. Di sisi lain, perayaan Natal bagi umat Kristen dan perayaan lainnya juga
mencerminkan pentingnya ketaqwaan kepada Tuhan.
3. Tradisi Upacara Adat: Tradisi lokal dan upacara adat di berbagai daerah Indonesia
seringkali mencerminkan penghormatan terhadap nilai-nilai Sila Pertama. Misalnya, di
Bali, upacara-upacara Hindu seperti persembahan dan upacara melasti menjadi contoh
konkret bagaimana nilai-nilai keimanan kepada Tuhan tercermin dalam tradisi lokal.
Demikian pula, suku-suku adat di berbagai daerah menjalankan upacara-upacara yang
mencerminkan ketaqwaan kepada roh-roh leluhur dan alam.
4. Kerukunan Antaragama dalam Upacara Bersama: Sila Pertama Pancasila juga
memengaruhi upacara bersama dan perayaan hari raya keagamaan. Masyarakat
Indonesia seringkali merayakan hari raya keagamaan bersama-sama, terlepas dari
agama mereka sendiri. Ini mencerminkan nilai-nilai Sila Pertama dalam bentuk
kerukunan antaragama dan toleransi. Perayaan Natal yang dihadiri oleh teman-teman
non-Kristen atau perayaan Idul Fitri yang diikuti oleh teman-teman non-Muslim adalah
contoh nyata dari kerukunan ini.
5. Peran Pemerintah dan Lembaga Sosial: Pemerintah dan lembaga sosial di Indonesia
juga mendukung dan mengatur upacara keagamaan dan tradisi lokal. Mereka
memastikan bahwa nilai-nilai Sila Pertama, termasuk kebebasan beragama, dihormati
dan dijaga. Selain itu, mereka mempromosikan dialog antaragama dan kegiatan sosial
bersama sebagai wujud dari nilai-nilai Sila Pertama dalam masyarakat.
2.4. Pengalaman masyarakat dalam mengamalkan Sila Pertama Pancasila dapat dijadikan
sebagai model dalam memelihara keberagaman agama di Indonesia.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sila Pertama Pancasila, yang menekankan "Ketuhanan Yang Maha Esa," menjadi
landasan kuat bagi praktik keagamaan masyarakat Indonesia. Nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan tercermin dalam praktik ibadah dan perayaan hari raya keagamaan.
Pengalaman masyarakat dalam berinteraksi dengan individu dari berbagai latar belakang
agama mencerminkan pentingnya kerukunan antaragama dan toleransi di Indonesia.
Perayaan bersama hari raya keagamaan dan dialog antaragama adalah bukti nyata dari
kerukunan ini. Upacara keagamaan dan tradisi lokal masyarakat seringkali mencerminkan
penghormatan terhadap nilai-nilai Sila Pertama. Ini menggambarkan pentingnya ketaqwaan
kepada Tuhan dalam budaya Indonesia.
Pengalaman masyarakat dalam mengamalkan Sila Pertama Pancasila dapat dijadikan
model untuk memelihara keberagaman agama di Indonesia. Model ini mencakup kerukunan
antaragama, toleransi, dialog antaragama, dan pendidikan keberagaman.
Pemerintah dan lembaga sosial memiliki peran penting dalam mendukung pengamalan
Sila Pertama Pancasila dan memelihara keberagaman agama. Mereka dapat mempromosikan
nilai-nilai kebebasan beragama dan mendukung dialog antar agama.