ST 32
1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pendidikan Pancasila, dengan tema
“Implementasi dan Pembinaan Nilai – nilai Pancasila yang dapat Meningkatkan Kualitas
Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara”, serta judul “Implementasi dan
Pembinaan Nilai Keberagamaan (Religiusitas) yang dapat Meningkatkan Kualitas Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara.”
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENGANTAR
1.1 Latar Belakang Judul
Pancasila merupakan pedoman hidup serta landasan bernegara bagi
Bangsa Indonesia. Pancasila lahir sebagai manifestasi dari cita-cita luhur bangsa
Indonesia dalam mewujudkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, serta
bernegara yang merdeka, berdaulat, bersatu, serta adil dan makmur. Namun,
hingga saat ini implementasi Pancasila masih mengalami tantangan demi
tantangan. Salah satu sila yang mengalami tantangan ialah sila pertama yang
berbunyi, “Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Sulit dipungkiri bahwa konflik-konflik yang terjadi dengan atas nama
agama beberapa kali terjadi di Indonesia. Salah satu tragedi yang membekas pada
memori bangsa ini yaitu terjadinya bom bunuh diri di Surabaya, Jawa Timur. Ledakan
terjadi di tiga Gereja dan beberapa hari kemudian ledakan kembali terjadi di area kantor
polisi yang menyebabkan beberapa korban. Perlakuan terorisme sendiri jelas sangat
menyimpang beberapa nilai-nilai pancasila, salah satunya sila pertama yang berbunyi
‘ketuhanan yang maha Esa.’
Melihat tragedi-tragedi bernuansa keagamaan yang terjadi di Indonesia,
kemajemukan yang terdapat di negara ini dapat menimbulkan konflik antarumat beragama
yang dapat mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), meskipun
begitu bukan berarti penerapan sila pertama dari Pancasila secara paripurna menjadi
mustahil. Dengan memahami dan mengamalkan makna yang terkandung pada sila pertama,
konflik yang serupa dengan konflik yang terjadi di Surabaya dapat dihindari.
4
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami makna sila ke-1 Pancasila;
2. Untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi nilai-nilai sila ke-1
Pancasila;
3. Memberikan saran pembinaan implementasi esensi nilai-nilai sila ke-1 Pancasila.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identifikasi Rumusan Makna yang Ada pada Sila Ke-1 Pancasila
Pancasila merupakan prinsip yang diambil dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi nasional berfungsi sebagai titik fokus untuk menyelesaikan
semua bentuk persoalan nasional. Pancasila menjadi landasan bagi setiap sendi dan
komponen kehidupan bangsa Indonesia.
Kelima sila Pancasila memberikan pernyataan yang kuat mengenai nilai-nilai
kebangsaan. Pada gagasan ini, berfokus pada sila pertama yaitu “Ketuhanan Yang Maha
Esa”. Sila ini menyatakan Indonesia sebagai negara ketuhanan. Tidak ada satu agama
tertentu yang mengatur Indonesia. Indonesia adalah simbol pentingnya keberagamaan. Sila
pertama ini menekankan bahwa keberagamaan merupakan nilai nasional.
Nilai dari sila pertama menunjukkan adanya pengakuan terhadap eksistensi Tuhan
Yang Maha Esa, meyakini bahwa Tuhan adalah sebab dari segala aspek kehidupan yang
mengarahkan pada persamaan, keadilan, kasih sayang dan kehidupan yang tentram. Hal ini
serupa dengan pengakuan terhadap Hak Asasi Manusia.
Indonesia memberikan kebebasan bagi setiap warga negara Indonesia untuk memeluk
dan menganut agama sesuai dengan keyakinan masing-masing. Negara tidak mengatur dan
mencampuri ibadah dari setiap agama, tetapi memastikan agar warga negara Indonesia
memeluk agama dan menjalankan peribadatan dengan baik. Sesuai dengan pasal 29 ayat
(2) yang menyatakan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu”.
Kebebasan yang diberikan Indonesia kepada warga negaranya tidak serta merta
memberikan pilihan untuk menjadi atheisme, karena agama yang diakui oleh pemerintah
Indonesia hanya enam, yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha dan
Konghucu. Oleh karena itu, tidak ada tempat bagi atheisme untuk ada dan berkembang di
Indonesia.
Agama merupakan representatif untuk perjuangan teologis berkebangsaan. Tidak bisa
diragukan lagi bahwa agama adalah kekuatan yang paling penting bagi Indonesia. Sebagai
makhluk sosial, manusia secara alamiah harus hidup dalam masyarakat yang memiliki nilai
kompleks, karena di dalamnya terdapat berbagai suku dan agama. Dengan menitikberatkan
pada kerukunan dan toleransi beragama, bangsa Indonesia akan tetap kokoh meskipun
6
dengan banyaknya perbedaan. Sikap toleransi ini sangat penting dalam kehidupan
beragama karena memungkinkan keberlangsungan hubungan antar umat beragama dengan
tetap menjunjung tinggi hak dan kewajiban masing-masing.
Sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” menunjukkan bahwa setiap
warga negara Indonesia harus memiliki agama dan beribadah sesuai dengan iman agama
masing-masing. Warga negara Indonesia diharapkan memahami dan mengerti tentang
makna Tuhan Yang Maha Esa dalam sila pertama ini. Meyakini bahwa Tuhan pasti akan
mengamati perilaku dan sikap kita. Pemahaman yang kuat terhadap makna yang
terkandung dalam sila pertama ini membuat seseorang dapat mengimplementasikan
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pemahaman yang kuat ini didorong oleh beberapa
faktor positif seperti:
1. Memahami arti dan fungsi Pancasila dengan baik dan menjadikan pancasila sebagai
pedoman hidup sehari-hari
2. Lingkungan sekitar yang memberikan dampak positif pada pembentukan jiwa
pancasila yang dipelajari
3. Memiliki sikap hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama
4. Kesadaran yang tinggi mengenai pentingnya memeluk agama
Berbagai sikap dan agama yang menyimpang dari prinsip dan moral Pancasila
harus diberantas oleh bangsa, karena pada kenyataannya masih banyak orang yang
melakukan penyimpangan terhadap sila Ketuhanan Yang Maha Esa, contohnya terorisme,
diskriminatif, munculnya aliran-aliran sesat, dan perusakan tempat-tempat ibadah.
Perbuatan-perbuatan menyimpang tersebut dipengaruhi oleh faktor negatif yang
menyebabkan seseorang tidak dapat mengimplementasikan sila ke-1 Pancasila yaitu:
7
4. Bergabung dengan pergaulan yang salah
5. Tidak mampu menanamkan sikap toleransi dalam diri
Pada sila pertama kita diajarkan untuk mempercayai keberadaan Tuhan dan
mengikuti kepercayaan yang ada. Sebagai seorang mahasiswa juga masyarakat
Indonesia, kita harus menaati sila pertama dengan menjadi pribadi yang taat pada
kepercayaan yang dianut.
Dari banyaknya perilaku yang menyimpang dari sila ke-1 Pancasila, hal ini
menjadi penyebab Indonesia sulit maju dibanding negara lainnya. Perilaku-perilaku
tersebut dapat kita cegah dengan beberapa upaya yang dapat membina implementasi
esensi nilai-nilai yang tercantum pada Pancasila sehingga dapat meningkatkan kualitas
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bentuk upaya yang dapat dilakukan
diantaranya:
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
9
3.2 Saran Pembinaan Implementasi Esensi Nilai-Nilai Pancasila Sila Ke-1
Demikianlah makalah ini yang dapat kami sampaikan, kami berharap kepada
pembaca agar dapat memberikan kritikan maupun masukan yang positif demi
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita
semua.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.actual-insight.com/index.php/decive/article/view/227/166
Siregar, Eddie. 2012. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta:
Sekretariat Jenderal MPR RI
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/JIA/article/view/2369/1708
https://osf.io/srm7e
https://binus.ac.id/character-building/pancasila/tantangan-mengaktualisasikan-
nilai-ketuhanan-dalam-kehidupan-masyarakat-indonesia/
11