Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SILA PERTAMA PANCASILA

“KETUHANAN YANG MAHA ESA”


Dosen Pengampu:

DRA. HJ. YULIA HB DJAHIR, M. M. MPK

DISUSUN OLEH:

1. APRILIA HERAWATI (09031382328133)


2. VANYA DWI NABILA (09031382328119)
3. RAFA NADIRA CATRA (09031282328055)
4. HANNIYAH AURELIA (09031282328086)
5. CHAIRUNNISA DESTI ARZETY (09031282328032)
6. WELI RATRI HOMAUSYAH (09031282328142)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2024
1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas rahmat, karunia serta
kasih sayangnya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai sila pertama dari Pancasila
“Ketuhanan Yang Maha Esa” dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih
kepada Ibu Dra. Hj. Yulia HB Djahir, M. M. selaku dosen mata kuliah Pancasila dan pihak
yang telah mendukung kami pada pembuatan makalah ini.
Malakah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Pancasila yang menjelaskan bahwa arti
serta tujuan dan apa saja yang terkandung dalam sila pertama Pancasila. Setiap sila dalam
Pancasila memiliki makna yang berbeda-beda. Nilai dari sila pancasila ini tentunya berguna
untuk membangun moral dan martabat bangsa. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam
menambah wawasan ilmu pengetahuan untuk para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan.
Kami menerima kritik yang bersifat membangun dari para pembaca guna memperbaiki
kesalahan sebagaimana semestinya.

Palembang, 02 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iii
BAB I.......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.4 Tujuan .......................................................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN......................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Pancasila .................................................................................................... 3
2.2 Sejarah Terbentuknya Sila Pertama ............................................................................. 3
2.3 Arti Sila Pertama Pancasila : “Ketuhanan Yang Maha Esa” ....................................... 5
2.4 Makna Yang Terkandung dalam Sila Pertama ............................................................ 6
2.5 Nilai-nilai yang Terkandung dalam Sila Pertama Pancasila ....................................... 6
2.6 Lambang Sila Pertama ................................................................................................ 8
2.7 Fungsi Sila Pertama ..................................................................................................... 9
2.8 Hubungan Sila Pertama dengan Landasan Pembentukan Karakter dan Identitas
Nasional ................................................................................................................................... 9
2.9 Penerapan Pancasila Sila Pertama Dalam Kehidupan Berbangsa Saat Ini ................ 10
BAB III ..................................................................................................................................... 11
PENUTUP ................................................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 1

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila, sebagai dasar negara Republik Indonesia, merupakan landasan filosofis dan
ideologis yang mengatur kehidupan bermasyarakat. Lima sila dalam Pancasila tidak hanya
menjadi pondasi konstitusi, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai dasar yang menjadi landasan
moral dan etika bangsa Indonesia. Dalam makalah ini, akan dibahas secara khusus mengenai
sila pertama Pancasila, yaitu "Ketuhanan Yang Maha Esa." Pancasila sebagai dasar negara
memang sudah final. Menggugat Pancasila halnya akan membawa ketidakpastiaan baru. Bukan
tidak mungkin akan timbul chaos (kesalahan) yang memecah-belah eksistensi negara kesatuan.
Akhirnya Indonesia akan tercecer menjadi negara-negara kecil yang berbasis agama dan suku.
Untuk menghindarinya maka penerapan hukum-hukum agama (juga hukum-hukum adat)
dalam system sistem hukum negara menjadi penting untuk diterapkan. Pancasila yang
diperjuangkan untuk mengikat agama-agama dan suku-suku itu harus tetap mengakui jati diri
dan ciri khas yang dimiliki setiap agama dan suku. Keberagaman agama dengan identitas
nasional, menciptakan kerangka kerja yang memungkinkan keberagaman tersebut
berdampingan tanpa menimbulkan konflik. Hal ini menjadi dasar bagi pembangunan
masyarakat Indonesia yang berlandaskan persatuan dan kesatuan. Melalui sila pertama
Pancasila, para pendiri bangsa menyadari pentingnya mengakui dan menghargai keberagaman
agama sebagai bagian integral dari identitas nasional. Hal ini menciptakan semangat toleransi
antarumat beragama.
Sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, menandakan pengakuan dan
penghormatan terhadap keberadaan Tuhan sebagai kekuatan tertinggi. Asal-usulnya dapat
ditelusuri dari pengaruh ajaran agama dan filosofi yang dipegang oleh para pendiri bangsa
Indonesia, yang pada saat itu terdiri dari beragam suku, agama, dan budaya. Melalui sila
pertama Pancasila, para pendiri bangsa menyadari pentingnya mengakui dan menghargai
keberagaman agama sebagai bagian integral dari identitas nasional. Hal ini menciptakan
semangat toleransi antarumat beragama. Dengan menggali lebih dalam latar belakang Sila
Pertama Pancasila, kita dapat memahami peran sentralnya dalam membentuk fondasi moral dan
spiritual bagi masyarakat Indonesia. Maka dari itu Identitas Nasional sangatlah penting untuk
dipelajari hingga diterapkan pada kehidupan sehari – hari. Agar Masyarakat di Negara tercinta
ini dapat mengubah dan memperbaiki segala kekeliruan yang terjadi, menjadikan Negara
1
tercinta ini lebih baik lagi dari sebelumnya. Bukanlah orang lain tetapi kita sendiri sebagai
masyarakat yang ada di Negara dan Bangsa ini yang dapat mengubah segala kekeliruan yang
terjadi.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dititik beratkan pada:
1. Kurangnya pemahaman tentang makna dan nilai dari sila pertama Pancasila
2. Tidak mengerti makna dari lambang sila pertama Pancasila
3. Tantangan dalam menjaga toleransi, keberadaan agama dan Identitas Nasional
4. Tidak menyadari bahwa pentingnya nilai moral pada kehidupan sehari-hari dalam sila
pertama Pancasila

1.3 Rumusan Masalah


Dari hasil identifikasi masalah maka peneliti menyimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila?
2. Apa makna dan nilai yang terkandung dalam sila pertama Pancasila?
3. Apa saja fungsi dari sila pertama Pancasila?
4. Bagaimana hubungan antara sila pertama Pancasila dalam kehidupan sehari-hari?
5. Bagaimana cara menerapkan nilai moral yang terkandung dalam sila pertama?

1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang didapat maka tujuan dari makalah ini sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui tentang pengertian Pancasila
2. Untuk mengetahui makna dan nilai yang terkandung dalam sila pertama Pancasila
3. Untuk mengetahui fungsi dari sila pertama Pancasila
4. Untuk mengetahui hubungan antara sila pertama dengan nilai ketuhanan dalam
kehidupan sehari-hari
5. Untuk mengetahui bagaimana penerapan nilai moral yang terkandung dalam sila
pertama

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila


Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia, yang memiliki arti sebagai
pandangan hidup bangsa. Pancasila terdiri dari lima sila yang melibatkan aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sejarah
Pancasila adalah bagian dari sejarah inti negara Indonesia. Sehingga tidak heran bagi sebagian
rakyat Indonesia, Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang harus kita hafalkan dan
mematuhi apa yang diatur di dalamnya. Ada pula sebagian pihak yang sudah hampir tidak
mempedulikan lagi semua aturan-aturan yang dimiliki oleh Pancasila. Namun, di lain pihak
muncul orang-orang yang tidak sepihak atau menolak akan adanya Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara memang sudah final. Menggugat Pancasila hanya akan
membawa ketidakpastian baru. Bukan tidak mungkin akan timbul chaos (kesalahan) yang
memecah-belah eksistensi negara kesatuan. Akhirnya Indonesia a-kan tercecer menjadi negara-
negara kecil yang berbasis agama dan suku. Untuk menghindarinya maka penerapan hukum-
hukum agama (juga hukum-hukum adat) dalam sistem hukum negara menjadi urgen untuk
diterapkan. . Keberagaman agama dengan identitas nasional, menciptakan kerangka kerja yang
memungkinkan keberagaman tersebut berdampingan tanpa menimbulkan konflik. Hal ini
menjadi dasar bagi pembangunan masyarakat Indonesia yang berlandaskan persatuan dan
kesatuan. Melalui sila pertama Pancasila, para pendiri bangsa menyadari pentingnya mengakui
dan menghargai keberagaman agama sebagai bagian integral dari identitas nasional. Hal ini
menciptakan semangat toleransi antarumat beragama.

2.2 Sejarah Terbentuknya Sila Pertama


Kuatnya dimensi ketuhanan di dalam pemikiran the foundings fathers dalam mendirikan
negara berketuhanan tercermin dan ditegaskan setelah disepakatinya rumusan dasar negara
“Ketuhanan Yang Maha Esa” dalam Pembukaan UUD 1945. Rumusan “Ketuhanan Yang Maha
Esa” tersebut, konon merupakan rumusan yang didapat Soekarno saat mengunjungi Syekh
Abbas Abdullan, ulama pejuang di Padang Japang, sekira pada masa-masa transisi dari era

3
Belanda ke Jepang. Ketika Soekarno bertanya perihal apa yang terbaik jika kelak bangsa
Indonesia merdeka? Syekh Abbas menjawab, “Negara yang akan didirikan kelak haruslah
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.” 3 Dan benar, Ketuhanan Yang Maha Esa disepakati
untuk ditempatkan sebagai sila pertama Pancasila. Sebagai sila pertama, Ketuhanan Yang Maha
Esa memberikan nafas sekaligus roh bagi keseluruhan sila-sila Pancasila. Menurut Jimly
Asshiddiqie, sila pertama dan utama tersebut menerangi keempat sila lainnya. Hazairin
menuliskan, dari kelima sila Pancasila, ada satu sila yang mempunyai posisi istimewa,yaitu sila
Ketuhanan Yang Maha Esa. Mengapa? Karena sila tersebut tertelak di luar ciptaan akal-budi
budi manusia. Hanya sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang bukan merupakan hasil kebudayaan
manusia. Sila itu, kata Hazairin, merupakan sesuatu yang abadi, yang kekal, tidak berubah-
ubah, tidak dapat dipengaruhi oleh manusia, dan tidak pula dapat ditundukkan pada kemauan
dan keinginan manusia. Oleh karena itu, sila Ketuhanan Yang Maha Esa dijadikan landasan
yang paling kokoh bagi Negara Republik Indonesia. Ketuhanan yang Maha Esa pada dasarnya
memuat pengakuan ekplisit akan eksistensi Tuhan sebagai Sang Pencipta.
Nilai ketuhanan dalam Pancasila menunjukkan bahwa eksistensi negara, bangsa, dan
manusia Indonesia berelasi dengan Tuhan yang diyakini sebagai sumber segala kebaikan. Ia
merupakan fundamen moral dan berdimensi religius yang menentukan pola dasar bagi seluruh
kehidupan negara. Dalam Pancasila, nilai ketuhanan dibaca dan dimaknai secara hierarkis. Nilai
ketuhanan merupakan nilai tertinggi karena menyangkut nilai yang bersifat mutlak. Seluruh
nilai kebaikan diturunkan dari nilai ini. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila tidak
bertentangan dengan nilai, kaidah dan hukum Tuhan. Berikutnya, dalam bacaan Pancasila juga,
prinsip ketuhanan diwujudkan dalam paham kemanusiaan yang adil dan beradab sebagai watak
kebangsaan Indonesia. Dalam pandangan Jimly, dorongan keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa menentukan kualitas dan derajat kemanusiaan seseorang di antara
sesama manusia sehingga perikehidupan bermasyarakat dan bernegara dapat tumbuh sehat
dalam struktur kehidupan yang adil sehingga kualitas peradaban bangsa dapat berkembang
secara terhormat di antara bangsa-bangsa.
Nilai-nilai ketuhanan yang dikehendaki Pancasila, meminjam ungkapan Bung Karno,
merupakan nilai-nilai Ketuhanan yang berkebudayaan dan berkeadaban. Artinya, nilai-nilai etis
ketuhanan yang digali dari nilai profetis agama-agama dan kepercayaan bangsa yang bersifat
membebaskan, memuliakan keadilan dan persaudaraan, ketuhanan lapang, dan toleran yang
memberi semangat kegotong-royongan dalam etika sosial dalam kehidupan berbangsa
bernegara. Sejalan dengan itu, Bung Hatta mengungkapkan, Sila 4 Ketuhanan menjadi dasar
yang memimpin ke jalan kebenaran, keadilan, kebaikan, kejujuran, dan persaudaraan. Sila
Ketuhanan mengajak bangsa Indonesia untuk mengembangkan etika sosial dalam kehidupan
4
publik-politik dengan memupuk rasa kemanusiaan dan persatuan, mengembangkan
permusyawaratan dan keadilan sosial.

2.3 Arti Sila Pertama Pancasila : “Ketuhanan Yang Maha Esa”


Pancasila sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa berarti bahwa negara
mengakui adanya Tuhan. Tuhan merupakan pencipta seluruh alam semesta ini. Yang Maha Esa
berarti Maha Tunggal, tiada sekutu bagi-Nya, Esa dalam zat-Nya, dalam sifat-Nya maupun
dalam perbuatan-Nya. Tuhan sendirilah yang Maha Mengetahui, dan tiada yang sanggup
menandingi keagungan-Nya. Tidak ada yang bisa mengatur-Nya karena Tuhan mengatur segala
aturan. Tuhan tidak diciptakan oleh makhluk lain melainkan Tuhan yang menciptakan
segalanya. Bahagia, tertawa, sedih, tangis, duka, dan gembira juga Tuhan yang
menentukan.Dengan demikian Ketuhanan Yang Maha Esa Tunggal, yang menciptakan alam
semesta beserta isinya. Dan diantara makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berkaitan
dengan sila ini ialah manusia. Sebagai Maha Pencipta, kekuaaan Tuhan tidaklah terbatas,
sedangkan selain-Nya adalah terbatas.
Dalam pemahaman di sejarahnya, Ketuhanan yang Maha Esa bukan merupakan prinsip
yang memasuki ruang akidah umat beragama, melainkan suatu prinsip hidup bersama dalam
suatu negara di tengah masyarakat dengan keragaman agama dan keyakinan. The founding
fathers tidak memaknai sila Ketuhanan dalam makna yang terlalu teologis dan filosofis. Ia tidak
ditampilkan sebagai konsep Ilahiah menurut klaim agama dan filsafat tertentu. Ketuhanan
dimaknai dalam konteks kehidupan praksis, suatu kehidupan yang dicirikan dengan bagaimana
nilai-nilai ketuhanan itu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti bersikap adil
terhadap sesama, berkata dan bertindak jujur, dan menyambung silaturrahmi, sehingga
perpecahan antar sesama dapat dihindari. Dari nilainilai demikian itulah, negara memperoleh
fundamennya.
Jika diibaratkan Pancasila ialah sebatang pohon, sila pertama merupakan akarnya, sila
kedua adalah batang, sila ketiga adalah buah, sila empat adalah buah yang telah diolah dalam
permusyawaratan perwakilan sehingga menjadi pemerintahan. Tujuan bangsa terdapat di sila
ke lima Pancasila: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Esensi utama nilai-nilai
Pancasila terletak pada nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Tanpa nilai itu, semua tidak memiliki
arti apapun. Pemahaman terhadap keempat nilai lain yang terdapat dalam Sila kedua hingga
keempat Pancasila tidak dapat dipisahkan dari pemahaman terhadap nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa. Nilai Ketuhanan yang terdapat dalam sila pertama ini menjadi perekat nilai-nilai
yang terkandung dalam sila-sila berikutnya, atau ia meliputi dan menjiwai sila-sila berikutnya.
Dari sini jelas, dalam konteks Pancasila dan nilai ketuhanan, dapat dikatakan bahwa segala
5
sesuatu bersandar pada aspek ketuhanan. Inilah yang disebut oleh Yudi Latief sebagai
perspektif iluminasi. Maksudnya, masyarakat Indonesia berpandangan bahwa segala sesuatu di
jagad raya ini saling berpasangan dan saling tergantung yang merupakan pancaran dari satu
kekuatan yang tunggal, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Nilai-nilai ketuhanan yang dijadikan
dasar atau jiwa penyelenggaraan negara tidak hanya berasal dari agama atau kepercayaan
tertentu, melainkan berdasarkan prinsip-prinsip ajaran agama dan kepercayaan yang sifatnya
universal. Semua agama dan kepercayaan di Indonesia sudah barang tentu mengajarkan nilai-
nilai kebaikan.

2.4 Makna Yang Terkandung dalam Sila Pertama

Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna adanya keyakinan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa Tunggal, yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Dan diantara makhluk
ciptakan Tuhan Yang Maha Esa yang berkaitan dengan sila ini ialah manusia. Sebagai Maha
Pencipta, kekuasaan Tuhan tidaklah terbatas, sedangkan selainNya adalah terbatas. Dalam
memahami dan mengamalkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa tak dapat dikotak – kotakkan
dengan keempat sila lainnya karena Hakikat manusia sebagai mahluk Tuhan yang Maha Esa
(sebagai sebab) (hakikat sila I dan II) yang membentuk persatuan mendirikan negara dan
persatuan manusia dalam suatu wilayah disebut rakyat (hakikat sila III dan IV) dan yang ingin
mewujudkan suatu tujuan bersama yaitu keadilan dalam suatu persekutuan hidup masyarakat
negara (keadilansosial)(hakikatsilaV). Negara Indonesia didirikan atas landasan moral luhur,
yaitu berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang sebagai konsekuensinya, maka negara
menjamin kepada warga negara dan penduduknya untuk memeluk dan untuk beribadah sesuai
dengan kepercayaan masing masing.

2.5 Nilai-nilai yang Terkandung dalam Sila Pertama Pancasila

6
Nilai-nilai dasar Pancasila adalah asas-asas yang diterima warga negara sebagai dalil
yang mutlak serta sebagai kebenaran yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari
Pancasila di antaranya Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan
Keadilan.Perwujudan atau pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
dapat dilaksanakan di seluruh sendi kehidupan, dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat,
hingga berbangsa dan bernegara. Pancasila sendiri dirumuskan dari nilai-nilai bangsa Indonesia
yang luhur. Pengamalan butir-butir Pancasila yang mengandung nilai-nilai kebaikan itu
hendaknya juga diterapkan di semua sektor kehidupan, dari bidang politik, hukum, ekonomi,
sosial, budaya, dan lainnya. Nilai tersebut sekaligus terkandung juga dalam sila pertama
pancasila.
Ketetapan MPR No.I/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancasila menjabarkan kelima
asas dalam Pancasila menjadi 45 butir pengalaman sebagai pedoman praktis bagi
pelaksanaanPancasila. Ketetapan ini kemudian dicabut dengan Tap MPR No.I/MPR/2013.
• Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuaidengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agamadengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
• Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaanterhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
• Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yangmenyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
• Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuaidengan agama dan kepercayaannya masing-masingf Tidak memaksakan suatu
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esakepada orang lain.

Dari nilai-nilai yang telah disebutkan di atas, telah di sebutkan bahwa dalam kehidupan
beragam itu tidak diperbolehkan adanya suatu paksaan. Setelah ketetapan ini dicabut, tidak
pernah dipublikasikan kajian mengenai apakah butir-butir ini benar-benar diamalkan dalam
keseharian masyarakat Indonesia.
Adapun nilai-nilai yang hanya terkandung dalam sila pertama dalam pancasila sebagai
berikut.
• Mengakui adanya Tuhan sebagai puncak keberadaan, dan menghormati berbagai bentuk
kepercayaan agama.
7
• Menanamkan nilai-nilai toleransi terhadap keyakinan beragama lain serta menerapkan
prinsip keadilan dalam interaksi sehari-hari.
• Melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agama masing-masing untuk memperkuat
hubungan spiritual.
• Menghargai dan belajar tentang keyakinan agama dan budaya lain, untuk membangun
pemahaman yang lebih baik lagi.
• Menerapkan nilai-nilai moral dan etika dalam tindakan sehari-hari, sebagai bentuk
penghormatan pada Tuhan.

Manusia selain merupakan makhluk ciptaan Tuhan juga merupakan makhluk sosial,
yang berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia lainnya. Setiap manusia
perlu bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya. Bangsa Indonesia yang beraneka
agama, menjalankan ibadahnya masing-masing dimana pemeluk melaksanakan ajaran agama
sesuai dengan norma agamanya. Agar tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang
berbeda, maka hendaknya dikembangkan sikaptoleransi beragama, yaitu sikap hormat
menghormati sesama pemeluk agama yang berbeda,sikap menghormati kebebasan
menjalanakan ibadah sesuai ajaran agama masing-masing.

2.6 Lambang Sila Pertama

Sila pertama Pancasila berbunyi, "Ketuhanan yang Maha Esa". Sila pertama
tersebut dilambangkan dengan bintang berwarna emas yang memiliki lima sudut.
Lambang bintang ini berada di tengah-tengah perisai burung Garuda. Adapun makna
simbol bintang pada Pancasila adalah sebuah cahaya yang dipancarkan oleh Tuhan
kepada setiap manusia. Selain itu, lambang bintang juga diartikan sebagai sebuah
cahaya untuk menerangi dasar negara atau sila-sila lainnya pada Pancasila. Bintang
dengan lima sudut juga melambangkan jumlah agama atau kepercayaan yang diakui di
Indonesia, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Kemudian, warna dasar

8
pada simbol bintang, yakni warna hitam menunjukkan warna alam dan bermakna
Indonesia berada di bawah lindungan dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
2.7 Fungsi Sila Pertama

Fungsi Pancasila dalam sila pertama adalah memberi pandangan bahwa sebagai warga
negara terdapat nilai untuk mempercayai dan bertakwa kepada Tuhan sesuai agama dan
kepercayaan masing-masing.
Fungsi diatas juga menyampaikan pengertian bahwa antarumat beragama di Indonesia
haruslah saling menghormati supaya tercipta kerukunan dan kedamaian antar warga negara.

2.8 Hubungan Sila Pertama dengan Landasan Pembentukan Karakter dan


Identitas Nasional

Karakter yang dimiliki setiap individu yang terdapat pada nilai dari setiap butir
sila-sila Pancasila yang terdiri dari dua sumber yaitu karakter yang bersumber dari hati nurani
dan dari pola pikir manusia. Karakter yang bersumber dari hati nurani antara lain yaitu jujur,
beriman dan bertaqwa, adil, tertib, amanah, taat peraturan, bertanggung jawab, berempati,
berani mengambil resiko dan berjiwa nasionalisme. Sedangkan untuk karakter yang
bersumber dari olah pikir manusia antara lain yaitu cerdas, inovativ, rasa ingin tahu nya
tinggi, dan peka terhadap lingkungan sekitar.
Penguatan nilai-nilai religius sangatlah urgen untuk ditanamkan di pendidikan.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memberikan pengenalan dan bimbingan terkait
nilai agama dan moral, pengembangan nilai agama dan moral dalam pendidikan menjadi sangat
penting dan diharapkan dapat berperan dalam membentuk karakter bangsa yang bermoral dan
bermartabat (Inawati, 2017). Saat ini akhlak atau moral anak terutama generasi era
millennial mengalami kemerosotan yang sangat signifikan, bahkan anak-anak sekarang
mengalami krisis moral seperti kurangnya sopan santun, berpenampilan yang bahkan seperti
diatas usiannya atau dapat dikatakan berpenampilan kurang sopan, dan perilaku-perilaku lain
yang mungkin anak tiru lewat pengaruh teknologi yakni gadget (Setiawati, 2006).
Sebagai seorang pendidik harus memperhatikan perilaku anak setiap saat agar dapat
menjadi sebuauh acuan untuk perkembangan apa saja yang telah dilewati. Mendidik
dengan memberikan perhatian berarti senantiasa memperhatikan dan selalu mengikuti
perkembangan anak pada perilaku sehari-harinya (Ainiyah, 2013). Sehingga apabila guru
sudah mempunyai data evaluasi perkembangan anak setiap harinya ia dapat mengetahui
tercapai sesuatu atau tidaknya pembelajaran yang diharapkan. Dirumah anak akan lebih paham
bagaimana ia bersikap kepada orang tua, begitupula sikap ia saat di sekolah seperti tertanamnya

9
perilaku sopan santun dan lebih menghormati orang tua, begitupun sikap ia saat disekolah
seperti tertanamnya sikap disiplin untuk datang tepat waktu dan bertanggung jawab atas apa
yang ditugaskan guru. Jadi nilai religius di kehidupan sehari-hari sangat berpengaruh
bagi karakter anak, melalui perilaku-perilaku yang diajarkan dalam nilai-nilai tersebut dapat
terbentuknya karakter anak yang baik sesuai yang orang tua dan guru harapkan.

2.9 Penerapan Pancasila Sila Pertama Dalam Kehidupan Berbangsa Saat Ini

Dalam kehidupan, pancasila tentu sangatlah penting untuk diamalkan baik oleh
masyarakat, jika kita tidak mengamalkan serta menerapkan nilai dan makna pancasila, maka
kedepannya nilai pancasila akan semakin luntur dan mungkin pancasila akan menjadi sesuatu
yang tidak penting dalam ruang lingkup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. zaman saat
ini Pancasila digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai landasan dalam berkehidupan
berbangsa dan bernegara. Masyarakat Indonesia sadar bahwa Pancasila itu sangat penting.
Mereka mengimplementasikan Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari.
Penerapan sila pertama yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, dalam kehidupan sekarang
adalah setiap masyarakat Indonesia dijamin kebebasan dalam menjalani kepercayaannya
masing-masing. Masyarakat kini dapat menjalani kepercayannya dengan tenang tanpa
gangguan intoleransi. Di sila ini, masyarakat juga diminta agar tidak menistakan agama lain
dan harus menjunjung tinggi kerukunan umat beragama antara satu dengan yang lain.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila, sebagai dasar negara Republik Indonesia, merupakan landasan filosofis dan
ideologis yang mengatur kehidupan bermasyarakat. Lima sila dalam Pancasila tidak hanya
menjadi pondasi konstitusi, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai dasar yang menjadi landasan
moral dan etika bangsa Indonesia. Dalam sila pertama”Ketuhanan Yang Maha Esa”
mengandung makna adanya keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Tunggal, yang
menciptakan alam semesta beserta isinya. Dan diantara makhluk ciptakan Tuhan Yang Maha
Esa yang berkaitan dengan sila ini ialah manusia. Sebagai Maha Pencipta, kekuasaan Tuhan
tidaklah terbatas, sedangkan selainNya adalah terbatas.
Adapun nilai-nilai yang hanya terkandung dalam sila pertama dalam pancasila sebagai
berikut.
• Mengakui adanya Tuhan sebagai puncak keberadaan, dan menghormati berbagai bentuk
kepercayaan agama.
• Menanamkan nilai-nilai toleransi terhadap keyakinan beragama lain serta menerapkan
prinsip keadilan dalam interaksi sehari-hari.
• Melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agama masing-masing untuk memperkuat
hubungan spiritual.
• Menghargai dan belajar tentang keyakinan agama dan budaya lain, untuk membangun
pemahaman yang lebih baik lagi.
• Menerapkan nilai-nilai moral dan etika dalam tindakan sehari-hari, sebagai bentuk
penghormatan pada Tuhan.

Agar tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka hendaknya
dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu sikap hormat menghormati sesama pemeluk
agama yang berbeda,sikap menghormati kebebasan menjalanakan ibadah sesuai ajaran agama
masing-masing.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, R. (2021, Oktober 12). Makalah Sila Pertama Pancasila Ketuhanan. Diambil kembali
dari id.scribd.com: https://www.scribd.com/document/544978070/Makalah-Sila-
Pertama-Pancasila-Ketuhanan

Dimatra, A. F. (2020, Juni 13). Makalah Pendidikan Pancasila "Nilai-Nilai Pancasila".


Diambil kembali dari staff.universitaspahlawan.ac.id:
https://staff.universitaspahlawan.ac.id/upload/pengabdian/125-pengabdian.pdf

Makalah Sila ke-1. (2020, Desember 12). Diambil kembali dari coursehero.com:
https://www.coursehero.com/file/75989397/Makalah-Sila-ke-1doc/

Makna Simbol Bintang pada Pancasila. (2023, Maret 10). Diambil kembali dari kompas.com:
https://www.kompas.com/stori/read/2023/03/10/130000979/makna-simbol-bintang-
pada-pancasila

Makna Lambang Pancasila, Lengkap dengan Contoh Penerapan Sila 1 hingga 5 dalam
Kehidupan Sehari-hari. (2020, Desember 15). Diambil kembali dari tribunnews.com:
https://www.tribunnews.com/pendidikan/2020/12/15/makna-lambang-pancasila-
lengkap-dengan-contoh-penerapan-sila-1-hingga-5-dalam-kehidupan-sehari-hari

Hidayat, A. (t.thn.). Diambil kembali dari mkri.id:


https://www.mkri.id/public/content/infoumum/artikel/pdf/artikel_14_02_arief_hidayat
.pdf

Ristantomo, R. (2022, Agustus 19). Pembentukkan Karakter Berdasarkan Pancasila di Sila


Ketuhanan Yang Maha Esa. Diambil kembali dari journal.actual-insight.com:
https://journal.actual-insight.com/index.php/paidea/article/view/1106/1382

Aisyah, N. (2022, Juli 19). Makna Pancasila sebagai Pandangan Hidup dalam Sila 1 sampai
5. Diambil kembali dari detik.com: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
6187117/makna-pancasila-sebagai-pandangan-hidup-dalam-sila-1-sampai-5-pelajari-
yuk#:~:text=Fungsi%20Pancasila%20dalam%20sila%20pertama,agama%20dan%20k
epercayaan%20masing%2Dmasing.

iv

Anda mungkin juga menyukai