Local Genius
Dalam perspektif arkeologi, khazanah tradisi dan budaya lokal kerap diistilahkan
sebagai local genius (Koentjaraningrat, dalam Ayatrohaedi, 1986: 80). Konsep local genius
pertama kali dikemukakan oleh arkeolog H.G. quaritch Wales dalam tulisannya berjudul
“The Making of Greater India: A Study in South-East Asia Culture Change.
Menurut Wales (dalam Poespowardojo, 1986: 30) Local genius adalah, “the sum of
the cultural characteristic which the vast majority of a people have in common as a result of
their experience in early life”. (Local genius adalah keseluruhan ciri-ciri kebudayaan yang
dimiliki bersama oleh suatu masyarakat sebagai hasil dari pengalaman mereka di masa lalu).
Local genius merupakan manifestasi dari kepribadian masyarakat, tercermin dalam orientasi
yang menunjukkan pandangan hidup dan norma lain.
Kedudukan local genius sentral, karena merupakan kekuatan yang mampu bertahan
terhadap unsur-unsur yang datang dari luar. Local genius juga mampu berkembang untuk
masa-masa mendatang. Hilangnya local genius berarti memudarnya juga kepribadian suatu
masyrakat. Karena itu penting sekali adanya usaha pemupukan dan pengembangan local
genius.
Meskipun demikian hubungan suatu masyarakat dengan masyarakat lain (bangsa lain)
akan membuka terjadinya proses akulturasi, yaitu masing-masing masyarakat yang berbeda
saling memberi dan menerima pengaruh. Tidak jarang juga proses akulturasi tersebut
mendatangkan dominasi kebudayaan asing, yang mengancam hilangnya local genius.