Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU.

C G1P0A0 DENGAN ANEMIA RINGAN


DI DI RSU SULTAN ISKANDAR MUDA NAGAN RAYA

Disusun oleh :

Hj. Julia Qadarsih, Amd. Keb

Dosen Pembimbing : Nanda Norisa, STr. Keb. M. keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
JURUSAN KBIDANAN PRODI D-IV
MEULABOH

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat
iman dan kesehatan sehingga penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas laporan
Kelompok tentang “Asuhan Kebidanan pada Ibu. C G1P0A0 dengan ANEMIA RINGAN di
RSU Sultan Iskandar Muda Nagan Raya, tahun 2021”
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita hantarkan untuk junjungan Nabi kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni Syariah agama islam yang sempurna dan
merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta. Sekaligus pula kami
menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk ibu Vinna Windasari Daeli,
SST sebagai preseptor di lahan dan kepada ibu Nanda Norisa, STr. Keb. M. keb sebagai dosen
pembimbing di lahan. Penulis berharap agar laporan ini berguna serta bermanfaat dalam
meningkatkan pengetahuan. Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, penulis
yakin masih banyak lagi kekurangan dalam laporan ini, Oleh kasrena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini
untuk lebih baik lagi. Demikian dan apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini penulis
mohon maaf .

Meulaboh, 01 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................................1
B. TUJUAN............................................................................................................................................3
C. MANFAAT........................................................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................................................5
A. KONSEP DASAR KEHAMILAN............................................................................................................5
B. ANEMIA...........................................................................................................................................8
BAB III........................................................................................................................................................19
TINJAUAN KASUS.......................................................................................................................................19
A. PENGKAJIAN..................................................................................................................................19
B. PEMBAHASAN................................................................................................................................20
BAB IV........................................................................................................................................................22
PENUTUP...................................................................................................................................................22
A. Kesimpulan....................................................................................................................................22
B. Saran..............................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa kehamilan adalah peristiwa yang sangat dinanti dan diharapkan oleh

pasangan suami dan istri. Biasanya kehamilan berjalan dengan normal dan melahirkan

bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir. Namun tidak semua hasil dari sebuah

kehamilan dan persalinan akan membuat bahagia seorang suami, ibu dan bayi lahir sehat,

tetapi ibu hamil bisa menghadapi kegawatan dengan derajat ringan sampai berat yang

dapat memberikan bahaya terjadinya ketidaknyamanan, ketidakpuasan, kesakitan,

kecacatan bahkan kematian bagi ibu hamil, risiko tinggi, maupun rendah yang mengalami

komplikasi dalam persalinan (Saifuddin, 2012).

Anemia atau sering disebut dengan istilah kurang darah merupakan suatu kondisi

dengan jumlah sel drah merah berkurang dan mengakibatkan oxygen-carryng capacity

tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Kebutuhan fisiologis tubuh

bervariasi dan setiap orang berbeda tergantung usia, jenis kelamin, ketinggian tempat

tinggal diatas permukaan laut, merokok, dan tahap kehamilan. Diperkirakan wanita yang

tinggal dinegara industri mengalami anemia, sedangkan dinegara berkembang jumlahnya

meningkat higga 56% dan merupakan factor yang menyebabkan timbulnya masalah

kesehatan pada wanita serta kematian selama kehamilan dan persalinan.

Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11

gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 gr% pada trimester 2. Nilai batas tersebut

1
dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi hemodilusi, terutama

padatrimester 2 (Prawiroharjo, 2010).

Masalah yang sedang dihadapi oleh pemerintah Indonesia salah satunya adalah

tingginya angka ibu hamil yang menderita anemia (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Menurut WHO (2011) prevalensi anemia kehamilan secara global mencapai angka 38,8%

atau sekitar 32 juta wanita hamil mengalami anemia, sementara itu prevalensi anemia

selama kehamilan di Asia Tenggara mencapai 48,2%, prevalensi anemia di Indonesia

pada tahun 2013 sampai tahun 2018 mengalami peningkatan. Prevalensi anemia

kehamilan di Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebesar 37,1% dan meningkat menjadi

48,9% pada tahun 2018 (Kementerian Kesehatan RI, 2018).

Menurut WHO (2015) prevalensi anemia di Indonesia sebesar 23%, Berdasarkan

RISKesdas (2013) terdapat 37,1% ibu hamil anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar HB

kurang dari 11,0 gram/dl. Salah satu faktor anemia pada ibu hamil adalah kurangnya

asupan zat besi yang dikonsumsi ibu setiap hari.Oleh krena itu tablet Fe perlu diberikan

kepada ibu hamil sebagai salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi anemia

akibat kekurangan zat besi, pemberian tablet Fe dianggap cara yang efisien untuk

mencegah anemia pada ibu hamil di Indonesia ( Kemenkes RI, 2014).

Menurut World Health Organization (WHO) kebutuhan zat besi yang besar (1000

mg) selama hamil tidak cukup apabila didapatkan dari makanan saja, sehingga harus

dibantu dengan suplemen tablet besi ( Kemenkes RI, 2014).

Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia besi dilakukan melalui pemberian

suplemen zat besi ini diprioritaskan pada ibu hamil.Oleh karena itu untuk mencegah

2
anemia gizi pada ibu hamil dilakukan pemberiansuplemen zat besi dengan dosis

pemberian sehari sebanyak 1 tablet (60 mg) elemental iron 0,25 g asam folat) berturut

turut minimal selama 90 hari selama masa kehamilan.(badan Penelitian dan

pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2013).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia yang di

dokumentasikan dalam bentuk SOAP

2. Tujuan Khusus

a. Untuk dapat melakukan pengkajian data subjektif pada ibu dengan anemia ringan

b. Untuk dapat melakukan pengkajian data objektif pada ibu hamil dengan anemia

ringan

c. Untuk dapat melakukan Analisa data pada ibu hamil dengan anemia ringan

d. Untuk dapat melakukan penatalaksanaan pada ibu hamil dengan anemia ringan

C. MANFAAT

1. Bagi penulis

Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh langsung dilahan praktek dan dengan

ilmu yang diperoleh dapat memberikan Asuhan Kebidanan yang tepat dan sesuai pada ibu

hamil dengan anemia ringan untuk mengatasi risiko buruk pada masa kehamilan, pada

janin, dan pada persalinan nantinya. Sehingga mendukung program Pemerintah dalam

menurunkan AKI dan AKB

3
2. Bagi Institusi Kesehatan

Dapat memberikan gambaran tentang kejadian ibu hamil dengan anemia ringan

dan dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan

dalam memberikan asuhan pada ibu hamil guna mencegah anemia rinagn dan

mengurangi risiko pada saat kehamilan, pada janin, dan pada saat persalinan.

3. Bagi Pendidikan

Menambah referensi yang dapat menunjang dalam kegiatan belajar mengajar

terkait Asuhan Kebidanan pada ibu hami dengan anemia ringan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan

1. Pengertian

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan adalah

hasil dari penyatuan spermatozoa dengan ovum (fertilisasi) yang dilanjutkan

dengan proses nidasi atau implantasi (George Adriaansz, 2009).

Kehamilan merupakan rentan waktu dari saat fertilisasi hingga

kelahiran janin yang berlangsung sekitar 38 hingga 40 minggu (Pujiyanto,

2012).

2. Etiologi kehamilan

Proses kehamilan dimulai sejak bersatunya sel telur (ovum) dan

sperma yang biasanya disebut dengan konsepsi. Proses kehamilan (gestasi)

biasanya berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari yang dihitung dari hari

pertama menstruasi akhir (Kamariyah et al., 2014).

Kehamilan dimulai sejak peleburan dari sel sperna dan sel telur

(fertilisasi), dari persatuan itu terbentuklah zigot. Zigot itu akanberimplantasi

di uterus, dan akan terjadi pembelahanpembelahan, menjadi morula, blastula

setelah itu akan membentuk embrio.

5
Embrio pada minggu ke-4 hingga ke-8 akan mengalami pertambahan

ukuran yang akan membentuk jaringan, organ, dan system organ. Peristiwa ini

biasanya disebut dengan organogenesis.Embrio terdapat tiga pelindung yang

terdiri darikorion, kantong kuning telur dan amnion.

Korion sangat berpengaruh penting dalam pembentukan plasenta (ari-

ari atau tembuni) dan juga menghasilkan hormone HCG. Kantong kuning

telur ini adalah penyedia nutrisi, dan amnion (air ketuban) berfungsi untuk

melindungi janin dari tekanan, getaran, ataupun benturan.

Pada minggu ke-8, saat semua organ mulai terbentuk, pada saat itu

embrio disebut dengan janin (fetus). Fetus akan berkembang hingga 38

minggu sampai 40 minggu (Pujiyanto, 2012).

Seseorang dikatakan hamil apabila mengalami perubahan

berikut :

1) Mengalami perubahan hormonal

a) HCG (Human Chorionic Gonadotropin)

Hormon ini dapat dideteksi sekitar 26 hari setelah konsepsi dan

akan terus mengalami peningkatan hingga hari ke 30-60 konsepsi.

Hormon ini disekresikan lewat urine ibu yang biasanya digunakan

untuk uji kehamilan.

b) Estrogen dan Progesteron

6
Hormon progesterone akan mengalami peningkatan untuk

menyiapkan proses implantasi di dinding uterus pada trimester 1

kehamilan. Serta berperan dalam perkembangan alveoli kelenjar susu

yang berguna untuk proses laktasi.

Peningkatan hormone estrogen pada awal kehamilan

menimbulkan pigmentasi kulit akibat efek stimulasi melanosit. Bagian

kulit yang paling sering terjadi hiperpigmentasi pada awal kehamilan

adalah pada puting susu dan areola disekitarnya, serta pada linea

mediana abdomen, bokong, dan paha. Chloasma gravidarum adalah

hiperpigmentasi pada area wajah (dahi, hidung, pipi, dan leher) namun

akan hilang setelah kehamilan berakhir.

2) Perubahan Metabolik

Pada awal masa kehamilan, ibu sering mengalami rasa mual

dan muntah yang berlebihan atau hyperemesis.Dan rasa mudah lelah

atau fatigue.

3) Perubahan Anatomik dan Fisiologik

Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomic yang paling

nyata pada ibu hamil.Ibu dikatakan hamil jika terdapat tanda

Chadwick, Goodell, dan Hegar

a) Tanda Chadwick

7
Tanda Chadwick adalah perubahan warna menjadi kebiruan

tau keunguan pada vulva, vagina dan serviks.

b) Tanda Goodell

Perubahan konsistensi serviks dari konsistensi kenyal

(dianalogikan ujung hidung) berubah menjadi konsistensi yang

dianalogikan bibir.

c) Tanda Hegar

Pelunakan serviks menyebabkan berkurangnya kemampuan

untuk menahan beban yang disebabkan oleh pembesaran uterus.

D. ANEMIA

1. Definisi

Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam

darahnya kurang dari 12 gr %. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu

dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar

haemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester 2Nilai batas tersebut dan

perbedaannya dengan wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi, terutama

pada trimester 2. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim

disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah

kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi

pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma

30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam

8
kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai

puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Secara fisiologis,

pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang

semakin berat dengan adanya kehamilan. . Anemia kehamilan disebut “

Potentional Danger to Mother and Child” ( potensi menbahayakan ibu dan

anak) karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak

yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Bobak, 2005;Manuaba, 2007).

Anemia menurut yang dikemukakan oleh Myers (dalam Ertiana,

astutik, 2016) yaitu suatu kondisi adanya penurunan sel darah merah atau

menurunnya kadar Hb , sehingga kapasitas daya angkut osksigen untuk

kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan anin menjadi berkurang.

2. Etiologi

Anemia dalam kehamilan sebagian besar disebabkan oleh kekurangan

besi (anemia defesiensi besi) yang disebabkan kurangnya masukan unsure

besi dalam makanan, gangguan reabsorbsi, gangguan penggunaan, atau

terlampau banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan

(Wiknjosatro, 2006).

Anemia menurut Subroto (2009) adalah suatu kumpulan gejala yang

disebabkan oleh bermacam-macam penyebab. Selain disebabkan oleh

defisiensi besi, kemngkinan dasar penyebab anemia diantaranya adalah

penghancuran sel darah merah yang berlebihan dalam tubuh sebelum

waktunya (hemolisis), kehilangan darah atau perdarah kronik, produksi sel

9
darah merah yang kurang optimal, gizi yang buruk misalnya pada gangguan

penyerapan protein dan zat besi pada usus, gangguan pembentuan eritrosit

oleh sum-sum tulang belakang.

3. Kebutuhan Zat Besi pada Wanita Hamil

a. Meningkatkan sel darah ibu : 500 mgr Fe

b. Terdapat dalam plasenta : 300 mgr Fe

c. Untuk darah janin : 100 mgr Fe

Dengan jumlah keseluruhan yang dibutuhkan ibu hamil adalah 900 mgr

Fe.

Jika persediaan cadangan Fe minimal, aka setiap kehamilan akan

menguras persediaan Fe tubuh sehingga menimbulkan anemia pada

kehamilan berikutnya. Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah

ibu hamil mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan

volume 30% samapai dengan 40% yang puncaknya pada kehamilan 32

sampai 34 minggu. Julah peningkatan sel darah 18% sampai 30% dan

haemoglobin sekitar 19%. Bila haemoglobin ibu sebelum hamil 11 gr%

maka dengan terjadinya hemodilisis akan mengakibatkan anemia hamil

fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5 gr% sampai 10 gr%.

Setelah persalinan dengan lainnya plasenta dan perdarahan ibu akan

kehilangan zat besi sekitar 900 mgr. Saat laktasi, ibu masih memerluka

kesehatan jasmani yang optimal sehinngga dapat menyiapkan ASI untuk

10
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dalam keadaan anemia laktasi tidak

mungkin dapat dilaksanakandengan baik.

4. Tanda dan Gejala

Gejala umum anemia disebut juga sebagai mekanisme kompensasi

rubuh terhadap penurunan kadabr Hb. Gejala ini muncul pada setiap kasus

anemia stelah penuruna Hb sampai kadar tertentu (Hb<8 g/dl), sindroom

anemia terdiri atas lemah, lesu, cepat lelah, telinga mendenging,

mataberkunang-kunang, kaki terasa dingin dan sesak nafas. Pada pemeriksaan

seperti kasus anemia lainnya. Ibu hamil tampak pucat, yang mudah dilihat

pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak tanagan, dan jaringan dibawah kuku

(Bakta, 2009).

Menurut Soebroto (2009) gejala anemia pada ibu hamil diantaranya:

a. Cepat lelah

b. Sering pusing

c. Mata berkunang-kunang

d. Lidah luka

e. Nafsu makan turun

f. Konsentrasi hilang

g. Nafas pendek

h. Keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.

Sedangkan tanda-tanda anemia pada ibu hamil diantaranya:

11
a. Terjadinya peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubbuh

berusaha memberikan oksigenn lebih banyak ke jarinagan

b. Adanya peningkatan kecepatan pernapasan karena tubuh berusaha

menyediakan lebih banyak oksigen pada darah.

c. Pusing akibat kurangnya darah ke otak

d. Terasa lelah karena meningkatnya oksigenasi berbagai organ

termasuk otot jantung dan rangka.

e. Kulit pucat karena kurangnya oksigenasi

f. Mula akibat pennurunan aliran darah saluran cerna dan susunan saraf

pusat

g. Penuruna kualitas rambut dan kulit

Gejala anemia menurut American Pregnancy (2016) diantaranya

adalah:

a. Kelelahan

b. Kelemahan

c. Telinga berdengung

d. Sukar konsentrasi

e. Pernafasan pendek

f. Kulit pucat

g. Nyeri dada

h. Kepala terasa ringan

i. Tangan dan kaki terasa dingin

5. Derajat Anemia

12
Penentuan anemia tidaknya pada ibu hamil menggunakan dasar kadar

Hb dalam darah. Dalam menentukan derajat anemia teradapat bermacam-

macam pendapat yaitu:

a. Derajat anemia berdasarkan kadar Hb menurut WHO adalah:

1) Ringan sekali : Hb 11 g/dl - batas normal

2) Ringan : Hb 8 g/dl - 9,9 g/dl

3) Sedang : Hb 6 g/dl – 7,9 g/dl

4) Berat : Hb <5 g/dl

b. Derajat anemia menurut Manuaba (2001) yaitu:

1) Tidak anemia : Hb 11 gr%

2) Anemia ringan : Hb 9-10 gr%

3) Anemia Sedang : Hb 7-8 gr%

4) Anemia Berat : Hb <7gr%

c. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) menetapkan

derajat anemia sebagai berikut:

1) Ringan sekali : Hb 11 g/dl – batas normal

2) Ringan : Hb 8 g/dl - <11 g/dl

3) Sedang : Hb 5 g/dl – 8 g/dl

4) Berat : Hb <5 g/dl

Klasifikasi anemia pada ibu hamil berdasarkan berat ringannya,

anemia pada ibu hamil dikatagorikan adalah anemia ringan dan anemia

berat. Anemia ringan apabila kadar Hb dalam darah adalah 8 gr% sampai

13
kurang dari 11 gr%, anemia berat apabila kadar Hb dalam darah kurang

dari 8 gr%( Depkes RI, 2009). Dari keterangan diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa selama kehamilan, indikasi terjadi anemia jika

konsenntrasi Hb <10,5-11 g/dl.

6. Macam Anemia dalam Kehamilan

Menurut Prawirohardjo (2009) berdasarkan faktor penyebab ,

anemia dalam kehamilan meliputi:

a. Anemia defisiensi besi

b. Anemia Megaloblastik

c. Anemia Hipoplastik

d. Anemia Himolitik

e. Anemia-anemia lain

Selain keempat faktor penyebab anemia menurut Subroto (2009)

seorang ibu hamil dapat menderita anemia dikarenakan sebab lain yang

digolongkan sebagai anemia-anemia lain, misalnya berbagai jenis anemia

hemolitik herediter atau yang diperoleh seperti anemia karena malaria,

cacing tambang, penyakit ginjal menahun, penyakit hati, tuberculosis,

sifilis, tumor ganas. Jika ibu mengalami kondisi tersebut dan dalam

kondisi hamil, anemia yang dialami akan menjadi lebih berat, selain itu

akan mempunyai pengaruh yang tidak baik baik terhadap ibu dalam masa

kehamilan , persalina, nifas, dan bagi janin dalam kadungan.

14
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan darah

a. Komponen (bahan) yang berasal dari makanan terdiri dari:

 Protein, glukosa, dan lemak

 Vitamin B12, B6, asam folat, dan Vitamin C

 Elemen dasar, Fe, Ion Cu an Zink

b. Sumber pembentukan darah

 Sumsum tulang

c. Kemampuan resorbsi usus halus terhadap bahan yang diperlukan

d. Umur sel darah merah (eritrosit) terbatas sekitar 120 hari. Sel-sel darah

merah yang sudah tua dihancurkan kembali menjadi bahan baku untuk

membentuk sel darah yang baru.

e. Terjadinya perdarahan kronik

 Gangguan menstruasi

 Penyakit yang menebabkan perdarahan pada wanita seperti mioma

uteri, polip serviks, penyakit darah.

 Parasit dalam usus: askariasi, ankilostomiasis, taenia.

Berdasarkan factor-faktor tersebut anemia dapat digolongkan

menjadi:

1) Anemia defisiensi besi (kekurangan zat besi)

2) Anemia megaloblastik (kekurangan vitamin B12)

3) Anemia hemolitik (pemecahan sel-sel darah lebih cepat dari

pementukan)

15
4) Anemia hipoplastik (gangguan pembentukan sel-sel darah).

8. Pengaruh Anemia pada Kehamilan dan Janin

a. Pengaruh anemia terhadap kehamilan

1) Bahaya selama kehamilan:

 Dapat terjadi abortus

 Persalinan prematuritas

 Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim

 Mudah terjadi infeksi

 Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%)

 Mola hidatidosa

 Hiperemesis gravidarum

 Perdarahan antepartum

 Ketuban pecah dini (KPD)

2) Bahaya saat persalinan

 Gangguan his-kekuatan mengejan

 Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus

terlantar

 Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan

sering memerlukan tindakan operasi kebidanan

 Kala uri dapat diikuti retensio plasenta dan perdarahan

postpartum karena atonia uteri

 Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum

 Memudahkan infeksi puerperium

16
 Pengeluaran ASI berkurang

 Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinnan

 Anemia kala nifas

 Mudah terjadi infeksi mamae

3) Bahaya terhadap Janin

Sekalipun janin tampaknya mampu menyerap berbagai

kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi

kemampuan metabolism tubuh sehingga mengganggu

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia

dapat terjadi gangguan dalam bentuk:

 Abortus

 Terjadinya kematian intrauterine

 Persalinan prematuritas tinggi

 Berat badab lahir rendah

 Kelahiran dengan anemia

 Dapat terjadi cacat bawaan

 Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal

 Inteligensia rendah

9. Penanganan Anemia dalam Kehamilan

Penanganan anemia dalam kehamilan menurut tingkat pelayanan

(Saiifuddin, 2002):

17
a. Pondok Bersalin Desa (Polindes)

Anemia pada ibu hamil sebaiknya harus dideteksi dan perlu

berkunjung ke Polindes untuk mengetahui kondisi kehamilannya dan

mengetahui jika ibu hamil terjadi anemia. Penanganan anemia di

Polindes meliputi:

1) Membuat diagnosis klinik dan rujukan pemeriksaan laboratorium

ke tingkat pemeriksaan yang lebih lengkap.

2) Memberikan terapi oral pada ibu hamil yang berupa pemberian

tablet besi 90 mg/hari

3) Penyuluhan gizi ibu hamil dan menyusui

b. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Wewenang Puskesmas untuk menangani kasus anemia pada

ibu hamil diantaranya dengan cara:

1) Membuat diagnosis dan terapi

2) Menentukan penyakit kronik (malaria, TBC) dan

penanganannya.

c. Rumah Sakit

Rumah Sakit merupakan layanan kesehatan tingkat lanjutan

jika Polindes dan Puskesmas tidak dapat menangani kasus anemia

pada ibu hamil. Wewenang Rumah Sakit dalam menangani kasus

anemia pada ibu hamil diantaranya dengan meliputi:

18
1) Membuat diagnosis dan terapi

2) Diagnosis thalasemia dengan elektroforesis Hb, bila ibu ternyata

pembawa sifat, perlu tes pada suami untuk mementukan resiko

pada bayi.

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU N G1P0A0 DENGAN ANEMIA RINGAN


DI RSU SULTAN ISKANDAR MUDA NAGAN RAYA

A. PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian : 22 Februari 2021

Pukul : 17.00 wib

Tempat : Ruang Bersalin RSU SIM Nagan Raya

DATA SUBJEKTIF

Ibu C Usia 23 tahun,G1P0A0 rujukan dr. obgyn datang dengan dx anemia dan
letak lintang dengan rencana SC sore ini pukul 17.00 wib. HPHT 17 Mei 2020. Ibu sering
mengeluh pusing dan lemas selama kehamilannya ini..

DATA OBJEKTIF

k/u: baik, konjungtiva: pucat, skelera: putih, BB: 66 kg TB: 150 cm, TD: 120/70 mmHg,
Pols: 80 x/I, R/R: 18 x/I, Temp: 36,2 oC TFU: 32 cm, Djj : 152 x/i, preskep. TTP:
24/02/2021

ANALISA

19
Ibu N G1P0A0 usia kehamilan 39-40 minggu, letak lintang dengan Anemia Ringan

PENATALAKSANAAN

 Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan, ibu mengerti dan megetahui kondisi yang ibu
alami saat ini.
 Hasil cek laboratorium : Hb 9,6 g/dl,

 Melakukan kolaborasi dengan dr. SpOG, intruksi :

- Infuse RL 20 tetes/menit

- Inj. Vicillin 1,5 gram/IV/8 jam (skintest pre injeksi)

- CTG

- Siapkan SC

- Siapkan darah 1 kolf PRC untuk post SC

 Melakukan pemasangan infuse RL, infuse terpasang 20 tetes/menit

 Melakukan CTG, hasil Normal

 Melakukan skintest Vicillin 0,05 ml/sc, observasi 15 menit kemudian, tidak ada

tanda-tanda alergi

 Melakukan inj. Vicillin 1,5 gram/iv

 Darah tersedia 1 kolf PRC di UTD

 Melakukan informed consent pada ibu dan suami, ibu dan suami setuju untuk

dilakukan tindakan SC

 Memberikan SIO persetujuan, ibu dan suami sudah menandatangani SIO

persetujuan, SIO terlampir

 Memberitahu ibu untuk melakukan puasa pre sc, ibu mengerti, dan ibu sudah mulai

berpuasa

 Melapor dengan petugas ruang operasi, petugas ruang operasi menerima laporan.

20
 Pkl. 17.00 wib ibu dipindahkan ke kamar operasi, djj 142 x/i.

B. PEMBAHASAN

Dari data sunjektif maupun data objektif diperoleh ibu mengeluh sering pusing,

konjungtiva pucat, dari hasil tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa ibu anemia.

Menurut Depkes RI tingkat derajat anemia adalah Ringan sekali bila Hb 11 g/dl – batas

normal, Ringan bila Hb 8 g/dl - <11 g/dl, Sedang bila Hb 5 g/dl – 8 g/dl, Berat bila Hb <5

g/dl, dari data penunjang yang diperoleh dari ibu melalui pemeriksaan Hb di Rumah Sakit

dengan hasil Hb 9,6 g/dl dapat disimpulkan derajat anemia pada ibu termasuk anemia ringan

sesuai dengan derajat menurut Depkes RI.

Penatalaksanaan yang diberikan kepada ibu adalah mempersiakan transfuse darah 1

kolf untuk post SC. Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa antara teori

mengenai tanda-tanda dan penatalaksanaan pada ibu C G1P1A0 dengan anemia ringan

sesuai.

21
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu C dengan anemia ringan berupa

pengumpulan data subjektif, pemeriksaan fisik, dan data penunjang untuk

memperoleh data objektif, menentukan analisa untuk mengetahui masalah yang

terjadi pada pasien serta penatalaksanaan yang telah diberikan maka dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1. Data subjektif ibu C G1P0A0 rujukan dr. obgyn dx anemia dan letak lintang

dengan rencana SC.. Ibu sering mengeluh pusing dan lemas selama kehamilannya

ini..

2. Data Objektif yang didapatkan terdapat tanda-tanda anemia pada ibu C

diantaranya konjungtiva pucat

3. Analisa data berdasarkan data subjektif dan data objektif adalah ibu C G1P0A0

umur kehamilan39-40 minggu, letak lintang dengan anemia ringan

22
4. Penatalaksanaan yang diberikan pada ibu C G1P0A0 umur kehamilan 39-40

minggu , letak lintang dengan anemia ringan adalah mterminasi kehamilan

dengan SC dan mepersiapkan tranfusi darah PRC 1 kolf untuk post SC.

B. Saran

1. Bagi penulis

Diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh langsung dilahan

praktek dan dengan ilmu yang diperoleh dapat memberikan Asuhan Kebidanan

yang tepat dan sesuai pada ibu hamil dengan anemia ringan

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menambah referensi yang dapat menunjang dalam

kegiatan belajar mengajar terkait Asuhan Kebidanan pada ibu hami dengan

anemia ringan

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat memberikan gambaran tentang kejadian ibu hamil dengan anemia

ringan dan dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan

kualitas pelayanan dan penanganan yang tepat.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Astutik, R.Y. & Ertiana, D. (2018). Anemia dalam Kehamilan. Jember: CV. Pustaka
Abadi.

2. Manuaba, I. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

3. Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kemenkes RI.
Diakses dari http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf

4. Wijayanti R (2016). Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Anemia Ringan di BPS Pipin
Heriyanti Yogyakarta. Dapat di akses melalui
http://digilib.unisayogya.ac.id/1946/1/Restu
%20Wijayanti_201210105191_NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

24
25

Anda mungkin juga menyukai