MASA PERSALINAN
Disusun oleh :
1. Julia Khadarsih
2. Resty Nadiah
3. Siti Zahara
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat
iman dan kesehatan sehingga penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas kelompok
mata kuliah Psikologi Kebidanan dengan judul “ Masa Persalinan”.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita hantarkan untuk junjungan Nabi kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni Syariah agama islam yang sempurna dan
merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta. Kami menyampaikan
rasa terimakasih kepada dosen mata kuliah Psikologi Kebidanan ibu Evi Zahara, SST, M. keb.
Penulis berharap agar makalah ini berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak lagi
kekurangan dalam laporan ini, Oleh kasrena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini untuk lebih baik lagi. Demikian
dan apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf .
Penulis
i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................1
C. Manfaat Penulisan...........................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................................1
TINAJAUAN KASUS.......................................................................................................................................1
A. Adat Kebiasaan Melahirkan.............................................................................................................1
B. Emosi Pada Saat Hamil dan Proses Melahirkan...............................................................................5
C. Kegelisahan dan Ketakutan Menjelang Kelahiran Bayi..................................................................13
D. Reaksi Wanita Hiper Maskulin dalam menghadapi Kelahiran........................................................18
BAB III........................................................................................................................................................20
PENUTUP...................................................................................................................................................20
G. Kesimpulan....................................................................................................................................20
H. Saran..............................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
wanita. Proses persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap wanita, dengan belum
adanya pengalaman akan memunculkan kecemasan dan ketakutan yang berlebih selama
proses persalinan. Keadaan ini sering terjadi pada wanita yang pertama kali melahirkan.
Pada ibu yang pertama kali menjalani proses persalinan akan takut, cemas,
khawatir yang berakibat pada peningkatan nyeri selama proses persalinan dan dapat
menganggu jalan persalinan menjadi tidak lancar. Sehingga dalam suatu persalinan
seorang istri membutuhkan dukungan fisik maupun psikis agar dapat meringankan
kondisi psikologis ibuyang tidak stabil, peran suami sangat dibutuhkan selama proses
Pada masa kehamilan dan persalinan sering kita temui berbagai kondisi seperti
adat kebiasaan melahirkan, emosi pada saat hamil dan saat proses melahirkan, Somatic
dan Psikis yang mempengaruhi kelahiran, kegelisahan dan ketakutan menjelang kelahiran
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membahas tentang adat kebiasaan
melahirkan, emosi pada saat hamil dan saat proses melahirkan, Somatic dan Psikis yang
1
C. Manfaat Penulisan
2. Untuk mengetahui emosi pada saat hamil dan saat proses melahirkan
2
BAB II
TINAJAUAN KASUS
(larangan) seputar kehamilan yang beredar di masyarakat. Dari segi makanan, keseharian,
tindak tanduk, ataupun semua hal yang berkaitan dengan keseharian si ibu hamil ataupun
si jabang bayi. Tradisi ini amat kuat diterapkan oleh masyarakat. Beberapa mitos bahkan
dipercaya sebagai amanat / pesan dari nenek moyang yang jika tidak ditaati akan
Padahal jika dinalar dengan akal sehat, diteliti dari segi medis, maupun dari segi
aqidah, banyak mitos yang tidak berhubungan. Walaupun maksud dari nenek-nenek
moyang semuanya adalah baik tetapi tidak semua dari nasehat atau pantangan kehamilan
macam tentang kehamilan hanyalah supaya si Ibu hamil maupun suaminya dapat
Sehingga bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Terutama yang berkaitan
Berikut adalah beberapa mitos / adat istiadat Jawa yang berhubungan dengan
kehamilan:
1
1. Tradisi pra kehamilan / sebelum hamil :
a. Mintalah bedak (talk) sisa pakai dari yang dioleskan ke jabang bayi, dan oleskan
ke perut wanita yang belum diberi keturunan, mitosnya agar cepat mendapat
keturunan
Fakta: sebenarnya ini hanya sebatas sugesti saja agar wanita yang belum hamil
tidak merasa terlalu cemas dan masih memiliki harapan untuk memiliki anak.
b. Agar segera hamil, sepasang suami istri disarankan untuk mengambil pancingan,
yaitu mengambil bayi atau balita tetangga untuk diasuh seolah anaknya sendiri
komunikasi suami istri sangat intensif, konsentrasi ikhtiar sangat difokuskan dan
tersebut dan membatasi kebebasan hubungan antara suami istri. Pancingan justru
suami istri.
Secara Medis-Biologis, Tidak ada faktor lain yang menjadikan janin terbentuk
kecuali bertemunya sel telur sang ibu dan sel sperma sang ayah. Konsepsi hanya
akan terjadi jika sel telur yang matang bertemu dengan sel sperma yang sehat.
a. Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu dilakukan,
2
ekstrem yang dilakukan oleh ibu (misal benturan) dan karena psikologis
(misalnya shock, stres, pingsan). Tapi, yang perlu diingat, membunuh atau
Fakta: Hal ini justru lebih membahayakan apabila benda tajam itu melukai si Ibu
c. Ibu hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang akan
mengganggu janin.
Fakta: secara psikologis, Ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah takut sehingga
apalagi larut malam. Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena udara malam
d. Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang dikandungnya tak
Fakta: Ini pun jelas mengada-ada karena tak ada kaitan antara handuk di leher
dengan bayi yang berada di rahim. Secara medis, hiperaktivitas gerakan bayi,
diduga dapat menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya terlalu aktif
e. Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti anaknya
Fakta: Jelas ini bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga batinnya
3
f. Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar
siam.
dipengaruhi oleh makanan pisang dempet yang dimakan oleh ibu hamil. Jelas ini
kejadian tersebut.
Fakta: Mitos ini tak benar, karena organ dalam tubuh malah akan
pertumbuhan organ-organ seperti rongga dada dan perut serta organ lain
berkembang.
Fakta: Tentu ini tak tepat. Karena kalau tidak dipotong, kuku yang
panjang itu bisa berisiko melukai wajah bayi. Bahkan, bisa melukai kornea
4
mata. Larangan ini mungkin lebih disebabkan kekhawatiran akan melukai
Fakta: Secara ilmiah memang ada betulnya. Koin itu hanya alat untuk
e. Dengan mengoleskan air embun di lutut bayi setiap pagi maka ia akan
Fakta: Secara medis biologis, bayi bisa berjalan bila tulang dan otot-otot
betis dan pahanya telah tumbuh kuat. Kekuatan ini ditentukan oleh faktor
genetika dan nutrisi. Faktor nutrisi yang terpenting adalah kalsium, energi
suasana hati dan karena kadarnya yang naik turun maka demikian juga suasana hati. Oleh
karena itu adalah hal yang normal bila ibu hamil merasa sedih, menangis, panik, sedikit
5
Perubahan ini harus dihadapi sekalipun agak membingungkan untuk sementara
waktu. Akan tetapi, apabila anda pernah mengalami depresi atau merasa sedih atau marah
lebih dari 3 minggu , temuilah dokter pribadi anda. Dengan hadirnya janin di dalam
rahim, maka hal itu akan mempengaruhi emosi si ibu. Apabila pengaruh emosi ibu tidak
didukung oleh lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal
yang kondusif, maka hal ini akan mengakibatkan stres pada ibu hamil. Demikian
diungkapkan Eko Handayani MPsi dari bagian psikologi klinis Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia. Ibu hamil yang kurang waktu tidurnya akan mempengaruhi
kondisi kesehatan dan kebugaran tubuh. Karena waktu untuk beristirahat pun berkurang.
Dan apabila stres yang muncul mempengaruhi nafsu makan ibu yang berkurang,
akibatnya bisa berbahaya. Pasokan makanan bergizi yang dibutuhkan oleh ibu dan janin
tentu berkurang pula. Karena pasokan makanan bergizi kurang, maka dikhawatirkan
Secara psikologis, stres pada ibu hamil dapat dibagi dalam tiga tahapan, sambung
Eko. Tahap pertama adalah pada triwulan pertama, yaitu pada saat usia kehamilan satu
hingga tiga bulan. Dalam kurun waktu tersebut, biasanya ibu belum terbiasa dengan
sehingga ibu sering merasa kesal atau sedih. Selain itu, ibu hamil ada juga yang
mengalami mual-mual dan morning sickness, yang mengakibatkan stres dan gelisah.
Tahap kedua saat triwulan kedua, yaitu pada saat usia kehamilan empat hingga
enam bulan. Dalam kurun waktu tersebut, biasanya ibu sudah merasa tenang, karena telah
terbiasanya dengan keadaannya. Di tahap ini, ibu hamil sudah dapat melakukan aktivitas,
6
Selanjutnya pada tahap ketiga yakni trimester ketiga, stres pada ibu hamil akan
meningkat kembali. Hal itu dapat terjadi dikarenakan kondisi kehamilan semakin
membesar. Kondisi itu tidak jarang memunculkan masalah seperti posisi tidur yang
kurang nyaman dan mudah terserang rasa lelah. Dan semakin bertambah dekatnya waktu
persalinan pun akan membuat tingkat stres ibu semakin tinggi. Perasaan cemas muncul
bisa dikarenakan si ibu memikirkan proses melahirkan serta kondisi bayi yang akan
dilahirkan.
selayaknya pasangan memberikan semangat dan perhatian kepada istri. Dengan begitu,
istri bisa kuat secara mental untuk menghadapi segala hal di masa kehamilannya.
Tugas pasangan yang paling penting lainnya adalah membina hubungan baik dengan
pasangan. Karena dengan membina hubungan yang baik, maka istri dapat
Saat hamil merupakan saat sensitif bagi seorang wanita. Jadi, sebisa mungkin suami
ringan sambil ngobrol, bicara halus dan positif dan sebagainya. Ini akan membuat istri
Menemani istri ke dokter untuk pemeriksaan kehamilan juga tak kalah penting.
Suami juga akan mendapat informasi, sehingga akan lebih siap menghadapi kehamilan
7
dan persalinan istrinya. Ada baiknya suami juga membaca literatur tentang kehamilan
Suami akan belajar banyak tentang kehamilan istrinya. Istri juga akan merasa
lebih aman dan nyaman diperiksa bila ditemani suaminya. Sebagai orang yang paling
dekat, suami tentu dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil, seorang wanita
perubahan ini. Kebiasaan-kebiasaan istri juga mungkin berubah akibat perubahan fisik
tadi, sehingga suami harus lebih sabar, juga jangan terlalu cemas. Kecemasan akan
terlihat dan dirasakan istri, sehingga akan mempengaruhi kondisi emosi istri.
Rasa cemas dan bingung yang timbul pada suami, apalagi jika kehamilan sang
Sebaliknya, jangan terlalu tidak perhatian. Mungkin maksud suami untuk menguatkan
istri, tapi bisa jadi istri akan mempersepsikan suami tidak perhatian.
Dalam hal perubahan fisik, kebanyakan calon ibu merasakan ia jadi makin gemuk
dan makin jelek. Image jelek ini kadang berubah jadi negatif, sehingga membuat istri tak
percaya diri. Di sinilah peran suami dibutuhkan. Pasangan harus mengerti dan mau
menambah pujian serta perhatian. Misalnya, dengan mengatakan istri makin cantik.
Tentu, jangan kelihatan dibuat-buat atau berlebihan. Harus tulus, sehingga istri tidak
merasa dibohongi. Cara ini akan membuat istri merasa diperhatikan dan berkaitan dengan
8
karena kehamilan ini secara sadar atas kemauan dari kedua pasangan.. yang
ingin mempunyai beberapa anak, jadi harus siap, dengan segala perubahan istri pada saat
mempengaruhi, yaitu :
a. Neroanatomi
b. Nerofisiologi
c. Nerokimia
a. Interaksi ibu –anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal
berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya
dan kebimbangan
b. Peranan ayah
d. Inteligensi
9
f. Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah
g. Konsep dini : pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak menentu
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor
1. Faktor fisik
Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut.
a. Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam
selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya
terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan
janinnya
kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan
10
persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan
e. Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan
dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan
dengan lancar
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu
faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah
kesehatan terdekat.
Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh
selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang
buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah
yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga
kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan
janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan
Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan
kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein
11
nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum air putih
2. Faktor Psikologis
a. Stressor.
Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.
Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir
b. Dukungan keluarga
memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih
percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa
nifas.
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas
kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan
ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu
menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus
diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang
dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi.
Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil
harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa
12
lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap
keringat.
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat.
Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin,
baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan
bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.
patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami
oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan
harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman.
Pada setiap wanita, baik yang bahagia maupun yang tidak bahagia, apabila
dirinya jadi hamil pasti akan dihinggapi campuran perasaan, yaitu rasa kuat dan berani
menanggung segala cobaan, dan rasa-rasa lemah hati, takut, ngeri, rasa cinta dan benci,
keragu-raguan dan kepastian, kegelisahan dan rasa tenang bahagia, harapan penuh
kabahagiaan dan kecemasan, yang semuanya menjadi semakin intensif pada saat
1. Takut mati
2. Trauma kelahiran
13
3. Perasaan bersalah/berdosa
4. Ketakutan riil
1. Takut mati
normal, namun hal tersebut tidak kalis dari resiko dan bahaya kematian. Bahkan
pada proses yang normal sekalipun senantiasa disertai perdarahan dan kesakitan
mati baik kematian dirinya sendiri maupun anak bayi yang akan dilahirkan. Inilah
penyabab pertama.
Pada saat sekarang perasaan takut mati itu tidak perlu ada atau tidak perlu dilebih-
macam bahaya pada proses kelahiran. Dan berkat adanya kemajuan ilmu
anatomis.
2. Trauma kelahiran
Berkaitan dengan perasaan takut mati yang ada pada wanita pada saat
anak bayi, yang kita kenal sebagai “trauma kelahiran”. Trauma kelahiran ini
berupa ketakutan kan berpisahnya bayi dari rahim ibunya. Yaitu merupakan
Ketakutan berpisah ini ada kalanya menghinggapi seorang ibu yang merasa amat
takut kalau-kalau bayinya bayinya akan terpisah dengan dirinya. Seolah-olah ibu
14
tersebut menjadi tidak mampu menjamin keselamatan bayinya. Trauma
Analog dengan ketakutan semacam ini adalah bentuk gangguan seksual yang
neurotis sifatnya, yaitu; ketakutan kehilangan spermanya pada diri laki-laki; atau
3. Perasaan bersalah/berdoa
Pada setiap fase perkembangan menuju pada feminitas sejati, yaitu sejak masa
kanak-kanak, masa gadis cilik, periode pubertas, sampai pada usia adolesensi,
selau saja gadis yang bersangkutan diliputi emosi-emosi cinta-kasih pada ibu yang
kadangkala juga diikuti rasa kebencian, iri hati dan dendam; bahkan juga disertai
sebagi saingannya. Peristiwa “ingin membunuh” itu kelak kemudian hari diubah
terhadap ibunya. Jika identifikasi ini menjadi salah bentuk, dan wanita tadi banyak
15
maka peristiwa tadi membuat dirinya menjadi tidak mampu berfungsi sebagai ibu
yang bahagia, sebab selalu saja ia dibebani atau dikejar-kejar oleh rasa berdosa.
Perasaan berdosa terhadap ibu ini erat hubungannya dengan ketakutan akan mati
pada saat wanita tersebut melahirkan bayinya. Oleh karena itu sering kita lihat
a. Orang lebih suka dan merasa lebih mantap kalu ibunya (nenek sang bayi)
b. Maka menjadi sangat pentinglah kehadiran ibu tersebut pada saat anaknya
melahirkan bayinya.
4. Ketakutan Riil
Pada saat wanita hamil, ketkutan untuk melahirkan bayinya itu saat bisa diperkuat
a. Takut kalau-kalau bayinya akan lahir cacad, atau lahir dalam kondisi yang
patologis
b. Takut kalau bayinya akan bernasib buruk disebabkan oleh dosa-dosa ibu
c. Takut kalau beban hidupnya akan hidupnya akan menjadi semakin berat
sampai waktu melahirkan bayinya. Ketakutan ini bisa diperkuat oleh rasa-
16
5. Ketakutan mati
Kekutan primer dari wanita hamil itu bisa menjadi semakin intensif, jika
ibunya, suaminya dan semua orang yang bersimpati pada dirinya ikut-ikutan
menjadi panik dan resah memikirkan nasib keadaaanya. Oleh karena itu, sikap
mengartinya, karena bisa membrikan dan melindungi dari suami dan ibunya itu
sangat besar artinya, karena bisa memberikan support moril pada setiap konflik
batin, keresahan hati dan ketakuan, baik yang riil maupun yang iriil sifatnya.
beriklim “hawa kematian”. Namun dibalik semua ketakutan tersebut, selalu saja
menimmang dan membelai bayi kesayangan yang bakal lahir. Harapan ini
gairah hidup. Perasaan positif ini biasanya dilandasi oleh pengetahuan intelektual,
bahwa sebenarnya memang tidak ada bahaya-bahaya riil pada masa kehamilan
dan saat melahirkan bayinya. Dan bahwa dirinya pasti selamat hidup (survive),
sekalipun melalui banyak kesakitan dan dera-derita lahir dan batin. Karena itu
bayinya
17
b. Tanpa konflik-konflik batin yang serius dan rasa ketakutan
Banyak wanita dan anak gadis pada usia jauh sebelum saat kedewasaannya
dihinggapi rasa takut mati, kalau nantinya dia melahirkan bayi. Akibatnya, fungsi
(haitu akibat dari takut mati sewaktu melahirka itu). Mereka kemudian
Wanita hipermaskulin adalah wanita yang memiliki sifat yang aktif dan
kejantanan. Pada wanita ini, sejak awal kehamilan dihadapkan pada perasaan enggan
untuk melahirkan tetapi dia ingin memiliki anak. Dia menganggap bahwa anak dapat
Reaksi yang terjadi pada wanita hipermaskulin adalah selalu diikuti perasaan
bahwa dia sangat berharap dan mendambakan anak tetapi ada konflik batin bahwa
diri pada wanita tersebut, bahkan dapat mengalami gangguan saraf seperti sakit
kepala hebat pada satu sisi saja atau migraine. Ketika wanita hipermaskulin
mengetahui dirinya hamil, pertama kali akan timbul konflik batin. Dia merasa seperti
bermimpi. Emosi-emosi negatif akan mengikuti wanita ini. Akibatnya timbul rasa
18
a. Bayi yang lahir nanti dapat menghalangi kebahagiaannya
pekerjaan.
c. Tidak percaya diri apakah dia mampu menjadi ibu dan bisa merawat bayi
e. Nanti dia tidak punya waktu untuk dirinya sendiri setelah kelahiran bayinya
f. Takut tidak dapat membagi waktu antara anak, karier dan keluarga
Disatu sisi dorongan feminitas mendambakan keturunan sendiri dan secara naluri
ingin menjadi ibu tetapi disisi lain ada dorongan maskulinitas yang lebih
kecemasan dan ketakutannya tersebut. Kesakitan fisik yang dialami saat proses
persalinan misal pada saat timbulnya kontraksi, akan diatasi oleh wanita
bayinya adalah prestasi bagi dirinya sendiri. Tapi kadang kala usaha tersebut
persalinan normal hal ini malah berakibat menghambat jalannya persalinan dan
dapat mempersulit kelahiran bayi. Pada keadaan selanjutnya wanita ini akan
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
macam tentang kehamilan hanyalah supaya si Ibu hamil maupun suaminya dapat
menjaga kehamilan dengan baik. Tujuannya untuk menyiapkan kehamilan yang sehat.
Sehingga bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Terutama yang berkaitan
suasana hati dan karena kadarnya yang naik turun maka demikian juga suasana hati. Oleh
karena itu adalah hal yang normal bila ibu hamil merasa sedih, menangis, panik, sedikit
merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah
Banyak wanita dan anak gadis pada usia jauh sebelum saat kedewasaannya
dihinggapi rasa takut mati, kalau nantinya dia melahirkan bayi. Akibatnya, fungsi
keibuannya menjadi korban dari ketakutan-ketakutan yang tidak disadari ini (haitu akibat
dari takut mati sewaktu melahirka itu). Mereka kemudian menghidari perkawinan atau
20
Reaksi yang terjadi pada wanita hipermaskulin adalah selalu diikuti perasaan
bahwa dia sangat berharap dan mendambakan anak tetapi ada konflik batin bahwa dia
pada wanita tersebut, bahkan dapat mengalami gangguan saraf seperti sakit kepala hebat
pada satu sisi saja atau migraine. Ketika wanita hipermaskulin mengetahui dirinya hamil,
pertama kali akan timbul konflik batin. Dia merasa seperti bermimpi. Emosi-emosi
negatif akan mengikuti wanita ini. Akibatnya timbul rasa khawatir dan kecemasan yang
berlebihan.
B. Saran
Keluarga terutama suami berperan penting dalam mendampingi seorang ibu hamil.
Dukungan dan motivasi dari suami sangat berpengaruh pada kondisi psiologis ibu dalam
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Wijaya, dkk. 2015. Pengaruh Pendamping Suami Terhadap Lamanya Persalinan Kala II.
Lampung : Jurnal Keprawatan
22
23