Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU.

N G2P0A1 DENGAN ANEMIA RINGAN


DI PBM AINUN AZIZAH,S.ST
TAHUN 2020

Dosen Pembimbing : Evi Zahara, SST, M. Keb

Disusun oleh : Resty Nadiah, Amd. Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH

JURUSAN KBIDANAN PRODI D-IV

MEULABOH

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat
iman dan kesehatan sehingga penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas laporan
Kelompok tentang “Asuhan Kebidanan pada Ibu. M G1P0A0 dengan PEB di PBM Ainun
Azizah, SST tahun 2020”
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita hantarkan untuk junjungan Nabi kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni Syariah agama islam yang sempurna dan
merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta. Sekaligus pula kami
menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk ibu Ainun Azizah, S.ST
sebagai preseptor di lahan dan kepada ibu Evi Zahara, SST.M.Keb sebagai dosen pembimbing
di lahan. Penulis berharap agar laporan ini berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan
pengetahuan. Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, penulis yakin masih
banyak lagi kekurangan dalam laporan ini, Oleh kasrena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini untuk lebih baik lagi.
Demikian dan apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf .

Meulaboh, 25 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.....................................................................................................................
B. Rumusan masalah...............................................................................................................
C. Tujuan.................................................................................................................................
D. Manfaat
.............................................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pre Eklampsia…………………………………………………………………


B. Pre eklampsia Berat……………………………………………………………………….
C. Komplikasi ..........................................................................................................................
D. Penatalaksanaan Pre Elampsia……………………………………………………………

E. Penatalaksanaan Pre Elampsia Berat....................................................................................


F. Manajemen Ekspektatif Preeklampsia Berat........................................................................
G. Manajemen Konservatif PEB……………………………………………………………..
H. Cara Kerja MgSO4 pada Preeklampsia……………………………………………………
I. Pelaksanaan Rujukan di Pelayanan Dasar : BAKSOKU………………………………….

BAB III TIJAUAN KASUS

A. Asuhan kebidanan ..............................................................................................................


B. Pembahasan ........................................................................................................................

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Preeklampsia merupakan gambaran komplikasi kehamilan dan persalinan yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah, proteinuria dan oedema, yang kadang-
kadang disertai dengan komplikasi koma. Gejala dari preeklampsia seperti hipertensi,
oedema dan proteinuria sering tidak diperhatikan, sehingga tanpa disadari dalam waktu
singkat dapat timbul menjadi preeklampsi berat, bahkan eklampsia (Prawihardjo S, 2014:
532). 1

Insiden preeklampsia di Negara berkembang sekitar 1,8%-18%. Preeklampsia dan


eklampsia menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian di Indonesia dengan
presentasi sebesar 26,9% pada tahun 2012 dan meningkat kembali pada tahun 2013 yaitu
sebanyak 27,1%. (Depkes RI, 2015). 1

Di Indonesia AKI tergolong masih tinggi dan merupakan masalah besar bagi
pembangunan kesehatan Indonesia. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) AKI tahun 2012 meningkata yaitu sebesar 350/100.000 kelahiran hidup dari
288/100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia adalaha
perdarahan, 39%, preeklampsia/eklampsia 24%, infeksi 7%, partus lama 5%, abortus 5%
dan lainnya 33% (SDKI, 2012). Sedangkan di Negara maju, angka kejadian preeklampsia
berkisar antara 6% - 7% (Kemenkes, 2014).1
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia yang di
dokumentasikan dalam bentuk SOAP
2. Tujuan Khusus
a. Untuk dapat melakukan pengkajian data subjektif pada ibu dengan PEB
b. Untuk dapat melakukan pengkajian data objektif pada ibu hamil dengan PEB
c. Untuk dapat melakukan Analisa data pada ibu hamil dengan PEB
d. Untuk dapat melakukan penatalaksanaan pada ibu hamil dengan PEB
B. MANFAAT
1. Bagi penulis
Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh langsung dilahan praktek dan dengan
ilmu yang diperoleh dapat memberikan Asuhan Kebidanan yang tepat dan sesuai pada
ibu hamil dengan PEB untuk mengatasi risiko buruk pada masa kehamilan, pada janin,
dan pada persalinan nantinya. Sehingga mendukung program Pemerintah dalam
menurunkan AKI dan AKB
2. Bagi Institusi Kesehatan
Dapat memberikan gambaran tentang kejadian ibu hamil dengan PEB dan dapat
digunakan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dalam
memberikan asuhan pada ibu hamil guna menangani dengan tepat ibu hamil dengan
PEB dan mengurangi risiko pada saat kehamilan, pada janin, dan pada saat persalinan.
3. Bagi Pendidikan
Menambah referensi yang dapat menunjang dalam kegiatan belajar mengajar
terkait Asuhan Kebidanan pada ibu hamiL dengan PEB
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian preeklampsi
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema, dan proteinuria yang muncul pada
kehamilan 20 minngu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan (Sukarni Icesmi
dan Margaretha 2013, 169).1
Dikatakann Preeklampsia bila tekanan darah > 140/90 mmHg dan ada minimal 1 dari
gejala berikut 2:

 Protenuria : dipstick > +1 atau > 300 mg/24 jam


 Serum kreatinin > 1,1 mg/dL
 Edema paru
 Peningkatan fungsi hati > 2 kali
 Trombosit > 100.0000
 Nyeri kepala, nyeri epigastrium dan gangguan penglihatan

B. Pre eklampsia Berat


Preeklampsia berat adalah preeclampsia dengan tekanan darah sistolik ≥ 160
mmHg dan tekanan diastolic ≥110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam
(Prawihardjo 2014, 544).1

Tanda-tanda Preklampsia berat adalah jika terdapat salah satu dari :

 Tekanan darah > 160/110 mmHg


 Proteinuria > +1
 Serum kreatinin > 1,1 mg/dl
 Peningkatan enzim hati > 2 kali
 Trombosit < 100.000
 Edema paru
 Nyeri kepala, gangguan penglihatan dan nyeri epigastrium2

C. KOMPLIKASI
 Wanita dengan riwayat preeklamsia memiliki risiko penyakit kardiovaskuler, termasuk
4x peningkatan risiko hipertensi, dan 2x risiko penyakit jantung iskemik, stroke, dan
DVT di masa yad
 Risiko kematian pada wanita dengan riwayat preeklamsia lebih tinggi , termasuk
disebabkan oleh penyakit serebrovaskuler2
D. PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA

PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA2
Preeklampsia

Usia kehamilan ≥ 37 mgg atau

- Usia ≥ 34 mgg dengan :


ya
- Persalinan atau ketuban pecah

- Perburukan kondisi ibu dan janin Lakukan persalinan

- Pertumbuhan janin terhambat

- Didapatkan solusio plasenta

ya

- Usia kehamilan ≥ 37 mgg


- Perawatan poliklinis
- Evaluasi ibu 2 kali dalam
seminggu
- Evaluasi kesejahteraan
janin 2 kali dalam
seminggu

- Usia kehamilan ≥ 37 mgg ya


- Perburukan kondisi ibu
dan janin
- Persalinan atau ketuban
pecah
E. PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA BERAT

PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA BERAT2

Preeklampsia dengan gejala berat

- MRS, Evaluasi gejala, DJJ, dan cek


laboratorium
- Stabilisasi, pemberian MgSO4
profilaksis

< 34 minggu

Jika didapatkan :

- Eklampsa
- Edema paru
- DIC
- HT berat, tidak terkontrol
- Gawat janin
- Solusio plasenta
- IUFD
- Janin tidak viabel (tergantung kasus)

Jika didapatkan :

- Gejala persisten
- Sindrom HELLP
- Pertumbuhan janin terhambat
- Severe olygohydramnion
- Reversed end diastolic flow
- Gangguan renal berat

Perawatan konservatif

- Evaluasi di kamar bersalin selama 24-


48 jam
- Rawat inap hingga terminasi
- Stop MgSO4, profilaksis (1x24 jam)
- Pemberian anti HT jika TD ≥ 160/110
- Pematangan paru 2x24 jam
- Evaluasi maternal-fetal secara berkala

PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA BERAT2


Preeklampsia dengan gejala berat

- MRS, Evaluasi gejala, DJJ, dan cek ≥ 34 minggu


laboratorium
- Stabilisasi, pemberian MgSO4 profilaksis

<34 minggu

Jika didapatkan :

Jika usia kehamilan ≥


- Eklampsia
24 minggu, janin hidup
- Edema paru Terminasi kehamilan
: Berikan pematangan
setelah stabilisas
- DIC iya paru (dosis tidak harus Terminasi kehamilan
selalu lengkap) tanpa
- HT berat, tidak terkontrol setelah stabilisas
menunda terminasi
- Gawat janin
- Solusio plasenta
- IUFD
- Janin tidak viabel (tergantung kasus)

Tidak

Jika didapatkan :

- Gejala persisten
- Sindrom HELLP
- Pertumbuhan janin terhambat
Jika usia kehamilan > 24
- Severe olygohydramnion
iya minggu : Pematangan paru
- Reversed end diastolic flow (inj. dexamethason IM 2x6
- Gangguan renal berat mg atau betamethason IM
1x12 mg) 2x24 jam

Tidak
Perawatan konservatif :

- Evaluasi di kamar bersalin selama 24-48 jam


- Usia kehamilan ≥ 34
- Rawat inap hingga terminasi minggu
- Stop MgSO4, profilaksis (1x24 jam) - KPP atau inpartu
- Perburukan maternal fetal
- Pemberian anti HT jika TD ≥ 160/110
- Pematangan paru 2x24 jam
- Evaluasi maternal-fetal secara berkala

F. Manajemen Ekspektatif Preeklampsia Berat

Manajemen Ekspektatif Preeklampsia Berat2

Preeklampsia dengan gejala berat

- Evaluasi di kamar bersalin dalam 24-28 jam


- Kortikosteroid untuk pematangan paru, Magnesium
sulfat profilaksis, antihipertensi
- USG, evaluasi kesejahteraan janin, gejala dan
pemeriksaan laboratorim

Kontraindikasi perawatan ekspektatif :

- Eklampsia
- Edema Paru iya
- DIC Lakukan Persalinan setelah
- HT berat, tidak terkontrol ? Gawat janin stabil
- Solusio plasenta
- IUFD
- Janin tidak viabel

Komplikasi perawatan ekspektatif :

- Gejala persisten iya


- Sindrom HELLP Pemberian Kortikosteroid
- Pertumbuhan janin terhambat pematangan paru Persalinan
- Severe olygohydramnion setelah 48 jam
- Reversed end diastolic flow
- KPP atau Inpartu
- Gangguan renal berat
Perawatan Ekspektatif :

- Tersedia fasilitas perawatan maternal dan neonatal


intensif
- Usia kehamilan janin viabel – 34 minggu
- Rawat inap
- Stop magnesium sulfat dalam 24 jam
- Evaluasi ibu dan janin setiap hari

- Usia kehamilan ≥ 34 minggu


iya
- KPP atau Inpartu
- Perburukan maternal-fetal Lakukan persalinan
G.- Manajemen
Adanya salah Konservatif PEB perawatan
satu gejala kontraindikasi
ekspektatif

MANAJEMEN KONSERVATIF PEB2


Pasien memenuhi persyaratan perawatan
konservatif

Preeklampsia dengan gejala berat

- Injeksi MgSO4 sesuai prosedur


(Alternatif 1 / Alternatif 2 )
dilanjutkan hingga 24 jam
- Berikan pematangan paru
(Dexamathason 2 x 6mg i.m selama 2
hari atau bethametason 1 x 12 mg i.m
selama 2 hari)

Pindah ruangan, lakukan evaluasi ketat

Evaluasi Klinis Evaluasi Laboratorium Evaluasi Janin

- Kontrol tekanan darah - Trombosit, - NST setiap minggu


- Evaluasi tanda impending fungsi liver, - USG untuk evaluasi
eklampsia (nyeri epigastrium, fungsi ginjal, kesejahteraan janin 2 kali
nyeri kepala, mata kabur) albumin setiap seminggu
minggu - Evaluasi pertumbuhan janin /
2 minggu
Semua parameter baik Salah satu parameter memburuk

Umur

Umur kehamilan ≥ 34 minggu Terminasi Terminasi kehamilan


kehamilan

1. Pemberian Anti Hipertensi


ANTI HIPERTENSI2
- Indikasi utama pemberian anti hipertensi ada kehamilan adalah untuk keselamatan ibu
dan mencegah penyakit serebrovaskuler
- Obat anti hipertensi diberikan bila tekanan darah > 160/110 mmHg (II/A)
- Pemberian anti hipertensi pilihan pertama adalah nifedipin oral , hydralazine, dan
labetalol parenteral (I/A)
- Alternatif anti hipertensi yang lain adalah : nitrogliserin, metildopa, labetalol (I/B)
-
2. Pemberian Magnesium Sulfat
MAGNESIUM SULFAT2
- Direkomendasikan sebagai terapi lini pertama preeklamsia / eklamsia
- Direkomendasikan sebagai profilaksis terhadap eklamsia pada Pasien preeklamsia berat
(I/A)
- Merupakan pilihan utama pada Pasien preeklamsia berat dibandingkan diazepam atau
fenitoin untuk mencegah terjadinya kejang atau kejang berulang (1a/A)

3. Dosis dan Cara Pemberian MGSO42


- Loading dose : 4 g MgSO4 40% dalam 100 cc NaCL : habis dalam 30 menit (73 tts /
menit)
- Maintenance dose : 6 gr MgSO4 40% dalam 500 cc Ringer Laktat selama 6 jam : (28
tts/menit)
- Awasi : volume urine, frekuensi nafas, dan reflex patella setiap jam • Pastikan tidak ada
tanda-tanda intoksikasi magnesium pada setiap pemberian MgSO4 ulangan
- Bila ada kejang ulangan : berikan 2g MgSO4 40%, IV

a. Alternative 1 (pemberian konbinasi IV dan IM) (Untuk faskes primer, skunder, dan
tersier)
Loading Dose
- Injeksi 4 gr iv bolus (MgSO4 20%) 20 cc selama 5 menit (jika tersedia MgSO4 40%
berikan 10 cc dengan diencerkan dengan 10 cc aquabidest)
- Injeksi 10 gr iv bolus (MgSO4 40%) 25 cc pelan, masing-masing pada bokong kiri dan
bokong kanan berikan 5 g (12,5 cc). dapat ditambahkan 1 ml lidokain 2% untuk
mengurangi nyeri.
-
Maintenance Dose
Injeksi 5 g im (MgSO4 40%), 12,5 cc pelan, pada bokong bergantian setiap 6 jam.

b. Alternative 2 (pemberian iv saja) (hanya untuk Faskes sekunder dan tersier)


Initial dose
- Injeksi 4 g iv bolus (MgSO4 20%), 20 cc selama 5 menit (jika tersedia MgSO4 40%
berikan 10 cc dengan diencerkan dengan 10 cc aquabidest
Dilanjutkan Syringe Pump atau Infusion Pump
- Lanjutkan dengan pemberian MgSO4 1 g/jam, contoh sisa 15cc atau 6 gram (MgSO4
40%) diencerkan dengan 15 cc aquabidest dan berikan selama 6 jam.

Atau dilanjutkan dengan Infusion Drip


- Lanjutkan dengan pemberian MgSO4 1 g/jam, contoh sisa 15cc atau 6 gram (MgSO4
40%) diencerkan dengan 500 cc kristaloid dan berikan selama 6 jam (28 tetes/menit).
-
c. Jika didapatkan kejang ulangan setelah pemberian MGSO4
- Tambahan 2 g iv bolus (MgSO4 20%), 10 cc (jika tersedia MgSO4 40%, berikan 55 cc
diencerkan dengan 5 cc aquabidest). Berikan selama 2-5 menit, dapat diulang 2 kali, jika
masih kejang kembali beri diazepam.

H. Cara Kerja MgSO4 pada Preeclampsia


1. Dilatasi dari pembuluh darah otak meningkatkan aliran darah plasenta
terpenuhinya nutrisi janin dan perkembangan janin.
2. Penurunan iskemi plasenta penurunan produksi faktor antiangiogenik
Memperbaiki biovailabilitas faktor angiogenik( PIGF dan VEGF )
3. MgSO4 Meningkatkan fleksibilitas arteri sentral
I. Pelaksanaan Rujukan di Pelayanan Dasar : BAKSOKU
1. Pra Rujukan
a) Informasi kepada pasien dan keluarga
b) Penentuan lokasi tujuan rujukan : regionalisasi
c) Informasi kepada calon tempat rujukan
2. Proses Pra Rujukan
a) Stabilisasi pra rujukan
b) Transpotasi yang cepat dan tepat, Pendampingan
3. Pasca Rujukan
a) Rujukan balik (informasi, specimen, pasien)
b) Pencatatan dan pelaporan
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU N G1P0A0 DENGAN PEB

DI BPM BIDAN AINUN AZIZAH

A. PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian : 17 Desember 2020

Pukul : 03.30 wib

Tempat : PBM Bidan Ainun Azizah, SST

DATA SUBJEKTIF

Ibu M Usia 20 tahun,G1P0A0 datang dengan keluhan nyeri kepala dan ulu hati
disertai nyeri pinggang seperti mules, HPHT 25/03/2020. Ibu mengatakan USG terakhir
dengan dr. Obgyn bualn November hasil normal TTP 27/12/2020. Ibu mengatakan tidak
pernah melakukan cek urine karena selama ini tekanan darah ibu normal-normal saja dan
bengkak dikaki ibu dimulai sejak 3 minggu yang lalu.

DATA OBJEKTIF

k/u: baik, konjungtiva: normal, skelera: putih, BB: 75 kg TB: 142 cm, TD: 140/80
mmHg, Pols: 86 x/I, R/R: 18 x/I, TFU: 37 cm, puka, Djj : 140 x/I, preskep. Vt tidak
dilakukan , oedema abdomen ada, oedema ektremitas bawah ada, TTP: 01/01/2020

ANALISA

Ibu M G1P0A0 usia kehamilan 28 minggu dengan susp. Preeklampsie

PENATALAKSANAAN
 Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan, ibu mengerti dan megetahui kondisi yang ibu
alami saat ini.
 Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda pre eklampsie, bahaya pre eklampsie
dan cara penanganan pre eklampsia, ibu mengerti dan merasa cemas
 Mengajurkan ibu untuk memeriksakan urinenya di faskes yang lengkap misalnya
Rumah Sakit untuk menegakkan diagnose ibu, ibu mengerti dan mau melakukan
pemeriksaan urine
 Memberitahukan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu harus ditangani di faskes yang
lebih lengkap untuk menegakkan diagnosa dan untuk penanganan komprehensif, ibu
dan kelurga mengerti dan bersedia
 Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu akan dirujuk ke Rumah Sakit
Cut Nyak Dhien Meulaboh, ibu dan keluarga mengerti dan bersedia
 Memberitahu ibu agar tidak cemas karena kondisi cemas dapat meningkatkan stress
dan meningkatkan Tekanan Darah ibu, ibu mengerti dan berusaha untuk
menenangkan hati dan pikirannya agar tida cemas lagi
 Menganjurkan suami dan keluarga untuk member dukungan dan motivasi kepada ibu,
keluarga mengerti dan mulai memotivasi dan menenangkan ibu.
 Mempersiapkan transportasi rujukan, transportasi tersedia
 Melakukan pendampingan pasien yang akan dirujuk, ibu didampingi bidan yang
merujuk
 Melakukan rujukan ke Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh.

Pukul : 04.30 wib

Tempat : Ruang Bersalin RSU Cut Nyak Dhien Meulaboh

DATA SUBJEKTIF

Ibu M Usia 20 tahun,G1P0A0 rujukan PBM Bidan Ainun Azizah, SST, datang
dengan nyeri kepala dan ulu hati sperti mual disertai nyeri pinggang, HPHT 25/03/2020.
Ibu mengatakan USG terakhir dengan dr. Obgyn bualn November hasil normal TTP
27/12/2020. Ibu mengatakan bengkak dikaki ibu dimulai sejak 3 minggu yang lalu dan
tidak pernah melakukan cek urine karena selama ini tensi Darah ibu normal. Bidan
merujuk mengatakan ibu dirujuk karena dicurigai pre eklampsie dan sekaligus untuk
memeriksa urine ibu, TD di PBM 140/80 mmHg dan tidak dilakukan VT. Petugas Ponek
mengatakan TD di ponek saat masuk 160/94 mmHg dan sudah diberikan nifedipin 10
mg/SL 1 kali pemberian.

DATA OBJEKTIF
k/u: baik, konjungtiva: normal, skelera: putih, BB: 75 kg TB: 142 cm, TD: 149/99
mmHg, Pols: 90 x/I, R/R: 20 x/I, TFU: 37 cm, puka, Djj : 138 x/I, preskep. Vt tidak
dilakukan , oedema abdomen ada, oedema ektremitas bawah ada, TTP: 01/01/2020

cek lab dan urine sudah oleh petugas ponek

hasil hasil Protein Urine +2

ANALISA

Ibu M G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu dengan Pre Eklampsia Berat

PENATALAKSANAAN

 Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan, ibu mengerti dan megetahui kondisi yang ibu
alami saat ini.
 Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda pre eklampsie, bahaya pre eklampsie
dan cara penanganan pre eklampsia, ibu mengerti
 Melakukan pemasangan O2: 5-6 l/i, O2 terpasang
 Menghitung jumlah urine pada DC, urine berwarna kuning jernih, volume 150 cc
 Memberitahu ibu agar tidak cemas karena kondisi cemas dapat meningkatkan stress
dan meningkatkan Tekanan Darah ibu, ibu mengerti dan berusaha untuk
menenangkan hati dan pikirannya agar tida cemas lagi
 Melakukan kolaborasi dengan dr. Armansyah SpOg (pkl 04.40 wib), intruksi pkl
07.33 wib (setelah bayi lahir pkl: 07.27 wib yaitu MGSO 4 drip dan bolus pelan,
therapy diberikan setelah bayi lahir pkl. 07. 50 wib
 Menganjurkan ibu untuk istirahat, ibu mengerti, namun ibu tidak bisa istirahat karena
sudah merasakan mules yang lebih sering
 Menganjurkan suami dan keluarga untuk memberi dukungan dan motivasi kepada
ibu, keluarga mengerti dan mulai memotivasi dan menenangkan ibu.
 Melakukan pemantauan ketat TD ,djj, dan tanda-tanda eklampsia.
 Mengobservasi his, djj dan kemajuan persalinan, his tidak ada, djj 134x/i

B. PEMBAHASAN

Dari data sunjektif maupun data objektif diperoleh ibu mengeluh nyeri kepala,
nyeri ulu hati, terdapat oedema pada abdomen dan ekstremitas bawah penulis
menyimpulkan ibu memiliki tanda-tanda pre eklampsia.
Tanda-tanda Preklampsia berat adalah jika terdapat salah satu dari :Tekanan darah
> 160/110 mmHg, Proteinuria > +1, Serum kreatinin > 1,1 mg/dl, Peningkatan enzim hati
> 2 kali , Trombosit < 100.000, Edema paru, Nyeri kepala, gangguan penglihatan dan
nyeri epigastrium2. Dari data penunjang melalui pemeriksaan protein urine laboratorium
RSU CND dengan hasil protein urine +2, dapat disimpulkan dari data subjektif, objektif,
maupun penunjang ibu dikatagorikan dalam Pre Eklampsia Berat.

Penatalaksanaan yang diberikan kepada ibu saat di PBM adalah tidak melakukan
Vt, Mengajurkan ibu untuk memeriksakan urinenya di faskes yang lengkap misalnya
Rumah Sakit untuk menegakkan diagnose, Menginformasikan kepada ibu dan keluarga
bahwa ibu akan dirujuk ke Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Meulaboh untuk penanganan
komprehensif, melakukan rujukan ke Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh

Penatalaksanaan yang diberikan kepada ibu saat di ruang bersalin RSU CND
Meulaboh , Melakukan pemasangan O2: 5-6 l/i, O2, melakukan pemasangan DC,
memberikan nifedipin 10 mg/SL 1 kali pemberian (ponek), Melakukan kolaborasi dengan
dr. Obgyn, Melakukan pemantauan ketat TD ,djj, dan tanda-tanda eklampsia.

Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa antara teori dan kenyataan
dilapangan mengenai gejala PEB serta penatalaksanaan ibu M G1P0A0 usia kehamilan 38
minggu dengan Pre Eklampsia Berat sesuai.

Dengan adanya penatalaksaan yang cepat dan tepat yang diberikan pada ibu, maka
petugas kesehatan telah melakukan asuhan kebidanan yang sesuai prosedur pada ibu hamil
dengan PEB.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu M dengan PEB berupa
pengumpulan data subjektif, pemeriksaan fisik, dan data penunjang untuk
memperoleh data objektif, menentukan analisa untuk mengetahui masalah yang
terjadi pada pasien serta penatalaksanaan yang telah diberikan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Data subjektif ibu M G1P0A0 datang dengan keluhan nyeri kepala dan ulu hati
disertai nyeri pinggang seperti mules.
2. Data Objektif yang didapatkan terdapat tanda-tanda PEB pada ibu M diantaranya
oedema abdomen ada, oedema ektremitas bawah ada, protein urine +2
3. Analisa data berdasarkan data subjektif dan data objektif adalah ibu Ibu M
G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu dengan Pre Eklampsia Berat
4. Penatalaksanaan yang diberikan pada ibu M dengan PEB saat di PBM adalah
tidak melakukan Vt, Mengajurkan ibu untuk memeriksakan urinenya di faskes
yang lengkap misalnya Rumah Sakit untuk menegakkan diagnose,
Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu akan dirujuk ke Rumah
Sakit Cut Nyak Dhien Meulaboh untuk penanganan komprehensif, melakukan
rujukan ke RSU CND Meulaboh.
5. Setelah memperoleh edukasi, cemas ibu berkurang dan ibu mengetahui situasi dan
kondisi yang ibu alami saat ini dan bagaimana penanganan yang harus ibu
lakukan untuk mengatasinya dan penatalaksanaan yang diberikan kepada ibu saat
di ruang bersalin RSU CND Meulaboh , Melakukan pemasangan O2: 5-6 l/i, O2,
melakukan pemasangan DC, memberikan nifedipin 10 mg/SL 1 kali pemberian
(ponek), Melakukan kolaborasi dengan dr. Obgyn, Melakukan pemantauan ketat
TD ,djj, dan tanda-tanda eklampsia,

B. SARAN
1. Bagi penulis
Diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh langsung dilahan praktek
dan dengan ilmu yang diperoleh dapat memberikan Asuhan Kebidanan yang tepat
dan sesuai pada ibu hamil dengan PEB
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah referensi yang dapat menunjang dalam
kegiatan belajar mengajar terkait Asuhan Kebidanan pada ibu hamiL dengan PEB
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat memberikan gambaran tentang kejadian ibu hamil dengan PEB dan
dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
dalam memberikan asuhan pada ibu hamil guna mencegah anemia rinagn dan
mengurangi risiko pada saat kehamilan, pada janin, dan pada saat persalinan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Saufi M. Дифференциально экспрессирующиеся гены нейромедиаторных систем в


дорсальном стриатуме самцов мышей с двигательными нарушениямиNo Title. Высшей
Нервной Деятельности. 2018;2:227-249.

2. Zeller T. Endovascular Treatment of Atherosclerotic Popliteal Artery Lesions - Balloon Angioplasty


versus primary Stenting: A prospective, multi-centre, randomised study. ETAP. Leipzig Interv
Course. Published online 2014.
http://onlinelibrary.wiley.com/o/cochrane/clcentral/articles/248/CN-00833248/frame.html
%5Cnhttp://onlinelibrary.wiley.com/o/cochrane/clcentral/articles/060/CN-00984060/frame.html

Anda mungkin juga menyukai