Anda di halaman 1dari 26

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Hasil sensus penduduk tahun 2011 menurut publikasi Badan Pusat Statistik Indonesia
menyebutkan bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah sebesar 241 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49% antara tahun 2000 sampai dengan 2010. Angka ini telah
menempatkan Indonesia pada urutan keempat dari negara berpenduduk paling besar di dunia
setelah Cina, India dan Amerika Serikat, dengan LPP yang masih jauh dari target BKKBN
tahun 2014 yaitu sebesar 1,1%.

UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan


keluarga menyebutkan bahwa keluarga berencana adalah upaya untuk mengatur kelahiran
anak, jarak, dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan,
dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

Dalam upaya akselerasi pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana


(KKB), dengan memperhatikan RPJMN dan Rencana Strategis BKKBN tahun 2010-2014,
sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2014 adalah Total Fertility Rate (TFR) sebesar 2,36,
Contraceptive Prevalence Rate (CPR) sebesar 60,1% dan unmet need sebesar 6,5%. Tiga
indikator yang berkaitan dengan Keluarga Berencana (KB) yang disebutkan dalam Millenium
Development Goals (MDGs) 2015 adalah Contraceptive Prevalence Rate (CPR), Age
Specific Fertility Rate (ASFR), dan unmet need. Target nasional indikator tersebut pada tahun
2015 adalah CPR sebesar 65%, ASFR usia 15-19 tahun sebesar 30/1000 perempuan usia 15-
19 tahun dan unmet need sebesar 5%.

Angka CPR terus meningkat dari kurun waktu tahun 1991-2012, dari 49,7 pada tahun
1991 kepada 61,9 pada tahun 2012. Namun begitu, dalam satu dekade terakhir, keberhasilan
pelayanan KB di Indonesia mengalami suatu keadaan stagnan. Angka TFR stagnan dalam 3
periode terakhir pemantauan SDKI (2002, 2007, 2012) yaitu sebesar 2,6. Angka ASFR untuk
usia 15-19 tahun adalah 48 per 1.000 perempuan usia 15-19 tahun pada tahun 2012
sedangkan target yang diharapkan pada tahun 2015 adalah 30 per 1.000 perempuan usia 15-
19 tahun. Unmet need masih sebesar 8,5% pada tahun 2012 berbanding target RPJMN 2014
yaitu 6,5%.

1
Di Puskesmas Pedes belum diketahui tingkat keberhasilan program Keluarga
Berencana sehingga diperlukan evaluasi program tersebut di UPTD Puskesmas Pedes pada
periode Januari sampai dengan Oktober 2015.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah adalah seperti berikut:
1. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 241 juta jiwa.
2. Masih tingginya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Indonesia, yakni sebesar 1,49%
pertahun sedangkan target yang ingin dicapai adalah 1,1% pertahun.
3. Angka fertilitas total (Total Fertility Rate/TFR) mengalami stagnansi dari tahun 2002
sehingga 2012 yakni sebesar 2,6 sedangkan yang ingin dicapai adalah 2,36.
4. Angka Age Specific Fertility Rate (ASFR) untuk usia 15-19 tahun adalah 48/1000
perempuan usia 15-19 tahun pada tahun 2012 sedangkan target tahun 2015 adalah
30/1000 perempuan usia 15-19 tahun.
5. Unmet need masih sebesar 8,5% pada tahun 2012 berbanding target RPJMN 2014
yaitu 6,5%.
6. Keberhasilan program KB di UPTD Puskesmas Pedes pada periode Januari sampai
dengan Oktober 2015 belum diketahui.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui keberhasilan program Keluarga Berencana di UPTD Puskesmas
Pedes Kabupaten Karawang pada periode Januari sampai dengan Oktober 2015
dengan cara membandingkan cakupan dengan tolok ukur.

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Diketahuinya cakupan peserta KB baru di Puskesmas Pedes, Kabupaten


Karawang periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2015.
b) Diketahuinya cakupan peserta KB aktif di Puskesmas Klari Kecamatan Pedes
Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2015.
c) Diketahuinya cakupan peserta KB aktif berdasarkan alat kontrasepsi di Puskesmas
Pedes, Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2015.

2
d) Diketahuinya cakupan penanganan efek samping dan komplikasi di Puskesmas
Pedes, Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2015.
e) Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan KB di Puskesmas Pedes Kabupaten
Karawang periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2015.
f) Diketahuinya prioritas masalah dan penyebab masalah pada program KB di
Puskesmas Pedes periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2015.
g) Diketahuinya sistem pencatatan dan pelaporan yang dilaksanakan di Puskesmas
Pedes, Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2015.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Evaluator

 Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama


kuliah.
 Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi gerakan Keluarga
Berencana di Puskesmas dalam lingkup wilayah kerjanya.
 Mengetahui sedikit sebanyaknya kendala yang dihadapi dalam menjalankan
program Puskesmas khususnya pada Pelayanan Keluarga Berencana dan
merangsang cara berpikir kritis dan berilmiah.
1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi

 Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi


 Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan dan masyarakat.
1.4.3 Bagi Puskesmas

 Mengetahui masalah yang timbul dalam program Puskesmas disertai usulan atau
saranan sebagai pemecahan masalahnya.
 Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan program KB
sehingga memenuhi target cakupan program
 Memberikan masukan terhadap jalinan kerjasama dan membina peran serta
masyarakat dalam melaksanakan program KB secara optimal, sehingga pelayanan
KB di Puskesmas Kecamatan Pedes dapat menjadi lebih baik.

3
1.4.4 Bagi Masyarakat

 Supaya masyarakat mendapatkan pelayanan yang lebih baik dari puskesmas


 Sebagai sumber informasi bagi masyarakat, sehingga masyarakat dapat
meningkatkan kesejahteraan dan taraf kualitas hidup dengan mengikuti program
KB serta diharapkan masyarakat dapat menyadari akan pentingnya program KB.

1.5 Sasaran
Pasangan usia subur (PUS), yaitu pasangan yang istrinya berumur antara 15 – 49 tahun,
dalam hal ini termasuk pasangan yang istrinya lebih dari 49 tahun tetapi masih mendapat
mestruasi, di wilayah Kecamatan Pedes periode Januari 2015 sampai dengan Oktober
2015.

4
Bab II
Materi dan Metode

2.1 Materi

Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari catatan kegiatan bulanan puskesmas
mengenai program KB di Puskesmas Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, pada periode
Januari 2015 sampai dengan Oktober 2015, yang berisi kegiatan:

1. Konseling
2. Pelayanan kontrasepsi
3. Pembangunan akseptor KB
4. Penanganan efek samping dan komplikasi yang ringan
5. Pelayanan rujukan
6. Pencatatan dan pelaporan

2.2 Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan cakupan program KB di Puskesmas
Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai dengan Oktober
2015 terhadap tolok ukur yang ditetapkan dengan mengadakan pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data dan interpretasi data dengan menggunakan pendekatan
sistem sehingga dapat ditemukan masalah-masalah yang ada dari pelaksanaan program
KB di Puskesmas Kecamatan Pedes, di mana setelah itu dilakukan usulan dan saran
sebagai pemecahan masalah berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-
unsur sistem.

5
Bab III
Kerangka Teoritis dan Tolok Ukur
3.1 Kerangka Teoritis

Lingkungan

(4)

Masukan Proses Keluaran Dampak

(1) (2) (3) (6)

Umpan Balik

(5)

Bagan di atas menerangkan sistem menurut Ryan. Sistem adalah gabungan dari
elemen-elemen yang saling dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi
sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.

Bagian atau elemen tersebut dapat dikelompokkan dalam lima unsur, yaitu :

1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
terdiri dari unsur tenaga (man), dana (money), sarana (material) dan metode (method),
yang dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem.
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
terdiri dari unsur perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating), dan pemantauan (controlling), yang berfungsi untuk mengubah masukan
menjadi keluaran yang direncanakan.
3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem
tetapi mampu mempengaruhi sistem. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan non
fisik.
5. Umpan balik (feedback) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dalam sistem tersebut.
6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem.

6
3.2 Tolok Ukur
Tolok ukur terdiri dari variabel-variabel yaitu masukan, proses, keluaran, lingkungan,
umpan balik dan dampak yang digunakan sebagai pembanding atau target yang harus
dicapai dalam Program Keluarga Berencana.

7
Bab IV
Penyajian Data
4.1 Sumber Data
Sumber data adalah data sekunder dari:
1) Catatan bulanan klinik KIA/KB puskesmas Kecamatan Pedes periode Januari sampai
dengan Oktober 2015.
2) Catatan bulanan bidan desa bagi semua desa di Kecamatan Pedes periode Januari
sampai dengan Oktober 2015.

4.2 Data Umum


4.2.1 Data Geografi

1. Puskesmas Pedes termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Pedes Kabupaten


Karawang yang terletak di sebelah Utara Kota Kabupaten Karawang.

2. Lokasi gedung Puskesmas Kecamatan Pedes terletak di Jl. Raya Pedes-Sungai Buntu,
Payungsari, Kecamatan Pedes Kabupaten Karawang.

3. Batas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pedes:

 Sebelah Utara : Puskesmas Sungai Buntu

 Sebelah Selatan : Puskesmas Kuta Mukti

 Sebelah Barat : Puskesmas Cibuaya

 Sebelah Timur : Puskesmas Kerta Mukti

4. Luas Kecamatan Puskesmas Pedes adalah 5.115 Ha, dengan kondisi fisik dataran rendah,
didominasi oleh sebagian besar persawahan dan sebagian pantai.

5. Wilayah kerja Puskesmas Pedes terdiri dari 8 desa, 68 RW dan 126 RT, 49 Posyandu dan
8 Posbindu.

6. Secara administrasi wilayah kerja Puskesmas Pedes terdiri dari 8 desa yaitu:

 Desa Payungsari
 Desa Karangjaya
 Desa Kertaraharja
 Desa Jatimulya
 Desa Rangdumulya

8
 Desa Labanjaya
 Desa Malangsari
 Desa Kertamulya

7. Jarak dari Puskesmas Pedes ke kota Kabupaten ± 35 Km dengan waktu tempuh ± 90


menit menggunakan kendaraan roda empat

8. Jarak terjauh dari desa ke Puskesmas yaitu desa Malangsari dengan jarak 7 km
sedangkan desa yang terdekat adalah Desa Payungsari. Data selengkapnya terdapat pada
Lampiran II.

4.2.2 Data Demografi

Berdasarkan data dari masing-masing desa penduduk wilayah kerja UPTD Puskesmas
Kecamatan Pedes pada tahun 2014:

1. Jumlah penduduk Kecamatan Pedes Kabupaten Karawang adalah 60.240 jiwa; 31.051
adalah laki-laki dan 29.189 adalah perempuan.
2. Kepadatan penduduk tiap desa tertinggi terdapat di Desa Jatimulya dan terendah terdapat
di Desa Malangsari. Data kependudukan selengkapnya terdapat pada Lampiran.
3. Rinciannya tingkat sosial ekonomi penduduk adalah sebagai berikut petani sebanyak
55%, pedagang 10%, buruh/swasta 15%, nelayan 2%, PNS/TNI/Polri 4%, dan lain-lain
14%.
4. Data persentase tingkat pendidikan menunjukkan bahwa pendidikan SD merupakan
pendidikan dengan persentase tertinggi yaitu sebanyak 68%, sedangkan yang
berpendidikan SMP sebanyak 17%, yang berpendidikan SLTA sebanyak 9%, dan
sisanya sebanyak 6% berpendidikan Diploma/Perguruan tinggi.
5. Agama yang dianut sebagian besar penduduk Kecamatan Pedes adalah Islam (99,9%)
dan sebagian kecil lainnya adalah agama Kristen Protestan.

4.2.3 Jenis Sarana Kesehatan

Di Kecamatan Pedes terdapat sarana kesehatan meliputi :


 Pustu :1
 Poskesdes :1

9
 Pusling :6
 Ambulan :2
 Posyandu : 49
 Pos Bindu :8
 Klinik bersalin :1
 PONED :1
 Klinik 24 jam :2
 BPS : 18
 Pengobatan Tradisional : 12
 Apotek :4

4.3 Data Khusus


4.3.1 Masukan
4.3.1.1 Tenaga
a. Dokter Umum : 1 orang
b. Bidan koordinator : 1 orang
c. Bidan puskesmas : 11 orang
d. Bidan desa : 10 orang
e. Petugas Lapangan KB : 4 orang
f. Administrasi : 1 orang
g. Kader : 36 orang

4.3.1.2 Dana
a. BKKBN : Tersedia
b. APBD tingkat II : Tidak Tersedia
c. Bantuan Operasional Kesehatan : Tidak Tersedia

4.3.1.3 Sarana dan Prasarana

 Sarana medis:
a) Stetoskop : 2 buah
b) Tensimeter : 2 buah
c) Termometer : 2 buah
d) Timbangan berat badan bayi : 2 buah

10
e) Meja ginekologi : 2 Buah
f) Sarung tangan steril : 100 Pasang
g) Timbangan berat badan dewasa : 2 buah

 Sarana Kontrasepsi
a) IUD Copper T : 50 Buah
b) Disposable Syringe : 600 Buah
c) Implant : 50 Set
d) Pil KB Kombinasi : 1500 Strip
e) Cyclogestone : 100 Vial
f) Depo Progestine : 200 Vial
g) Alat kontrasepsi lain (Kondom) : 50 Lusin

 Sarana Obat-Obatan
a) Cairan antiseptik betadine : 3 Botol
b) Tablet Analgetik : 300 Tablet
c) Kapas Alkohol dan Kasa Steril : 3 Toples
d) Vitamin B6 : 900 Tablet

 Sarana Non Medis


a) Toples alkohol : 2 buah
b) Waskom Pencuci Alat : 6 Buah
c) Tempat Sampah : 5 Buah
d) Handuk Kecil : 5 Buah
e) Brosur/Pamflet : 100 lembar
f) Pedoman tatalaksana KB : 2 buah
g) Alat Tulis : Tersedia

 Sarana non medis:


1) Gedung Puskesmas
a) Ruang pendaftaran : Ada
b) Ruang tunggu : Ada
c) Ruang untuk pemeriksaan pasien : Ada

11
2) Meubel Puskesmas
a) Lemari arsip : Ada
b) Lemari obat : Ada
c) Meja periksa : Ada
d) Kursi : Ada
e) Tempat tidur untuk memeriksa : Ada
f) Ruang tunggu : Ada

4.3.1.4 Metode
a. Konseling:
Menerangkan arti dan tujuan keluarga berencana, alat-alat, memberikan
pilihan kontrasepsi yang sesuai, efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi
dan lain-lain.
b. Pelayanan Kontrasepsi:
1) Pil:
Pil pertama diminum pada hari kelima sejak permulaan haid. Minum
satu pil setiap hari secara teratur seperti apa yang tertulis pada kartu
2) Suntikan:
Cyclogeston disuntik 1x / bulan, dosis 1cc, IM di deltoid lengan atas.
Depo Progestin 1x / 3 bulan, dosis 3cc, IM di gluteus.
3) Implant:
Lokasi di lengan kiri atas bagian voler, kira-kira 10 cm dari lipat siku,
pemasangan sesuai prosedur.
4) IUD:
Anamnesis, Pemeriksaan umum dan khusus (obstetrik), Pemasangan
sesuai prosedur.
5) Kondom:
6) MOW
7) MOP
c. Pembinaan akseptor KB:
Melakukan pemantauan berkala terhadap akseptor KB untuk mencegah drop
out, memotivasi akseptor untuk memakai kontrasepsi jangka panjang.
d. Penanganan efek samping dan komplikasi:

12
Pada setiap kasus yang terjadi efek samping dan komplikasi yang ringan.
e. Pelayanan rujukan KB:
Pada setiap kasus berat yang tidak dapat ditangani di Puskesmas
f. Pencatatan dan pelaporan:
Melakukan pencatatan rutin dan pelaporan setiap bulan.

4.3.2 Proses
a. Perencanaan
Perencanaan tertulis mengenai:
1) Konseling:
Dilakukan pada hari Senin hingga Jumat, dari jam 08.00-14.00 WIB oleh
bidan di Puskesmas dengan memberikan informasi kepada calon peserta
KB melalui wawancara.
2) Perencanaan pelayanan kontrasepsi:
Dilakukan pada hari Senin hingga Jumat, dari jam 08.00-14.00 WIB oleh
bidan di Puskesmas dengan memberikan informasi tentang kontrasepsi
yang tersedia serta penggunaannya.
3) Pembinaan akseptor KB:
Dilakukan pada hari Senin hingga Jumat, dari jam 08.00-14.00 WIB oleh
bidan di Puskesmas, untuk memotivasi peserta KB. Penyuluhan KB
dilakukan minimal 1 kali setiap bulan.
4) Penanganan efek samping dan komplikasi:
Dilakukan pada hari Senin hingga Jumat, dari jam 08.00-14.00 WIB oleh
dokter maupun bidan.
5) Pelayanan rujukan KB:
Dilakukan pada hari Senin hingga Jumat, dari jam 08.00-14.00 WIB oleh
dokter maupun bidan.
6) Perencanaan pencatatan dan pelaporan:
Dilakukan pada setiap akhir bulan oleh bidan yang ditugaskan untuk setiap
desa.

13
b. Pengorganisasian

Struktur Organisasi Program KB Puskesmas Kecamatan Pedes Tahun 2015

Kepala Puskesmas
Hj Warno Sumarno, SKM, MM.Kes

Bidan Koordinator
Dokter Penanggungjawab
KIA/PONED Eha Komala, Am.Keb
dr.Irma Primadina
Pemegang Program KB
Aam Haryati, Am.Keb

Bidan Puskesmas

Bidan Desa

c. Pelaksanaan
1) Konseling:
Dilakukan pada setiap hari kerja, dari jam 08.00-14.00 WIB oleh bidan di
Puskesmas.
2) Pelayanan kontrasepsi:
Dilakukan pada setiap hari Rabu dan Jumat dari jam 08.00-14.00 WIB oleh
bidan di Puskesmas.
3) Komunikasi, informasi, edukasi:
Dilakukan pada setiap hari kerja, dari jam 08.00-14.00 WIB oleh bidan di
Puskesmas. Penyuluhan dilakukan 1 kali dalam 2 bulan.
4) Penanganan efek samping dan komplikasi:
Dilakukan pada setiap hari kerja, dari jam 08.00-14.00 WIB oleh dokter
maupun bidan.

14
5) Pelayanan rujukan KB:
Dilakukan pada setiap hari kerja, dari jam 08.00-14.00 WIB oleh dokter
maupun bidan.
6) Perencanaan pencatatan dan pelaporan:
Dilakukan pada setiap akhir bulan oleh bidan yang ditugaskan untuk setiap
desa.

d. Pengawasan
1) Pencatatan dan pelaporan:
Setiap akhir bulan dan akhir tahun.
2) Rapat
Rapat bulanan dan rapat tahunan ada.

4.3.3 Keluaran
a. Cakupan konseling: 100%
b. Cakupan Peserta KB Baru

Tabel 1. Jumlah Peserta KB Baru dari Januari sampai dengan Oktober 2015
Bulan Pil Suntik Implan IUD Kondom MOW MOP Jumlah
Januari 2015 86 110 6 4 0 3 0 209
Februari 2015 131 40 82 3 2 5 0 263
Maret 2015 146 40 93 4 6 3 0 292
April 2015 40 123 1 1 2 4 0 171
Mei 2015 34 250 1 5 2 2 0 294
Juni 2015 54 141 1 6 2 2 0 296
Juli 2015 32 141 1 4 0 4 0 282
Agustus 2015 49 116 0 4 0 1 0 270
September 2015 39 133 14 2 0 0 0 288
Oktober 2015 52 127 7 8 0 1 0 295
Jumlah 663 1221 206 41 14 25 0 2660

Jumlah peserta KB baru: 2660


Jumlah PUS: 13002
*Tabel jumlah PUS setiap desa dicantumkan di Lampiran.

15
Jumlah peserta KB baru
Cakupan peserta KB baru = X 100%
Jumlah PUS
2660
= X 100% = 20,5 %
13002

b. Cakupan Peserta KB Aktif

Tabel 2. Jumlah Jumlah Peserta KB Aktif dari Januari sampai dengan Oktober 2015
Jenis kontrasepsi Jumlah peserta
Pil 1012
Suntik 1953
Implant 661
IUD 548
Kondom 133
MOW 205
MOP 145
Jumlah 4662

Jumlah peserta KB aktif : 4662

Jumlah PUS : 13002

*Tabel jumlah PUS setiap desa dicantumkan di Lampiran

Jumlah peserta KB aktif X 100%


Cakupan peserta KB aktif =
Jumlah PUS
4662
= X 100% = 35,9%
13002

16
c. Cakupan peserta KB aktif berdasarkan metode kontrasepsi

Tabel 3. Jumlah Peserta KB Aktif Berdasarkan Metode Kontrasepsi


dari Januari sampai dengan Oktober 2015
Jenis kontrasepsi Jumlah peserta Persentase
Pil 1012 21,7%
Suntik 1953 41,9%
Implant 661 14,4%
IUD 548 11,8%
Kondom 133 2,9%
MOW 205 4,4%
MOP 145 3,1%
Jumlah 4662 100%

Jumlah peserta KB berdasarkan metode


= X 100%
Jumlah peserta KB aktif

d. Jumlah peserta KB yang mengalami efek samping, komplikasi, kegagalan, dan


drop out di Puskesmas Kecamatan Pedes dari Januari sampai dengan Oktober
2015

Variabel Jumlah Persentase


Efek samping 49 1,05%
Komplikasi 0 0%
Kegagalan 28 0,6%
Drop out 64 1,37%

Jumlah peserta yang mengalami efek


samping/ komplikasi/ kegagalan/ drop out X 100%
=
Jumlah peserta KB aktif

17
d. Cakupan penanganan efek samping: 100%
e. Cakupan pelayanan rujukan KB:
Tidak ada kasus dengan komplikasi yang dirujuk.

4.3.4 Lingkungan

a)Fisik
 Lokasi Puskesmas : Mudah dijangkau
 Transportasi : Transportasi umum tidak melewati dua desa (Desa
Malangsari, Desa Kertamulya)
b)Non Fisik
 Pendidikan : Mayoritas berpendidikan rendah
 Sosial ekonomi : Mayoritas adalah petani
 Agama : Mayoritas beragama Islam

4.3.5 Umpan Balik

a. Pencatatan dan pelaporan yang lengkap dan sesuai Ada, sesuai waktu,
dengan waktu yang ditentukan akan dapat digunakan tetapi tidak lengkap
sebagai masukan dalam gerakan keluarga berencana

b. Rapat kerja yang membahas laporan kegiatan


setiap bulannya untuk mengevaluasi program yang Ada hasil rapat kerja
telah dijalankan

18
4.3.6 Dampak

a. Langsung

 Menurunkan Crude Birth Rate (CBR) : Belum dapat dinilai

b. Tidak langsung

 Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk : Belum dapat dinilai


 Pengendalian Total Fertility Rate : Belum dapat dinilai
 Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak
serta keluarga dalam rangka mewujudkan
NKKBS : Belum dapat dinilai

19
Bab V
Pembahasan

5.1 Masalah Menurut Variabel Keluaran

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Besar


(per 10 bulan) Masalah
1 Persentase Peserta KB 58,3% 35,9% (+)
aktif terhadap PUS 38,5%
2 Persentase Peserta KB 10,8% 11,8 % (-)
IUD
3 Persentase Peserta KB 7,5% 4,4% (+)
MOW 41,3%
4 Persentase Peserta KB 2,1% 2,9% (-)
kondom
5 Persentase Peserta KB 8,3% 14,2 % (-)
Implant
6 Persentase Peserta KB 1,7% 3,1% (-)
MOP
7 Persentase Peserta KB 15,8% 55,77% (-)
Suntik
8 Persentase Peserta KB 14,1% 41,9% (-)
Pil

5.2 Masalah Menurut Variabel Masukan


No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1. Dana APBD Tersedia dan Tidak (+)
cukup tersedia

2. Dana BOK Tersedia dan Tidak (+)


cukup tersedia

5.3 Masalah Menurut Variabel Proses

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah


1. Pelaksanaan Setiap hari Senin - Setiap hari Rabu dan (+)
pelayanan Jumat Jumat saja
kontrasepsi

2. Pelaksanaan Dilakukan minimal 1 Dilakukan 1 kali (+)


penyuluhan kali setiap bulan dalam 2 bulan
KB

20
5.4 Masalah Menurut Variabel Lingkungan

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah


1. Transportasi Tersedia di semua Transportasi umum (+)
desa tidak melewati semua
desa
2. Pendidikan Tidak menjadi faktor Mayoritas (+)
penghambat berpendidikan rendah
3. Agama Tidak menjadi faktor Mayoritas beragama (+)
penghambat Islam

5.5 Masalah Menurut Variabel Umpan Balik

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah


1. Pencatatan dan pelaporan yang Ada dan Tidak Lengkap (+)
lengkap dan sesuai dengan Lengkap
jadwal yang telah ditentukan

21
Bab VI
Perumusan Masalah

6.1 Masalah Sebenarnya


6.1.1 Masalah menurut keluaran
A. Cakupan peserta KB aktif masih kurang (35,9%) dari target 58,3% sehingga
besar masalah sebesar 38,5%.
B. Cakupan peserta KB MOW masih kurang (4,4%) dari target 7,5% sehingga
besar masalah sebesar 41,3%.

6.1.2 Masalah menurut masukan


A. Dana APBD yang tidak tersedia
B. Dana BOK tidak tersedia

6.1.3 Masalah menurut proses


A. Pelaksanaan pelayanan kontrasepsi terbatas pada hari Rabu dan Jumat saja
berbanding tolok ukur (setiap hari Senin - Jumat).
B. Pelaksanaan penyuluhan KB hanya dilakukan 5 kali berbanding target 10 kali
dalam 10 bulan.

6.1.4 Masalah menurut lingkungan


A. Lingkungan fisik menunjukkan keterbatasan transportasi di dua buah desa
untuk menjangkau lokasi puskesmas maupun tempat pelayanan KB lainnya.
B. Lingkungan non fisik menunjukkan tingkat pendidikan mayoritas penduduk
adalah rendah.
C. Lingkungan non fisik menunjukkan agama menjadi faktor penghambat kepada
masyarakat dalam program KB.

6.1.5 Masalah menurut umpan balik


A. Pencatatan dan pelaporan program KB setiap bulan masih belum lengkap.

22
Bab VII
Penyelesaian Masalah

7.1 Masalah 1: Cakupan peserta KB aktif masih kurang (35,9%) dari target 58,3%
sehingga besar masalah sebesar 38,5%.

Penyebab:

 Tidak tersedianya dana dari APBD dan BOK.


 Pelayanan kontrasepsi di puskesmas terbatas pada hari Rabu dan Jumat saja.
 Penyuluhan KB hanya diberikan sebanyak 5 kali berbanding target 10 kali dalam
10 bulan.
 Pencatatan dan pelaporan dari pihak di luar puskesmas tidak ada.
 Mayoritas penduduk berpendidikan rendah.
 Tidak tersedianya transportasi di beberapa desa untuk menjangkau puskesmas
maupun tempat pelayanan KB lainnya.

Penyelesaian:

 Mengajukan permintaan dana dari APBD dan BOK.


 Menyarankan bidan untuk melaksanakan pelayanan kontrasepsi setiap hari kerja.
 Meingkatkan frekuensi penyuluhan KB sesuai perencanaan (1 kali sebulan) dan
bekerjasama dengan program Promosi Kesehatan dalam melaksanakan
penyuluhan, menggunakan alat penyuluhan yang mudah difahami.
 Meningkatkan kerjasama dengan bidan praktek swasta dan fasilitas kesehatan lain
dalam pencatatan dan pelaporan akseptor KB setiap desa.
 Bekerjasama dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat terutama untuk
memotivasi PUS agar ingin menjadi peserta KB.
 Menyarankan bidan untuk turut serta dalam kegiatan Puskesmas Keliling ke desa-
desa yang jauh dari puskesmas untuk memberikan konseling sekaligus pelayanan
KB Keliling.

23
7.2 Masalah 2: Cakupan peserta KB MOW masih kurang (4,4%) dari target 7,5%
sehingga besar masalah sebesar 41,3%.

Penyebab:

 Materi penyuluhan KB dan konseling tidak menekankan tentang metode KB


mantap khususnya MOW.
 Tanggungan biaya MOW tidak dijelaskan pada saat konseling.
 Mayoritas penduduk berpendidikan rendah.
 Mayoritas penduduk beragama Islam sehingga mereka menolak untuk
menggunakan metode MOW.

Penyelesaian:

 Menyarankan bidan agar materi penyuluhan KB dan konseling ditekankan kepada


metode KB MOW khususnya kepada PUS yang sudah memiliki 3 orang anak atau
lebih, dan kepada PUS yang istrinya sudah berusia di atas 35 tahun.
 Menyarankan bidan untuk menjelaskan bahwa PUS yang ingin menggunakan KB
dengan metode MOW tidak perlu mengeluarkan biaya sendiri.
 Memberikan penyuluhan tentang KB mantap setiap kali melaksanakan kegiatan
Posyandu, kelas ibu hamil, dan kelas ibu balita.
 Bekerjasama dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk memotivasi PUS
tentang metode KB MOW, sehingga hambatan budaya dan kepercayaan dapat
diatasi.

24
Bab VIII

Kesimpulan dan Saran

8.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Pedes Kabupaten
Karawang periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2015, dapat disimpulkan bahawa
ditemukan masalah pada program ini karena masih ada beberapa variabel yang belum
sesuai dengan tolok ukur yang telah ditentukan beserta beberapa masalah lain yang harus
diperbaiki. Berikut merupakan hasil evaluasi secara singkat:
1. Cakupan Konseling mencapai 100%
2. Cakupan Peserta KB Aktif mencapai 35,9%
3. Cakupan Peserta KB Aktif Berdasarkan Alat Kontasepsi:
a. IUD mencapai 11,8%
b. MOW mencapai 4,4%
c. MOP mencapai 3,1%
d. Implant mencapai 14,4%
e. Suntik mencapai 41,9%
f. Pil mencapai 21,7 %
g. Kondom mencapai 2,9%
4. Cakupan penanganan efek samping mencapai 100%
5. Cakupan pelayanan rujukan KB 0%

8.2 Saran
Saran yang diusulkan kepada Puskesmas Kecamatan Pedes untuk penyelesaian
masalah adalah pengajuan dana, melaksanakan kegiatan sesuai perencanaan,
meningkatkan kerjasama dengan bidan praktek swasta dalam hal pencatatan dan
pelaporan, menekankan metode KB mantap dalam penyuluhan dan konseling,
melaksanakan KB Keliling, serta menjalin kerjasama dengan tokoh setempat bagi tujuan
motivasi PUS untuk menjadi peserta KB.
Apabila saran penyelesaian masalah ini dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik
oleh petugas-petugas, maka diharapkan dapat membantu keberhasilan program Keluarga
Berencana di Puskesmas Pedes dan masalah-masalah yang sama untuk program ini tidak
akan terulang untuk periode berikutnya.

25
Bab IX

Daftar Pustaka
1) Badan Pusat Statistik. Jumlah penduduk Indonesia menurut Provinsi. Diunduh dari
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=12, tanggal
21 November 2015.
2) Mujiati I, Budijanto D. Situasi keluarga berencana di Indonesia. Dalam: Buletin
Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2013.
3) Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Manajemen Pelayanan Keluarga Berencana.
Jakarta: Depkes RI; 2014.
4) Departemen Kesehatan RI. Pedoman Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan
Keluarga Berencana. Jakarta: Depkes RI; 2012.
5) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah. Jakarta: BKKBN; 2014.
6) Direktorat Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak
Bappenas. Evaluasi Pelayanan KB Bagi Masyarakat Miskin (Keluarga
Prasejahtera/KPS dan Keluarga Sejahtera‐I/KS‐I). Jakarta: Bappenas; 2010.
7) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Pedoman Penggunaan Dana
Alokasi Khusus (DAK) Bidang Keluarga Berencana Tahun 2014. Jakarta: BKKBN;
2013.

26

Anda mungkin juga menyukai