Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan hidayahnya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini kami ajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah keperawatan Manajemen, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
mohon untuk kritik dan saran yang bersifat membangun,agar penulis dapat menutupi kekurangan-
kekurangan yang terdapat pada makalah ini.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini,semoga makalah ini dapat di jadikan bahan
perbandingan dalam penulisan karya-karya lainnya.
Penyusun
Discontinuous change
Yang didefinisikan sebagai perubahan yang ditandai
oleh pergeseran cepat atas strategi, struktur atau
budaya, atau ketiganya sekaligus
2.1.3 Teori Perubahan Kurt Lewin
Penjelasan :
a) Unfreezing, merupakan suatu proses penyadaran tentang perlunya, atau adanya
kebutuhan untuk berubah. Focus pada tahap ini adalah menciptakan motivasi untuk
berubah. Yang dilakukan pada proses ini adalah mulai mencairkan keadaan dan
penyadaran kepada karyawan tentang kebutuhan untuk berubah dan bersiap-siap untuk
menghadapinya. Unfreezing dapat dilakukan, misalnya melalui komando atau instruksi
langsung pimpinan tertinggi, dimana semua pihak agar memberikan komitmen dan
dukungan maksimal serta memonitor dengan ketat semua aktivitas yang terkait dengan
perubahan atau implementasi program maupun sistem baru. Semua pihak yang terlibat
harus bekerjasama dan menjadikan perubahan sebagai tantangan tersendiri bagi
karyawan.
b) Movement, merupakan langkah tindakan, baik memperkuat driving force maupun
memperlemah resistances. Langkah ini juga meliputi intervensi di dalam sistem untuk
mengembangkan perilaku baru , nilai-nilai dan sikap melalui change di dalam struktur
organisasi dan proses. Secara bertahap (step by step) tapi pasti, perubahan dilakukan.
Jumlah penentang perubahan berkurang dan jumlah pendukung bertambah. Untuk
mencapainya, hasil-hasil perubahan harus segera dirasakan.
c) Refreezing, pada proses ini yang dilakukan adalah tidak membuka peluang kepada
karyawan untuk melaksanakan pekerjaan dengan cara-cara terdahulu. Segala
permasalahan terkait perubahan harus langsung diatasi, sehingga karyawan tidak
memiliki pilihan lain selain mengikuti perubahan yang ada. Perubahan yang telah
berjalan di institusionalisasi sebagai standar dalam system kerja di perusahaan, kemudian
dibuatkan kompetensi yang menjadi standar kebutuhan kompetensi dan pelatihan bagi
berbagai jabatan yang ada di perusahaan. Jika berhasil maka jumlah penentang akan
sangat berkurang, sedangkan jumlah pendukung makin bertambah (Fanggidae, 2015).
Kategori konflik
(Madalinaa, 2016)
2.2.3 Proses Konflik
1. Konflik laten.
Tahapan konflik yang terjadi terus-menerus (laten)
dalam suatu organisasi. Misalnya, kondisi tentang
keterbatasan staf dan perubahan yang cepat
4. Resolusi konflik.
Resolusi konflik adalah suatu penyelesaian masalah
dengan cara memuaskan semua orang yang terlibat
di dalamnya dengan prinsip win-win solution.
5. Konflik aftermath.
Konflik aftermath merupakan konflik yang terjadi
akibat dari tidak terselesaikannya konflik yang
pertama
(Nursalam, 2014)
2.2.4 Strategi penyelesaian konflik
konflik laten
Konflik yang
tampak
Penyelesaian /
manajemen konflik
Konflik aftermath
(Nursalam, 2014)
2.3 Motivasi
Motivasi berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi orang berperilaku dengan
cara tertentu. Memotivasi orang lain adalah tentang mendapatkan mereka untuk bergerak ke
arah tertentu untuk mencapai hasil yang diinginkan (Bessie L. Marquis, Leadership Roles
and Management Functions in Nursing : Theory and Application, 2012)
2.3.1 Motivasi internal
Motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Keperluan dan keinginan yang
ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internalnya. Kekuatan ini akan
mempengaruhi pikirannya yang selanjutnya akan mengarahkan perilaku orang tersebut.
Motivasi internal dikelompokkan menjadi dua.
a. Fisiologis, yang merupakan motivasi alamiah seperti rasa lapar, haus, dan
lain-lain.
b. Psikologis, yang dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori dasar.
1) Kasih sayang, motivasi untuk menciptakan kehangatan, keharmonisan,
kepuasan/emosi dalam berhubungan dengan orang lain.
2) Mempertahankan diri, untuk melindungi kepribadian, menghindari luka
fisik dan psikologis, menghindari dari rasa malu dan ditertawakan orang,
serta kehilangan muka, mempertahankan gengsi dan mendapatkan
kebanggaan diri.
3) Memperkuat diri, mengembangkan kepribadian, berprestasi, mendapatkan
pengakuan dari orang lain, memuaskan diri dari penguasaannya terhadap
orang lain.
Motivasi Internal
Motivasi Eksternal
Teori Kebutuhan Manusia
dari A. Maslow Teori X mc gregor
Teori Y mc gregor Teori 2 Faktor dari F.
Teori Kebutuhan dari dari Herzberg
Mc. Clelland Teori Harapan dari V. Vroom
Teori Keadilan dari J. S Teori Z dari W. Ouchi
Adam
(Ondabu, 2014)
4) Teori Keadilan dari J. S Adam termasuk dalam kategori internal karena pada teori
keadilan individu menuntut untuk memperjuangkan kesetaraan dengan yang
lainnya. Berguna untuk melindungi dirinya, sehingga teori ini termasuk ke dalam
teori internal.
1) Teori X mc gregor Teori X menyatakan bahwa rata-rata orang pada dasarnya tidak
menyukai pekerjaan dan akan menghindarinya jika bisa. Orang harus dipaksa,
dikendalikan, diarahkan, dan diancam untuk membuat mereka bekerja. Rata-rata
manusia lebih suka diarahkan, ingin menghindari tanggung jawab, dan memiliki
ambisi yang relatif kecil. Teori X merupakan kebalikan dari teori Y yang dimana
manusia lebih dipicu dengan reward dan punishment agar mereka termotivasi, oleh
karena punishment ini merupakan factor eksternal, maka teori ini termasuk ke dalam
teori eksternal.
3) Teori Harapan dari V. Vroom Teori Vroom didasarkan pada keyakinan bahwa upaya
karyawan akan berhasil mengarah pada kinerja dan kinerja akan mengarah pada
penghargaan. Imbalan bisa positif atau negatif. Berkenaan dengan Vroom's, semakin
positif hadiahnya, semakin besar kemungkinan karyawan akan melakukannya
menjadi sangat termotivasi. Sebaliknya, semakin negatif imbalannya semakin kecil
kemungkinan karyawan tersebut termotivasi. termasuk eksternal karena dalam teori
ini hampir mirip dengan teori x mc gregor yang dimana agar seorang termotivasi
diberikan reward dan punishment, oleh karena punishment/ reward ini merupakan
factor eksternal, maka teori ini termasuk ke dalam teori eksternal
4) Teori Z dari W. Ouchi teori ini berfokus pada memodifikasi lingkungan kerja yang
nyaman, efektif untuk manusia, oleh karena lingkungan kerja ini merupakan factor
eksternal, maka teori ini termasuk ke dalam teori eksternal (Ondabu, 2014).
2.4 Supervisi
2.4.1 Supervisi
Supervise klinis artinya melihat atau mengamati seseorang dalam melaksanakan
kegiatan. Kegiatan supervise biasanya dilakikan perawat supervisior yang berperan
langsung mengamati kegiatan perawat dan mengontrol perawat dalam melakukan
pekerjaanya Supervisi merupakan salah satu bagian dari fungsi pengarahan dan
pengawasan dalam manajemen.supervise mempunyai peran penting untuk mencapai
tujuan organisasi (Erita, 2019).
Tujuan Supervisi
Tujuan supervise klinis adalah memperbaiki
kualitas perawatan, manajemen risiko dan kinerja
serta meningkatkan tanggung jawab dan kinerja
serta meningkatkan tanggung jawab dan
responsibilitas.
Manfaat Supervisi
Supervisi
Hasil yang lebih baik bagi pengguna layanan,
Meningkatkan retensi staf., Peningkatan moral dan
kepuasan staf, Pengembangan keterampilan
supervise, Kepuasan kerja yang lebih besar,
termasuk komitmen terhadap organisasi dan
peningkatan retensi staf.
Sasaran Supervisi
Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana, Staf
yang berkualitas dapat dikembangkan secara
kontinue/sistematis, Tidak terjadi
penyimpangan/penyelewengan kekuasaan,
kedudukan
(Erita, 2019)
Cara Supervisi
3.1 Kesimpulan
Pendekatan manajemen (khususnya manajemen keperawatan) merupakan salah satu nilai
profesional yang diperlukan dalam mengimplementasikan praktek keperawatan professional
Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif
dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara
efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal. Pendekatan manajemen (khususnya manajemen keperawatan) merupakan salah satu nilai
profesional yang diperlukan dalam mengimplementasikan praktek keperawatan profesional.
3.2 Saran
Kita sebagai perawat hendaklah menerapkan atau mengaplikasikan manajemen
keperawatan dengan efektif dalam setiap melakukan proses keperawatan, sehingga dalam
memberikan pelayanan bisa dilakukan secara optimal. Manajemen keperawatan dikatakan baik
apabila dalam satu tim bisa berpatisipasi secara aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Utama, N. R. (2017). Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Proses Perubahan Organisasi
Pendidikan Tinggi Kesehatan. Jurnal Pendidikan, 32 - 43.