a) Indentifikasi Perubahan
Organisasi harus mampu mengindentifikasi berbagai faktor yang menyebabkan pentingnya
melakukan perubahan, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
b) Perencanaan Stratejik dalam Menghadapi Perubahan
Organisasi membutuhkan strategi dalam mewujudkan tujuannya. Adanya strategi sangat penting
karena semakin pesatnya kemajuan teknologi informasi serta tingginya persaingan dan ancaman
baik dari internal maupun eksternal organisasi. Adanya persaingan menuntut organisasi untuk
memiliki strategi yang tepat dan dapat diandalkan untuk mengatasi ancaman yang ada. Ancaman
yang ada tersebut dapat beruppa sumber daya organisasi yang semakin terbatas, ketidakpastian
dari daya saing yang dimiliki organisasi, keputusan-keputusan yang dibuat, dan tidak adanya
kepastian mengenai pengendalian inisiatif.
Analisis SWOT cocok digunakan untuk menganalisis strategi perubahan.
Adapun unsur dari analisis ini diantaranya:
Kekuatan (Strengths)
Sumber daya atau kapabilitas yang dikendalikan atau tersedia bagi suatu organisasi membuat
organisasi lebih unggul dibandingkan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang
dilayaninya.
Kelemahan (Weakness)
Keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu organisasi
terhadap pesaingnya menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.
Peluang (Opportunities)
Situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan organisasi.
Ancaman (Threats)
Ini adalah situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan organisasi.
Analisis SWOT dapat digunakan untuk memetakan keunggulan yang dimiliki dengan
kelemahan yang ada untuk mengetahui apa yang menjadi peluang dan ancaman yang berasal dari
lingkungan sekitar organisasi, baik dari lingkungan eksternal maupun internal organisasi. Dengan
begitu akan lebih mudah untuk melakukan suatu perumusan strategi yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
a) Kebiasaan
Kebiasaan adalah pola tingkah laku yang ditampilkan secara berulang ulang dalam periode
yang lama. Kebiasaan pada umumnya berhubungan dengan rasa nyaman dan kesenangan tertentu.
Misalnya, seorang pegawai terbiasa datang ke kantor pagi hari secara berulang dalam periode atau
jangka waktu yang lama maka hal tersebut menjadi kebiasaan.
b) Rasa Aman dan Nyaman
Jika kondisi saat ini sudah memberikan rasa aman dan nyaman maka kebutuhan terhadap rasa
aman tersebut akan relatif tinggi dan berlangsung dalam periode yang lama sehingga potensi
penolakan atas perubahan menjadi besar.
c) Ekonomi
Alasan ekonomi sering kali menjadi isu dalam penolakan perubahan. Banyak orang tidak mau
berubah karena perubahan tersebut mengamcam pendapatan seseorang.
d) Takut Akan Sesuatu Yang Tidak Diketahui
Sebagian besar perubahan tidak mudah diprediksi hasilnya. Oleh karena itu muncul ketidak
pastian dan keraguraguan. Kalau kondisi sekarang sudah pasti dan kondisi nanti setelah perubahan
belum pasti, maka orang akan cenderung memilih kondisi sekarang dan menolak perubahan.
e) Persepsi
Persepsi cara pandang individu terhadap dunia sekitarnya. Cara pandang ini mempengaruhi
sikap. Pada awalnya program keluarga berencana banyak ditolak oleh masyarakat, karena banyak
yang memandang program ini bertentangan dengan ajaran agama, sehingga menimbulkan sikap
negatif.
a) Inersia Struktural
Artinya penolakan yang terstrukur. Organisasi, lengkap dengan tujuan, struktur, aturan main,
uraian tugas, disiplin, dan lain sebagainya menghasilkan stabilitas. Jika perubahan dilakukan, maka
besar kemungkinan stabilitas terganggu.
b) Fokus perubahan berdampak luas
Perubahan dalam organisasi tidak terjadi jika difokuskan pada satu bagian saja karena
organisasi adalah suatu sistem. Jika satu bagian diubah maka bagian lain pun akan terpengaruh. Jika
manajemen mengubah proses kerja dengan teknoligi baru tanpa mengubah struktur organisasinya
maka perubahan akan sulit berlangsung dengan lancar.
c) Tim kerja
Perubahan individu juga sering mendapatkan tantangan dari tim kerja yang sudah mapan.
Walau ketika individu mau mengubah perilakunya, norma kelompok punya potensi untuk
menghalanginya. Sebagai anggota serikat pekerja, walau sebagai pribadi kita setuju atas suatu
perubahan, namun jika perubahan itu tidak sesuai dengan norma serikat kerja, maka dukungan
individual menjadi lemah.
d) Ancaman terhadap keahlian
Perubahan dalam pola organisasional bisa mengancam keahlian kelompok kerja tertentu.
Misalnya, penggunaan computer untuk merancang suatu desain akan mengancam kedudukan
desainer gambar manual sehingga perubahan mendapatkan resistensi yang kuat.
e) Ancaman terhadap kekuasaan
Perubahan terkadang mengancam kekuasaan yang telah ada sehingga orang orang yang
memiliki kekuasaan cenderung menolak dengan memanfaatkan struktur organisasional yang ada.
f) Ancaman Terhadap Alokasi Sumberdaya
Kelompok-kelompok dalam organisasi yang mengendalikan sumber daya dengan jumlah relatif
besar sering melihat perubahan organisasi sebagai ancaman bagi mereka. Apakah perubahan akan
mengurangi anggaran atau pegawai kelompok kerjanya?
Selain itu, terdapat juga model yang disebut dengan AKDAR. AKDAR adalah model yang dapat
memberdayakan seseorang agar memiliki keinginan untuk berubah. AKDAR berupa rencana yang
efektif bagi suatu organisasi dalam melakukan perubahan. AKDAR berupa rencana yang efektif bagi
suatu organisasi dalam melakukan perubahan. AKDAR model terdiri dari 5 tahap sebagai berikut;
Kesadaran (Awareness)
Membuat catatan tentang alasan yang kita percaya bahwa perubahan itu perlu. Review alasan ini dan
nilai derajat dari orang-orang yang mencoba untuk berubah dan sadar bahwa perubahan itu perlu.
Keinginan (Desire)
Mempertimbangkan faktor-faktor yang memotivasi, termasuk orang-orang yang berkeyakinan dalam
faktor ini dan mengasosiasi akibat atau konsekuensinya.
Pengetahuan (Knowledge)
Catat skills atau pengetahuan tentang keperluan untuk mendukung perubahan, termasuk jika orang-
orang telah menggambarkan perubahan yang ingin dicapai. melakukan pelatihan kepada pegawai
adalah hal yang harus dilakukan.
Kemampuan (Ability)
Mempertimbangkan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Kemampuan untuk menerima
pengetahuan yang baru. Tahap ini juga akan memberikan pelatihan pegawai.
Penguasaan (Reinforcement)
Tahap satu sampai empat dilakukan secara berkelanjutan.