Fungsi Produksi
Fungsi produksi menghubungkan input dengan output. Fungsi produksi mementukan tingkat
output maksimum yang bisa di produksi dengan sejumlah input tertentu, atau sebaliknya, jumlah
input minimum yang di perlukan untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu Oleh karena itu,
hubungan input/output untuk setiapa sistem produksi merupakan suatu fungsi dari teknologi
pabrik, peralatan, tenaga kerja, bahan-bahan baku dan lain-lain yang digunakan dalam suatu
perusahaan.
Sifat dasar dari fungsi produksi ini bisa di ketahui melalui analisis fungsi mproduksi sederhana
dengan sistem 2input-1output. Perhatikan proses produksi di bawah ini yang menunjukkan berbagai
kombinasi input X dan Y yang digunakan untuk memproduksi produk Q. Input X dan Y tersebut bisa
melambangkan sumber daya-sumber daya seperti tenaga kerja dan modal atau energi dan bahan
baku. Produk Q bisa berwujud TV, video cassette, recorder, mobil, sepeda motor, kapal
penumpang, makanan bayi, susu, tekstil dan bis juga berwujud jasa seperti jasa perawatan
kesehatan dan lain-lain.
Fungsi produksi dari sistem produksi di atas bisa di sajikan dalam bentuk fungsi berikut ini :
Q= f(X,Y)
Tabel 7.1 menyajikan sistem produksi 2input-1output di atas.
Fungsi produksi yang kontinyu mempunyai arti bahwa input bisa divariasikan secara kontinyu. Untuk fungsi
produksi yang kontinyu, semua kemungkinan kombinasi input bisa disajikan melalui gambar permukaan input,
seperti ditunjukkan dalam gambar 7.2.
Diagram tiga dimensi yang ditunjukkan oleh gambar 7.3 merupakan sajian grafis dari fungsi produksi yang
kontinyu dengan sistem input-1output di atas.
Dalam mempelajari fungsi produksi, ada 2 macam hubungan antara input dengan output yang sangat
berguna bagi pembuatan keputusan manajerial. Pertama adalah hubungan antara output dengan beberapa input yang
digunakan secara bersama-sama. Hubungan ini kita kenal sebagai kerakteristik returns to scale dari sistem produksi.
Konsep ini juga mempengaruhi sifat persaingan dalam suatu industri dan oleh karena itu konsep return to scale ini juga
merupakan faktor yang menentukan tingkat profitabilitas dari suhu investasi.
Hubungan penting yang kedua adalah hubungan antara output dengan variasi dari satu input yang digunakan.
Istilah produktivitas dan penerimaan satu faktor produksi digumakan untuk menandai hubungan antara kuantitas satu
input yang digunakan secara individual dengan output yang dihasilkan. Produktivitas faktor produksi ini merupakan
faktor kunci dalam penentuan kombinasi input yang optimal atau proporsi input yang seharusnya digunakan untuk
memproduksi suatu produk.
Produk rata-rata untuk X, jika Y= 2 unit, dalam contoh produksi yang diskrit ditunjukan pada
kolomm 4 Tabel 7.2.
Tiga titik yang di perlukan : A B dan C, ditunjukkan pada kurva produk total dalam Gambar 7.6
(a), dan masing-masing titik mempunyai tempat pada kurva AP dan MP.
ISOKUAN
Isokuan berasal dari kata iso yang berati sama dan quant yang berari kuantitas adlah sebuah kurva yang
menunjukkan semua kombinasi penggunaan input yang berbeda secara efisien untuk memghasilkan sejumlah
output tertentu.
Kedua isokuan tersebut dilukiskan dalam Gambar 7.7. Setiap titik pada isokuan Q=91nmenunjukkan kombinasi
penggunaan input X dan Y yang berbeda untuk menghasilkan 91 unit output. Interpetrasi yang sama bisa
digunakan untuk isokuan Q=122 unit output .
Isokuan-isokuan untuk fungsi produksi yang kontinyu
yang di tunjukkan dalam Gambar 7.3 bisa dibuat
melalui rangkaian bidang pada permukaan produksi
itu, mendatar terhadap bidang XY pada berbagai
ketinggian. Setiap bidang menunjukkan tingkat output
yang berbeda-beda. Dua bidang yang melalui
permukaan produksi itu ditunjukkan dalam gambar
7.8 pada ketinggian Q1 dan Q2.
Kurva isokuan tersebut bisa dipindahkan
kepermukaan input, seperti ditunjukkan oleh kurva Q1
dan Q2 pada Gambar 7.8, dan kemudian dipindahkan
gambar 2 dimensi yang ditujukkan dalm Gambar 7.9.
Kurva-kurva yang terakhir ini menujukkan bentuk
standart dari sebuah isokuan.
Substitutabilitas Penggunaan Input
Bentuk isokuan dapat menunjukkan derajat substitutabilitas input yaitu kemampuan untuk saling menggatikan
antara satu input dengan input yang lainya dalam proses produks. Hal ini dilukiskan dalam Gambar 7.10
Slope dari isokuan menunjukkan substitutabilitas dari input. Pada Gambar 7.10, tampak bahwa slope isokuan tersebut
merupakan perubahan input Y dibagi dengan perubahan input X. Hubungan ini dikenal sebagai marginal rate of technical
substitution (MRTS) dari input yang menunjukkan jumlah suatu input yang harus digantikan oleh 1 input lainya jika output tidak
berubah. Dalam Gambar 7.10©, misalnya semakin banyak tenaga kerja digantikan kain, maka kenaikan(pertumbuhan) tenaga kerja
untuk menggantikan kain tersebut semakin meningkat. Akhirnya, isokuan tersebut akan berslope positif, yang menunjukkan bahwa
disitulah batas terhadap kisaran di mana input-input bisa saling menggantikan pada tingkat produksi yang sama.
Hubungan substitusf input yang ditunjukkan oleh slope isokuan tersebut secara langsung mengikuti konsep produktivitas
marginal yang semakin seperti menurun yang telah dibahas di muka. Umtuk melihat hal tersebut, perhatikan bahwa MRTS adalah
sama dengan minus satu dikalikan dengan perbandingan (ratio) produk marginal (MP) faktor-faktor produksi.
Oleh karena itu , slope isokuan yang ditunjukkan dalam persamaan 7.2 sama dengan segitiga Y/ Segitiga X, ditentukan oleh
rasio antara MP input.
Persamaan 7.6 melandasi analisis kombinasi-kombinasi input yang tidak rasional. Sebuah perusahaan akan dikatakn tidak
rasional jika oerusahaan tersebut mengkombinasikan penggunaan sumberdaya-sumberdayanya dengan cara di mana MP setiap
input yang digunakannya bias dinaikkan dengan pemakaian sumberdaya yang lebih sedikit. Dari penjelasan diatas maka bias
diakatakan bahwa kombiasi-kombinasi input yang terletak sepanjang satu bagian dari isokuan yang berslope positif adalah tidak
rsional dan harus dihindari oleh perusahaan tersebut.
Pada Gambar 7.11 tampak bahwa batas rasional penggantian input ditunjukkan oleh titik-titik di mana isokuan
berslope negatif. Bats-batas terhadap kisaran substitubilitas X terhadap Y ditunjukkan oleh titik-titiksinggung antara
isokuan_isokuan dan sehimpunan garis yang digambarkan tegak lurus terhadap sumbu Y.
Y = E - Px X
Py Py
BIAYA TRANSAKSI
Ketika sebuah perusahaan ingin memperoleh input, kadangkala ada biaya
tambahan di luar biaya sebenarnya yang dibayarkan kepada penjual input.
IMPLIKASI INVESTASI KHUSUS
Pertama, biaya tawar-meanawar yang mahal(costly bargaining). Dalam situasi di mana biaya transaksi
rendah dan input yang dikehendaki memiliki kualitas yang sama dan dijual oleh banyak perusahaan, maka
harga input ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan.
Investasi khusus mengindikasikan bahwa hanya ada sedikit pihak yang siap untuk melakukan
hubungan jual beli. Proses tawar meanawar tersebut biasanya memerlukan biaya yang tinggi karena
masing-masing pihak menyewa penegosiasi untuk memperoleh harga yang lebih menguntungkan baginya.
Kedua, investasi yang tidak ekonomis (underinvestment). Ketika investasi khusus dilakukan untuk
memfasilitasi jual beli, tingkat investasi khusus tersebut seringkali lebih rendah daripada tingkat investasi
optimal.
Masalah yang sama juga muncul pada jenis investasi khusus lainnya. Apabila pemasok input misalnya
harus berinvestasi untuk suatu tertentu , pemasok tersebut mungkin akan berkualitas rendah.
Ketiga, masalah oportunisme dan hod-up. Ketika investasi khusus harus dilakukan guna memperoleh
input, pembeli atau penjual dapat, mencoba untuk mengambil keuntungan dari sifat ‘sunk’ dari investasi
tersebut dengan melakukan tindakan oportunistik.
PENGADAAN INPUT YANG OTIMAL
Sekarang kita akan mempelajari apa yang harus dilakukan manajer untuk memperoleh input
dengan biaya minimal.
Kontrak
Dengan adanya kemungkinan munculnya masalah hold-up dan keharusan untuk selalu
menawar harga setiap kali akan membeli input, strategi alternatif yang bisa dijalankan adalah cara
memperoleh dengan tepat.
Jangka waktu kontrak optimal akan bertambah lama
ketika tingkat investasi khusus yang diperlukan untuk
memfasilitasi suatu proses jual beli meningkat.
Intergrasi Vertikal
Keunggulan dari integrasi vertikal ialah
bahwa perusahaan tersebut “melawati
perantara” dengan memproduksi inputnya
sendiri. Ini akan menurangi masalah
oportunisme dengan menyatukan perusahaan-
perusahaan yang berbeda menjadi divisi-divisi
dari suatu perusahaan tunggal yang
berintegrasi.
TRADE-OFF EKONOMIS
Metoda untuk meminimalisir biaya untuk
memperoleh input bergantung pada
karakteristik input. Pertanyaan–pertanyataan
dasar mengenai hal ini digambar dalam
Gambar7.23 Apabila input yang diinginkan melibatkan investasi
khusus, perusahaan dapat melakuka pembelian
langsung di pasar untuk memperoleh input tanpa
harus merisaukanmasalah oportunisme dan biaya
tawar-menawar.
Kesimpulan
Fungsi produksi sebuah perusahaan ditentukan oleh tingkat teknologi dan pabrik dan peralatan yang digunakan.
Fungsi produksi ini menghubungkan input dengan output, menunjukkan produk maksimum yang bisa dipakai oleh
sejumlah input tertentu.
Beberapa sifat penting sistem produksi telah di telaah, termasuk subsitutabilitas input-input dan di minishing
retunrs dari input-input. Fungsi produksi tersebut juga di gunakan untuk menunjukkan bahwa hanya dengan
kombinasi-kombinasi input dimana MP dari semua input adalah Positif, yang di perlukan dalam penentuan proproi
input yang optimal.
Dengan menambahkan harga-harga dalam analisis tersebut, memungkinkan kita untuk menetapkan syarat-
syarat optimalitas kombinasi input. Kombinasi input yang meminimumkan biaya memsyaratkan proporsi input dimana
setiap tambahan rupiah dari setiap input bisa dapat menambah output total sama banyaknya dengan setiap rupiah
yang di belanjakan untuk input-input lainnya. Secaa aljabar, hubungan tersebut bisa ditunjukkan dengan cara berikut
MPx = MPy juga ditunukkan bahwa penggunaan
Px Py
sumber daya-sumber daya sampai pada suatu titik dimana MRP = P tidak hanya menghasilkan tulisan lasaet-coast
combination tetapi juga menghasilkan laba maksimum. Secara aljabar hubungan ini bisa dituliskan : MRPx = Px dan
MRPy = Py. Masalah returns to scale juga telah di telaah dan beberapa metode pengukuran retuns to scale tersebut
juga digambarkan. Dalam produksi, return to scale memainkan peranan utama dalam penentuan struktur pasar.