Faktor produksi yang utama adalah bahan baku. Untuk menjaga kelancaran produksi
harus dipertimbangkan secara matang mengenai tersedianya bahan baku agar dapat
memenuhi keperluan produksi jangka pendek maupun jangka panjang. Penyusunan
anggaran bahan baku didasarkan atas anggaran produk.
Bahan pembantu (indirect material) merupakan bahan pelengkap yang melekat pada
suatu produk.
Bahan pernik (supplies) adalah bahan yang diperlukan dalam membuat suatu produk,
tetapi bahan tersebut tidak melekat pada produk tersebut.
Anggaran biaya bahan baku (BBB) adalah bahan baku dipakai yang dianggarkan
dalam satuan uang.
Singkatan :
- Anggaran biaya bahan baku (BBB)
- Biaya bahan baku standar per unit produk (BBBSP)
- Kuantitas standar bahan baku dipakai (KSt)
- Kuantitas standar bahan baku per unit produk (KSBB)
- Harga standar bahan baku (HSt)
- Produk (P)
- Sediaan bahan baku awal (SBBA)
- Sediaan bahan baku akhir (SBBX)
- Tingkat putaran sediaan bahan baku (TPSBB)
28
KSt = P x KSBB
Misalkan :
Anggaran produk jadi (P) tahun 2016 = 182 botol ,
Kuantitas standar bahan baku per botol (KSBB) = 2 ons kedelai & 2 ons gula merah
Harga per ons kedelai Rp. 100,- (HSt) dan harga per ons gula merah Rp. 60,- (HSt)
- Dapat diketahui kuantitas bahan baku yang akan dipakai maupun yang akan
dibeli selama periode tertentu.
- Dapat diketahui harga bahan baku, sehingga dapat dijadikan pedoman harga beli
bahan baku
- Dapat diketahui kas yang harus disediakan untuk membeli bahan baku
- Dapat menentukan besarnya biaya pabrik dan biaya produksi
- Dapat menjaga kelancaran produksi
29
PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKU
30
Biaya Bahan Baku Standar per Unit Produk (BBBSP)
Contoh. Untuk memproduksi per botol kecap diperlukan kuantitas standar bahan baku
(KSBB) berupa kedelai dan gula merah sebagai berikut :
Harga pokok bahan baku meliputi harga beli bahan baku dan ongkos untuk
memperoleh bahan baku, seperti ongkos perjalanan dan angkut bahan baku, ongkos
dokumen bahan baku, ongkos bongkar muat bahan baku, dan ongkos bahan baku
lainnya.
Maka dapat dibuat biaya bahan baku standar per unit produk sebagai berikut :
Sedang 2 ons Rp. 100 Rp. 200 2 ons Rp. 60 Rp. 120 Rp. 320
Manis 1 ons Rp. 100 Rp. 100 3 ons Rp. 60 Rp. 180 Rp. 280
Asin 2 ons Rp. 100 Rp. 200 1 ons Rp. 60 Rp. 60 Rp. 260
31
Anggaran Bahan Baku Dipakai
Anggaran bahan baku dipakai dapat disusun dalam satuan barang dan dalam satuan
uang (rupiah). Anggaran bahan baku dipakai yang disusun dalam satuan uang disebut
anggaran biaya bahan baku. Anggaran biaya bahan baku disusun berdasarkan kuantitas
standar bahan baku dipakai (KSt).
Kuantitas standar bahan baku dipakai disusun berdasarkan anggaran produk ditambah
dengan data kuantitas standar bahan baku per unit produk (KSBB)
Contoh : anggaran produk perusahaan kecap asli tahun 2016 sebagai berikut :
Berdasarkan anggaran produk tersebut dan ditambah data kuantitas standar bahan
baku (KSBB), maka dapat disusun kuantitas standar bahan baku dipakai (KSt) sebagai
berikut :
32
Perusahaan Kecap Asli
Kuantitas Standar Bahan Baku Dipakai
Tahun berakhir 31 Desember 2016
Produk Kedelai Gula Merah
Triwulan Jenis Kecap (P) KSBB KSt KSBB KSt
botol ons ons ons ons
I Sedang 22 2 44 2 44
Manis 13 1 13 3 39
Asin 9 2 18 1 9
44 75 92
II Sedang 23 2 46 2 46
Manis 13 1 13 3 39
Asin 10 2 20 1 10
46 79 95
III Sedang 24 2 48 2 48
Manis 14 1 14 3 42
Asin 9 2 18 1 9
47 80 99
IV Sedang 26 2 52 2 52
Manis 14 1 14 3 42
Asin 10 2 20 1 10
50 86 104
Setahun 187 320 390
33
Anggaran Biaya Bahan Baku
Dari data kuantitas standar bahan baku dipakai (KSt) ditambah data harga standar
bahan baku (HSt), dapat disusun anggaran biaya bahan baku (BBB) berikut :
II 23 Rp. 320 Rp. 7,360 13 Rp. 280 Rp. 3,640 10 Rp. 260 Rp. 2,600 Rp. 13,600
III 24 Rp. 320 Rp. 7,680 14 Rp. 280 Rp. 3,920 9 Rp. 260 Rp. 2,340 Rp. 13,940
IV 26 Rp. 320 Rp. 8,320 14 Rp. 280 Rp. 3,920 10 Rp. 260 Rp. 2,600 Rp. 14,840
Anggaran biaya bahan baku dapat juga disusun dengan cara berikut :
34
Sediaan bahan baku awal periode yang akan dating merupakan sediaan bahan baku
akhir periode sekarang. Jadi untuk mengetahui sediaan bahan baku awal periode yang
akan dating dapat diketahui dengan melihat laporan keuangan pada periode yang lalu.
Dengan demikian yang menjadi masalah adalah menentukan sediaan bahan baku akhir.
Contoh. Berdasarkan data anggaran biaya bahan baku dan data sediaan bahan baku
awal tahun 2016 sebagai berikut :
Perusahaan kecap asli menetapkan putaran sediaan bahan baku sebanyak 8 kali.
Untuk menentukan besarnya sediaan bahan baku akhir dapat digunakan rumus :
BBB
SBBX (dlm Rp.) = x 2−SBBA
TPSBB
Dari data tersebut dapat dibuat anggaran sediaan bahan baku akhir sebagai berikut :
35
Untuk menyusun anggaran belian bahan baku diperlukan data anggaran biaya bahan
baku dan anggaran sediaan bahan baku dengan rumus berikut :
Berdasarkan data-data yang ada, dapat disusun anggaran belian bahan baku sebagai
berikut :
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Belian Bahan Baku
Tiap triwulan pada tahun 2016
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Setahun
Keterangan
Ons Rp. Ons Rp. Ons Rp. Ons Rp. Ons Rp.
Biaya bhn baku
Kedelai 75.00 7,500 79.00 7,900 80.00 8,000 86.00 8,600 320.00 32,000
Gula merah 92.00 5,520 95.00 5,700 99.00 5,940 104.00 6,240 390.00 23,400
Jumlah 1 167.00 13,020 174.00 13,600 179.00 13,940 190.00 14,840 710.00 55,400
Sediaan akhir
Kedelai 8.75 875 11.00 1,100 9.00 900 12.50 1,250 41.25 4,125
Gula merah 8.00 480 15.75 945 9.00 540 17.00 1,020 49.75 2,985
Jumlah 2 16.75 1,355 26.75 2,045 18.00 1,440 29.50 2,270 91.00 7,110
Bhn baku t'sedia
Kedelai 83.75 8,375 90.00 9,000 89.00 8,900 98.50 9,850 361.25 36,125
Gula merah 100.00 6,000 110.75 6,645 108.00 6,480 121.00 7,260 439.75 26,385
Jumlah 3 183.75 14,375 200.75 15,645 197.00 15,380 219.50 17,110 801.00 62,510
Sediaan awal
Kedelai 10.00 1,000 8.75 875 11.00 1,100 9.00 900 38.75 3,875
Gula merah 15.00 900 8.00 480 15.75 945 9.00 540 47.75 2,865
Jumlah 4 25.00 1,900 16.75 1,355 26.75 2,045 18.00 1,440 86.50 6,740
Belian bhn baku
Kedelai 73.75 7,375 81.25 8,125 78.00 7,800 89.50 8,950 322.50 32,250
Gula merah 85.00 5,100 102.75 6,165 92.25 5,535 112.00 6,720 392.00 23,520
Ket : Jumlah 3 = jumlah 1 + jumlah 2
Jumlah 5 = jumlah 3 – jumlah 4
36
Misalkan anggaran belian bahan baku bulan Februari 2016 pada Perusahaan Kecap Asli
dibandingkan dengan laporan belian bahan baku (realisasi), maka laporan belian bahan
baku bulan Februari 2016 seperti berikut :
- Gula merah pada kolom (7) sebesar 62% dan kolom (9) sebesar 63%. Ini berarti
terdapat pemborosan harga gula merah sebanyak 1%. Pemborosan tersebut
tentu saja tidak dapat dibenarkan, kecuali bila tidak mengganggu arus kas dan
dalam keadaan darurat.
Misalkan syarat belian 80% tunai dan 20% lagi dibayar triwulan berikutnya.
Berdasarkan data anggaran belian bahan baku yang ada, maka anggaran kas keluar
untuk beli bahan baku adalah sebagai berikut :
37
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Kas Keluar Untuk Beli Bahan Baku
Tiap triwulan pada tahun 2016
Triwulan
Keterangan
I II III IV
1. Belian Rp. 12,475 Rp. 14,290 Rp. 13,335 Rp. 15,670
2. Tunai 80% Rp. 9,980 Rp. 11,432 Rp. 10,668 Rp. 12,536
3. Kredit 20% (utang usaha) Rp. 2,495 Rp. 2,858 Rp. 2,667 Rp. 3,134
4. Bayar utang usaha Rp. 0 Rp. 2,495 Rp. 2,858 Rp. 2,667
5. Kas keluar (2 + 4) Rp. 9,980 Rp. 13,927 Rp. 13,526 Rp. 15,203
38