Anda di halaman 1dari 6

NAMA : RIAN ADRIAN

NIM : 1893141029

JURUSAN : MANAJEMEN B 2018

JAWABAN SOAL NO 2 MANAJEMEN OPERASIONAL

LATAR BELAKANG

Manajemen persediaan adalah kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan,


pelaksanaan, dan pengawasan penentuan kebutuhan material sehingga Kebutuhan
operasi dapat dipenuhi pada waktunya dan persediaan dapat ditekan secara optimal.
Hal ini bertujuan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas optimal dalam penyediaan
material, karena ketidakcermatan dalam data barang persediaan dapat berakibat
merugikan bagi perusahaan. Persediaan barang membawa biaya persediaan yang
sangat tinggi, dan perhitungan yang salah akan berakibat barang bertumpuk terlalu
lama di gudang sehingga dapat menimbulkan kerusakan atau barang tidak tersedia
pada waktu dibutuhkan. Salah satu faktor yang mendukung kelancaran proses produksi
adalah tersedianya barang jadi dalam jumlah dan waktu yang tepat. Oleh karena itu
untuk menunjang kelancaran produksi dan distribusi perlu dilakukan perencanaan
dan pengendalian terhadap persediaan barang jadi Pabrik PT. Macroprima Panganutama
melakukan perencanaan persediaan barang jadi berdasarkan permintaan dalam Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk jangka waktu satu tahun.

Dalam pelaksanaannya, produksi dilakukan berdasarkan permintaan rutin dan non


rutin dari gudang Operating Supplies (OPS). Untuk memperoleh persediaan barang jadi
yang optimal maka perlu dilakukan Evaluasi terhadap Sistem Akuntansi Pembelian
persediaan barang jadi saat ini sehingga dapat dilakukan perencanaan kebutuhan
barang jadi yang optimal, dan minimasi biaya persediaan dapat dilakukan. Hal ini
menyebabkan banyak perusahaan dan organisasi khususnya yang bergerak dalam dunia
bisnis semakin berusaha untuk menjadi yang terbaik dengan menerapkan sistem
informasi akuntansi pembelian yang efektif dan efisien.
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Persediaan

Tujuan utama manajemen persediaan adalah menentukan jumlah barang yang akan disimpan
dengan tepat. Persediaan harus diatur sedemikian rupa sehingga proses bisnis perusahaan
tetap stabil dalam kondisi apapun, namun tetap memperhatikan jumlah barang yang disimpan
agar biaya investasi yang dikeluarkan akibat penyimpanan tidak merugikan perusahaan.
Persediaan dalam jumlah besar cukup menguntungkan perusahaan karena tidak perlu
khawatir ketika terjadinya lonjakan harga akibat inflasi, namun disisi lain biaya investasi
akan meningkat. Biaya yang timbul bukan hanya akibat pembelian barang, namun juga akibat
penyimpanan barang dalam jangka waktu yang lama di dalam gudang. Setiap perusahaan
menginginkan biaya invesatsi yang dikeluarkannya seminimal mungkin namun mendapat
keuntungan semaksimal mungkin. Salah satu caranya dengan meminimalkan persediaan.
Manajemen persediaan dibutuhkan untuk mencapai dua tujuan tersebut, memiliki persediaan
untuk mengamanan proses bisnis perusahaan dan meminimalkan biaya investasi yang
dibutuhkan.

2.2 Definisi dan Jenis Persediaan

Pengendalian persediaan merupakan salah satu aspek utama dan kritis untuk mencapai
kesuksesan sebuah perusahaan. Persediaan adalah sumberdaya menganggur (idle resource)
yang menunggu proses lebih lanjut berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur,
kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pangan pada sistem
rumah tangga (Nasution, 2003). Persediaan didefinisikan sebagai barang yang disimpan
untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang. Persediaan dapat berbentuk bahan baku
yang disimpan untuk diproses, komponen yang diproses, bahan dalam proses (work in
process) pada proses manufaktur, dan barang jadi yang disimpan untuk dijual (Kusuma,
2001).

Inventory adalah persediaan barang fisik yang berada pada lokasi tertentu pada waktu
tertentu. Persediaan dibutuhkan karena permintaan penawaran terkadang tidak sesuai
disebabkan alasan fisik dan ekonomi (Narasimhan, W, & Billington, 1995).
Permintaan sebuah produk tinggi atau rendah dipengaruhi oleh berbagai macam kondisi
misalnya inflasi-deflasi, musim ataupun dari pihak produsen sendiri karena pemberian diskon
besar-besaran. permintaan akan menurun ketika terjadinya inflasi yang mengakibatkan
produk-produk di pasaran mengalami kenaikan harga. Sebaliknya, permintaan meningkat
ketika produk di pasaran mengalami penurunan harga. Contoh lainnya permintaan kebutuhan
sekolah seperti tas, seragam dan buku tulis akan meningkat ketika memasuki tahun ajaran
baru.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah barang yang
disimpan baik berupa bahan baku, work in process, maupun produk jadi dengan tujuan untuk
mengantisipasi melonjaknya permintaan sehingga tidak bisa memenuhi kepuasan pelanggan.
Namun disisi lain, persediaan yang berlebihan juga tidak diharapkan terjadi karena akan
meningkatkan biaya operasional perusahaan akibat biaya simpan yang terus bertambah dari
waktu ke waktu. Keberadaan persediaan disatu sisi di anggap sebagai pemborosan (waste)
sehingga dapat dikatakan sebagai beban (liability) yang harus dihilangkan, tetapi disisi lain
juga dianggap sebagai kekayaan atau aset yang sangat diperlukan untuk menjamin kelancaran
pemenuhan permintaan (Prasetyo, Nugroho, & Pujiarti, 2006).

PEMBAHASAN

Perhatikan contoh soal manajemen persediaan eoq dengan rumus persamaan tersebut berikut
ini:

Kebutuhan bahan baku PT Siklus Network dalam satu tahun adalah 3.600 satuan, dengan
harga Rp 50.000 per satuan. Kebiasaan perusahaan adalah melakukan pembelian setiap bulan
sekali. Biaya simpan termasuk dalam biaya modal sebesar 18% per tahun, sedangkan biaya
setiap kali memesan sebesar Rp 200.000. Berdasarkan kebiasaan tersebut, maka biaya
persediaannya adalah sebagai berikut:

1: Jumlah yang dipesan setiap bulan:

= 3.600/12

= 300 satuan

2: Nilai rata-rata persediaan:

= (300 x Rp 50.000) : 2
= Rp 7,50 juta

3: Biaya simpan dalam satu tahun:

= Rp 7,50 juta x 0,18

= Rp 1,35 juta

4: Biaya pesan dalam satu tahun:

= Rp 200.000 x 12

= Rp 2,40 juta

5: Total biaya persediaan:

= Rp 1,35 juta + Rp 2, 4 juta

= Rp 3,75 juta

Dengan menggunakan metode EOQ, perusahaan akan dapat menekan biaya persediaannya.
Penerapan rumus EOQ menghasilkan jumlah pembelian sebagai berikut:

= [(2 x 3.600 x Rp 200.000) : (0,18 x Rp 50.000)] 1/²

= 400 satuan Dengan demikian maka:

1: Biaya pesan:

= (3.600 : 400) x Rp 200.000

= Rp 1,80 juta

2: Biaya simpan:

= [(400 x Rp 50.000) : 2] x 0,18

= Rp 1,80 juta

3: Total biaya persediaan:

= Rp 1,80 + Rp 1,80

= Rp 3,60 juta
Yang berarti perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp 150.000 dalam satu tahun Bila
waktu yang diperlukan sejak saat bahan dipesan sampai dengan bahan sampai di perusahaan
adalah selama setengah bulan (disebut dengan lead time). Maka perusahaan harus memesan
pada saat bahan baku mencapai D/24. Tingkat persediaan ini disebut sebagai titik pemesanan
kembali (reorder point). Dalam contoh yang kita pergunakan berarti titik pesan kembalinya
adalah:

= 3.600 : 24 = 150 unit

Jadi pada waktu jumlah bahan baku telah mencapai 150 unit, perusahaan akan melakukan
pemesanan kembali.
DAFTAR PUSTAKA

https://manajemenkeuangan.net/manajemen-persediaan-oeq/

https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-443-BAB1.pdf

http://e-journal.uajy.ac.id/6723/2/MTS101734.pdf

Anda mungkin juga menyukai