Anda di halaman 1dari 4

PT Anisa saat ini ( tahun 2005 ) menggunakan sistim penjualan tunai dan memiliki

omzet Rp. 800.000.000,- Untuk tahun 2006 manajemen akan mempertimbangkan


mengubah kebijakan penjualan tunai menjadi penjualan kredit dengan syarat n/60
artinya pembeli diberi tempo untuk membayar sampai hari ke 60 dari saat
pembelian. Dengan perubahan tersebut diharapkan penjualan akan meningkat
menjadi Rp.1.050.000.000,-dan profit margin 15 %, sementara biaya dana sebesar
16 % pertahun.

Apakah rencana kebijakan penjualan kredit tersebut menguntungkan bagi


perusahaan ?
Masalah diatas dapat dianalisis dengan membandingkan manfaat (benefit) dan
biaya (cost) sebagai berikut ;

Benefit :
Tambahan keuntungan adanya penjualan kredit
( Rp. 1.050.000.000 – Rp. 800.000.000 ) x 15 % = Rp. 37.500.000,-

Cost :
Perputaran piutang = 360/60 = 6 kali pertahun
Rata-rata piutang = 1.050.000.000/6 = Rp. 175.000.000

Modal yg diperlukan untuk investasi dalam piutang dihitung adalah


= ( 100 % - 15 % ) x Rp. 175.000.000 = Rp. 148.750.000

Biaya dana untuk tambahan modal guna investasi pada piutang


= Rp. 148.750.000 x 16 % = Rp. 23.800.000

Kesimpulan :
Manfaat (benefit) = Rp. 37.500.000
Biaya (cost) = Rp. 23.800.000 ( - )
Tambahan keuntungan = Rp. 13.700.000
Jadi kebijakan penjualan kredit akan memberi manfaat bersih (keuntungan) sebesar
Rp. 13.700.000,-

Manajemen persediaan
Dalam mengelola persediaan perusahaan akan terbebani dua biaya yaitu biaya
pemesanan ( procuremen cost ) dan biaya penyimpanan ( carrying cost ). Dua biaya
ini sifatnya berlawanan sbb ;

1. Biaya pesan dihitung atas dasar frekwensi pesan tidak berkait dengan jumlah
yang dipesan yang berarti semakin sedikit jumlah yang dipesan akan semakin besar
biaya pemesanan perunit.
2. Biaya simpan dihitung atas dasar jumlah unit yang dipesan yang berarti makin
banyak yang barang disimpan maka biaya makin besar dan sebaliknya.
1. Metode penentuan persediaan optimal menggunakan EOQ (Economic Order
Quantity)

EOQ =√2.R.S
C

EOQ ( Jumlah pembelian yang ekonomis ), R (jumlah kebutuhan bahan satu tahun),
S ( set up cost / biaya pemsanan ), C ( Carrying cost / biaya penyimpanan)

Contoh :
PT. Alim Rugi memiliki kebutuhan bahanbaku 1 tahun sebesar 1.600 unit, biaya
pesan Rp. 100.000 untuk sekali pesan, biaya penyimpanan Rp. 500 per unit
pertahun. Jumlah pembelian yang ekonomis adalah ;

1. Q = √2x100.000x1.600

500

= 800
Pembelian pertama sebaiknya dilakukan sebanyak 800 dan sisanya pada waktu
sebelum habis bahan baku

2. Lead time dan Reorder Point

a. Lead time yaitu jangka waktu antara saat barang dipesan dan barang datang.
b. Reorder point yaitu saat yang tepat untuk memesan kembali barang. Reorder
point dipengaruhi oleh lead time,
Misalkan menggunakan contoh diatas lead time = 6 hari. sementara penggunaan
perhari = 1.600 / 360 hari = 4.4 unit, maka
reorder point = 4.4 x 6 = 26.4 atau 26 unit.
Jadi bila persediaan sudah tinggal 26 unit maka bagian pembelian harus memesan
barang.

3. SavetyStock
Savety stock yaitu persediaan pengaman( persediaan besi ) yang biasanya
digunakan untuk berjaga-jaga untuk menghadapi masalah keterlambatan pembelian
maupun lainnya. Besarnya savety stock biasanya ditentukan berdasarkan
pemakaian barang dalam waktu tertentu misal 6 hari atau 10 hari dsb. Dengan
menggunakan contoh diatas maka bila ditentukan savety stock sebesar penggunaan
10 hari = 10 x 4.4 = 44 unit
Jumlah kas optimal dapat ditentukan melalui metode inventory dengan rumus sbb ;
Q =√2.O.D
i
Q ( jumlah kas minimal ), O ( biaya pengadaan kas / perubahan surat berharga
menjadi kas ), D ( kebutuhan kas selama 1 tahun )
Contoh 1 :
Kebutuhan kas PT Alim Rugi pertahun Rp. 1.200.000.000 dengan pemakaian
perhari konstan. Biaya transaksi perubahan surat berharga (efek) menjadi kas Rp.
50.000 setiap kali perubahan. Pendapatan bunga bila memiliki surat berharga
adalah 12 % pertahun. Berapa jumlah kas optimal bagi PT Alim Rugi ?

Q =√2x50.000x1.200.000.000/0,12
= 31.622.777

Hasil perhitungan menunjukkan Q = Rp. 31.622.777

( Rp. 31.623.000 dibulatkan )

Berarti bila kas perusahaan habis ( 0 ) maka perusahaan harus melakukan


penjualan surat berharga sebesar Rp. 31.623.000.
Dengan cara tsb maka manajemen dapat meminimumkan biaya kas sebagaimana
dijelaskan diatas.

Contoh 2:
Kebutuhan kas PT Anisa pertahun Rp. 1.500.000.000 dengan pemakaian perhari
konstan. Biaya transaksi perubahan surat berharga (efek) menjadi kas Rp. 70.000
setiap kali perubahan. Pendapatan bunga bila memiliki surat berharga adalah 12 %
pertahun.

1. Hitunglah rata-rata cash balance ?


2. Hitunglah frekuensi transaksi pertahun ?
3. Hitunglah biaya kehilangan kesempatan ?
4. Hitunglah biaya transaksi ?

Jawab :
1. C =√2.O.D
i
C = √2x70.000x1.500.000.00/0,12
C = 41.833.001

Rata-rata ; C
2
Rata-rata = 41.833.001 = 20.916.500
2
2. Frekuensi pertahun = D
C
= 1.500.000.000/41.833.001
= 35,85 atau 36 kali

3. Biaya kehilangan kesempatan = C x i


2
= 41.833.001/2x0,12
= 2.509.980

4. Biaya transaksi = D .O
C
= 1.500.000.000/41.833.001 x 70.000
= 2.509.980

Anda mungkin juga menyukai