CHAPTER 14
“MANAJEMEN PERSEDIAAN”
Disusun Oleh:
Kelompok 5
KELAS J
JURUSAN AKUNTANSI
TAHUN 2021
MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL
Biaya Persediaan
Dalam dunia yang penuh kepastian-dunia di mana permintaan akan suatu produk atau
bahan baku diketahui dengan pasti untuk periode waktu tertentu (biasanya satu tahun)-terdapat
dua biaya utama yang terkait dengan persediaan. Jika persediaan berupa bahan baku atau
barang yang dibeli dari sumber luar, maka biaya yang terkait dengan persediaan tersebut
disebut biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Jika bahan baku atau barang diproduksi
secara internal, maka biayanya disebut biaya persiapan dan biaya penyimpanan.
Biaya persiapan atau penyetelan (setup cost) adalah biaya-biaya unt menyiapkan
peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk memprodu produk atau komponen
tertentu. Contohnya adalah upah pekerja bagian produn yang tidak terpakai, biaya fasiliras
produksi yang tidak terpakai (penghasilan an hilang), dan biaya uji coba produksi (tenaga kerja.
bahan baku, dan overheddr
Biaya penyimpanan (carrying cost) adalah biaya-biaya untuk menyimpan dari dana
yang terikat dalam persediaan, biaya penanganan, dan ruang penyimpanan persediaan.
Contohnya adalah asuransi, pajak persediaan, kcusangan, biaya peluang persediaan.
Biaya pemesanan dan biaya persiapan mempunyai sifat yang sama-keduanya mewakili
biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh persediaan. Satu-satunya perbedaan terletak
pada sifat aktivitas sebelum perolehan (mengisi formulir dan
menempatkan pesanan versus menyiapkan peralatan dan fasilitas). Jadi, dalam pembahasan
selanjutnya, setiap acuan pada biaya pemesanan dapat dipandang sebagai acuan pada biaya
persiapan. Jika permintaan tidak diketahui dengan pasti, maka akan timbul kategori ketiga dari
biaya persediaan yang disebut hiaya habisnya persediaan. Biaya habisnya persediaan (stockout
cost) adalah biaya-biaya yang terjadi karena tidak dapat menyediakan produk ketika diminta
pelanggan. Contohnya adalah penjualan yang hilang (baik saat ini maupun masa depan), biaya
ekspedisi (meningkatnya beban transportasi, lembur, dan lain-lain), serta biaya akibat produksi
yang terganggu.
Dalam menentukkan kuantitas pesanan atau ukuran lot produksi, manajer hanya perlu
memperhatikan biaya pemesanan (atau persiapan) dan penyimpanan. Total biaya pemesanan
(atau persiapan) dan penyimpanan dapat digambarkan melalui pemesanan berikut.
TC = PD/Q + CQ/2
Di mana :
Q = jumlah unit yang dipesan setiap kali pesanan dilakukan (atau ukuran lot produksi),
Biaya penyimpanan persediaan dapat dihiung untuk setiap organisasi yang memiliki
persediaan, termasuk perusahaan eceran, jasa dan manufaktur. Tentu saja, model biaya
persediaan yang menggunakkan biaya persiapan dan ukuran lot sebagai input hanya berlaku
untuk perusahaan yang memproduksi sendiri persediannya (komponen atau barang terjadi).
Model EQQ adalah sebuah contoh sistem persediaan yang didorong (push inventory
system). Dalam sistem yang didorong ini, perolehan persediaan diawali dengan antisipasi
permintaan di masa mendatang – bukan reaksi terhadap permintaan saat ini. Hal yang mendasar
atas analisis ini adalah penentuan nilai D, yaitu permintaan masa mendatang.
MENGHITUNG EOQ
Karena EOQ adalah kuantitas yang menimalkan Persamaan 14.1, rumus untuk menghitung
kuantitas ini dapat diturunkan dengan mudah.
Q = EOQ = 2PD/C
EQQ menjawab pertanyaan mengenai banyaknya unit yang harus dipesan (atau diproduksi).
Mengetahui kapan harus memesan (atau kapan persiapan untuk melakukan produksi) juga
merupakan bagian penting dari kebijakan persediaan. Titik pemesanan kembali (reorder point)
adalah titik waktu di mana sebuah pemesanan baru harus dilakukan (atau persiapan dimulai).
Hal ini merupakan fungsi EOQ, waktu tunggu, dan tingkat di mana persiapan hampir habis.
Waktu tunggu (lead time) adalah waktu yang diperlukan untuk menerima kuantitas pesanan
ekonomis setelah pesanan dilakukan atau persiapan dimulai.
Jika permintaan atas komponen atau produk tidak diketahui dengan pasti, maka persediaan
mungkin habis. Oersediaan pengaman (safety stock) adalah persediiaan ekstra yang disimpan
sebagai jaminan atas fluktuasi permintaan. Persediaan pengaman dihitung melalui perkalian
waktu tunggu dengan selisih antara tingkat penggunaan maksimal dan tingkat rata-rata
penggunaan.
Dengan keberadaan persediaan pengaman, titik pemesanan kembali untuk persediaan dengan
persediaan pengaman dihitung sebagai berikut.
Berdasarkan informasi diatas, kuantitas pesanan ekonomis (EOQ) dan titik pemesanan kembali
dihitung pada hitungan di bawah ini. Seperti yang diperlihatkan oleh perhitungan tersebut, mata
pisau harus diproduksi dalam batch yang terdiri atas 20.000 unit dan persiaapan baru harus
dimulai ketika pasokan mata pisau turun hingga menjadi 6.800.
EQQ = √2PD : C
= √2 x 80.000 x 12.500 : 5
=√400.000.000
Selisih 20
= 6.800 unit
Manufaktur JIT (Just in-time manufacturing) adalah suatu sistem berdasarkan tarikan
permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem oleh permintaan yang ada,
bukan didorong ke dalam sistem pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang diantisipasi.
Restoran cepat saji, seperti McDonald's, menggunakan sistem tarikan permintaan untuk
mengendalikan persediaan barang jadi mereka. Ketika pelanggan memesan hamburger,
hamburger akan diambil dari rak yang tersedia. Ketika jumlah hamburger menjadi terlalu
sedikit, koki membuat hamburger baru. Permintaan pelanggan menarik bahan baku melalui
sistem. Prinsip yang sama ini digunakan dalam pengaturan manufaktur. Tiap operasi hanya
memproduksi apa yang diperlukan untuk memenuhi permintaan operasi selanjutnya. Bahan
baku atau bagian rakitan tiba tepat pada waktu dibutuhkan agar produksi dapat berjalan
sehingga permintaan dapat dipenuhi. Selanjutnya, sebagai pelengkap atas dan bagian dari
sistem JIT keseluruhan adalah konsep pembelian JIT.
Pembelian JIT (JIT purchasing) mensyaratkan para pemasok untuk mengirimkan suku cadang
dan bahan baku tepat pada waktunya untuk produksi. Hubungan dengan pemasok adalah hal
yang sangat penting. Pasokan suku cadang harus dihubungkan dengan produksi yang
berhubungan dengan permintaan. Dalam suatu survei di antara para produsen di Amerika
Serikat, 85 persen mengatakan beberapa atau sebagian besar bahan baku, suku cadang, dan
komponen disuplai kepada mereka berdasarkan JIT. Jadi, sistem persediaan JIT saat ini
tampaknya digunakan secara ekstensif, JIT memiliki dua tujuan strategis: meningkatkan laba
dan memperbaiki posisi bersaing perusahaan. Kedua tujuan itu dicapai dengan mengendalikan
biaya (yang memungkinkan persaingan harga yang lebih baik dan peningkatan laba),
memperbaiki kincrja pengiriman, dan meningkatkan kualitas. Sistem JIT menawarkan
peningkatan efisiensi biaya dan mempunyai fleksibilitas secara simultan untulk merespons
permintaan pelanggan akan kualitas yang lebih baik dan variasi yang lebih banyak.
Produksi dan pembelian dengan sistem JIT mewakili usaha terus-menerus dalam mengejar
produktivitas melalui penghapusan pemborosan. Jelas sekali, JIT lebih dari sckadar sistem
manajemen persediaan. Namun, persediaan dipandang sebagai Pemborosan. Persediaan
mengikat sumber daya, seperti kas, ruang, dan tenaga kerja. Persediaan juga menyembunyikan
ketidakefisiensian dalam produksi dan meningkatkan kompleksitas sistem informasi
perusahaan. Jadi, meskipun focus lebih dari sekadar manajemen persediaan, pengendalian
persediaan adalah cuntungan tambahan yang penting. Pertama, kita akan memberikan
gambaran um tentang fitur keseluruhan sistem JIT. Selanjutnya, fitur manajemen persediaan Jl
akan dibahas secara lebih terperinci.
Dalam pekerjaan secara tradisional dan proses manufaktur secara batch, produk dipindahkan
dari satu kelompok mesin yang sama ke kelompok mesin yang lain. Mesin dengan fungsi yang
sama biasanya ditempatkan menjadi satu dalam suatu area yang disebut suatu departemen atau
proses. JIT mengganti tata letak pabrik tradisional ini dengan suatu pola sel manufaktur. Sel
manufaktur (manufacturing) terdiri atas mesin-mesin yang dikelompokkan dalam kumpulan
yang biasanya berbentuk setengah lingkaran. Struktur sel biasanya menghasilkan penurunan
waktu tunggu dan menurunkan harga pokok produksi.
Pelatihan pekerja sel untuk melakukan tugas-tugas ganda juga memiliki pengaruh pada relokasi
dukungan pelayanan pada sel. Sebagai tambahan dari pekerjaan produksi langsung, para
pekerja sel dapat melakukan tugas persiapan, memindahkan barang setengah jadi dari bagian
ke bagian lain dalam sel, melakukan perawatan pencegahan dan perbaikan kecil, melakukan
inspeksi kualitas, dan melakukan tugas pembersihan.
3. Total Quality Control
Secara sederhana, JIT tidak dapat diimplementasikan tanpa suatu komitmen pada pengendalian
kualitas total (total quality control-TQC). TQC adalah suatu pengerjaan tanpa henti untuk suatu
kualitas sempurna, usaha untuk mendapatkan suatu desain produk, dan proses manufaktur
tanpa cacat.
Sistem pembiayaan menggunakan tiga metode untuk membebankan biaya pada produk
individual, yakni penelusuran langsung, penelusuran penggerak, dan alokasi. Metode
penelururan langsung paling akurat sehingga lebih disukai daripada metode lainnya. Dalam
suatu lingkungan JIT, biaya overhead yang sebelumnya dibebankan pada produk dengan
menggunakan penelusuran penggerak atau alokasi yang sekarang secara langsung dapat
ditelusuri ke produk.
5. Pengaruh Persediaan
JIT Tradisional
JIT merupakan pendekatan untuk meminimalkan total biaya penyimpanan dan biaya
persiapan yang sangat berbeda dari pendekatan tradisional. Pndekatan tradisional mengakui
keberadaan biya a persiapan, kemudian menentukan kuantitas pesanan yang merupakan
perimbangan yang terbaik dari dua kategori biaya.
Masalah komponen yang dipecahkan dengan berusaha mencapai tingkat kerusakan nol.
Karena manufkatur JIT tidak mengandalkan persediaan untuk menggantikan komponen atau
bahan rusak, penekanan pada kualitas-baik untuk bahan baku yang diproduksi secara internal
maupun dibeli secara eksternal-meingkat tajam. Penurunan jumlah komponen yang ditolak
antara 75 sampai 90 persen bukan hal yang tidak biasa. Menurunnya komponen yang ducatat
untuk menghapuskan justifikasi untuk persediaan berdasrkan proses yang tidak dapat
diandalkan.
Sistem Kanban
Sistem Kanban ini menggunakan tanda atau akrtu yang terbuat dari selembar plastic, karton,
atau metal yang berukuran empat inci kali delapan inci. Biasanya diletakkan di kantong vinil
lalu dilekatkan dalam bagian yang berisi komponen yang diperlukan.
1. Kanban penarikan berfungsi merinci kuantitas proses berikutnya yang harus ditarik
dari proses sebelumnya.
2. Kanban produksi berfungsi merinci kuantitas yang harus dipenuhi oleh proses
sebelumnya.
3. Kanban pemasok digunakan untuk memberitahu pemasok untuk menyerahkan lebih
banyak komponen dan merinci kapan komponen itu dibutuhkan.
• Material code, yaitu kode unik identitas material yang akan diproduksi. Pada kanban
ini kode materialnya yaitu NHCH-077.
• Thick, yaitu ketebalan dari bahan atau material yang akan diproduksi. Pada kanban ini
ketebalan bahannya 2.6 cm
• Mother size, yaitu ukuran dari bahan atau material sebelum dilakukan proses produksi.
Pada kanban ini tertulis 1120 x 400.
• Cutting size, yaitu ukuran dari material setelah melalui tahapan produksi. Pada kanban
ini material yang diproduksi menjadi berukuran 373 x 400.
• Quantity part per kanban, yaitu jumlah material yang dipesan per kanban yang biasanya
dalam satu pallet. Pada kanban ini tiap kanban berisi 40 material.
• Quantity mother sheet/ kanban, yaitu banyaknya material sebelum proses yang
dibutuhkan untuk memproduksi sejumlah yang diminta oleh satu kartu kanban.
• Layout, yaitu ukuran dari material yang nantinya akan diproduksi.
• Nomor komponen, yaitu nomor komponen yang diproduksi
• Kode lini, yaitu kode lini itu berguna untuk menunjukkan lini produksi yang dituju.
• Address shearing, yaitu tanda jika proses shearing sudah dikerjakan semuanya
• Address stamping, yaitu tanda jika proses stamping sudah dikerjakan pada setiap
material yang dikerjakan.
• Quantity order card, yaitu banyaknya kanban yang diproduksi pada saat bersamaan
• Customer, yaitu kode konsumen dari material yang diproduksi.
• Unique number, yaitu nomor unik dari suatu kanban.
Sistem JIT bertujuan untuk menurunkan biaya persediaan tanpa harus menyimpan
persediaan dengan cara menegosiasikan kontrak jangka panjang dengan beberapa pemasok
terpilih yang lokasinya dekat dengan fasilitas produksi dan melibatkan pemasok secara lebih
ekstensif. Kinerja dan komitmen atas pembelian JIT menjadi faktor penting yang layak
dipertimbangkan. Kontrak jangka panjang ini juga mengurangi jumlah pemesanan yang
ditempatkan secara dramatis membantu penurunan biaya pemesanan. Biaya komponen yang
dibeli juga akan ikut turun apabila melakukan pembelian JIT.
Keterbatasan JIT
JIT sering disebut program penyederhanaan, tetapi bukan berarti JIT dapat diterapkan
dengan mudah atau sederhana. Untuk mendapatkan manfaat dari pembelian JIT, perusahaan
mungkin tergoda untuk mendefinisikan ulang hubungan pemasok secara sepihak dengan
banyak konsesi dan syarat-syarat yang memaksa dapat menciptakan ketidakpuasan pemasok
dan mungkin menyebabkan pemasok menentang hal baru tersebut. Pada jangka panjang,
Pemasok mungkin mencari pasar baru, menemukan cara menaikkan harga, atau mencari
pembebasan peraturan. Tindakan ini dapat menghancurkan banyak manfaat JIT yang
dipaksakan oleh perusahaan yang terburu-buru menerapkannya.
Kekurangan JIT yang paling menonjol adalah tidak ada persediaan untuk menyangga
berhentinya produksi. Penjualan saat ini secara konstan terancam oleh terhentinya produksi
yang tidak terduga. Bahkan, bila terjadi masalah, pendekatan JIT mencoba untuk menemukan
dan menyelesaikan masalah sebelum aktivitas produksi lebih lanjut terjadi.
Adapun pilihan lain yang memungkinan sebagai pendekatan pelengkap adalah teori
kendala. Teori Kendala ini bisa digunakan bersama dengan manufaktur JIT. Pendekatan ini
juga mempunyai kualitas sangat menarik pada perlindungan penjualan saat ini.
Teori Kendala
Setiap perusahaan menghadapi sumber daya dan permintaan yang terbatas atas setiap
produk. Keterbatasan-keterbatasan ini disebut kendala. Teori kendala mengembangkan
pendekatan spesifik untuk mengelola kendala guna mendukung tujuan perbaikan yang
berkelanjutan.
Konsep Dasar
1. Throughput
Merupakan selisih antara pendapatan penjualan dan biaya variabel tingkat unit seperti
unit seperti bahan baku dan listrik.
2. Persediaan
Adalah seluruh uang yang dikeluarkan organisasi dalam mengubah bahan baku menjadi
throughput.
3. Beban operasi.
Merupakan seluruh uang yang dikeluarkan organisasi untuk mengubah persediaan
menjadi throughput.
Produk yang lebih baik berarti kualitas yang lebih tinggi. Hal ini juga berarti perusahaan
mampu memperbaiki produk dan menyediakan produk yang sudah diperbaiki tersebut secara
cepat ke pasar. Hubungan antara persediaan yang rendah dan kualitas telah diuraikan dalam
bagian JIT. Pada intinya, persediaan yang rendah memungkinkan kerusakan dapat dideteksi
secara lebih cepat dan penyebab masalah bisa segera dinilai. Perbaikan produk juga merupakan
unsur kompetitif yang penting. Produk baru atau produk yang sudah diperbaiki perlu segera
masuk ke pasar, sebelum pesaing mampu menyediakan produk serupa. Tujuan ini dapat
difasilitasi dengan persediaan yang rendah. Persediaan yang rendah memungkinkan perubahan
produk baru diperkenalkan lebih cepat karena perusahaan mempunyai produk lama yang lebih
sedikit dan harus segera dibuang atau dijual sebelum produk baru diperkenalkan.
Persediaan yang tinggi berarti kapasitas yang lebih produktif dibutuhkan sehingga
investasi dalam peralatan dan ruang lebih banyak. Karena waktu tunggu dan persediaan dalam
proses yang tinggi biasanya berhubungan, persediaan yang tinggi kerap menjadi penyebab
lembur. Lembur tentu akan menaikkan beban operasi dan menurunkan profitabilitas.
Persediaan yang rendah akan mengurangi biaya penyimpanan, biaya investasi per unit, dan
beban operasi lain seperti lembur dan beban pengiriman khusus. Dengan menurunkan beban
operasi dan investasi, margin per unit setiap produk meningkat sehingga menyebabkan
keputusan penetapan harga menjadi lebih fleksibel.
DAYA TANGGAP
Mengirim barang secara tepat waktu dan memproduksi barang dengan waktu tunggu
yang lebih pendek daripada yang diminta pasar adalah alat kompetitif yang penting.
Pengiriman barang secara tepat waktu berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam
memperkirakan waktu yang diperlukan untuk memproduksi dan mengirim barang. Jika
perusahaan mempunyai persediaan yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya, maka waktu
tunggu produksi perusahaan tersebut lebih tinggi daripada garis prakiraan industri. Sejalan
dengan waktu tunggu yang berkurang, persediaan barang jadi mungkin juga dikurangi. Sebagai
contoh, jika waktu tunggu untuk sebuah produk adalah sepuluh hari dan pasar menuntut
penyerahan barang saat diminta, maka perusahaan harus menyimpan, rata-rata, persediaan
barang jadi selama sepuluh hari (ditambah beberapa persediaan pengaman untuk menutupi
ketidakpastian permintaan). Misalkan, perusahaan mampu mengurangi waktu tunggu menjadi
lima hari. Pada kasus ini, persediaan barang juga harus turun menjadi lima hari. Jadi, tingkat
persediaan menandakan kemampuan perusahaan untuk merespons. Secara relatif, tingkat yang
tinggi terhadap pesaing akan mengakibatkan kelemahan kompetitif. Dengan kata lain, TOC
menekankan pengurangan persediaan dengan mengurangi waktu tunggu.
LANGKAH-LANGKAH TOC
Teori kendala menggunakan lima langkah untuk mencapai tujuan memperbaiki kinerja
organisasi.
Asumsikan setiap komponen harus dibor oleh sebuah mesin khusus. Perusahaan
memiliki tiga mesin yang dapat menyediakan 120 jam pengeboran per minggu secara bersama-
sama. Komponen X memerlukan satu jam pengeboran dan komponen Y memerlukan tiga jam
pengeboran. Dengan asumsi tidak ada kendala yang mengikat lainnya, berapakah bauran
optimal komponen? Karena setiap unit X memerlukan satu jam pengeboran, ada total 120 unit
X yang dapat diproduksi per minggu (120/1). Dengan margin kontribusi $300 per unit, Confer
dapat menghasilkan total margin kontribusi sebesar $36.000 per minggu. Di lain pihak,
komponen Y memerlukan 3 jam pengeboran per unit; jadi hanya 40 komponen (120/3) yang
dapat diproduksi. Dengan $600 per unit, total margin kontribusi adalah $24.000 per minggu.
Hanya memproduksi komponen X akan menghasilkan tingkat laba yang lebih tinggi
dibandingkan hanya memproduksi Y – meskipun total margin kontribusi per unit Y dua kali
lebih besar daripada X. Margin kontribusi per unit tiap produk bukanlah hal yang sangat
penting. Margin kontribusi per unit dari sumber daya yang langka adalah faktor yang
menentukan. Produk yang menghasilkan margin kontribusi tertinggi per jam pengeboran yang
harus dipilih.
Margin kontribusi per unit dari sumber daya yang langka juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi bauran produk yang optimal bila ada kendala eksternal yang mengikat.
Sebagai contoh, selain mengasumsikan kendala internal yang sama sebesar 120 jam
pengeboran, asumsikan juga Confer dapat menjual paling banyak 30 unit komponen X dan 100
unit komponen Y. kendala internal ini memungkinkan Confer untuk memproduksi 120 unit
komponen X, tetapi hal ini bukanlah merupakan pilihan tepat karena hanya 30 komponen X
yang dapat dijual. Jadi, kita mempunyai kendala eksternal yang mengikat saat ini, yaitu yang
memengaruhi keputusan untuk memproduksi dan menjual komponen X saja. Karena kontribusi
per unit sumber daya yang langka (jam mesin) adalah $300 untuk komponen X dan $200 untuk
Y, memproduksi X sebanyak mungkin sebelum memproduksi Y masih lebih menguntungkan.
Pertama-tama, Confer harus memproduksi 30 unit X dengan menggunakan 30 jam mesin. Hal
ini menyisakan 90 jam mesin yang memungkinkan produksi 30 unit Y. sekarang, bauran
optimalnya adalah 30 unit X dan 30 unit Y yang menghasilkan total margin kontribusi sebesar
$27.000 per minggu (($300 x 30) + ($600 x 30)).
Cara lain yang bisa digunakan untuk memaksimalkan penggunaan kendala yang
mengikat, adalah dengan memastikan bauran produk optimal yang diproduksi. Langkah ini
merupakan inti dari filosofi teori kendala TOC tentang manajemen kendala dalam jangka
pendek dan langsung terkait dengan tujuan teori kendala TOC yaitu dengan mengurangi
persediaan dan memperbaiki kinerja.
Suatu kendala internal yang mengikat disebuah perusahaan disebut drummer. Tingkat
produksi pada kendala drummer menentukan seluruh tingkat produksi pabrik. Ketika kendala
drummer dipaksakan mengikuti tingkat produksi secara alamiah maka proses ke hilir di mulai.
Proses hulu yang berakhir di kendala drummer dijadwalkan untuk memproduksi di tingkat
yang sma seperti kendala drummer. Penjadwalan yang dilakukan di tingkat drummer akan
membantu pencegahan produksi persediaan yang berlebihan, dalam prosesnya menuju ke hulu.
Terdapat dua hal yang mengelola kendala untuk menurunkan tingkat persediaan dan
memperbaiki kinerja perusahaan yang digunakan oleh TOC, kedua hal tersebut adalah
Penyangga dan Tali. Penyangga ini bertujuan utnuk melindungi troughput perusahaan dari
setiap gangguan yang diatasi didalam interval waktu tertentu. Sedangkan tali bertujuan untuk
memastikan bahwa persediaan barang didalam proses tidak melampaui tingkat yang
dibutuhkan untuk penyangga waktu.
Langkah 3 : Menyubordinasi Apa Pun, selain Keputusan yang Dibuat pada Langkah 2
Pada akhirnya, kendala sumber daya akan diangkat hingga menuju ke suatu titik dimana
tidak lagi mengikat. Misalnya asumsikan perusahaan menambah giliran oenuh untuk operasi
pengeboran yang meningkatkan ketersediaan sumberdaya menjadi 240 jam. Kendala
pengeboran dan pemolesan mampu membroduksi komponen Y lebih banyak , namun tidak
berlaku untuk proses penggerindaan. Maka kendala drummer yang baru ialah penggerindaan.
Setelah drummer baru di identifikasi, proses kendala TOC ini Kembali berulang. Tujuan
pengulangan ini adalah untuk memperbaiki kinerja berkelanjutan dengan mengelola bermacam
– macam kendala.
SKENARIO
Shirley mencatat ada banyak kejadian yang menunjukkan 80 persen dari keunggulan
bersaing dari otomatisasi dapat diwujudkan dengan mengimplemntasikan JIT dan semuanya
disertai dengan penurunan biaya secara signifikan. Perusahaan lain yang memiliki lini bisnis
yang sama juga mengalami kesulitan dalam bersaing. Perusahaan tersebut membutuhkan 24
minggu untuk menghasilkan salah satu produknya dari bahan mentah hingga menjadi barang
jadi, sementara salah satu pesaing dari Jepang memproduksi dan melakukan pengiriman
produk yang sama dalam waktu enam minggu. Setelah memasang sistem JIT, perusahaan
tersebut mampu memproduksi alat penggali hanya dalam waktu 20 hari. Akan tetapi, dalam
beberapa kasus, teori kendala menawarkan lebih banyak keuntungan. Salah satu divisi
elektronik Ford menggunakkan JIT untuk mengurangi waktu tunggu dari 10,6 menjadi 8,5 hari.
Akan tetapi, setelah satu tahun menggunakkan teori kendala, waktu tunggu dapat dikurangi
menjadi 2,2 hari, kemudian menjadi kurang dari dua giliran kerja. Ketika Boeing
menggunakkan teori kendala, perusahaan tersebut berhasil mengurangi waktu tunggunya
sebanyak 75 persen.
Jawab :
Jawab:
Inventory cost sendiri adalah biaya persediaan barang dimana persediaan barang tersebut
merupakan persediaan periode sebelumnya yang biayanya berupa biaya saat proses pemesanan
inventory, biaya pengiriman inventory yang dipesan, biaya penerimaan inventory, dan biaya
pembayaran inventory yang dipesan kepada pihak supplier.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan biaya persediaan mulai dari analisa
EOQ, ROP (tradisional), metode JIT dan Teori kendala. Dalam kasus ini, sebaiknya Swasey
inc menggunakan metode JIT (Just in tieme) dan teori kendala. Dikarnakan sesuai dengan
keinginan pemimpin untuk menurunkan biaya pokok penjualan produknya oleh karnya dengan
digunakan metode JIT yang memangkas habis biaya persediaan diharapkan beban pokok
penjuala akan turun sehingga produknya dapat dijual lebih murah dan bersaing di pasar.
Jawab:
Just in Time (JIT) jika diartikan dalam bahasa Indonesia bermakna sistem produksi tepat
waktu. Maksudnya ialah semua persediaan bahan baku yang akan diproses dalam kegiatan
produksi harus tiba tepat waktu dengan kuantitas yang tepat pula. Tak hanya bahan baku,
semua komponen baik utama atau pendukung harus bisa dijaga pada jumlah batas minimum.
Just in Time menjadi suatu sistem produksi yang memiliki tujuan utama yaitu mengurangi
biaya, mengefisienkan pekerjaan, dan memperoleh kualitas sesuai standar perusahaan.
Dalam pengaplikasiannya, terdapat beberapa hal yang menjadi prinsip-prinsip dasar Just in
Time dalam sebuah manajemen persediaan barang. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai
berikut.
Ketepatan waktu dalam sistem just in time merupakan upaya untuk membuat penjadwalan
produksi dan jumlahnya sesuai dengan permintaan atau pesanan. Artinya, just in time dalam
manajemen persediaan barang tidak memproduksi hanya untuk restock atau karena stok
persediaan akan habis. Produksi baru akan dilakukan apabila ada order yang diterima dalam
jumlah tertentu. Tujuannya tentu saja untuk memproduksi barang jadi yang tepat waktu dan
pada jumlah sesuai yang dikonsumsi. Prinsip ini sendiri akan menekan holding cost
perusahaan.
• Meminimalisasi Pemborosan
Dalam sistem just in time, semua bahan baku harus dipergunakan seefisien mungkin untuk
memenuhi jumlah produksi yang ditargetkan. Efisiensi itu juga menyangkut peminimalisasian
pemborosan produksi. Pemborosan sendiri bisa disebabkan oleh kelebihan produksi
(overproduction), persediaan barang yang sia-sia (excess inventory), atau menunggu proses
produksi yang lama.
Sistem just in time dalam manajemen persediaan barang juga mengupayakan agar segala hal
yang menghambat alur produksi bisa dihilangkan, seperti menghindari penimbunan barang dan
memangkas kegiatan yang tidak produktif. Selain itu, kualitas produk yang baik tanpa cacat
juga wajib diupayakan melalui quality control yang rutin.
Ketika proses produksi dilakukan sesuai dengan permintaan, maka secara tak langsung
perusahaan bisa menghindari hal-hal tak terduga seperti pemborosan akibat menurunnya
permintaan. Oleh karena itu, manajemen produksi harus dibuat secara teliti untuk
meminimalisasi ketidakpastian. Namun juga manajer dan tim harus bisa melakukan formulasi
model forecasting agar ekspektasi perusahaan tercapai.
Menerapkan just in time dalam manajemen persediaan barang juga menekankan pada
pembagian jadwal produksi menjadi bagian-bagian kecil (lot size). Hal ini dilakukan agar
produksi lebih efisien dan fleksibel ketika terjadi perubahan permintaan.
Just in time juga menekankan pada pemeliharaan jangka panjang berupa memperbaiki mutu,
fleksibilitas pengadaan barang yang di-order, pesanan jumlah kecil yang dikerjakan berkali-
kali, serta mengadakan perbaikan secara berkesinambungan
5. Bagaimana cara teori kendala menurunkan persediaan?
Jawab :
Yaitu sebaiknya tidak memproduksi produk lama terlalu banyak. Tujuannya ialah untuk
mengatasi ke dalam produk lama yang ternyata tidak baik sehingga tidak laku dipasar. Dengan
menurunkan persediaan produksi maka produk baru dapat segera dilempar ke pasar untuk
meminimalisir pesaing mengeluarkan produk serupa.
Jawab:
Perusahaan sering mengikat 40% asetnya dalam bentuk persediaan. Jumlah 40% asset tadi
sama dengan modal yang tidak produktif. Sedangkan, jika kita menggunakan teori kendala,
perusahaan bisa memangkas waktu tunggu cukup banyak yang mana hal ini akan membuat
persediaan menurun.
Jawab:
Manajemen persediaan berfungsi untuk mengatur setiap persediaan yang ada di dalam
perusahaan. Mulai dari bagaimana cara memperoleh persediaan tersebut, cara penyimpanan,
hingga bagaimana persediaan tersebut dimanfaatkan ataupun dikeluarkan. Tentunya
manajemen persediaan merupakan bagian penting dari perusahaan. Apalagi jika perusahaan
tersebut bergerak dalam bidang dagang. Manajemen persediaan membantu mengatur
persediaan perusahaan agar tidak kekurangan.