Anda di halaman 1dari 38

Konsep dan Pengertian Biaya

Dalam istilah sehari-hari antara biaya (cost) dan pengeluaran (expense) sering disamakan
atau dipertukarkan. Padahal secara konsep pengertian keduanya tidak sama atau berbeda ,
yaitu :
1. Pengeluaran (expense) adalah semua belanja yang dikeluarkan (baik yang bisa
dielakkan maupun yang tidak dapat dielakkan)
2. Biaya (cost) adalah pengeluaran yang tidak dapat dielakkan (unavoidable expense)
dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, biaya adalah bagian dari
pengeluaran.
Dengan demikian , secara konsep maka pengertian biaya adalah sebagai berikut :
1. Biaya tidak sama dengan pengeluaran
2. Biaya harus menggambarkan kegiatan
3. Biaya harus relevan dengan kegiatan yang dilakukan
Menurut realitas pembayarannya, biaya dapat dikeompokkan menjadi
1. Biaya pengorbanan (opportunity cost) adalah biaya yang timbul karena
mengorbankan kesempatan terentu. Dalam praktek biaya ini tidak pernah dibayarkan .
Contoh seorang pemilik perusahaan yang bekerja untuk perusahaannya sendiri.
2. Biaya sebenarnya (real cost) adalah biaya yang benar-benar dibayarkan sesuai dengan
aktivitas yang dilakukan. Misal, biaya upah dan gaji, biaya bahan baku dan
sebagainya
Menurut Konsep Pencatatannya, biaya dapat dikelompokkan menjadi
1. Biaya akuntansi (accouting cost) adalah biaya yang didasarkan pada pencatatan
akuntansi, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
2. Biaya ekonomis (economic cost) adalah biaya-biaya yang benar-benra dibayarkan
sesuai dengan aktivitas yang dilakukan.
Menurut Periode atau Waktu , biaya dapat dikelompokkan menjadi
1. Biaya jangka pendek (short run cost / SRC) adalah periode dimana masih ada
kelompok dari biaya tetap dan biaya variable. Untuk jangka pendek , biaya terdiri dari
biaya tetap (TFC) dan biaya variable (TVC)
TC

= TFC + TVC

ATC = AFC + AVC

1. Biaya Jangka Panjang (long run cost) adalah periode dimana seluruh biaya berubah
(variabel). Dalam jangka panjang semua biaya adalah biaya variable (tidak ada biaya
tetap)
Menurut Karakteristik Jumlah , biaya dapat dikelompokkan menjadi
1. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap tidak dipengaruhi
oleh besar kecilnya output
2. Biaya Variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan
perubahan tingkat/waktu produksi.
Menurut Karakteristik satuannya , biaya dapat dikelompokkan menjadi
1. Biaya total (total cost/ TC) adalah jumlah keseluruhan untuk menghasilkan output
2. Biaya rata-rata perunit output (average total cost / ATC) adalah jumlah dari
keseluruhan biaya yang dikeluarkan dibagi dengan jumlah output. Untuk mencapai
keuntungan, biaya rata-rata per unit produksi ini berguna sebagai informasi dasar
untuk menentukan produksi yang paling efisien. Perusahaan akan berproduksi pada
tingkat biaya rata-rata per unit output (ATC)yang paling rendah
3. Biaya Marginal (Marginal Cost / MC) adalah tambahan biaya yang dikelurkan karena
ada tambahan satu unit output (MCi = TCi TCi-1)
Berikut contoh karakteristik biaya menurut satuan :
Q
TFC
TVC
TC
AFC
AVC
ATC
MCi
0
25
0
25
1
25
5
30
25
5
30
5
2
25
14
39
12,5
7
19,5
9
3
25
21
46
8,33
7
15,33
7
4
25
27
52
6,25
6,75
13
6
5
25
32
57
5
6,4
11,4
5
6
25
39
64
4,17
6,5
10,67
7
7
25
49
74
3,57
7
10,57
10
8
25
60
85
3,13
7,5
10,63
11
9
25
72
97
2,78
8
10,78
12
10
25
86
111
2,5
8,6
11,1
14
Menurut Revelansinya , biaya dapat dikelompokkan menjadi
1. Biaya relevan (relevan cost)adalah seluruh jenis biaya dengan karakteristik seperti
TFC, TVC, TC,AFC, AVC, ATC DAN MC 2. Biaya irrelevant (irrelevant cost) adalah
jenis biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan namun tidak relevan dengan
pengambilan keputusan dalam bisnis , dikenal dengan istilah sunk cost Contoh
Misalkan fungsi biaya produksi perusahaan adalah TC = 2Q2 + 3Q + 100.000, bila
perusahaan memproduksi 2.000 unit maka tentukan :
1. Total biaya tetap (TFC)

2. Total biaya variabel (TVC)


3. Total biaya (TC)
4. Rata-rata total biaya (ATC)
5. Marginal Cost (MC)

TEORIPRODUKSIJANGKAPENDEK
TugasMataKuliahTeoriMikroEkonomi

oleh:
1. DwiKurniasari
2. EndahKusumarini
3. JulianaAviawan

PROGRAMPENDIDIKANEKONOMI
JURUSANEKONOMIDANADMINISTRASI
FAKULTASEKONOMI
UNIVERSITASNEGERIJAKARTA
2012

1.1FungsiTeoriProduksi
Produksiberkaitandengancarabagaimanasumberdaya(masukan)dipergunakan
untukmenghasilkanprodukprodukperusahaan(keluaran),namunkonsepproduksidalam
industriyangmodern,kegiatanproduksilebihditekankankepadamenciptakannilaitambah
terhadapsuatubarangataujasaJ.Sudarsono(1992:9).BegitupulamenurutJamesL.Pappas
(1995:304)bahwaistilahproduksimerujukkepadalebihsekedartransformasifisikdari
sumberdayatetapilebihmelibatkansemuakegiatanyangberkaitangdenganpenyediaan
barangdanjsa.Termasukstrukturorganisasiyangdipergunakanuntukmemaksimumkan
produktivitas,sertaperolehansumberdayamodaldanpenggunaansumberdayayangefisien.
Dengandemikian,secarasempitproduksisecarasempitdapatdiartikansebagai
kegiatanmengubahinputmenjadioutput.Sementarasecaraluas,produksidiartikansebagai
kegiatandalampenciptaannilaitambahdariinputataumasukanuntukmenghasilkan
outputberupabarangdanjasa,dengansasaranmenetapkancarayangoptimaldalam
menggabungkanmasukanuntukmeminimumkanbiaya,sehinggaperusahaantersebut
mampumenciptakankualitasprodukyanglebihbaikdanefisienyanglebihtinggidalam
prosesproduksinya.Secaraskematiskegiatanproduksidapatdisajikanpadagambarberikut
ini:

DariGambar1.1secaraumumfungsiproduksidapatdirumuskan:
Q=F(K,L,X,E)
Dimana:Q=tingkatproduk/totalproduk
K;L;X;E=Input(modal,tenagakerja,bahanbaku,keahlian)

Perbedaan Produksi jangka pendek dan produksi jangka panjang terletak pada
penggunaanfaktorproduksi,dimanapadaproduksijangkapendekfaktorproduksidibedakan
menjadiduayaitufaktorproduksitetap(fixedinput)danvariableinput.Sementarapada
produksijangkapanjangsemuafaktorproduksidianggapsebagaivariabelinput.
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak
tergantungpadajumlahproduksi.Adaatautidakadanyakegiatanproduksi,faktorproduksi
itu harus tetap tersedia. Faktor produksi variabel adalah faktor produksi jumlah
penggunaannyatergantungpadatingkatproduksinya,semakinbesartingkatproduksimakin
banyakfaktorproduksiyangdigunakan.
Contoh1:
Padafungsiproduksijangkapendekseorangpedagangbakso.Gerobak,panci,piring,sendok,
dan garpu dinggap sebagai faktor produksi tetap (fixed input). Sementara bahan baku
pembuat bakso seperti daging, sawi, dan mie dianggap sebagai faktor produksi variabel
(variable input). Dalam perspektif jangka pendek, pedagang bakso tersebut hanya dapat
mengubah faktor produksi yang bersifat variabel untuk menambah outputnya. Misalnya
denganmembelilebihbanyakdagingyangakandigunakansebagaibahanbakupembuat
bakso.


Pengertian produksi dengan satu faktor produksi variabel adalah pengertian analisis
jangkapendek,dimanaadafaktorproduksiyangtidakdapatdiubah.Secaraumum,hubungan
matematispenggunaanfaktorproduksiyangmenghasilkanoutputmaksimumdisebutfaktor
produksi,sepertidibawahini:
Q=f(K,L)
dimana:Q=tingkatoutput
K=barangmodal
L=tenagakerja/buruh
Contoh2:
Untukmeningkatkanoutputproduksi,PakHadiseorangpengusahakelapasawitmenambah
jamkerjapekerjanyadari8jammenjadi10jam.Dikarenakanpadaproduksijangkapendek,
penambahanjumlahproduksidenganmelakukanekspansilahantidakmemungkinkan.Jadi,
dalammodelproduksisatufaktorproduksivariabel,barangmodaldianggapfaktorproduksi
tetap.Keputusanproduksiditentukanberdasarkanalokasiefisiensitenagakerja.
Dari beberapa pengamatan, pengalaman perusahaan juga terbukti mempengaruhi output
perusahaandalammelakukanproduksi,yangdirumuskan:
Q=f(K,L,Z)
Dimana:K=barangmodal
L=tenagakerja
Z=pengalamanperusahaan

Contoh3:
Terdapat2pabriksepatuyaituXdamY.PabriksepatuXtelahberdiriselama25tahun,
sementara pabrik sepatu Y baru berdiri selama beberapa bulan. Kemampuan produksi
keduanya tentu berbeda, pabrik sepatu X dapat menghasilkan output yang lebih banyak

daripadaY(dalamasumsipenggunaanfixedinputyangsama).PabriksepatuXtelahdapat
melakukan efisiensi, baik tenaga kerja maupun bahan baku produk dengan belajar dari
pengalaman.

1.2ProduksiDenganSatuInputVariabel:ProdukTotal,ProdukRataRata,danMarjinal
Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat produksi
suatukomoditasdengansatufaktorproduksiyangvariabel.Dalamhaliniperludiingatbahwa
fokus pembahasan ditekankan pada hubungan antara satu faktor produksi yang variabel
dengan output. Dalam hungungan tersebut terdapat satu faktor tetap yang tidak berubah
jumlahnya.Karenafaktorproduksiyangdigunakantidakberubahjumlahnya,makaperhatian
lebih ditekankan pada hubungan faktor produksi tersebut dengan output yang dihasilkan.
Sebagaigambaranseorangpetaniyangmempunyaisawahseluas1hektar,tanahtersebut
adalahfaktortetap,makapengamatanakanlebihditekankanpadacarapengelolahandalam
menggunakan jam kerja para petani. Dengan fungsi produksi seperti ini dapat diketahui
hubungan antara Total Product (TP), Marginal Product (MP = Product Marjinal)dan
Average Product (AP = Produk ratarata). Selanjutnya akan dijelskan secara ringkas
pengertiandariTotalProduct,MarginalProductdanAverageProduct.
Total Product merupakan produksi total yang dihasilkan oleh suatu proses produksi.
Pada
umumnya Total Product dilambang kan dengan TP atau Q (quantity atau kuantitas).
Marginal Product (MP) menunjukan perubahan produksi yang diakibatkan oleh satu
penggunaan faktorproduksi variabel. Jika pada contoh sebelumnya faktor froduksi yang
berubah adalah tenaga kerja maka Marginal Product dikenal dengan Marginal Product of
Labor dapat diperoleh dengan menggunakan formula berikut:
MPL = TP
L
Average Product menunjukan besarnya rata-rata produksi yang dihasilkan oleh setiap
penggunaan faktorproduksi variabel. Jika L menunjukan tenaga kerja yang digunakan, maka
Average Product of Labor (APL). APL menunjukan jumlah output yang dihasilkan per tenaga
kerja, berikut formulanya:
APL = TP
L

ContohSoal1:
SeorangpetanimempunyaisebidangtanahdidaerahcipanasdidaerahCipanasyang
ditanamiwortel,Berikutdatadatanya:

Daritabeldatadatadiatastentukanlah:
1.BerapaMPLnya?
2.BerapaAPLnya?
3.BuatlahKurvaTP,MPLdanAPLnyadalamsatusumbu!
4.TentukandaerahI,IIdanIII!Daerahmanakahyangpalingefisiendalammelakukan
produksi?Berapatenagakerjayangdigunakan?

Kurva TP, MPL dan APL nya dalam Satu Sumbu

Penentuan Daerah Produksi


Dari tabel 1.2 kemudian diperoleh kurva dengan 3 daerah produksi seperti yang tergambar
di atas. Masing masing daerah tersebut menunjukkan keadaan ketika APL naik hingga APL
maksimum (daerah I), dari APL maksimum hingga TP maksimum (daerah II), dan daerha TP
yang menuruh (daerah III). Berikut ini adalah penjelasan dari daerah-daerah produksi
tersebut:
Tahap I
Produksi Total (TP) mengalami pertambahan semakin cepat. Tahap ini dimulai dari
titik origin semakin kesatu titik pada kurva total product dimana AP (Produksi Rata-Rata)
maksimum, dan pada titik ini AP = MP (Marginal Product).
Menunjukkan bahwa pada saat penggunaan input tenaga kerja (labor, L) masih
sedikit, bila dinaikkan penggunaannya, maka Produksi Rata-Rata (AP) naik dengan
ditambahkannya input variabel. Dengan asumsi harga input tenaga kerja (L) tetap, maka
dengan naiknya produksi rata-rata akan menurun dengan ditingkatkannya produksi (output).
Dalam pasar persaingan sempurna, produsen tidak akan pernah beroperasi (berhenti

produksi) pada tahap ini, karena dengan memperbesar volume produksi, biaya produksinya
perunit akan menurun, hal ini berarti akan memperbesar keuntungan yang ia terima. Jasi pada
tahap I ini, efisiensi produk belum maksimal.
Tahap II
Produksi Total (Total Product) semakin lama semakin menurun. Tahap III ini meliputi daerah
dimana MP Negatif. Maka berdasarkan pada keadaan Tahap I dan Tahap III dapat
disimpulkan bahwa Efisiensi Produk Maksimal terjadi pada tahap II.
Tahap III
Produksi Total (Total Product) pertambahannya semakin lama semakin kecil. Tahap II ini
dimulai dari titik AP Maksimum sampai titik dimana MP = 0, atau TP Maksimum. Meliputi
daerah dimana Produksi Marginal (MP) negative. Pada tahap III ini penggunaan input Labor
(L) sudah terlalu banyak, sehingga TP justru akan menurun, jika penggunaan input tenaga
kerja (L) tersebut diperbesar, karena MP negative. (efisiensi produk telah melampaui kondisi
maksimal)

Hubungan Antara Kurva MP dan TP


MP adalah kemiringan dari kurva TP. Sehingga dapat dirumuskan :
1. Jika MP > 0, TP akan meningkat seiring bertambahnya jumlah L
2. Jika MP = 0, TP menunjukkan tingkat produksi maksimum/ titik puncak
3. Jika MP < 0, TP akan menurun seiring bertambahnya jumlah L

Elastisitas Produksi
Konsep Elastisitas yang telah dipelajari sebelumnya juga diterapkan dalam produksi.
Elastisitas produksi () menunjukkan rasio perubahan output yang dihasilkan terhadap
perubahan relatif jumlah input yang digunakan. Misalkan input yang berubah adalah
pemakaian tenaga kerja (L) maka elastisitas produksi dapat diformulasikan sebagai berikut :

Atas dasar formula tersebut diketahui bahwa :


Pada saat MP > AP diperoleh Elastisitas Produksi > 1
Pada saat MP = AP diperoleh elastisitas produksi = 1
Pada saat MP = 0 diperoleh Elastisitas Produksi = 0
Pada saat MP negatif diperoleh Elastisitas Produksi negatif

Kaitan antara rasionalitas daerah produksi dengan elastisitas produksi adalah sebagai berikut :
a. Daerah dengan Elastisitas Produksi > 1 sampai Elastisitas Produksi = 1 adalah irrational
region
b. Daerah dengan Elastisitas Produksi = 1 sampai Elatisitas Produksi = 1 adalah daerah rational
region
c. Daerah dengan Elastitas Produksi = 0 sampai Elastisitas Produksi < 0 adalah daerah irrational
region
Perumusan diatas digunakan untuk menentukan daerah rasional maupun irrational dalam
berproduksi terutama bila kita melihat data dalam bentuk tabel. Tanpa membuat kurva,
sebetulnya kita sudah dapat menentukan mana daerah rasional maupun irrational dalam
berproduksi dengan menggunakan rumusan diatas. Berikut adalah contohnya :

Contoh Soal 2 :
Pak Kardi memiliki sebidang tanah dengan luas 1 hektar yang ditanami tanaman bayam,
faktor produksi berupa tanah dianggap tetap, dalam proses produksinya ia mempekerjakan
buruh yang dinyatakan dengan (L). Hasil output dari kebun Pak Kardi berdasarkan
pertambahan jumlah tenaga kerja dinyatakan dengan (TP). Berikut tabelnya :

Dari tabel diatas tentukanlah :


a) Elastisitas Produksi dari kebun Pak Kardi
b) Penggolongan daerah produksi
Jawaban :

KESIMPULAN
Teori Produksi terbagi menjadi dua yaitu, Teori Produksi Jangka Pendek dan Teori
Produksi Jangka Panjang. Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara
tingkat produksi suatu komoditas dengan satu faktor froduksi yang variabel. Konsep Produksi
Jangka Pendek faktor-faktor produksi terbagi menjadi dua yaitu, fixed input dan variable
input. Dalam hubungan tersebut trdapat faktor produksi tetap yang jumlahnya tidak akan
berubah. Untuk meningkatkan jumlah produksi, dalam jangka pendek perusahaan tidak dapat
menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap. Faktor produksi yang dianggap tetap
seperti mesin, bangunan, tanah peralatan produksi dll. Sedangkan faktor produksi yang dapat
mengalami perubahan misalkan tenaga kerja.
Dengan hubungan produksi seperti ini dapat diketahui hubungan antara Total Product
(Q), Marginal Product (MP) dan Average Product (AP). Hubungan antara Marginal Product
dengan Average Product adalah jika marginal product lebih besar dari average product maka
average product akan naik. Sebaliknya jika marginal product turun maka average product
akan turun. Karena itu garis marginal product akan memotong average product pada titik
average product maksimum. Dan akan menunjukan daerah-daerah produksi yang akan
menentukan daerah yang paling produktif.
Dalam teori produksi jangka pendek, elastisitas produksi juga dapat digunakan untuk
menunjukan daerah yang rasional, yaitu menunjukan ratio perubahan relative output yang
dihasilkan terhadap perubahan relative jumlah input yang digunakan tanpa perlu melihat
kurva.

DAFTAR PUSTAKA
Salvatore, Dominick. Teori Mikro Ekonomi : Edisi Keempat. 2002. Erlangga : Jakarta
Sugiarto, dkk. Mikro Ekonomi : Sebuah Kajian Komprehensif. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

TEORI BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu ekonomi merupakan bidang atau disiplin yang kurang jelas batas-batasnya, karena
mencakup terlalu banyak hal. Batasannya selalu berubah-ubah, dan definisiyang digunakan
pun sering merupakan subyek yang kontroversial sifatnya. Definisi yang sering digunakan
adalah, ilmu yang mempelajari bagaimana cara tiap individu atau segolongan masyarakat
menggunakan atau mengalokasikan sumber daya yang terbatas jumlahnya untuk mencapai
tujuan akhir yang alternatif sifatnya. Definisi yang spesifik adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana cara tiap individu atau segolongan masyarakat bertindak dalam proses produksi,
konsumsi dan alokasi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan yang tidak terbatas
jumlahnya dengan sumber-sumber yang terbatas adanya.
Teori atau analisis dasar dalam ilmu ekonomi dibedakan menjadi dua bentuk mikroekonomi
dan makroekonomi. Mikroekonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku
pelaku ekonomi secara individual. Dalam pembahasan ini, mencakup tentang analisis dasar
yang tergolong dalam teori mikroekonomi. Dalam makalah ini akan membahas tentang
fungsi biaya produksi yang salah satunya adalah fungsi jangka pendek, perilaku biaya
produksi jangka pendek, hubungan antara fungsi jangka pendek dengan fungsi jangka
panjang. Di dalam mikroekonomi terdapat beberapa masalah yang harus di pelajari dan
dipahami. Apabila teori yang terdapat dalam mikroekonomi sudah dipelajari maka akan
mengenal teori-teori dasar yang terdapat dalam ilmu ekonomi.

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana pengertian biaya produksi?
Bagimana pengertian biaya produksi jangka pendek?
Apa saja macam-macam biaya produksi jangka pendek?
Bagaiman perilaku biaya produksi jangka pendek?
Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Memahami pengertian dari biaya produksi.

Mengetahui pengertian biaya produksi jangka pendek.


Memahami macam-macam dari biaya produksi.
Mengetahui perilaku biaya produksi jangka pendek.
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebaagai berikut:
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan kepada para pembaca
mengenai teori biaya produksi jangka pendek. Selain itu juga untuk menambah pengetahuan
tentang berbai jenis macam-macam biaya jangka pendek beserta kurvanya. Dengan
mempelajari berbagai komponen mengenai biaya produksi jangka pendek, kita juga bisa
mengetahui perilaku biaya produksi jangka pendek pula.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biaya Produksi
Produksi dan biaya produksi bagaikan dua keping mata uang logam bersisi dua. Jika
produksi berbicara tentang nilai fisik penggunaan faktor produksi, biaya mengukurnya
dengan nilai mata uang. Dalam ekonomi yang sudah modern, di mana peranan uang menjadi
sangat penting, maka ukuran efisiensi yang paling baik (walaupun bukan yang paling
lengkap) adalah uang. Sesuatu yang efisiensi secara teknis, belum tentu secara financial dan
ekonomi menguntungkan.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
Bahan baku atau bahan dasar termasuk barang setengah jadi.
Bahan bahan pembantu atau penolong.
Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
Penyusutan peralatan produksi.
Uang modal, sewa.
biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya
keamanan dan asuransi
Pajak.
Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran ataupun pengorbanan yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan
mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan
perusahaan teresbut serta dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku.
Biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dibedakan dua jenis , yaitu:
Biaya ekplisit
Biaya ekplisit adalah pengeluaran - pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan
uang untuk mendapatkan faktor faktor produksi dan bahan mentah yang digunakan.
Biaya tersembunyi
Biaya tersembunyi adalah taksiran pengeluaran terhadap faktor faktor produksi yang

dimiliki oleh perusahaan itu sendiri. Pengeluaran yang termasuk biaya tersembunyi antara
lain adalah pembayaran untuk keahlian keusahawanan produsen tersebut, modalnya sendiri
yang digunakan dalam perusahaan, dan bangunan perusahaan yang dimilikinya. Cara
menaksirnya adalah denagn melihat pendapatan yang paling tinggi yang diperoleh apabila
produsen itu bekerja di perusahaan yang lain, modalnya dipinjamkan dalam kegiatan lain, dan
banguanan yang dimilikinya disewakan kepada orang lain.
Dalam menganalisis biaya produksi perlu dibedakan dua jangka waktu, yaitu jangka pendek
dan jangka panjang. Pengertian produksi jangka pendek dan jangka panjang secara mutlak
tidak dikatakan bahwa kurun waktu satu tahun termasuk jangka pendek. Hal itu dikarenakan
mungkin untuk produksi lain, jangka waktu satu tahun sudah termasuk jangka panjang.
2.2 Biaya Produksi Jangka Pendek
Dalam menganalisis biaya produksi perlu dibedakan dua jangka waktu, yaitu:
Jangka pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah
jumlahnya.
Jangka panjang yaitu jangka waktu dimana semua faktor produksi dapat mengalami
perubahan.
Teori biaya produksi erat kaitannya dengan teori fungsi pengeluaran. Kedua-duanya
membedakan analisisnya kepada jangka pendek dan jangka panjang. Kedua-duanya juga
dipengaruhi oleh hukum produksi marjinal yang semakin berkurang.
Definisi mengenai jangka pendek itu cukup longgar, pengambil keputusan bisa melakukan
penyesuaian secara cepat terhadap perubahan kondisi-kondisi ekonomi, asal ada biaya yang
memadai. Ukuran jangka pendek juga tergantung kepada jenis industri dan teknik produksi
yang dipakai. Seumpama saja biaya dari transaksi-transaksi adalah nol dan input-input
produksi benar-benar tidak terspesialisasi, maka tidak ada perbedaan antara jangka panjang
dan jangka pendek. Namun dalam kenyataan harus ada biaya untuk, misalnya, merundingkan
kembali kontrak-kontrak jangka panjang, dan ada sumber-sumber yang dikhususkan untuk
produksi barang tertentu dan kecil nilainya dalam produksi barang lain. Maka pemisahan
kurva biaya jangka pendek dan kurva biaya jangka panjang memang perlu dilakukan karena
saling berhubungan.
Dalam jangka pendek, tingkat produksi persatuan waktu dapat dinaikkan atau diturunkan
dengan meningkatkan atau menurunkan tingkat kegunaan dari berbagai masukan yang
berbeda. Setiap perusahaan dapat menyesuaikan tingkat produksinya atas keterbatasan dari
masukan-masukannya yang tertentu. Karena setiap perusahaan menyesuaikan diri sampai
mencapai tingkat produksi yang paling menguntungkan pasar atau industri juga
menyesuaikan diri hingga mencapai titik keseimbangan jangka pendek.
2.3 Macam Macam Biaya Produksi dalam Jangka Pendek
Proses produksi jangka pendek adalah suatu jangka waktu proses produksi tertentu di mana
ada satu atau lebih faktor produksi yang tidak dapat ditambah maupun dikurangi jumlahnya.
Jadi, dalam waktu jangka pendek ini, ada satu atau lebih faktor produksi yang jumlahnya
tidak dapat diubah (ditambah maupun dikuarangi) oleh produsen berapapun output yang
dihasikan. Dalam proses produksi juga ada beberapa jenis faktor produksi lain yang
jumlahnya dapat diubah-ubah sesuai denmga jumlah output yang ingin dihasilkan. Faktor
produksi jenis ini disebut faktor produksi variabel.
Secara umum biaya produksi jangka pendek dapat dibedakan sebagai berikut:
Biaya Tetap atau Fixed Cost (FC)
Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah barang yang
dihasilkan/diproduksi. Artinya, biaya yang dikeluarkan tidak berubah berapapun jumlah
barang yang dihasilkan oleh perusahaan itu. Produksinya sedikit atau banyak bahkan tidak
berproduksi sekalipun, biaya ini tetap harus dikeluarkan sama besarnya. Itu sebabnya bentuk

kurva FC adalah horizontal. Contoh biaya tetap adalah pembayaran gaji, sewa
gedung/peralatan, membayar bunga pinjaman dari bank. Kerangka jangka pendek untuk
sebuah perusahaan adalah periode waktu dimana beberapa sumber dayanya, dan dengan
demikian biaya, adalah tetap. Jumlah dari, bulan atau tahun yang menggantikan jangka
pendek sangat berbeda dari suatu perusahaan terhadap perusahaan lainnya. Sebagian besar
persewaan komersial memerlukan suatu kontrak (lease) / kontrak untuk menyewa selama
beberapa bulan atau tahun. Mendirukan suatu perusahaan juga sering memerlukan
pemasangan perlengkapan tetap, perabotan atau peralatan. Selama masa kontrak masa
kontrak sewa (lease), perusahaan tersebut akan kehilangan banyak uang jika dia harus
mengubah lokasi. Dengan demikian, tempat adalah bersifat tetap selama periode waktu
tersebut.
P
FC
Q
Biaya Tetap Rata-rata atau Average fixed Cost (AFC)
Biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan per unit barang. AFC
berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah . Semakin banyak jumlah barang yang
dihasilkan, kurva AFC akan semakin mendekati sumbu horizontal, namun tidak sampai
menyinggung apalagi memotong sumbu horizontal. Hal ini menunjukkan bahwa biaya tetap
per unit semakin kecil sejalan dengan bertambah banyaknya jumlah barang yang diproduksi.
Rumus untuk mencari AFC adalah membagi biaya tetap dengan jumlah barang.

AFC = FC / Q

Biaya Variabel atau Varible Cost (VC)


Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada juml;ah barang yang dihasilkan.
Jadi, biaya ini dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilakan. Semakin banyak jumlah
barang yang dihasilkan, maka akan semakin tinggi pula biaya variabelnya. Contoh biaya
variabel adalah pembayaran upah, pembelian barang-barang baku/input, bahan bakar, listrik
dsb. Biaya tetap dan biaya variabel ini jika dijumlahkan hasilnya merupakan biaya total.

Bentuk kurva variable cost dimulai dari titik origin ( titik 0), karena bila perusahaan tidak
berproduksi, maka tidak ada biaya variabel yang harus dikeluarkan. Semakin banyak barang
yang dihasilkan, semakin banyak pula biaya variabel yang harus dikeluarkan, namun berkat
pertambahannya tidak proporsional maka bentuk kurvanya tidak linear.
Biaya Variabel Rata-rata atau Average Variable Cost ( AVC )
Biaya variabel rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan per unit barang. Dengan perhitungan
matematikanya adalah AVC = TVC/Q.

AVC menurun dengan semakin banyaknya barang yang dihasilkan sampai mencapai titik
minimum dan kemudian naik bila produksinya terus ditambah. Bentu kurva AVC adalah U (
U shape ).
Biaya Total atau Total Cost ( TC )
Biaya total adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang
atau jasa. Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel.
TC = FC + VC

Biaya Rata-rata atau Average Cost ( AC )


Biaya rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan untuk setiap satu unit barang yang diproduksi.
AC = TC / Q

Semakin banyak jumlah barang yang dihasilkan, biaya rata-rata akan turun sampai mencapai
titik terendah pada jumlah produksi tertentu. Selanjutnya bila jumlah produksi ditingkatkan
kuva AC bergerak ke atas. Kurva ini bentuknya sama dengan kurva biaya variabel rata-rata
( berbentuk U ), tetapi letaknya di atas AVC, karena sudah dijumlahkan dengan biaya tetap
rata-rata ( AFC ).
Dengan demikian, biaya reta-rata dapat juga dirumuskan sebagi berikut :
TC = FC + VC
Bila masing masing dibagi dengan Q, maka diperoleh :
TC / Q = FC / Q + VC / Q
AC = AFC + AVC
Biaya Marjinal atau Marginal Cost ( MC )
Biaya marjinal adalah berapa biaya total bertambah ( TC ) jika produksi dimabah dengan
satu unit ( Q ).
MC = TC / Q.
MC mula-mula menurun, tetapi kemudian meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah
barang yang dihasilkan. Pada jumlah produksi tertentu, MC akan sama dengan AC. Pada titik
inilah kurva MC memotong kurva AC, yaitu pada titik terendah/minimum kurva AC.

Pada gambar di atas bahwa kurva AC memotong kurva AC pada titik minimum. Pada saat itu:
MC=AC. Dengan demikian dapat kita katakana:
Pada saat AC menurun, kurva MC dibawah kurva AC
Pada saat AC=MC, kurva MC memotong kurva AC di titik minimum.
Pada saat AC naik, kurva MC di atas kurva AC
2.4 Perilaku Biaya Produksi Jangka Pendek
Perubahan output menaik (Increasing return to input variable);
fungsi output; Q = bX + cX2
fungsi biaya;
TC = a +bQ cQ2
TVC = bQ CQ2 ; TFC = a
AC > AVC > MC
Perubahan output tetap (constan return to input variable);
fungsi output; Q = bX
fungsi biaya;
TC = a + bQ
TVC = bQ ; TFC = a
AC > AVC = MC
Perubahan Output Menurun (Decreasing Return to input variable);
fungsi output; Q = bX cX2
fungsi biaya;
TC = a + bQ +cQ2
TVC = bQ + cQ2 ; TFC = a

MC > AC > AVC


Perubahan Output Menaik dan Menurun (Increasing Decreasing Return to input variable);
fungsi output; Q = bx + cX2 dX3
fungsi biaya;
TC = a + bQ cQ2 + dQ3
TVC = bQ cQ2 + dQ3 ; TFC = a
MC > AC > AVC
Syarat Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek:
Dengan memproduksikan barang pada tingkat dimana perbedaan diantara hasil penjualan
total dengan ongkos total adalah yang paling maksimum.
Dengan memproduksi barang pada tingkat dimana hasil penjualan marginal sama dengan
biaya marginal.

BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Produksi berlangsung dengan jalan mengolah masukan (input) menjadi keluaran (output).
Masukan merupakan pengorbanan biaya yang tidak dapat dihindarkan untuk melakukan
kegiatan produksi. Setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat
menetapkan harga pokok barang yang dihasilkan. Biaya produksi adalah sejumlah
pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. Dalam
menganalisis biaya produksi perlu dibedakan dua jangka waktu, yaitu: jangka pendek dan
jangka panjang. Jangka pendek adalah jangka waktu di mana terdapat faktor produksi yang
tidak bisa ditambah jumlahnya. Sedangkan jangka panjang adalah jangka waktu di mana
semua faktor produksi dapat mengalami perubahan.
Secara umum biaya produksi jangka pendek dapat dibedakan antara lain Biaya Tetap atau
Fixed Cost (FC), Biaya Tetap Rata-rata atau Average fixed Cost (AFC), Biaya Variabel atau
Varible Cost (VC), Biaya Variabel Rata-rata atau Average Variable Cost ( AVC ), Biaya Total
atau Total Cost ( TC ), Biaya Rata-rata atau Average Cost ( AC ), dan Biaya Marjinal atau
Marginal Cost ( MC ).

Agar keuntungan dalam produksi jangka pendek lebih menguntungkan diperlukan syaratsyarat untuk pemaksimumannya, antara lain: dengan memproduksikan barang pada tingkat
dimana perbedaan diantara hasil penjualan total dengan ongkos total adalah yang paling
maksimum. Selain itu dengan memproduksi barang pada tingkat dimana hasil penjualan
marginal sama dengan biaya marginal.
Saran
Ilmu ekonomi bukanlah ilmu yang mudah untuk dipelajari tetapi harus mengetahui berbagai
konsep atau pengetahuan yang khusus sehingga diperlukan analisis-analisis dasar guna
menunjang pemahaman dalam mempelajarinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://eldeolanysa.blogspot.com/2010/04/biaya-produksi.html
http://nurudinhanif.wordpress.com/2010/10/17/ii-teori-biaya-produksi/
Nicholson, Water. 1999. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nicholson, Water. 1995. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Nicholson, Water. 1991. Mikroekonomi Intermediat dan Penerapannya. Jakarta: Erlangga.
Miller, Roger Leroy. 1997. Teori Ekonomi Mikro Intermediet. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Salvatore, Dominick. 1992. Teori Mikroekonomi. Jakarta: Erlangga
Sudarman, Ari. 2000. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE
Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Winardi. 1990. Pengantar Ekonomi Mikro ( Teori Harga ). Bandung: Mandar Maju

Contoh Makalah Biaya Produksi [Lengkap]

I.

PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya ilmu teknologi, ilmu pengetahuan, dan
bertambahnya penduduk, memaksa kebutuhan hidup terus meningkat. Pada
saat ini kebutuhan hidup tidak bisa diambil langsung dari alam, akan tetapi harus
diolah dahulu dengan cepat, efesien, dan harga terjangkau. Keadaan ini
dimanfaatkan dengan baik oleh sebagian orang untuk memperoleh keuntungan.
Akan tetapi, permintaan pasar berubah-ubah sehingga menyulitkan perusahaan
untuk melakukan kegiatan produksinya, produk apa yang akan di produksi?.
Namun dalam melakukan proses produksi suatu barang, perusahaan seharusnya
memperhatikan beberapa hal sebelum melakukan produksi, salah satunya
kekuatan finansial yang mereka miliki, seperti biaya produksi. Untuk mencapai
hal tersebut, tentu pemahaman akan biaya produksi sangat diperlukan, karena
biaya produksi merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan ketika
perusahaan hendak menghasilkan suatu produk. Pemahaman tentang biaya

produksi sangat penting bagi suatu perusahaan, karena dengan itu perusahaan
dapat memperhitungkan biaya-biaya apa saja yang memang diperlukan untuk
menghasilkan

suatu

barang.

Biaya

produksi

adalah

beban

yang

harus

ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang untuk menghasilkan suatu barang
atau

jasa.

Menetapkan

biaya

produksi

berdasarkan

pengertian

tersebut

memerlukan kecermatan karena terkadang ada hal yang sulit diidentifikasikan.


Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalah yang akan
dibahas pada makalah ini adalah (1) Pengertian biaya produksi?, (2) Jenis jenis
biaya produksi? (3) Cara Menggambar biaya produksi?, (4) Kapasitas produksi?,
(5) Produksi dengan banyak pabrik ?, (6) Skala ekonomis dan tidak ekonomis?,
(7) Maksimalisasi laba dan penawaran?.
Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan yang akan dicapai
dalam penulisan makalah ini yakni (1) dapat mengetahui Pengertian biaya
produksi, (2) dapat mengetahui Jenis jenis biaya produksi, (3) dapat mengetahui
Cara Menggambar biaya produksi, (4) dapat mengetahui Kapasitas produksi, (5)
dapat mengetahui Produksi dengan banyak pabrik, (6) dapat mengetahui Skala
ekonomis dan tidak ekonomis, (7) dapat mengetahui Maksimalisasi laba dan
penawaran.

II.

PEMBAHASAN

1.

Pengertian Biaya Produksi


Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik
yang telah, sedang maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu
produk. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah
yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan
perusahaan tersebut. Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan faktorfaktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian
pengusaha. Semua faktor-faktor produksi yang dipakai merupakan pengorbanan
dari proses produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga
pokok barang. Input yang digunakan untuk memproduksi output tersebut sering

disebut biaya oportunis. Biaya oportunis sendiri merupakan biaya suatu faktor
produksi yang memiliki nilai maksimum yang menghasilkan output dalam suatu

1.
2.
3.
4.
5.
6.

penggunaan alternatif.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
Bahan-bahan pembantu atau penolong
Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
Penyusutan peralatan produksi
Uang modal, sewa
Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya

7.
8.

listrik, biaya keamanan dan asuransi.


Biaya pemasaran seperti biaya iklan.
Pajak.
Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu

1.

Biaya Eksplisit
Biaya Eksplisit ialah biaya yang nyata-nyata dikeluarkan dalam memperoleh
faktor produksi (nilai dan semua input yang dibeli untuk produksi).
Pembayarannya berupa uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan
bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan. Contoh: biaya tenaga kerja, sewa
gedung, dll.

2.

Biaya Implisit
Biaya implisit disebut juga imputed cost (ongkos tersembunyi), ialah taksiran
biaya atas faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan dan ikut
digunakan dalam proses produksi yang dimiliki oleh perusahaan.
Contoh: Penggunaan gedung milik perusahaan sendiri.
Berdasarkan jangka waktunya, biaya produksi di bedakan menjadi 2 yaitu :

1.

Jangka Waktu Pendek.


Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor
produksi tidak dapat di tambah jumlahnya.

a.

teori teori biaya produksi dalam jangka pendek, Yakni:


Biaya Total (Total Cost / TC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang terdiri dari

b.

biaya Variabel dan Biaya Tetap. TC= TVC + TFC


Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost / TVC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi dan
bersifat Variabel atau dapat berubah ubah sesuai dengan hasil produksi yang
akan dihasilkan.
Semakin banyak produk yang dhasilkan, maka semakin besar pula biaya yang

harus dikeluarkan.
Contoh : Biaya bahan baku , upah tenaga kerja, bahan bakar,dll.
c.

TVC= TC-TFC
Biaya Tetap (Total Fixed Cost / TFC)
Biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi.
Artinya biaya ini besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan.
Contoh: biaya abonemen Telepon, Biaya Pemeliharaan Bangunan,biaya
penyusutan, dls.

d.

TFC=TC-TVC
Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost / ATC)
BiayaTotal (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan
jumlah Produksi tertentu oleh perusahaan tersebut (Q).
ATC =TC/Q
Q= jumlah Output yang dihasilkan
Biaya total rata-rata juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

e.

ATC = AVC+AFC
Biaya Variabel rata-rata (Average Variabel Cost / AVC)
Biaya Variabel Total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi
dengan jumlah produksi tertentu(Q).
AVC= TVC/Q
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

f.

AVC=ATC-AFC
Biaya tetap Rata rata (Average Fixed Cost / AFC)
Biaya tetap (TFC) untuk memproduksi sejumllah barang tertentudibagi dengan
jumlah produksi tertentu (Q).
AFC=TFC/Q
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

g.

AFC=ATC-AVC
Biaya Marginal (Marginal Cost / MC)

2.

Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu satuan output.
Jangka Waktu Panjang.
Sedangkan jangka waktu panjang merupakan segala faktor produksi yang masih
dapat berubah ubah.
Teori teori biaya jangka panjang yakni diantaranya ialah :
Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh output dan bersifat Variabel.
Biaya total sama dengan perubahan biaya Variabel. LTC=LVC

Dengan LTC= biaya total jangka panjang (Long Run Total Cost)
a.

LVC= Perubahan Biaya Variabel jangka panjang.


Biaya Marjinal jangka panjang
Tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit.
Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya variable.
Maka, LMC=LTC/Q
Dengan LMC= Biaya marjinal jangka panjang (Long Run Marjinal Cost)
LTC= Perubahan Biaya Total jangka Panjang

b.

Q= Perubahan Output
Biaya Rata rata
Biaya total dibagi Jumlah Output. LRAC=LTC/Q
Dengan LRAC=Biaya Rata Rata Jangka panjang (Long Run Average Cost)
Q = Jumlah output.

2.

Jenis Jenis Biaya Produksi


Jenis-jenis biaya produksi menurut perilakunya dalam hubungannya
dengan volume kegiatan. Keberhasilan dalam perencanaan dan pengendalian
biaya tergantung pada pemahaman yang menyeluruh mengenai hubungan
antara terjadinya biaya dan kegiatan bisnis. Telaah dan analisis yang cermat,
yang

mempengaruhi

kegiatan

bisnis

terhadap

biaya

umumnya

akan

menghasilkan penggolongan setiap jenis pengeluaran ke dalam biaya tetap,


variable, atau semi variable.
1.

Biaya Tetap atau Fixed Cost (FC)


Menurut Carter dan Usry yang dialihbahasakan oleh Krista
(2004; 58) disebutkan bahwa :
Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat
aktivitas bisnis meningkat atau menurun.
Sedangkan menurut Hansen & Mowen yang dialihbahasakan
oleh Ancella A. Hermawan (2000; 85) disebutkan bahwa :
Biaya tetap adalah biaya yang tetap sama dalam jumlah seiring dengan
kanaikan atau penurunan keluaran kegiatan.
Jadi, dari beberapa pengertian di atas penyusun simpulkan
bahwa biaya tetap adalah biaya yang sifatnya tetap walaupun kegiatan produksi
berubah-ubah. Meskipun beberapa jenis biaya tampak tetap, namun dalam
jangka panjang semua biaya adalah variable. Jika semua kegiatan bisnis
menurun sampai nol dan tidak ada prospek bagi kegiatan tersebut untuk
meningkat, perusahaan akan melakukan likuidasi, dengan demikian perusahaan
akan menghindari semua biaya. Jika kegiatan diharapkan meningkat sampai
melebihi kapasitas yang ada saat ini, biaya tetap harus ditingkatkan untuk

mengimbangi

kelebihan

volume

tersebut.

Contoh

biaya

tetap

beban

penyusutan, beban sewa, asuransi kekayaan, pajak bumi dan bangunan, dan
lain-lain.
Jika manajemen mengharapkan permintaan atas produk
perusahaan akan meningkat sampai melebihi kapasitas dari fasilitas produksi
saat ini,

maka manajemen

harus mengupayakan

tambahan pabrik

dan

peralatan, dan mungkin tenaga kerja. Akibatnya, perusahaan akan mengalami


peningkatan biaya tetap untuk itu jenis pengeluaran tertentu harus digolongkan
sebagai biaya tetap hanya dalam rentang kegiatan yang terbatas. Rentang
kegiatas yang terbatas ini disebut rentang yang relevan. Total biaya tetap akan
berubah di luar rentang kegiatan yang relevan. Perubahan biaya tetap pada
tingkat kegiatan yang berbeda dan rentang yang relevan digambarkan dalam
gambar berikut ini.

2.

Biaya Variabel atau Variable Cost (VC)


Menurut Carter dan Usry yang dialihbahaskan oleh Krista (2004; 59) disebutkan
bahwa :

Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang secara total meningkat secara
proposional

terhadap

peningkatan

dalam aktivitas,

dan

menurun

secara

proposional terhadap penurunan dalam aktivitas.


Sedangkan menurut Hansen & Mowen yang dialihbahaskan oleh Ancella A.
Hermawan (2000; 85) disebutkan bahwa :
biaya variabel adalah biaya yang meningkat dalam total seiring dengan
peningkatan keluaran kegiatan dan menurun dalam total seiring dengan
penurunan keluaran kegiatan.
Jadi, dari pengertian di atas penulis simpulkan bahwa biaya variabel adalah
biaya yang secara total berubah proposional seiring dengan perubahan kegiatan
produksi.
Biaya variabel meliputi biaya bahan langsung, pekerja langsung, bahan
penolong tertentu, biaya pengerjaan ulang. Biasanya biaya variabel dapat secara
langsung diidentifikasikan dengan kegiatan yang mengakibatkan adanya biaya
tersebut. Contoh biaya variabel : bahan material, bahan bakar, upah buruh
langsung, biaya energi, reklamasi, biaya lembur.
Jenis biaya variabel dapat dibedakan sebagai berikut:
1.

Biaya Variabel Total atau Total Variable Cost (TVC)


Biaya variabel total merupakan seluruh biaya yang harus dikeluarkan selama
masa produksi output dalam jumlah tertentu untuk memperoleh faktor produksi
yang dapat diubah jumlahnya. Dimisalkan bahwa faktor produksi yang dapat
berubah jumlahnya adalah tenaga kerja. Setiap tenaga kerja yang digunakan
memperoleh pendapatan sebesar Rp 50.000. Bahan-bahan mentah merupakan
variabel yang berubah jumlah dan nilainya dalam proses produksi. Semakin
tinggi produksi, semakin banyak bahan mentah yang yang diperlukan. Oleh
sebab itu, biaya berubah biasanya merupakan perbelanjaan untuk membayar
tenaga kerja yang digunakan.

2.

Biaya Variabel Rata-Rata atau Average Variable Cost (AVC)


Biaya variable rata-rata merupakan nilai biaya yag diperoleh dari perhitungan
biaya variable dibagi dengan jumlah produksi.
Perhitungan Biaya Variabel Rata-rata
Jumlah Produksi
(Q)

Biaya Variabel (TVC)


(Rp)

(Unit)
10

Biaya Variabel Ratarata


(AVC=TVC:Q) (Rp)

550

55

20

650

32,5

30

750

25

40

850

21,25

50

950

19

60

1055

17,5

70

1150

16,4

80

1250

15,6

90

1350

15

100

1450

14,5

Dalam praktiknya, hubungan antara kegiatan produksi dan biaya variabel


yang ditimbulkannya biasanya dianggap seakan-akan bersifat linear. Total biaya
variabel dianggap meningkat dalm jumlah yang konstan untuk peningkatan
setiap unit kegiatan. Namun, hubungan yang sebenarnya sangat jarang bersifat
linear secara sempurna pada seluruh rentang relevan yang memungkinkan.
Misalnya, pada saat volume kegiatan meningkat sampai ke tingkat tertentu,
barangkali manajemen akan menambah mesin produksi yang baru. Akibatnya,
biaya kegiatan per unit akan berbeda-beda pada berbagai tingkat kegiatan.
Meskipun demikian, dalam rentang relevan tertentu, hubungan antara kegiatan
dan biaya variabelnya kurang lebih bersifat linear. Hubungan ini ditunjukan
dalam gambar 2.2 dibawah ini. Garis B menggambarkan biaya variabel aktual
pada semua tingkat kegiatan, dan garis A menunjukan biaya produksi variabel
yang dihitung pada semua tingkat kegiatan yang ditentukan berdasarkan
observasi pada rentang relevan.

Adapun sifat-sifat biaya variabel adalah sebagai berikut:

1)

Biaya ini mudah digunakan oleh bagian-bagian perusahaan yang bersangkutan.


Penggolongan biaya berdasarkan hubungan dengan masa pembukuan adalah
sebagai berikut:

a.

Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditure). Pengeluaran yang dilakukan


untuk memperoleh penghasilan dalam masa pembukuan perusahaan yang
bersangkutan dan dibebankan sebagai biaya.

b.

Pengeluaran Modal (Capital Expenditure). Pengeluaran modal ini tidak


seluruhnya dibebankan sebagai biaya dalam masa pembukuan di mana
pengeluaran biaya terjadi.
Pada waktu pengeluaran modal itu terjadi, maka pengeluaran tersebut
dimasukkan

sebagai

kekayaan

dalam

bentuk

harta

(aktiva).

Sedangkan

penyusutan dari harta ini secara bertahap setiap tahun pembukuan dibebankan
sebagai unsur biaya.

2)

Besarnya biaya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kegiatan perusahaan.

a.

Proporsional atau sebanding. Besarnya kegiatan usaha naik, maka jumlah biaya
variabel juga naik. Kenaikan ini sama besarnya. Misalnya, besarnya kegiatan
perusahaan naik 10%, maka besarnya biaya variabel juga naik 10%.

b.

Progresif atau semakin besar. Jika kegiatan usaha meningkatkan biaya variabel
juga meningkat, tetapi juga peningkatan kegiatan usaha lebih kecil dari
peningkatan biaya variabel. Misalnya besarnya kegiatan perusahaan naik 10%,
sedangkan besarnya biaya variabel naik 12%

c.

Degresif atau semakin kecil. Jika kegiatan usaha meningkat, maka biaya
variabel juga meningkat. Namun, besarnya kenaikan kegiatan usaha lebih besar
dari pada besarnya kenaikan biaya variabel.
Misalnya besarnya kegiatan perusahaan naik 10%, sedangkan besarnya
variabel hanya naik 8% (makin kecil).

3.

Biaya Semi Variabel


Menurut Carter dan Usry yang dialihbahasakan oleh Krista (2004;60)
disebutkan bahwa :
Biaya semi variabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik
karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variable.

Sedangkan menurut Hansen & Mowen yang dialihbahasakan oleh Ancella A.


Hermawan (2000; 85) disebutkan bahwa :
biaya semi variabel (campuran) adalah biaya yang memiliki komponen biaya
tetap dan variabel.
Dari pengertian di atas penyusun simpulkan bahwa biaya semi variabel
merupakan biaya yang mengandung sifat biaya tetap dan variabel. Misalnya,
bahan bakar, pemeliharaan, biaya pensiun, pajak atas upah, dan perjalanan
serta hiburan.
Biaya semivariabel digambarkan dalam gambar 2.3 dibawah ini. Garis C
pada gambar tersebut menunjukkan biaya actual pada semua tingkat produksi.
Dalam gambar ini, garis biaya aktual (garis C) tidak linier. Ini bisa terjadi karena
penggunaan teknik atau peralatan produksi yang berbeda dan atau karena
tingkat penggunaan kapasitas yang berbeda pada tingkat produksi yang
berbeda. Garis putus-putus merupakan garis lurus dan menunjukkan jumlah
unsur tetap dan variabel dari semi variabel ( garis A dan B) pada semua tingkat
kegiatan yang ditentukan berdasarkan observasi dalam rentang relevan. Apabila
garis B dan garis C yang tidak terputus terhimpit, maka asumsi linier sangat
mendekati hubungan yang sebenarnya. Daerah yang berhimpitan ini merupakan
rentang yang relevan. Penggunaan biaya tetap dan tariff biaya variabel yang
telah dihitung untuk memperkirakan biaya pada setiap tingkat kegiatan diluar
rentang yang relevan akan menghasilkan estimasi yang tidak dapat diandalkan.

3.

Cara Menggambar Biaya Produksi


Cara menggambar biaya produksi dimaksudkan adalah bagaimana biaya
produksi digambarkan dalam sebuah kurva baik peningkatan maupun penurunan
biaya produksi. Menggambar biaya produksi dapat dilakukan dengan ;
Metoda Statistik:
Biaya Semi Variabel dipecah menjadi biaya variabel dan biaya tetap dengan
menggunakan metoda kuadrat terkecil yaitu:
Trend garis biaya variabel diperoleh dengan menarik garis trend yang melalui
biaya semi variabel pada berbagai tingkat aktifitas.
Y= Px + Q
Y = Ax
Pakai persamaan kurva linier :

Dimana: Y = Biaya

A = Parameter Yg Menerangkan Hub. Y Dengan X


P = Laju Peubah (Variable Rate)
X = Variabel Fisik (Tingkat Aktifitas)
Q = Komponen Tetap

1.

Pergeseran pada kurva biaya produksi ditentukan oleh dua faktor:


Teknologi itu sendiri
Esensinya, perubahan teknologi akan berpengaruh terhadap produktifitas dan
sekaligus

biaya.

Perubahan

teknologi

yang

menyebabkan

meningkatkan

produktifitas; menyebabkan turunnya average dan marginal product atau


pergeseran ke atas kurva MP dan AP dan sekaligus pergeseran ke bawah MC dan
AC. Jika perubahan teknologi menyebabkan pergeseran input kepada modal,
maka FC meningkat dan VC menurun. Pada kasus ini ATC meningkat pada
2.

awalnya dan semakin menurun pada tingkat output yang lebih tinggi.
Harga input/biaya produksi
Peningkatan biaya input akan menggeser ke atas kurva kurva

biaya.

Meningkatnya fixed cost menggeser ke atas kurva total cost (TC ) dan average
total cost (ATC ) tetapi tidak untuk kurva marginal cost (MC ). Bila peningkatan
terjadi pada variable cost semua kurva termasuk marginal cost (MC) akan
bergeser ke atas.
4.

Kapasitas Produksi
Kapasitas adalah suatu ukuran kemampuan produktif suatu fasilitas per
unit waktu selain itu kapasitas juga mempunyai arti suatu tingkat keluaran, suatu
kuantitas keluaran dalam periode tertentu, dan merupakan kuantitas tertinggi
yang mungkin selama periode waktu itu. Untuk berbagai keperluan, kapasitas
dapat disesuaikan dengan tingkat penjualan yang sedang berfluktuasi yang
dicerminkan

dalam

jadwal

produksi

induk

(master

production

schedul).

Hubungan antara kapasitas dan jadwal-jadwal induk adalah sangat penting.


Karena

jadwal produksi mencerminkan apa yang akan diproduksi suatu

perusahaan (tidak perlu apa yang akan dijual), kemampuan untuk memenuhi
rencana ini tergantung pada kapasitas yang tersedia sekarang atau dalam
jangka pendek di waktu mendatang, atau tergantung

pada kemampuannya

untuk memperluas kapasitas ini dalam jangka waktu lebih panjang. Jadwal
produksi yang realistik menjadi keberhasilan operasi suatu perusahaan yang
mengakibatkan seluruh jenis sumberdaya terikat untuk memuaskan kebutuhan
kuantitasnya dan komitmen hari pengiriman. Dalam hal ini, kapasitas juga

berarti jumlah masukan sumberdaya-sumberdaya yang tersedia relatif untuk


kebutuhan keluaran pada waktu tertentu. Karena pentingnya hubungan tersebut.
Kapasitas atau tingkat keluaran ini pada umumnya dinyatakan dalam
satuan-satuan sebutan persamaan, seperti batang, ton, kilogram, meter, atau
jam kerja yang tersedia. Sedangkan satuan-satuan waktu yang sangat penting
bagi perencanaan kapasitas, dapat dinyatakan dalam satuan seperti jam, hari,
minggu, atau bulan. Dalam praktek, diantara pengertian-pengertian kapasitas
diatas, perusahaan biasanya menggunakan kapasitas nyataatau kapasitas
pengoperasian yang ditentukan dari laporan-laporan atau catatan pusat kerja.
Kapasitas dibedakan antara tiga level yang berbeda, antara lain :
1. Kapasitas Potensial, (Potential Capacity) ialah kapasitas yang dapat diadakan
2.

dalam horizon keputusan eksekutif senior.


Kapasitas Segera, (Immediete Capacity) ialah kapasitas yang dapat disediakan

3.

dalam periodeanggaran sekarang.


Kapasitas Efektif, (Effective Capacity) ialah kapasitas yang digunakan didalam
periode anggaran sekarang. (Lockyer, et.all, 1987)

Beberapa definisi kapasitas secara umum dapat diperinci


antara lain :
a.

Desaign capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu, untuk mana

b.

pabrik dirancang.
Rated Capacity,yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang menunjukkan

c.

bahwa fasilitassecara teoritis mempunyai kemampuan memproduksinya.


Standart Capacity , yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang ditetapkan
sebagai sasaran bagi manajemen, supervisi, dan para operator mesin; dapat
digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran. Kapasitas standart adalah
sama dengan rated capacity dikurangicadangan keperluan pribadi standart,
tingkat sisa (scrap) standart, berhenti untuk pemeliharaan standart, cadangan
untuk pengawasan kualitas standart dan sebagainya
Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek
Perencanaan kapasitas jangka pendek digunakan untuk menangani secara
ekonomis hal-hal yang bersifat mendadak dimasa yang akan dating, misalnya
untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau seketika dalam
jangka waktu pendek. Menghadapi kondisi diatas jika kapasitas produksi tidak
mampu memenuhi maka perusahaan dapat melakukan sub-kontrak kepada
perusahaan lain pada saat terjadi lonjakan jumlah permintaan. Jika perusahaan

ingin meningkatkan kapasitas produksi jangka pendek maka ada lima cara yang
dapat dilakukan :
1.
2.
3.
4.
5.

Meningkatkan jumlah sumber daya


Memperbaiki penggunaan sumber daya
Memodifikasi produk
Memperbaiki permintaan
Tidak memenuhi permintaan
Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang
Perencanaan kapasitas jangka panjang merupakan strategi operasi dalam

menghadapi

segala

kemungkinan

yang

akan

terjadi

dan

sudah

dapat

diperkirakan sebelumnya. (dari hasil forecasting). Tujuan utamanya adalah


perusahaan dapat menentukan jumlah produksi yang dapat menghasilkan biaya
minimum dengan memperhatikan antara lain : pola permintaan jangka panjang
dan siklus kehidupan produk yang dihasilkan. Untuk mengantisipasi gejolak
kapasitas

jangka

panjang

terdapat

dua

strategi

yang

dapat

ditempuh

perusahaan yaitu (1) Strategi melihat dan menunggu perkembangan (wait and
see strstegy). (2). Strategi ekspansionis, yaitu berproduksi dengan kapasitas
produksi yang selalu melebihi atau diatas volume permintaan.
Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah maksimum output yang
dapat diproduksi atau dihasilkan dalam satuan waktu tertentu, misalnya sebuah
pesawat airbus boing 737 memiliki kapasitas tempat duduk 300 seat setiap kali
trip, atau sebuah Rumah Sakit memiliki kapasitas rawat inap sebanyak 50 kamar,
dan sebagainya.
Kapasitas produksi tersebut ditentukan berdasarkan kapasitas sumber
daya yang dimiliki antara lain : kapasitasi mesin, kapasitas tenaga kerja,
kapasitas bahan baku, kapasitas modal. Kapasitas produksi juga berkaitan erat
dengan skedul atau jadwal produksi yang tertuang dalam jadwal produksi induk
(master production shedule), karena jadwal produksi induk mencerminkan apa
dan berapa yang harus diproduksi dalam jangka waktu tertentu.

5.

Produksi Dengan Banyak Pabrik


Produksi dengan banyak pabrik merupakan salah satu strategi dari
Perusahaan untuk memaksimumkan keuntungan namun terkadang produksi
dengan banyak pabrik juga dapat mengalami kerugian jika tidak sesuai dengan

permintaan dan penawaran. Produksi dengan banyak pabrik menguntungkan jika


produk yang dihasilkan memiliki permintaan yang banyak atau tinggi di
masyarakat sehingga suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan tidak efektif
jika diproduksi oleh satu pabrik saja maka dari itu diperlukan banyak pabrik
untuk memproduksi produk tersebut, biasanya yang memproduksi dengan
banyak pabrik adalah industri-industri besar. Terdapat kelemahan dan kelebihan
jika melakukan produksi dengan banyak pabrik.
Kelebihan dari produksi dengan banyak pabrik yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Dapat menampung jumlah karyawan lebih banyak


Pendapatan laba atau keuntungan yang lebih banyak
Produksi yang dihasilkan lebih banyak
Gaji yang diberikan cukup besar
Mesinnya lebih modern dan canggih
Membantu perekonomian karyawan
Tenaga kerja yang digunakan merupakan tenaga kerja yang handal dan terdidik
Pengerjaan produksi lebih cepat selesai
Tempatnya lebih luas
Hasil produksi yang berkualitas tinggi
Memiliki peraturan hukum yang sangat tegas
Mengurangi pengangguran masyarakat
Meningkatkan perekonomian Negara
Membantu meningkatkan kemakmuran Negara
Memiliki Kesatuan manajemen yang baik
Selain memiliki kelebihan-kelebihan ada juga kelemahan dari produksi

dengan banyak pabrik yaitu:


1. Biaya atau modal yang dikeluarkan sangat besar
2.
Sulitnya bahan baku karena sebagian besar bahan baku yang digunakan
3.
4.
5.

merupakan bahan baku yang tidak bias diperbaharui


Menghasilkan limbah yang dapat merusak lingkungan
Resiko yang akan terjadi lebih besar
Tidak mudah dalam mengatur karyawannya karena jumlahnya yang sangat

6.
7.
8.
9.
10.
11.

banyak
Menjadi sasaran terror
Merusak lahan hijau untuk dijadikan industry
Kesatuan organisasi yang tidak teratur
Tanggung jawab pemilik tidak terbatas
Kelangsungan usaha kurang terjamin
Rahasia perusahaan kurang terjamin karena adanya banyak pimpinan yang

12.
13.
14.
15.

mengetahuinya
Tidak adanya kepuasan pribadi
Seluruh laba atau keuntungan tidak sepenuhnya menjadi miliknya
Kena Pajaknya lumayan besar
Pendiriannya lebih sulit

6.

Skala Ekonomis dan Tidak Ekonomis

Dalam periode produksi jangka panjang ada kecenderungan bahwa pada


tingkat

permulaan

dengan

semakin

diperluasnya

skala

usaha

akan

meningkatkan efisiensi usaha, tetapi mulai titik tertentu perluasan usaha yang
lebih lanjut akan berakibat semakin menurunnya efisiensi usaha secara
keseluruhan. Skala usaha di mana tingkat efisiensi perusahaan mencapai nilai
tertinggi

disebut dengan

skala usaha yang

optimal (optimum scale

of

plant).Skala usaha yang optimal secara grafis terlihat pada saat kurva biaya total
per satu unit output jangka panjang (LRAC) mencapai nilai minimum. Jumlah
output di mana LRAC mencapai nilai minimum disebut tingkat output optimal
1.

(optimum rate of output).


Skala Ekonomis
Skala kegiatan produksi jangka panjang dikatakan bersifat mencapai skala
ekonomis apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata
menjadi

semakin

rendah.

Produksi

yang

semakin

tinggi

menyebabkan

perusahaan menambah kapasitas produksi, dan pertambahan kapasitas ini


menyebabkan kegiatan produksi bertambah efisien. Pada kurva LRAC keadaan ini
ditunjukkan oleh bagian kurva yang semakin menurun apabila produksi
bertambah.
Beberapa faktor penting yang menimbulkan skala ekonomi adalah :
a.
b.
c.
d.
e.

Spesialisasi Faktor Faktor Produksi


Pengurangan Harga Bahan Mentah dan Kebutuhan Produksi Lain
Memungkinkan Produk Sampingan (by Products) Diproduksi
Mendorong Perkembangan Usaha Lain
Penggunaan intensif personil dengan keahlian tinggi yang lebih banyak dan

penggunaan modal yang lebih banyak (misalnya dengan jadwal shift)


2. Skala Tidak Ekonomis
Skala

tidak

ekonomis

Perusahaan

memang

keuntungan

dari

bisa

skala

terjadi

ketika

meningkatkan

ekonomis,

tetapi

ukuran

perusahaan

ukurannya
keuntungan

untuk

berlebihan.
memperoleh

menghilang

ketika

perusahaan mencapai ukuran tertentu. Skala tidak ekonomi termasuk jangka


panjang dan secara jelas harus dibedakan dari pendapatan yang semakin
berkurang yang timbul dalam jangka pendek. Seringkali diperdebatkan bahwa
skala tidak ekonomi adalah jarang - sesungguhnya jika diamati dalam industri
karena perusahaan akan kembali memotong ukuran mereka.
Beberapa kemungkinan penyebab skala tidak ekonomis adalah :

a.
b.
c.

Kesukaran pengendalian dan pengawasan


Pembuatan keputusan yang lamban sehubungan dengan kelebihan ukuran
administrasi
Kekurangan motivasi karyawan.
Perubahan dalam permintaan memiliki dampak yang berbeda jika terjadi
pada jangka waktu yang berbeda pula. Pada jangka pendek, peningkatan
permintaan

meningkatkan

harga

dan

membawa

keuntungan,

sementara

turunnya permintaan akan menurunkan harga dan membawa kerugian. Tetapi,


jika perusahaan dapat masuk atau keluar pasar dengan mudah, maka dalam
jangka panjang jumlah perusahaan akan selalu berubah hingga tercapai
keseimbangan utama ada keuntungan di pasar tersebut.

7.

Maksimalisasi Laba dan Penawaran


Keuntungan (laba) merupakan tujuan utama suatu pengusaha dalam
menjalankan usahanya. Proses produksi dilaksanakan seefisien mungkin dengan
tujuan

untuk

meningkatkan

keuntungan.

Bisnis

adalah

organisasi

yang

menghasilkan barang dan jasa, atau biasa disebut juga perusahaan. Bisnis atau
perusahaan melakukan kegiatan operasional bertujuan untuk memaksimalkan
profit dan dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Setiap
perusahaan berusaha untuk meraih keuntungan atau memperoleh profit
semaksimal mungkin. Hal ini dikarenakan profit yang diperoleh digunakan
sebagai modal dalam operasional perusahaan selanjutnya. Profit berkaitan
dengan empat faktor yaitu demand (kebutuhan), potensial profit, market (pasar),
dan

revenue

(pendapatan).

Keempat

faktor

ini

menunjang

terjadinya

opportunities (kesempatan).
Pada dasarnya, semua jenis perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu
memaksimalisasi profit. Maksimalisasi profit bukanlah satu-satunya tujuan dalam
perusahaan. Ada beberapa jenis perusahaan yang lebih mengambil profit dengan
menekan penjualannya (hasil produksinya), ada pula yang memasukan unsur
politik di dalam penentuan tingkat produksi yang akan dicapai. Jadi, setiap
perusahaan memiliki kriteria tersendiri dalam memaksimumkan profit yang akan
diperolehnya. Tetapi tidak disangkal lagi setiap perusahaan memilki target dalam
pencapaian keuntungan, dan tidak munafik bagi perusahaan bahkan berupaya
memiliki target menaikan laba setinggi-tingginya
Efisiensi di bidang keuangan memberikan

pengaruh

pada

operasi

perusahaan, sehingga akan meningkatkan efisiensi operasional dan efisiensi

investasi yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan profit perusahaan.


Dengan menghasilkan profit, perusahaan dapat mempertahankan pertumbuhan
perusahaannya sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain karena profit
tersebut dapat ditanam kembali dan digunakan untuk mempertahankan atau
meningkatkan pertumbuhannya.
Tujuan Perusahaan dalam Memaksimalkan Keuntungan (Laba)
Dalam teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan
perusahan adalah mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai
kepada

tingkat

dimana

keuntungan

mereka

mencapai

jumlah

yang

maksimum.Berdasarkan kepada pemisalan ini dapat ditunjukkan pada tingkat


kapasitas memproduksi yang bagaimana perusahaan akan menjalankan kegiatan
usahanya. Laba yang dihasilkan tidak terlepas dari beberapa factor antara lain
jumlah hasil produksinya, modal, dan total upah tenaga kerja.

III.

PENUTUP

1.

Kesimpulan
Biaya Produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan pengusaha atau
produsen untuk membeli faktor-faktor produksi dengan tujuan menghasilkan
output atau produk. Faktor-faktor produksi itu sendiri adalah barang ekonomis
(barang yang harus dibeli karena mempunyai harga) dan termasuk barang
langka (scarce),sehingga untuk mendapatkannya membutuhkan pengorbanan
berupa pembelian dengan uang. Jenis-Jenis Biaya produksi : Biaya tetap (Fixed

Cost) , Biaya Variabel (Variable Cost) , Biaya Semi Variable. Kapasitas adalah
suatu tingkat keluaran, suatu kuantitas keluaran dalam periode tertentu, dan
merupakan kuantitas tertinggi yang mungkin selama periode waktu itu. Skala
ekonomis merupakan fenomena turunnya biaya produksi per unit dari suatu
perusahaan yang terjadi bersamaan dengan meningkatnya jumlah produksi
(output). Sedangkan Skala tidak ekonomis terjadi ketika ukuran perusahaan
berlebihan. Maksimalisasi Laba(Keuntungan) dan Penawaran. Untuk meneruskan
analisis sampai pada keuntungan maksimal kurva-kurva biaya ini menjelaskan
hampir semua jenis perusahaan

Anda mungkin juga menyukai