Dalam istilah sehari-hari antara biaya (cost) dan pengeluaran (expense) sering disamakan
atau dipertukarkan. Padahal secara konsep pengertian keduanya tidak sama atau berbeda ,
yaitu :
1. Pengeluaran (expense) adalah semua belanja yang dikeluarkan (baik yang bisa
dielakkan maupun yang tidak dapat dielakkan)
2. Biaya (cost) adalah pengeluaran yang tidak dapat dielakkan (unavoidable expense)
dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, biaya adalah bagian dari
pengeluaran.
Dengan demikian , secara konsep maka pengertian biaya adalah sebagai berikut :
1. Biaya tidak sama dengan pengeluaran
2. Biaya harus menggambarkan kegiatan
3. Biaya harus relevan dengan kegiatan yang dilakukan
Menurut realitas pembayarannya, biaya dapat dikeompokkan menjadi
1. Biaya pengorbanan (opportunity cost) adalah biaya yang timbul karena
mengorbankan kesempatan terentu. Dalam praktek biaya ini tidak pernah dibayarkan .
Contoh seorang pemilik perusahaan yang bekerja untuk perusahaannya sendiri.
2. Biaya sebenarnya (real cost) adalah biaya yang benar-benar dibayarkan sesuai dengan
aktivitas yang dilakukan. Misal, biaya upah dan gaji, biaya bahan baku dan
sebagainya
Menurut Konsep Pencatatannya, biaya dapat dikelompokkan menjadi
1. Biaya akuntansi (accouting cost) adalah biaya yang didasarkan pada pencatatan
akuntansi, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
2. Biaya ekonomis (economic cost) adalah biaya-biaya yang benar-benra dibayarkan
sesuai dengan aktivitas yang dilakukan.
Menurut Periode atau Waktu , biaya dapat dikelompokkan menjadi
1. Biaya jangka pendek (short run cost / SRC) adalah periode dimana masih ada
kelompok dari biaya tetap dan biaya variable. Untuk jangka pendek , biaya terdiri dari
biaya tetap (TFC) dan biaya variable (TVC)
TC
= TFC + TVC
1. Biaya Jangka Panjang (long run cost) adalah periode dimana seluruh biaya berubah
(variabel). Dalam jangka panjang semua biaya adalah biaya variable (tidak ada biaya
tetap)
Menurut Karakteristik Jumlah , biaya dapat dikelompokkan menjadi
1. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap tidak dipengaruhi
oleh besar kecilnya output
2. Biaya Variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan
perubahan tingkat/waktu produksi.
Menurut Karakteristik satuannya , biaya dapat dikelompokkan menjadi
1. Biaya total (total cost/ TC) adalah jumlah keseluruhan untuk menghasilkan output
2. Biaya rata-rata perunit output (average total cost / ATC) adalah jumlah dari
keseluruhan biaya yang dikeluarkan dibagi dengan jumlah output. Untuk mencapai
keuntungan, biaya rata-rata per unit produksi ini berguna sebagai informasi dasar
untuk menentukan produksi yang paling efisien. Perusahaan akan berproduksi pada
tingkat biaya rata-rata per unit output (ATC)yang paling rendah
3. Biaya Marginal (Marginal Cost / MC) adalah tambahan biaya yang dikelurkan karena
ada tambahan satu unit output (MCi = TCi TCi-1)
Berikut contoh karakteristik biaya menurut satuan :
Q
TFC
TVC
TC
AFC
AVC
ATC
MCi
0
25
0
25
1
25
5
30
25
5
30
5
2
25
14
39
12,5
7
19,5
9
3
25
21
46
8,33
7
15,33
7
4
25
27
52
6,25
6,75
13
6
5
25
32
57
5
6,4
11,4
5
6
25
39
64
4,17
6,5
10,67
7
7
25
49
74
3,57
7
10,57
10
8
25
60
85
3,13
7,5
10,63
11
9
25
72
97
2,78
8
10,78
12
10
25
86
111
2,5
8,6
11,1
14
Menurut Revelansinya , biaya dapat dikelompokkan menjadi
1. Biaya relevan (relevan cost)adalah seluruh jenis biaya dengan karakteristik seperti
TFC, TVC, TC,AFC, AVC, ATC DAN MC 2. Biaya irrelevant (irrelevant cost) adalah
jenis biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan namun tidak relevan dengan
pengambilan keputusan dalam bisnis , dikenal dengan istilah sunk cost Contoh
Misalkan fungsi biaya produksi perusahaan adalah TC = 2Q2 + 3Q + 100.000, bila
perusahaan memproduksi 2.000 unit maka tentukan :
1. Total biaya tetap (TFC)
TEORIPRODUKSIJANGKAPENDEK
TugasMataKuliahTeoriMikroEkonomi
oleh:
1. DwiKurniasari
2. EndahKusumarini
3. JulianaAviawan
PROGRAMPENDIDIKANEKONOMI
JURUSANEKONOMIDANADMINISTRASI
FAKULTASEKONOMI
UNIVERSITASNEGERIJAKARTA
2012
1.1FungsiTeoriProduksi
Produksiberkaitandengancarabagaimanasumberdaya(masukan)dipergunakan
untukmenghasilkanprodukprodukperusahaan(keluaran),namunkonsepproduksidalam
industriyangmodern,kegiatanproduksilebihditekankankepadamenciptakannilaitambah
terhadapsuatubarangataujasaJ.Sudarsono(1992:9).BegitupulamenurutJamesL.Pappas
(1995:304)bahwaistilahproduksimerujukkepadalebihsekedartransformasifisikdari
sumberdayatetapilebihmelibatkansemuakegiatanyangberkaitangdenganpenyediaan
barangdanjsa.Termasukstrukturorganisasiyangdipergunakanuntukmemaksimumkan
produktivitas,sertaperolehansumberdayamodaldanpenggunaansumberdayayangefisien.
Dengandemikian,secarasempitproduksisecarasempitdapatdiartikansebagai
kegiatanmengubahinputmenjadioutput.Sementarasecaraluas,produksidiartikansebagai
kegiatandalampenciptaannilaitambahdariinputataumasukanuntukmenghasilkan
outputberupabarangdanjasa,dengansasaranmenetapkancarayangoptimaldalam
menggabungkanmasukanuntukmeminimumkanbiaya,sehinggaperusahaantersebut
mampumenciptakankualitasprodukyanglebihbaikdanefisienyanglebihtinggidalam
prosesproduksinya.Secaraskematiskegiatanproduksidapatdisajikanpadagambarberikut
ini:
DariGambar1.1secaraumumfungsiproduksidapatdirumuskan:
Q=F(K,L,X,E)
Dimana:Q=tingkatproduk/totalproduk
K;L;X;E=Input(modal,tenagakerja,bahanbaku,keahlian)
Perbedaan Produksi jangka pendek dan produksi jangka panjang terletak pada
penggunaanfaktorproduksi,dimanapadaproduksijangkapendekfaktorproduksidibedakan
menjadiduayaitufaktorproduksitetap(fixedinput)danvariableinput.Sementarapada
produksijangkapanjangsemuafaktorproduksidianggapsebagaivariabelinput.
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak
tergantungpadajumlahproduksi.Adaatautidakadanyakegiatanproduksi,faktorproduksi
itu harus tetap tersedia. Faktor produksi variabel adalah faktor produksi jumlah
penggunaannyatergantungpadatingkatproduksinya,semakinbesartingkatproduksimakin
banyakfaktorproduksiyangdigunakan.
Contoh1:
Padafungsiproduksijangkapendekseorangpedagangbakso.Gerobak,panci,piring,sendok,
dan garpu dinggap sebagai faktor produksi tetap (fixed input). Sementara bahan baku
pembuat bakso seperti daging, sawi, dan mie dianggap sebagai faktor produksi variabel
(variable input). Dalam perspektif jangka pendek, pedagang bakso tersebut hanya dapat
mengubah faktor produksi yang bersifat variabel untuk menambah outputnya. Misalnya
denganmembelilebihbanyakdagingyangakandigunakansebagaibahanbakupembuat
bakso.
Pengertian produksi dengan satu faktor produksi variabel adalah pengertian analisis
jangkapendek,dimanaadafaktorproduksiyangtidakdapatdiubah.Secaraumum,hubungan
matematispenggunaanfaktorproduksiyangmenghasilkanoutputmaksimumdisebutfaktor
produksi,sepertidibawahini:
Q=f(K,L)
dimana:Q=tingkatoutput
K=barangmodal
L=tenagakerja/buruh
Contoh2:
Untukmeningkatkanoutputproduksi,PakHadiseorangpengusahakelapasawitmenambah
jamkerjapekerjanyadari8jammenjadi10jam.Dikarenakanpadaproduksijangkapendek,
penambahanjumlahproduksidenganmelakukanekspansilahantidakmemungkinkan.Jadi,
dalammodelproduksisatufaktorproduksivariabel,barangmodaldianggapfaktorproduksi
tetap.Keputusanproduksiditentukanberdasarkanalokasiefisiensitenagakerja.
Dari beberapa pengamatan, pengalaman perusahaan juga terbukti mempengaruhi output
perusahaandalammelakukanproduksi,yangdirumuskan:
Q=f(K,L,Z)
Dimana:K=barangmodal
L=tenagakerja
Z=pengalamanperusahaan
Contoh3:
Terdapat2pabriksepatuyaituXdamY.PabriksepatuXtelahberdiriselama25tahun,
sementara pabrik sepatu Y baru berdiri selama beberapa bulan. Kemampuan produksi
keduanya tentu berbeda, pabrik sepatu X dapat menghasilkan output yang lebih banyak
daripadaY(dalamasumsipenggunaanfixedinputyangsama).PabriksepatuXtelahdapat
melakukan efisiensi, baik tenaga kerja maupun bahan baku produk dengan belajar dari
pengalaman.
1.2ProduksiDenganSatuInputVariabel:ProdukTotal,ProdukRataRata,danMarjinal
Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat produksi
suatukomoditasdengansatufaktorproduksiyangvariabel.Dalamhaliniperludiingatbahwa
fokus pembahasan ditekankan pada hubungan antara satu faktor produksi yang variabel
dengan output. Dalam hungungan tersebut terdapat satu faktor tetap yang tidak berubah
jumlahnya.Karenafaktorproduksiyangdigunakantidakberubahjumlahnya,makaperhatian
lebih ditekankan pada hubungan faktor produksi tersebut dengan output yang dihasilkan.
Sebagaigambaranseorangpetaniyangmempunyaisawahseluas1hektar,tanahtersebut
adalahfaktortetap,makapengamatanakanlebihditekankanpadacarapengelolahandalam
menggunakan jam kerja para petani. Dengan fungsi produksi seperti ini dapat diketahui
hubungan antara Total Product (TP), Marginal Product (MP = Product Marjinal)dan
Average Product (AP = Produk ratarata). Selanjutnya akan dijelskan secara ringkas
pengertiandariTotalProduct,MarginalProductdanAverageProduct.
Total Product merupakan produksi total yang dihasilkan oleh suatu proses produksi.
Pada
umumnya Total Product dilambang kan dengan TP atau Q (quantity atau kuantitas).
Marginal Product (MP) menunjukan perubahan produksi yang diakibatkan oleh satu
penggunaan faktorproduksi variabel. Jika pada contoh sebelumnya faktor froduksi yang
berubah adalah tenaga kerja maka Marginal Product dikenal dengan Marginal Product of
Labor dapat diperoleh dengan menggunakan formula berikut:
MPL = TP
L
Average Product menunjukan besarnya rata-rata produksi yang dihasilkan oleh setiap
penggunaan faktorproduksi variabel. Jika L menunjukan tenaga kerja yang digunakan, maka
Average Product of Labor (APL). APL menunjukan jumlah output yang dihasilkan per tenaga
kerja, berikut formulanya:
APL = TP
L
ContohSoal1:
SeorangpetanimempunyaisebidangtanahdidaerahcipanasdidaerahCipanasyang
ditanamiwortel,Berikutdatadatanya:
Daritabeldatadatadiatastentukanlah:
1.BerapaMPLnya?
2.BerapaAPLnya?
3.BuatlahKurvaTP,MPLdanAPLnyadalamsatusumbu!
4.TentukandaerahI,IIdanIII!Daerahmanakahyangpalingefisiendalammelakukan
produksi?Berapatenagakerjayangdigunakan?
produksi) pada tahap ini, karena dengan memperbesar volume produksi, biaya produksinya
perunit akan menurun, hal ini berarti akan memperbesar keuntungan yang ia terima. Jasi pada
tahap I ini, efisiensi produk belum maksimal.
Tahap II
Produksi Total (Total Product) semakin lama semakin menurun. Tahap III ini meliputi daerah
dimana MP Negatif. Maka berdasarkan pada keadaan Tahap I dan Tahap III dapat
disimpulkan bahwa Efisiensi Produk Maksimal terjadi pada tahap II.
Tahap III
Produksi Total (Total Product) pertambahannya semakin lama semakin kecil. Tahap II ini
dimulai dari titik AP Maksimum sampai titik dimana MP = 0, atau TP Maksimum. Meliputi
daerah dimana Produksi Marginal (MP) negative. Pada tahap III ini penggunaan input Labor
(L) sudah terlalu banyak, sehingga TP justru akan menurun, jika penggunaan input tenaga
kerja (L) tersebut diperbesar, karena MP negative. (efisiensi produk telah melampaui kondisi
maksimal)
Elastisitas Produksi
Konsep Elastisitas yang telah dipelajari sebelumnya juga diterapkan dalam produksi.
Elastisitas produksi () menunjukkan rasio perubahan output yang dihasilkan terhadap
perubahan relatif jumlah input yang digunakan. Misalkan input yang berubah adalah
pemakaian tenaga kerja (L) maka elastisitas produksi dapat diformulasikan sebagai berikut :
Kaitan antara rasionalitas daerah produksi dengan elastisitas produksi adalah sebagai berikut :
a. Daerah dengan Elastisitas Produksi > 1 sampai Elastisitas Produksi = 1 adalah irrational
region
b. Daerah dengan Elastisitas Produksi = 1 sampai Elatisitas Produksi = 1 adalah daerah rational
region
c. Daerah dengan Elastitas Produksi = 0 sampai Elastisitas Produksi < 0 adalah daerah irrational
region
Perumusan diatas digunakan untuk menentukan daerah rasional maupun irrational dalam
berproduksi terutama bila kita melihat data dalam bentuk tabel. Tanpa membuat kurva,
sebetulnya kita sudah dapat menentukan mana daerah rasional maupun irrational dalam
berproduksi dengan menggunakan rumusan diatas. Berikut adalah contohnya :
Contoh Soal 2 :
Pak Kardi memiliki sebidang tanah dengan luas 1 hektar yang ditanami tanaman bayam,
faktor produksi berupa tanah dianggap tetap, dalam proses produksinya ia mempekerjakan
buruh yang dinyatakan dengan (L). Hasil output dari kebun Pak Kardi berdasarkan
pertambahan jumlah tenaga kerja dinyatakan dengan (TP). Berikut tabelnya :
KESIMPULAN
Teori Produksi terbagi menjadi dua yaitu, Teori Produksi Jangka Pendek dan Teori
Produksi Jangka Panjang. Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara
tingkat produksi suatu komoditas dengan satu faktor froduksi yang variabel. Konsep Produksi
Jangka Pendek faktor-faktor produksi terbagi menjadi dua yaitu, fixed input dan variable
input. Dalam hubungan tersebut trdapat faktor produksi tetap yang jumlahnya tidak akan
berubah. Untuk meningkatkan jumlah produksi, dalam jangka pendek perusahaan tidak dapat
menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap. Faktor produksi yang dianggap tetap
seperti mesin, bangunan, tanah peralatan produksi dll. Sedangkan faktor produksi yang dapat
mengalami perubahan misalkan tenaga kerja.
Dengan hubungan produksi seperti ini dapat diketahui hubungan antara Total Product
(Q), Marginal Product (MP) dan Average Product (AP). Hubungan antara Marginal Product
dengan Average Product adalah jika marginal product lebih besar dari average product maka
average product akan naik. Sebaliknya jika marginal product turun maka average product
akan turun. Karena itu garis marginal product akan memotong average product pada titik
average product maksimum. Dan akan menunjukan daerah-daerah produksi yang akan
menentukan daerah yang paling produktif.
Dalam teori produksi jangka pendek, elastisitas produksi juga dapat digunakan untuk
menunjukan daerah yang rasional, yaitu menunjukan ratio perubahan relative output yang
dihasilkan terhadap perubahan relative jumlah input yang digunakan tanpa perlu melihat
kurva.
DAFTAR PUSTAKA
Salvatore, Dominick. Teori Mikro Ekonomi : Edisi Keempat. 2002. Erlangga : Jakarta
Sugiarto, dkk. Mikro Ekonomi : Sebuah Kajian Komprehensif. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana pengertian biaya produksi?
Bagimana pengertian biaya produksi jangka pendek?
Apa saja macam-macam biaya produksi jangka pendek?
Bagaiman perilaku biaya produksi jangka pendek?
Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Memahami pengertian dari biaya produksi.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biaya Produksi
Produksi dan biaya produksi bagaikan dua keping mata uang logam bersisi dua. Jika
produksi berbicara tentang nilai fisik penggunaan faktor produksi, biaya mengukurnya
dengan nilai mata uang. Dalam ekonomi yang sudah modern, di mana peranan uang menjadi
sangat penting, maka ukuran efisiensi yang paling baik (walaupun bukan yang paling
lengkap) adalah uang. Sesuatu yang efisiensi secara teknis, belum tentu secara financial dan
ekonomi menguntungkan.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
Bahan baku atau bahan dasar termasuk barang setengah jadi.
Bahan bahan pembantu atau penolong.
Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
Penyusutan peralatan produksi.
Uang modal, sewa.
biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya
keamanan dan asuransi
Pajak.
Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran ataupun pengorbanan yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan
mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan
perusahaan teresbut serta dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku.
Biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dibedakan dua jenis , yaitu:
Biaya ekplisit
Biaya ekplisit adalah pengeluaran - pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan
uang untuk mendapatkan faktor faktor produksi dan bahan mentah yang digunakan.
Biaya tersembunyi
Biaya tersembunyi adalah taksiran pengeluaran terhadap faktor faktor produksi yang
dimiliki oleh perusahaan itu sendiri. Pengeluaran yang termasuk biaya tersembunyi antara
lain adalah pembayaran untuk keahlian keusahawanan produsen tersebut, modalnya sendiri
yang digunakan dalam perusahaan, dan bangunan perusahaan yang dimilikinya. Cara
menaksirnya adalah denagn melihat pendapatan yang paling tinggi yang diperoleh apabila
produsen itu bekerja di perusahaan yang lain, modalnya dipinjamkan dalam kegiatan lain, dan
banguanan yang dimilikinya disewakan kepada orang lain.
Dalam menganalisis biaya produksi perlu dibedakan dua jangka waktu, yaitu jangka pendek
dan jangka panjang. Pengertian produksi jangka pendek dan jangka panjang secara mutlak
tidak dikatakan bahwa kurun waktu satu tahun termasuk jangka pendek. Hal itu dikarenakan
mungkin untuk produksi lain, jangka waktu satu tahun sudah termasuk jangka panjang.
2.2 Biaya Produksi Jangka Pendek
Dalam menganalisis biaya produksi perlu dibedakan dua jangka waktu, yaitu:
Jangka pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah
jumlahnya.
Jangka panjang yaitu jangka waktu dimana semua faktor produksi dapat mengalami
perubahan.
Teori biaya produksi erat kaitannya dengan teori fungsi pengeluaran. Kedua-duanya
membedakan analisisnya kepada jangka pendek dan jangka panjang. Kedua-duanya juga
dipengaruhi oleh hukum produksi marjinal yang semakin berkurang.
Definisi mengenai jangka pendek itu cukup longgar, pengambil keputusan bisa melakukan
penyesuaian secara cepat terhadap perubahan kondisi-kondisi ekonomi, asal ada biaya yang
memadai. Ukuran jangka pendek juga tergantung kepada jenis industri dan teknik produksi
yang dipakai. Seumpama saja biaya dari transaksi-transaksi adalah nol dan input-input
produksi benar-benar tidak terspesialisasi, maka tidak ada perbedaan antara jangka panjang
dan jangka pendek. Namun dalam kenyataan harus ada biaya untuk, misalnya, merundingkan
kembali kontrak-kontrak jangka panjang, dan ada sumber-sumber yang dikhususkan untuk
produksi barang tertentu dan kecil nilainya dalam produksi barang lain. Maka pemisahan
kurva biaya jangka pendek dan kurva biaya jangka panjang memang perlu dilakukan karena
saling berhubungan.
Dalam jangka pendek, tingkat produksi persatuan waktu dapat dinaikkan atau diturunkan
dengan meningkatkan atau menurunkan tingkat kegunaan dari berbagai masukan yang
berbeda. Setiap perusahaan dapat menyesuaikan tingkat produksinya atas keterbatasan dari
masukan-masukannya yang tertentu. Karena setiap perusahaan menyesuaikan diri sampai
mencapai tingkat produksi yang paling menguntungkan pasar atau industri juga
menyesuaikan diri hingga mencapai titik keseimbangan jangka pendek.
2.3 Macam Macam Biaya Produksi dalam Jangka Pendek
Proses produksi jangka pendek adalah suatu jangka waktu proses produksi tertentu di mana
ada satu atau lebih faktor produksi yang tidak dapat ditambah maupun dikurangi jumlahnya.
Jadi, dalam waktu jangka pendek ini, ada satu atau lebih faktor produksi yang jumlahnya
tidak dapat diubah (ditambah maupun dikuarangi) oleh produsen berapapun output yang
dihasikan. Dalam proses produksi juga ada beberapa jenis faktor produksi lain yang
jumlahnya dapat diubah-ubah sesuai denmga jumlah output yang ingin dihasilkan. Faktor
produksi jenis ini disebut faktor produksi variabel.
Secara umum biaya produksi jangka pendek dapat dibedakan sebagai berikut:
Biaya Tetap atau Fixed Cost (FC)
Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah barang yang
dihasilkan/diproduksi. Artinya, biaya yang dikeluarkan tidak berubah berapapun jumlah
barang yang dihasilkan oleh perusahaan itu. Produksinya sedikit atau banyak bahkan tidak
berproduksi sekalipun, biaya ini tetap harus dikeluarkan sama besarnya. Itu sebabnya bentuk
kurva FC adalah horizontal. Contoh biaya tetap adalah pembayaran gaji, sewa
gedung/peralatan, membayar bunga pinjaman dari bank. Kerangka jangka pendek untuk
sebuah perusahaan adalah periode waktu dimana beberapa sumber dayanya, dan dengan
demikian biaya, adalah tetap. Jumlah dari, bulan atau tahun yang menggantikan jangka
pendek sangat berbeda dari suatu perusahaan terhadap perusahaan lainnya. Sebagian besar
persewaan komersial memerlukan suatu kontrak (lease) / kontrak untuk menyewa selama
beberapa bulan atau tahun. Mendirukan suatu perusahaan juga sering memerlukan
pemasangan perlengkapan tetap, perabotan atau peralatan. Selama masa kontrak masa
kontrak sewa (lease), perusahaan tersebut akan kehilangan banyak uang jika dia harus
mengubah lokasi. Dengan demikian, tempat adalah bersifat tetap selama periode waktu
tersebut.
P
FC
Q
Biaya Tetap Rata-rata atau Average fixed Cost (AFC)
Biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan per unit barang. AFC
berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah . Semakin banyak jumlah barang yang
dihasilkan, kurva AFC akan semakin mendekati sumbu horizontal, namun tidak sampai
menyinggung apalagi memotong sumbu horizontal. Hal ini menunjukkan bahwa biaya tetap
per unit semakin kecil sejalan dengan bertambah banyaknya jumlah barang yang diproduksi.
Rumus untuk mencari AFC adalah membagi biaya tetap dengan jumlah barang.
AFC = FC / Q
Bentuk kurva variable cost dimulai dari titik origin ( titik 0), karena bila perusahaan tidak
berproduksi, maka tidak ada biaya variabel yang harus dikeluarkan. Semakin banyak barang
yang dihasilkan, semakin banyak pula biaya variabel yang harus dikeluarkan, namun berkat
pertambahannya tidak proporsional maka bentuk kurvanya tidak linear.
Biaya Variabel Rata-rata atau Average Variable Cost ( AVC )
Biaya variabel rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan per unit barang. Dengan perhitungan
matematikanya adalah AVC = TVC/Q.
AVC menurun dengan semakin banyaknya barang yang dihasilkan sampai mencapai titik
minimum dan kemudian naik bila produksinya terus ditambah. Bentu kurva AVC adalah U (
U shape ).
Biaya Total atau Total Cost ( TC )
Biaya total adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang
atau jasa. Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel.
TC = FC + VC
Semakin banyak jumlah barang yang dihasilkan, biaya rata-rata akan turun sampai mencapai
titik terendah pada jumlah produksi tertentu. Selanjutnya bila jumlah produksi ditingkatkan
kuva AC bergerak ke atas. Kurva ini bentuknya sama dengan kurva biaya variabel rata-rata
( berbentuk U ), tetapi letaknya di atas AVC, karena sudah dijumlahkan dengan biaya tetap
rata-rata ( AFC ).
Dengan demikian, biaya reta-rata dapat juga dirumuskan sebagi berikut :
TC = FC + VC
Bila masing masing dibagi dengan Q, maka diperoleh :
TC / Q = FC / Q + VC / Q
AC = AFC + AVC
Biaya Marjinal atau Marginal Cost ( MC )
Biaya marjinal adalah berapa biaya total bertambah ( TC ) jika produksi dimabah dengan
satu unit ( Q ).
MC = TC / Q.
MC mula-mula menurun, tetapi kemudian meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah
barang yang dihasilkan. Pada jumlah produksi tertentu, MC akan sama dengan AC. Pada titik
inilah kurva MC memotong kurva AC, yaitu pada titik terendah/minimum kurva AC.
Pada gambar di atas bahwa kurva AC memotong kurva AC pada titik minimum. Pada saat itu:
MC=AC. Dengan demikian dapat kita katakana:
Pada saat AC menurun, kurva MC dibawah kurva AC
Pada saat AC=MC, kurva MC memotong kurva AC di titik minimum.
Pada saat AC naik, kurva MC di atas kurva AC
2.4 Perilaku Biaya Produksi Jangka Pendek
Perubahan output menaik (Increasing return to input variable);
fungsi output; Q = bX + cX2
fungsi biaya;
TC = a +bQ cQ2
TVC = bQ CQ2 ; TFC = a
AC > AVC > MC
Perubahan output tetap (constan return to input variable);
fungsi output; Q = bX
fungsi biaya;
TC = a + bQ
TVC = bQ ; TFC = a
AC > AVC = MC
Perubahan Output Menurun (Decreasing Return to input variable);
fungsi output; Q = bX cX2
fungsi biaya;
TC = a + bQ +cQ2
TVC = bQ + cQ2 ; TFC = a
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Produksi berlangsung dengan jalan mengolah masukan (input) menjadi keluaran (output).
Masukan merupakan pengorbanan biaya yang tidak dapat dihindarkan untuk melakukan
kegiatan produksi. Setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat
menetapkan harga pokok barang yang dihasilkan. Biaya produksi adalah sejumlah
pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. Dalam
menganalisis biaya produksi perlu dibedakan dua jangka waktu, yaitu: jangka pendek dan
jangka panjang. Jangka pendek adalah jangka waktu di mana terdapat faktor produksi yang
tidak bisa ditambah jumlahnya. Sedangkan jangka panjang adalah jangka waktu di mana
semua faktor produksi dapat mengalami perubahan.
Secara umum biaya produksi jangka pendek dapat dibedakan antara lain Biaya Tetap atau
Fixed Cost (FC), Biaya Tetap Rata-rata atau Average fixed Cost (AFC), Biaya Variabel atau
Varible Cost (VC), Biaya Variabel Rata-rata atau Average Variable Cost ( AVC ), Biaya Total
atau Total Cost ( TC ), Biaya Rata-rata atau Average Cost ( AC ), dan Biaya Marjinal atau
Marginal Cost ( MC ).
Agar keuntungan dalam produksi jangka pendek lebih menguntungkan diperlukan syaratsyarat untuk pemaksimumannya, antara lain: dengan memproduksikan barang pada tingkat
dimana perbedaan diantara hasil penjualan total dengan ongkos total adalah yang paling
maksimum. Selain itu dengan memproduksi barang pada tingkat dimana hasil penjualan
marginal sama dengan biaya marginal.
Saran
Ilmu ekonomi bukanlah ilmu yang mudah untuk dipelajari tetapi harus mengetahui berbagai
konsep atau pengetahuan yang khusus sehingga diperlukan analisis-analisis dasar guna
menunjang pemahaman dalam mempelajarinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://eldeolanysa.blogspot.com/2010/04/biaya-produksi.html
http://nurudinhanif.wordpress.com/2010/10/17/ii-teori-biaya-produksi/
Nicholson, Water. 1999. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nicholson, Water. 1995. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Nicholson, Water. 1991. Mikroekonomi Intermediat dan Penerapannya. Jakarta: Erlangga.
Miller, Roger Leroy. 1997. Teori Ekonomi Mikro Intermediet. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Salvatore, Dominick. 1992. Teori Mikroekonomi. Jakarta: Erlangga
Sudarman, Ari. 2000. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE
Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Winardi. 1990. Pengantar Ekonomi Mikro ( Teori Harga ). Bandung: Mandar Maju
I.
PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya ilmu teknologi, ilmu pengetahuan, dan
bertambahnya penduduk, memaksa kebutuhan hidup terus meningkat. Pada
saat ini kebutuhan hidup tidak bisa diambil langsung dari alam, akan tetapi harus
diolah dahulu dengan cepat, efesien, dan harga terjangkau. Keadaan ini
dimanfaatkan dengan baik oleh sebagian orang untuk memperoleh keuntungan.
Akan tetapi, permintaan pasar berubah-ubah sehingga menyulitkan perusahaan
untuk melakukan kegiatan produksinya, produk apa yang akan di produksi?.
Namun dalam melakukan proses produksi suatu barang, perusahaan seharusnya
memperhatikan beberapa hal sebelum melakukan produksi, salah satunya
kekuatan finansial yang mereka miliki, seperti biaya produksi. Untuk mencapai
hal tersebut, tentu pemahaman akan biaya produksi sangat diperlukan, karena
biaya produksi merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan ketika
perusahaan hendak menghasilkan suatu produk. Pemahaman tentang biaya
produksi sangat penting bagi suatu perusahaan, karena dengan itu perusahaan
dapat memperhitungkan biaya-biaya apa saja yang memang diperlukan untuk
menghasilkan
suatu
barang.
Biaya
produksi
adalah
beban
yang
harus
ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang untuk menghasilkan suatu barang
atau
jasa.
Menetapkan
biaya
produksi
berdasarkan
pengertian
tersebut
II.
PEMBAHASAN
1.
disebut biaya oportunis. Biaya oportunis sendiri merupakan biaya suatu faktor
produksi yang memiliki nilai maksimum yang menghasilkan output dalam suatu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
penggunaan alternatif.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
Bahan-bahan pembantu atau penolong
Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
Penyusutan peralatan produksi
Uang modal, sewa
Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya
7.
8.
1.
Biaya Eksplisit
Biaya Eksplisit ialah biaya yang nyata-nyata dikeluarkan dalam memperoleh
faktor produksi (nilai dan semua input yang dibeli untuk produksi).
Pembayarannya berupa uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan
bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan. Contoh: biaya tenaga kerja, sewa
gedung, dll.
2.
Biaya Implisit
Biaya implisit disebut juga imputed cost (ongkos tersembunyi), ialah taksiran
biaya atas faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan dan ikut
digunakan dalam proses produksi yang dimiliki oleh perusahaan.
Contoh: Penggunaan gedung milik perusahaan sendiri.
Berdasarkan jangka waktunya, biaya produksi di bedakan menjadi 2 yaitu :
1.
a.
b.
harus dikeluarkan.
Contoh : Biaya bahan baku , upah tenaga kerja, bahan bakar,dll.
c.
TVC= TC-TFC
Biaya Tetap (Total Fixed Cost / TFC)
Biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi.
Artinya biaya ini besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan.
Contoh: biaya abonemen Telepon, Biaya Pemeliharaan Bangunan,biaya
penyusutan, dls.
d.
TFC=TC-TVC
Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost / ATC)
BiayaTotal (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan
jumlah Produksi tertentu oleh perusahaan tersebut (Q).
ATC =TC/Q
Q= jumlah Output yang dihasilkan
Biaya total rata-rata juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
e.
ATC = AVC+AFC
Biaya Variabel rata-rata (Average Variabel Cost / AVC)
Biaya Variabel Total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi
dengan jumlah produksi tertentu(Q).
AVC= TVC/Q
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
f.
AVC=ATC-AFC
Biaya tetap Rata rata (Average Fixed Cost / AFC)
Biaya tetap (TFC) untuk memproduksi sejumllah barang tertentudibagi dengan
jumlah produksi tertentu (Q).
AFC=TFC/Q
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
g.
AFC=ATC-AVC
Biaya Marginal (Marginal Cost / MC)
2.
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu satuan output.
Jangka Waktu Panjang.
Sedangkan jangka waktu panjang merupakan segala faktor produksi yang masih
dapat berubah ubah.
Teori teori biaya jangka panjang yakni diantaranya ialah :
Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh output dan bersifat Variabel.
Biaya total sama dengan perubahan biaya Variabel. LTC=LVC
Dengan LTC= biaya total jangka panjang (Long Run Total Cost)
a.
b.
Q= Perubahan Output
Biaya Rata rata
Biaya total dibagi Jumlah Output. LRAC=LTC/Q
Dengan LRAC=Biaya Rata Rata Jangka panjang (Long Run Average Cost)
Q = Jumlah output.
2.
mempengaruhi
kegiatan
bisnis
terhadap
biaya
umumnya
akan
mengimbangi
kelebihan
volume
tersebut.
Contoh
biaya
tetap
beban
penyusutan, beban sewa, asuransi kekayaan, pajak bumi dan bangunan, dan
lain-lain.
Jika manajemen mengharapkan permintaan atas produk
perusahaan akan meningkat sampai melebihi kapasitas dari fasilitas produksi
saat ini,
maka manajemen
harus mengupayakan
tambahan pabrik
dan
2.
Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang secara total meningkat secara
proposional
terhadap
peningkatan
dalam aktivitas,
dan
menurun
secara
2.
(Unit)
10
550
55
20
650
32,5
30
750
25
40
850
21,25
50
950
19
60
1055
17,5
70
1150
16,4
80
1250
15,6
90
1350
15
100
1450
14,5
1)
a.
b.
sebagai
kekayaan
dalam
bentuk
harta
(aktiva).
Sedangkan
penyusutan dari harta ini secara bertahap setiap tahun pembukuan dibebankan
sebagai unsur biaya.
2)
a.
Proporsional atau sebanding. Besarnya kegiatan usaha naik, maka jumlah biaya
variabel juga naik. Kenaikan ini sama besarnya. Misalnya, besarnya kegiatan
perusahaan naik 10%, maka besarnya biaya variabel juga naik 10%.
b.
Progresif atau semakin besar. Jika kegiatan usaha meningkatkan biaya variabel
juga meningkat, tetapi juga peningkatan kegiatan usaha lebih kecil dari
peningkatan biaya variabel. Misalnya besarnya kegiatan perusahaan naik 10%,
sedangkan besarnya biaya variabel naik 12%
c.
Degresif atau semakin kecil. Jika kegiatan usaha meningkat, maka biaya
variabel juga meningkat. Namun, besarnya kenaikan kegiatan usaha lebih besar
dari pada besarnya kenaikan biaya variabel.
Misalnya besarnya kegiatan perusahaan naik 10%, sedangkan besarnya
variabel hanya naik 8% (makin kecil).
3.
3.
Dimana: Y = Biaya
1.
biaya.
Perubahan
teknologi
yang
menyebabkan
meningkatkan
awalnya dan semakin menurun pada tingkat output yang lebih tinggi.
Harga input/biaya produksi
Peningkatan biaya input akan menggeser ke atas kurva kurva
biaya.
Meningkatnya fixed cost menggeser ke atas kurva total cost (TC ) dan average
total cost (ATC ) tetapi tidak untuk kurva marginal cost (MC ). Bila peningkatan
terjadi pada variable cost semua kurva termasuk marginal cost (MC) akan
bergeser ke atas.
4.
Kapasitas Produksi
Kapasitas adalah suatu ukuran kemampuan produktif suatu fasilitas per
unit waktu selain itu kapasitas juga mempunyai arti suatu tingkat keluaran, suatu
kuantitas keluaran dalam periode tertentu, dan merupakan kuantitas tertinggi
yang mungkin selama periode waktu itu. Untuk berbagai keperluan, kapasitas
dapat disesuaikan dengan tingkat penjualan yang sedang berfluktuasi yang
dicerminkan
dalam
jadwal
produksi
induk
(master
production
schedul).
perusahaan (tidak perlu apa yang akan dijual), kemampuan untuk memenuhi
rencana ini tergantung pada kapasitas yang tersedia sekarang atau dalam
jangka pendek di waktu mendatang, atau tergantung
pada kemampuannya
untuk memperluas kapasitas ini dalam jangka waktu lebih panjang. Jadwal
produksi yang realistik menjadi keberhasilan operasi suatu perusahaan yang
mengakibatkan seluruh jenis sumberdaya terikat untuk memuaskan kebutuhan
kuantitasnya dan komitmen hari pengiriman. Dalam hal ini, kapasitas juga
3.
Desaign capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu, untuk mana
b.
pabrik dirancang.
Rated Capacity,yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang menunjukkan
c.
ingin meningkatkan kapasitas produksi jangka pendek maka ada lima cara yang
dapat dilakukan :
1.
2.
3.
4.
5.
menghadapi
segala
kemungkinan
yang
akan
terjadi
dan
sudah
dapat
jangka
panjang
terdapat
dua
strategi
yang
dapat
ditempuh
perusahaan yaitu (1) Strategi melihat dan menunggu perkembangan (wait and
see strstegy). (2). Strategi ekspansionis, yaitu berproduksi dengan kapasitas
produksi yang selalu melebihi atau diatas volume permintaan.
Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah maksimum output yang
dapat diproduksi atau dihasilkan dalam satuan waktu tertentu, misalnya sebuah
pesawat airbus boing 737 memiliki kapasitas tempat duduk 300 seat setiap kali
trip, atau sebuah Rumah Sakit memiliki kapasitas rawat inap sebanyak 50 kamar,
dan sebagainya.
Kapasitas produksi tersebut ditentukan berdasarkan kapasitas sumber
daya yang dimiliki antara lain : kapasitasi mesin, kapasitas tenaga kerja,
kapasitas bahan baku, kapasitas modal. Kapasitas produksi juga berkaitan erat
dengan skedul atau jadwal produksi yang tertuang dalam jadwal produksi induk
(master production shedule), karena jadwal produksi induk mencerminkan apa
dan berapa yang harus diproduksi dalam jangka waktu tertentu.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
banyak
Menjadi sasaran terror
Merusak lahan hijau untuk dijadikan industry
Kesatuan organisasi yang tidak teratur
Tanggung jawab pemilik tidak terbatas
Kelangsungan usaha kurang terjamin
Rahasia perusahaan kurang terjamin karena adanya banyak pimpinan yang
12.
13.
14.
15.
mengetahuinya
Tidak adanya kepuasan pribadi
Seluruh laba atau keuntungan tidak sepenuhnya menjadi miliknya
Kena Pajaknya lumayan besar
Pendiriannya lebih sulit
6.
permulaan
dengan
semakin
diperluasnya
skala
usaha
akan
meningkatkan efisiensi usaha, tetapi mulai titik tertentu perluasan usaha yang
lebih lanjut akan berakibat semakin menurunnya efisiensi usaha secara
keseluruhan. Skala usaha di mana tingkat efisiensi perusahaan mencapai nilai
tertinggi
disebut dengan
of
plant).Skala usaha yang optimal secara grafis terlihat pada saat kurva biaya total
per satu unit output jangka panjang (LRAC) mencapai nilai minimum. Jumlah
output di mana LRAC mencapai nilai minimum disebut tingkat output optimal
1.
semakin
rendah.
Produksi
yang
semakin
tinggi
menyebabkan
tidak
ekonomis
Perusahaan
memang
keuntungan
dari
bisa
skala
terjadi
ketika
meningkatkan
ekonomis,
tetapi
ukuran
perusahaan
ukurannya
keuntungan
untuk
berlebihan.
memperoleh
menghilang
ketika
a.
b.
c.
meningkatkan
harga
dan
membawa
keuntungan,
sementara
7.
untuk
meningkatkan
keuntungan.
Bisnis
adalah
organisasi
yang
menghasilkan barang dan jasa, atau biasa disebut juga perusahaan. Bisnis atau
perusahaan melakukan kegiatan operasional bertujuan untuk memaksimalkan
profit dan dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Setiap
perusahaan berusaha untuk meraih keuntungan atau memperoleh profit
semaksimal mungkin. Hal ini dikarenakan profit yang diperoleh digunakan
sebagai modal dalam operasional perusahaan selanjutnya. Profit berkaitan
dengan empat faktor yaitu demand (kebutuhan), potensial profit, market (pasar),
dan
revenue
(pendapatan).
Keempat
faktor
ini
menunjang
terjadinya
opportunities (kesempatan).
Pada dasarnya, semua jenis perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu
memaksimalisasi profit. Maksimalisasi profit bukanlah satu-satunya tujuan dalam
perusahaan. Ada beberapa jenis perusahaan yang lebih mengambil profit dengan
menekan penjualannya (hasil produksinya), ada pula yang memasukan unsur
politik di dalam penentuan tingkat produksi yang akan dicapai. Jadi, setiap
perusahaan memiliki kriteria tersendiri dalam memaksimumkan profit yang akan
diperolehnya. Tetapi tidak disangkal lagi setiap perusahaan memilki target dalam
pencapaian keuntungan, dan tidak munafik bagi perusahaan bahkan berupaya
memiliki target menaikan laba setinggi-tingginya
Efisiensi di bidang keuangan memberikan
pengaruh
pada
operasi
tingkat
dimana
keuntungan
mereka
mencapai
jumlah
yang
III.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Biaya Produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan pengusaha atau
produsen untuk membeli faktor-faktor produksi dengan tujuan menghasilkan
output atau produk. Faktor-faktor produksi itu sendiri adalah barang ekonomis
(barang yang harus dibeli karena mempunyai harga) dan termasuk barang
langka (scarce),sehingga untuk mendapatkannya membutuhkan pengorbanan
berupa pembelian dengan uang. Jenis-Jenis Biaya produksi : Biaya tetap (Fixed
Cost) , Biaya Variabel (Variable Cost) , Biaya Semi Variable. Kapasitas adalah
suatu tingkat keluaran, suatu kuantitas keluaran dalam periode tertentu, dan
merupakan kuantitas tertinggi yang mungkin selama periode waktu itu. Skala
ekonomis merupakan fenomena turunnya biaya produksi per unit dari suatu
perusahaan yang terjadi bersamaan dengan meningkatnya jumlah produksi
(output). Sedangkan Skala tidak ekonomis terjadi ketika ukuran perusahaan
berlebihan. Maksimalisasi Laba(Keuntungan) dan Penawaran. Untuk meneruskan
analisis sampai pada keuntungan maksimal kurva-kurva biaya ini menjelaskan
hampir semua jenis perusahaan