Anda di halaman 1dari 15

KD 3.3/4.

3
MENGANALISIS PERAN PELAKU EKONOMI DALAM KEGIATAN EKONOMI / MENYAJIKAN HASIL
ANALISIS PERAN PELAKU EKONOMI DALAM KEGIATAN EKONOMI

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan konsep produksi (Pengertian produksi, faktor-faktor produksi, teori perilaku
produsen, konsep biaya produksi, konsep penerimaan, dan laba maksimum)
2. Menjelaskan konsep distribusi (Pengertian distribusi, faktor-faktor yang memengaruhi, mata
rantai distribusi)
3. Menjelaskan konsep konsumsi (Pengertian konsumsi, tujuan konsumsi, faktor-faktor yang
memengaruhi konsumsi, teori perilaku konsumen)
4. Menjelaskan konsep pelaku-pelaku ekonomi: Rumah Tangga Konsumsi (konsumen), Rumah
Tangga Produksi (produsen), Pemerintah, dan Masyarakat Luar Negeri
5. Mneganalisis peran pelaku ekonomi
6. Menganalisis model diagram interaksi antarpelaku ekonomi (circular flow diagram) sederhana
(dua sektor), tiga sektor, dan empat sektor
7. Menyajikan hasil analisis peran pelaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi melalui media lisan dan
tulisan

RANGKUMAN MATERI
KEGIATAN EKONOMI
Adalah setiap kegiatan yang dilakukan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kegiatan ekonomi masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu produksi, distribusi dan konsumsi.

PRODUKSI
1. Pengertian Produksi
Adalah setiap kegiatan yang bertujuan menambah atau menciptakan nilai suatu benda. Tujuan
kegiatan produksi:
a) Mencari keuntungan atau memberi layanan pada masyarakat
b) Menjaga kontinuitas perusahaan
c) Memenuhi kebutuhan masyarakat
2. Faktor-Faktor Produksi
Adalah segala sarana dan jasa yang dikombinasikan untuk melakukan produksi, yang termasuk
faktor produksi adalah :
a) Faktor produksi sumber daya alam
Semua kekayaan alam yang tersedia dan dapat digunakan untuk proses produksi, meliputi
tanah, air, udara, sinar matahari, tumbuh-tumbuhan, barang tambang dll
b) Faktor produksi sumber daya manusia
Adalah faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung dalam
menjalankan kegiatan produksi. Tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi:
1) Berdasarkan kualitas
 Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memenuhi keahlian
dibidangnnya, contohnya dokter, akuntan, guru dll
 Tenaga kerja terlatih
Tenaga kerja yang memerlukan kursus atau keahlian di bidang tertentu sehingga
terampil di bidangnya, contohnya montir, sopir, tukang las dll
 Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Tenaga kerja yang tidak melalui pendidikan dan latihan, contohnya tukang sapu dll
2) Berdasarkan sifat kerjanya
 Tenaga kerja rohani
Tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa dan karsa, contohnya guru, konsultan,
pengacara dll
 Tenaga kerja jasmani
Tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi, contohnya
pengayuh becak, kuli pasar, kuli bangunan dll
c) Faktor produksi modal
Adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan melalui proses produksi. Modal
dibedakan menurut:
1) Modal menurut sifat
 Modal tetap adalah modal yang dapat digunakan berulang-ulang (dalam waktu lama)
misalnya gedung dan peralatan
 Modal lancar ialah modal yang habis dipakai dalam sekali proses produksi. Misalnya
bahan mentah, pembungkus
2) Modal menurut subyeknya
 Modal perorangan ialah modal yang pemilik dan hasilnya hanya untuk seseorang.
Misalnya tabungan perorangan, mobil pribadi
 Modal masyarakat adalah modal yang pemiliknya dan hasilnya untuk masyarakat.
Contoh : PT Telkom, PT Kimia Farma, PT PLN
3) Modal menurut bentuk
 Modal sendiri ialah modal yang berasal dari badan usaha itu sendiri
 Modal asing ialah modal yang bersumber dari luar badan usaha, contoh pinjam bank
d) Faktor produksi keahlian (kewirausahaan)
Adalah keahlian atau ketrampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir faktor-
faktor produksi. Keahlian (skill) yang harus dimiliki oleh pengusaha terdiri dari:
1) Managerial skill
Yaitu kemampuan dalam mengorganisasikan semua faktor produksi agar mencapai tujuan
2) Technical skill
Yaitu keahlian yang bersifat teknis dalam pelaksanaan proses produksi sehingga dapat
berjalan dengan baik
3) Organization skill
Yaitu keahlian dalam memimpin berbagai uasaha, tidak hanya intern perusahaan yang
bersifat bisnis, tetapi juga organisasi dalam bentuk lain
3. Teori Perilaku Produsen
Perilaku produsen sering kali disebut teori produksi. Teori produksi menggambarkan perilaku
produsen dalam memproduksi barang/jasa. Teori produksi yang sederhana menggambarkan
keterkaitan antara jumlah produksi dan faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.
Atau dengan kata lain, teori produksi memuat penjelasan mengenai dinamika hubungan antara
input dan output produksi.
4. Konsep Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan keseluruhan biaya yang dikorbankan untuk menghasilkan produk
hingga sampai di pasar atau di tangan konsumen. Biaya produksi berdasarkan sifatnya terdiri atas
biaya tetap dan biaya variabel.
a) Biaya tetap ( fixed cost/FC), adalah biaya yang dalam jangka pendek jumlahnya tetap
berapapun jumlah produk yang dihasilkan. Misalnya: biaya penyusutan peralatan,
penyusutan mesin, penyusutan gedung, biaya administrasi, dan biaya umum lainnya.
b) Biaya variabel (variable cost/VC), adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
jumlah produk yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan, semakin
tinggi pula biaya variabel yang dikeluarkan. Misalnya: biaya bahan mentah, bahan penolong,
bahan bakar, bahan pengemas, dan upah tenaga kerja bagian produksi.
Berdasarkan perhitungan biaya tetap dan biaya variabel, muncullah macam-macam konsep biaya
produksi sebagai berikut.
a) Berdasarkan perhitungan total dikenal tiga macam biaya, yaitu:
1) Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/TFC), adalah jumlah seluruh biaya tetap yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu.
2) Biaya Variabel Total (Total Variable Cost/TVC), adalah jumlah seluruh biaya variabel
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk.
3) Biaya Total (Total Cost/TC), adalah jumlah seluruh biaya tetap dan biaya variabel yang
dikeluatkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk dalam suatu periode
tertentu. Biaya total dapat dirumuskan sebagai berikut.

TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC = biaya total (total Cost)
TFC = biaya tetap total (total fixed cost)
TVC = biaya variabel total (total variable cost)

b) Berdasarkan perhitungan rata-rata dikenal tiga macam biaya pula, yaitu:


(1) Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost/AFC), adalah biaya tetap yang dibebankan
pada tiap unit produk yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah barang yang diproduksi,
AFC semakin kecil. Rumus perhitungan AFC adalah sebagai berikut.

𝐓𝐅𝐂
AFC =
𝐐

Keterangan:
AFC = biaya tetap rata-rata (average variable cost)
TFC = biaya tetap total (total fixed cost)
Q = jumlah barang/produk yang dihasilkan (quantity)

(2) Biaya Variabel Rata-rata (Average Variable Cost/AVC), adalah biaya variabel yang
dibebankan pada tiap unit produk yang dihasilkan. Rumus AVC adalah sebagai berikut.

𝐓𝐕𝐂
AVC =
𝐐

Keterangan:
AVC = biaya variable rata-rata (average variable cost)
TVC = biaya variabel total (total variable cost)
Q = jumlah barang/produk yang dihasilkan (quantity)

(3) Biaya Rata-rata (Average Total Cost/ATC), adalah biaya produksi per unit produk yang
dihasilkan. Rumus perhitungan ATC atau biasa disebut AC (average cost) adalah
sebagai berikut.

𝐓𝐂 atau
AC = AC = AFC + AVC
𝐐

Keterangan:
AC = biaya rata-rata (average cost)
TC = biaya total (total Cost)
AFC = biaya tetap rata-rata (average variable cost)
AVC = biaya variable rata-rata (average variable cost)
Q = jumlah barang/produk yang dihasilkan (quantity)

(4) Biaya Marginal (Marginal Cost/MC), adalah biaya tambahan yang diperlukan untuk
menambah satu unit produk yang dihasilkan. Munculnya MC karena perusahaan
menambah jumlah produk yang dihasilkan. Rumus untuk menghitung MC adalah
sebagai berikut.

∆𝐓𝐂
MC =
∆𝐐

Keterangan:
MC = biaya marginal (marginal cost)
∆TC = perubahan biaya total = TCn – TCn – 1
∆Q = perubahan jumlah barang/produk = Qn – Qn – 1

Besarnya MC dapat berubah-ubah sesuai perubahan biaya variabel yang terjadi. Bila biaya
variabel naik maka MC juga naik, dan sebaliknya.
5. Konsep Penerimaan
Penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima oleh perusahaan atas penjualan
produk yang dihasilkannya. Semakin banyak jumlah produk yang dijual dan semakin tinggi
tingkat harga maka penerimaan perusahaan akan semakin besar. Jenis-jenis penerimaan
perusahaan adalah sebagai berikut:
a) Penerimaan Total (Total Revenue/TR)
Penerimaan total adalah seluruh jumlah penerimaan perusahaan dari hasil penjualan
produknya. Penerimaan total dihitung dengan cara mengalikan jumlah produk yang terjual
dengan tingkat harga. Rumus penerimaan total adalah sebagai berikut.

TR = Q x P
Keterangan:
TR = penerimaan total (total revenue)
Q = jumlah barang/produk yang terjual (quantity)
P = harga (price)

b) Penerimaan Rata-rata (Average Revenue/AR)


Penerimaan rata-rata adalah penerimaan perusahaan per unit produk yang
terjual.Penerimaan rata-rata diperoleh dengan membagi antara penerimaan total dengan
jumlah produk yang terjual. Rumus perhitungan penerimaan rata-rata adalah sebagai
berikut.
𝐓𝐑
AR =
𝐐
Keterangan:
AR = penerimaan rata-rata (average revenue)
TR = penerimaan total (total revenue)
Q = jumlah barang/produk yang terjual (quantity)
c) Penerimaan Marginal (Marginal Revenue/MR)
Penerimaan marginal adalah penerimaan tambahan yang diperoleh perusahaan atas
tambahan per unit produk yang terjual. Penerimaan marginal dihitung dengan cara
membagi tambahan penerimaan total perusahaan dengan tambahan jumlah produk yang
terjual. Rumus perhitungan penerimaan marginal adalaha sebagai berikut.

∆𝐓𝐑
MR =
∆𝐐

Keterangan:
MR = penerimaan marginal (marginal revenue)
∆TR= perubahan penerimaan total = TRn – TRn – 1
∆Q = perubahan jumlah barang/produk = Qn – Qn – 1
6. Laba Maksimum
Setelah memahami konsep biaya produksi dan penerimaan, selanjutnya coba kalian hubungkan
kedua konsep tersebut. Apabila biaya produksi dihubungkan dengan penerimaan perusahaan
kalian akan menemukan tiga kemungkinan yaitu:
a) Biaya produksi lebih besar dari penerimaan perusahaan sehingga perusahaan akan
mengalami rugi
b) Biaya produksi sama dengan penerimaan perusahaan sehingga perusahaan mengalami
impas
c) Biaya produksi lebih kecil dari penerimaan perusahaan sehingga terjadi laba.
Laba/rugi perusahaan dapat diketahui dengan menghitung selisih antara toatal penerimaan
dengan total biaya. Bila hasilnya positif berarti laba, sebaliknya apabila hasilnya negatif berarti
perusahaan mengalami rugi. Rumus perhitungan laba/rugi perusahaan secara rata-rata akan
adalah sebagai berikut.
A π = AR – AC
Keterangan:
Aπ = laba/rugi per unit produk (average profit)
AR = penerimaan rata-rata (average revenue)
AC = biaya rata-rata (average cost)
Adapun rumus perhitungan laba/rugi secara total adalah sebagai berikut.

T π = TR – TC T π = (AR – AC) Q
atau
Keterangan:
Tπ = laba total (total profit)
TR = penerimaan total (total revenue)
TC = biaya total (total cost)
AR = penerimaan rata-rata (average revenue)
AC = biaya rata-rata (average cost)
Q = jumlah produk yang terjual (quantity)
DISTRIBUSI
Pengertian distribusi
Distribusi adalah proses penyaluran barang dari produsen sampai ke tangan konsumen. Ditribusi
barang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu distribusi yang bersifat Cuma-Cuma (gratis) dan distribusi
yang melalui transaksi jual beli. Distribusi barang yang bersifat Cuma-cuma misalnya pemerintah
membangun jalan raya, jembatan, waduk, pemberian Raskin, pembagian daging korban, pembagian
sembako, dan lainnya. Distribusi barang yang merupakan transaksi jual beli biasa kalian lihat dalam
kehidupan sehari-hari, distribusi barang melalui transaksi jual beli akhirnya melahirkan istilah
pemasaran. Selanjutnya pemasaran diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh orang/lembaga
untuk memindahkan hak milik suatu barang melalui transaksi jual beli dari produsen ke tangan
konsumen.

Fungsi Distribusi
Kegiatan penyaluran barang dari produsen ke konsumen yang melalui transaksi jual-beli
berhubungan dengan banyak kegiatan sebagai berikut:
1) Penjualan (selling)
Kegiatan penjualan adalah kunci kelangsungan hidup perusahaan. Jika kegiatan penjualan
mengalami kemacetan maka macet pulalah kegiatan-kegiatan lain pada perusahaan tersebut.
Karena itu banyak cara dilakukan produsen untuk meningkatkan omzet penjualan dengan cara
mengiklankan diberbagai media massa, memberi layanan prima, memberi potongan harga, dan
lainnya.
2) Pembelian (buying)
Konsumen melakukan pembelian untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan. Perusahaan
harus dapat meningkatkan minat konsumen agar membeli barang yang diproduksinya agar
kegiatan perusahaan berjalan lancar. Pihak produsen juga melakukan pembelian input atau
faktor produksi agar dapat melakukan proses produksi dan menghasilkan output.
3) Pembakuan barang (standardizing)
Pembakuan barang dalam hal ketentuan mutu, jenis, dan ukuran dilakukan produsen agar sesuai
harapan konsumen. Apalagi jika barang akan dipasarkan ke luar negeri, pembakuan barang harus
lebih teliti (akurat) karena pembeli dari luar negeri sangat mementingkan pembakuan barang.
4) Pengangkutan (transporting)
Peran pengangkutan, baik melalui transportasi darat, laut, dan udara sangatlah penting.
Konsumen cenderung menghendaki layanan penyediaan barang yang serba cepat dan tepat
karena itu sistem pengelolaan pengangkutan haruslah baik.
5) Pengepakan (packing)
Sebelum barang didistribusikan, dilakukan pengepakan terlebih dahulu. Pengepakan dilakukan
untuk menjamin keamanan dan keselamatan barang dari produsen sampai ke tangan konsumen.
Pengepakan juga dilakukan untuk menarik perhatian konsumen. Kemasan barang ternyata
sangat mempengaruhi minat konsumen untuk membeli. Kemasan yang menarik, indah, dan
bergengsi dapat meningkatkan jumlah permintaan barang.
6) Penyimpanan (storing)
Barang yang dihasilkan produsen tidak langsung diterima konsumen. Sebelum proses distribusi
dilakukan, barang-barang harus disimpan di dalam gudang terlebih dahulu. Untuk menjamin
keselamatan dan kelancaran pengangkutan, diperlukan sistem penyimpanan (gudang) yang baik.
7) Pembiayaan (financing)
Di dalam proses distribusi, diperlukan biaya-biaya untuk proses pengangkutan, pengemasan,
penyimpanan, asuransi, iklan, dan kegiatan analisis pasar. Perusahaan melakukan sistem
pengelolaan biaya pemasaran agar biaya untuk pendistribusian barang dapat ditekan serendah
mungkin tanpa mengganggu kelancaran sistem distribusi barang.
8) Penanggungan resiko (risk bearing)
Dalam proses pendistribusian barang selalu ada resiko barang hilang, rusak, pencurian, dan
lainnya. Resiko pendistribusian barang dapat ditanggung oleh produsen atau konsumen sesuai
kesepakatan dan biasanya melibatkan perusahaan asuransi.
9) Penelitian pasar (market analysis)
Agar distribusi barang berjalan lancar, diperlukan informasi yang jelas tentang pasar
menyaangkut jumlah permintaan, daya beli konsumen, selera konsumen,letak konsumen, serta
persaingan pasar yang terjadi. Informasi pasar diperlukan untuk menentukan kebijakan
pendistribusian barang. Informasi pasar diperoleh melalui kegiatan penelitian pasar.
10) Periklanan (advertising)
Periklanan adalah kegiatan memperkenalkan barang oleh perusahaan kepada masyarakat. Bila
barang dikenal oleh masyarakat dan iklannya menarik minat konsumen maka permintaan
terhadap barang tersebut akan meningkat.

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Distribusi


1. Pasar
Saluran distribusi dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, yaitu jumlah konsumen, letak
geografis konsumen, jumlah pesanan dan kebiasaan dalam pembelian
2. Barang
Pertimbangan dari segi barang berkaitan dengan nilai unit, ukuran, berat barang, tingkat
kerusakan, standar barang dan pengemasan
3. Perusahaan
Pertimbangan yang diperlukan adalah sumber dana, pengalaman dan kemampuan manajemen
serta pengawasan dan pelayanan yang diberikan
4. Kebiasaan Pembeli
Pertimbangan yang diperlukan dalam kebiasaan pembelian adalah kegunaan perantara, sikap
perantara terhadap kebijakan produsen, volume penjualan dan ongkos penyaluran barang

Mata Rantai Distribusi


Barang yang diproduksi oleh produsen tidak sampai ke tangan konsumen secara langsung, tetapi
melalui saluran distribusi yang panjang dan bebarapa perantara distribusi. Panjang pendeknya
saluran distribusi ditentukan oleh beberapa faktor antara lain:
1) Sifat barang, barang yang lekas rusak/busuk seperti hasil pertanian umumnya menempuh
saluran distribusi yang pendek.
2) Jumlah yang dihasilkan, semakin banyak produk yang dihasilkan maka jangkauan pemasaran
makin luas dan saluran distribusi makin panjang.
3) Letak konsumen, jika letak konsumen menyebar maka saluran distribusi panjang. Akan terjadi
sebaliknya, bila letak konsumen menyempit.
4) Jangkauan pemasaran, perusahaan besar jangkauan pemasaran luas sehingga saluran
distribusinya lebih panjang.
Saluran distribusi yaang melibatkan perantara perdagangan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar Saluran Distribusi Barang

P K

R R O
AA R
O N
G R
D S
A G R
U U
B
S C M
A/G B/C
E E

N N
Keterangan:
R = Retailer (pengecer)
G = Grosir (pedagang besar)
A = Agen
B = Broker (makelar)
C = Commission Merchant (pedagang komisioner)

Saat ini berkembang pula sistem pemasaran Multi Level Marketing (MLM). Di negara maju seperti
Amerika Serikat, pemasaran dengan sistem MLM sudah berkembang sejak tahun 1950-an. Di
Indonesia, sistem ini berkembang sejak awal tahun 1990. Multi level marketing adalah sistem
pemasaran produk yang dilakukan oleh orang-orang tertentu yang masuk ke dalam jaringan bisnis.
Orang yang masuk dalam jaringan bisnis harus terdaftar dan mempunyai kartu tanda anggota dan
ditarik biaya tanda anggota. Mereka yang tergabung dalam jaringan ini berhak membeli produk dari
distributor dengan diskon tertentu. Anggota jaringan yang sudah tergabung dapat merekrut lagi
orang-orang untuk menjadi anggota jaringan baru di bawahnya agar mendapatkan bonus dari
anggota jaringan di atasnya, dan seterusnya. Semakin banyak networker yang dapat direkrut oleh
jaringan networkernya maka akan semakin besar bonus yang diterima dari distributor. Produk yang
dipasarkan melalui MLM masih terbatas pada produk-produk tertentu. Contoh MLM yang ada di
Indonesia adalah K-Link, Multicare, Ecosway, Avail, Amway, CNI, Tupperware, Oriflame, Sophie
Martin, dan lainnya. Untuk lebih jelasnya tentang proses perekrutan MLM dapat dilihat pada gambar
berikut.
Gambar Proses Perekrutan Networker pada MLM

KONSUMSI
Pengertian Konsumsi
Konsumsi adalah penggunaan barang atau jasa yang ditujukan langsung untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Konsumsi adalah semua tindakan manusia untuk mengurangi atau menghabiskan nilai guna
barang/jasa, jadi konsumsi tidak hanya berarti makan dan minum melainkan juga berbagai kegiatan
yang menyangkut pemenuhan kebutuhan hidup. Konsumen adalah orang atau badan yang
melakukan tindakan menghabiskan atau mengurangi nilai guna barang/jasa. Tujuan orang melakukan
konsumsi adalah terpenuhinya kebutuhan sehingga mencapai kepuasan hidup.
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Konsumsi
1) Faktor Internal:
a) Pendapatan, semakin tinggi pendapatan kecenderungan konsumsi semakin besar.
b) Motivasi, setiap orang mempunyai motivasi sendiri-sendiri dalam melakukan konsumsi. Ada
yang benar-benar mebutuhkan tapi ada pula yang melakukan konsumsi hanya karena
prestise.
c) Sikap dan kepribadian, orang yang hemat hanya akan konsumsi barang yang benar-benar
dibutuhkan dan telah direncanakan.
d) Selera, setiap orang mempunyai selera yang berbeda-beda dalam memilih berbagai jenis
barang atau jasa.
2) Faktor Eksternal
a) Kebudayaan, kebudayaan yang ada disuatu daerah berpengaruh pada pola konsumsi
masyarakat didaerah tersebut.
b) Status sosial, status/posisi seseorsng dalam masyarakat dengan sendirinya akan membentuk
pola konsumsi orang tersebut. Misal konsumsi seorang direktur tentu saja berbeda dengan
kaaryawannya.
c) Harga barang, seiring dengan hukum ekonomi jika harga naik jumlah pembelian berkurang
dan sebaliknya jika harga turun maka jumla konsumsi akan meningkat.
KONSUMEN
Konsumen adalah orang atau badan yang melakukan tindakan menghabiskan atau mengurangi nilai
guna barang /jasa. Konsep dasar perilaku konsumen menyatakan bahwa pada umumnya konsumen
selalu berusaha untuk mencapai utilitas yang maksimal dari pemakaian benda. Teori perilaku
konsumen dapat menjelaskan bagaimana cara seseorang memilih sesuatu barang dan jasa yang
diyakini akan memberikan kepuasan maksimem dengan dibatasi dengan pendapatan dan harga
barang.Oleh karena itu setiap konsumen akan berusaha menggunakan uang secara cermat dan
hemat dengan cara:
1) Memprioritaskan kebutuhan yang paling utama.
2) Menyesuaikan pengeluaran dengan penghasilan yang diterima.
3) Tidak memaksakan membeli barang karena harga diri.
4) Menghindari sifat boros dengan membeli barang-barang diluar rencana.
5) Tidak mudah terpengaruh oleh hasrat konsumsi dengan lingkunganya.
6) Memperhatikan harga dan kualitas barang yang akan dibeli.
Rasional tidaknya seorang konsumen dalam berkonsumsi sangat dipengaruhi oleh:
a) Tingkat pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin rasional dan sebaliknya.
b) Tingkat kedewasaan, semakin dewasa seseorang maka orang tersebut cenderung semakin
bijaksana dalam bertindak.
c) Kematangan emosional, orang yang mampu mengendalikan diri cenderung tidak tergesa-gesa
dalam mengambil keputusan dapat berfikir secara jernih dan teliti dalam memilih, sehingga
cenderung lebih rasional dalam mengambil keputusan pembelian.
Teori Perilaku Konsumen
1) Nilai Guna Total (Total utility)
Nilai guna total merupakan nilai kepuasan secara keseluruhan yang didapat konsumen dalam
mengkonsumsi suatu barang atau jasa
2) Nilai Guna Marginal ( Marginal Utility)
Nilai Guna Marginal merupakan pertambahan nilai kepuasan yang didapat konsumen sebagai
akibat dari pertambahan jumlah barang yang dikonsumsi
3) Nilai Guna Yang Semakin Menurun (Diminishing Utility)
Biasanya, kepuasan atau nilai guna yang didapat konsumen untuk setiap pertambahan konsumsi
yang dilakukan pada mulanya meningkat, namun setelah sampai pada titik tertentu akan
semakin menurun (Hukum Gossen I)
4) Nilai Guna Yang Sama
Konsumen berusaha untuk memenuhi kebutuhan dengan mengkonsumsi lebih dari satu benda.
Saat mengkonsumsi dan semua kebutuhan tersebut terpenuhi dengan tingkat kepuasan yang
didapat juga sama hal tersebut disebut dengan Hukum Gossen II

PELAKU EKONOMI
Rumah Tangga Konsumen
Adapun peran rumah tangga konsumen adalah:
a. Sebagai konsumen, rumah tangga konsumsi mengkonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
rumah tangga produsen
b. Sebagai pemilik dan pemasok faktor-faktor produksi, rumah tangga konsumen menyediakan
tenaga kerja, tanah, modal, skill untuk rumah tangga produsen
c. Menerima imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada produsen yaitu berupa gaji,
sewa, bunga, laba
d. Membayar iuran pajak
Rumah Tangga Produsen
Adapun peran rumah tangga produsen adalah:
a. Sebagai produsen, rumah tangga produsen menghasilkan barang dan jasa
b. Sebagai pengguna faktor-faktor produksi, rumah tangga produsen membutuhkan faktor produksi
berupa: tanah, modal, tenaga kerja, keahlian yang dimiliki oleh rumah tangga konsumen
c. Memberikan imbalan/arus pendapatan kepada pemilik faktor produksi, berupa: gaji/upah, sewa,
bunga, dan laba
d. Sebagai agen pemerintah, rumah tangga produsen membantu pemerintah dalam kegiatan-
kegiatan pembangunan, seperti: membuka lapangan kerja, membangun infrastuktur, dll
e. Membayar pajak kepada pemerintah
Pemerintah
Adapun peran pemerintah dalam kegiatan ekonomi adalah:
a. Sebagai pengatur, pemerintah menjaga stabilitas perekonomian, seperti: membuat undang-
undang dan peraturan, mengatur pajak, suku bunga, dll
b. Sebagai konsumen, pemerintah membutuhkan barang dan jasa untuk keperluan kantor dan
instansi
c. Sebagai produsen, pemerintah memproduksi barang dan jasa yang vital bagi kepentingan negara
dan masyarakat, seperti: PT Pertamina, PT PLN, dll
Masyarakat Luar Negeri
Adapun peran masyarakat luar negeri dalam kegiatan ekonomi adalah:
a. Melakukan perdagangan dalam ekspor dan impor
b. Melakukan pertukaran tenaga kerja, seperti: TKI
c. Melakukan penanaman modal dari negara asing ke Indonesia
d. Memberikan pinjaman, seperti IMF (International Monetary Fund), Bank Dunia, dll
e. Memberikan bantuan bencana alam dan perang
f. Memberikan hibah

Model diagram interaksi antar pelaku ekonomi (Circulair Flow Diagram)


Hubungan Dua Pelaku Ekonomi (Konsumen Dan Produsen)

Keterangan:
a. Dalam pasar faktor produksi:
 Arus faktor produksi: rumah tangga konsumen menyediakan tenaga kerja, tanah, modal dan
skill
 Arus pendapatan: perusahaan membayar gaji, sewa, bunga, dan laba atas faktor-faktor
produksi yang diberikan rumah tangga konsumen
b. Dalam pasar barang:
 Barang dan jasa diproduksi oleh perusahaan untuk dijual kepada rumah tangga konsumen
 Rumah tangga konsumen membelanjakan uangnya untuk konsumsi barang dan jasa
c. Ternyata, tidak semua pendapatan rumah tangga habis dibelanjakan. sebagian ada yang
ditabung

Hubungan dua pelaku ekonomi + lembaga keuangan


Pasar Output

Arus pengeluaran untuk


konsumsi barang dan jasa

Konsumen Investasi Produsen


Arus pendapatan: gaji,
sewa, bunga, laba

Tabungan Pinjam u/ investasi


LK
Pasar Input

Keterangan:
a. Seperti keterangan hubungan dua pelaku ekonomi (model 1), kemudian keterangan
tambahannya adalah:
b. Sebagian pendapatan rumah tangga konsumen disimpan dalam bentuk tabungan
c. Rumah tangga produsen memanfaatkan tabungan dengan cara meminjam untuk investasi
d. Kelancaran penarikan dan pemasukan dalam arus uang memerlukan peran pemerintah
Hubungan Tiga Pelaku Ekonomi (Konsumen, Produsen, Dan Pemerintah)
Barang/Jasa Barang/Jasa
Pasar Output

Uang Uang

Rumah Tangga Rumah Tangga Rumah Tangga


Konsumen Pemerintah Produsen

Uang balas jasa Uang balas jasa

Pasar Input

Faktor Produksi Faktor Produksi

Keterangan:
a. Seperti keterangan hubungan dua pelaku ekonomi + lembaga keuangan (model 2), kemudian
keterangan tambahannya adalah:
b. Pemerintah menarik pajak dari rumah tangga konsumen
c. Pemerintah membayar upah kepada rumah tangga konsumen yang bekerja untuk pemerintah
d. Pemerintah meminjam uang dari lembaga keuangan untuk membiayai konsumsi pemerintahan
Hubungan Empat Pelaku Ekonomi (Konsumen, Produsen, Pemerintah, Masyarakat Luar Negeri)

Pasar Output

Masy LN
Impor Ekspor

Arus pengeluaran untuk


konsumsi barang dan jasa

Konsumen Pajak Pem Investasi Produsen


Gaji
Arus pendapatan: gaji,
sewa, bunga, laba

Tabungan Pinjam u/ investasi


LK
Pasar Input

Keterangan:
a. Seperti keterangan hubungan tiga pelaku ekonomi (model 3), kemudian keterangan
tambahannya adalah:
b. Rumah tangga konsumen membelanjakan sebagian pendapatannya untuk konsumsi barang
impor
c. Masyarakat luar negeri membeli barang ekspor
LATIHAN SOAL
A. Menghitung Biaya Produksi
Q P TFC TVC TC AFC AVC AC MC TR AR MR A π Tπ
0 100 0
1 162 100 90
2 152 100 170
3 142 100 240
4 132 100 300
5 122 100 370
6 112 100 450
7 102 100 540
8 92 100 650
9 82 100 780
10 72 100 930

B. Essay
1. Saat ini kalian sering mendengar atau membaca berita tentang kelangkaan BBM, Elpiji, listrik dan
air bersih. Padahal yang menangani masalah tersebut adalah pemerintah. Apakah kelangkaan
tersebut menunjukkan peran pemerintah sebagai pelaku produksi dan distribusi belum
optimal?jelaskan jawabanmu!
2. Sebagai produsen tentu berkeinginan mendapatkan laba sebesar-besarnya namun dengan
mengeluarkan biaya produksi serendah mungkin. Bagaimana upaya yang harus dilakukan agar
hal tersebut dapat tercapai tanpa harus mencurangi konsumen!
3. Mengapa masyarakat harus menjadi konsumen yang rasional dan beri contohnya!
4. Apa yang akan terjadi jika salah satu pelaku ekonomi tidak melakukan tindakan ekonomi?
Gambarkan hal yang terjadi dalam diagram (circular flow) serta beri contohnya!

Anda mungkin juga menyukai