Isocost adalah salah satu kurva yang ada dalam perilaku produsen selain isoquant.
Isocost adalah sebuah kurva yang menunjukkan kombinasi dua faktor produksi dengan biaya
yang sama. Inilah yang membedakan antara isoquant dan isocost. Jika isoquant yang sama
adalah jumlah output yang sama namun dalam isocost yang dibahas adalah biaya yang sama.
Kurva isocost ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan dengan garis anggaran yang
dimiliki oleh perilaku konsumen. Dalam kurva isocost ada beberapa hal penting yang dibahas
yakni bagaimana cara menghemat suatu pengeluaran dari produksi dan memaksimalkan
pemasukan yang ada.
Ketika melihat kurva isocost pasti anda akan menemui sebuah kemiringan. Kemiringan ini
berarti hasil rasio negatif antara upah dibagai dengan biaya sewa. Garis isocost ini akan
dikombinasikan dengan garis isoquant dalam uoaya mencari dan menentukan titik produksi
yang optimal (pada tingkat output tertentu). jika pada suatu saat terjadi perubahan harga dari
faktor produksi maka secara otomatis kurva isocost ini akan berotasi. Namun kurva akan
kembali sejajar ketika yang berubah adalah kemampuan anggarannya.
Inilah penjelasan singkat mengenai dua kurva penting dalam perilaku produsen yakni kurva
isoquant dan kurva isocost. Dimana kurva isoquant membahas mnegenai tentang kesamaan
jumlah output yang dihasilkan sedangkan kurva isocost berbicara tantang kesamaan biaya.
Dua kurva ini akan bergabung untuk membentuk titik produksi.
Isocost adalah kurva yang menunjukan kedudukan dari titik-titik yang menunjukan
kombinasi factor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu.
Kombiniasi pengunaan Ciri-ciri kurva isocost sama dengan budget line atau kurva garis
anggaran dalam teori prilaku konsumen.
Kurva isocost menunjukkan kombinasi dua faktor produksi dengan biaya yang sama.
Contoh :
Biaya produksi yang di keluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu :
Biaya Eksplisit : Semua pengeluaran untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan input
lain yang dibayar melalui pasaran (pembayaran berupa uang)
Biaya Implisit : Biaya Implisit daah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya
biaya penyusutan barang modal.
Teori Biaya produksi menurut jangka waktunya, dibedakan menjadi 2 yakni:
1. Jangka Waktu Pendek
Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor produksi
tidak dapat di tambah jumlahnya. Teori teori biaya produksi dalam jangka pendek, yakni:
a. Biaya Total dan Jenis-jenis Biaya Total
- Biaya total (Total Cost/TC) yaitu biaya yang meliputi keseluruhan jumlah biaya produksi
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendanai aktivitas produksi.
Rumus : TC=TFC+TVC
- Biaya tetap total (Total Vixed Cost/TFC) yaitu biaya yang meliputi perbelanjaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi yang tetap jumlahnya, artinya biaya ini besarnya tidak
dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan. Contoh: biayatelepon, Biaya Pemeliharaan
Bangunan, biaya penyusutan, adalah contoh dari faktor produksi yang dianggap tidak
mengalami perubahan dalam jangka pendek
TFC = TC-TVC
- Biaya berubah total (Total Variabel Cost/TVC) yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam faktor produksi dan bersifat Variabel atau dapat berubah ubah sesuai
dengan hasil produksi yang akan dihasilkan. Semakin banyak produk yang dhasilkan, maka
semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Contoh : Biaya bahan baku , upah tenaga
kerja, bahan bakar,dll.
TVC = TC-TFC.
Lintasan produksi yang tidak seimbang disebabkan oleh beban kerja yang tidak
seimbang pada tiap stasiun kerja. Suatu stasiun yang mempunyai waktu operasi yang lama
dapat mengganggu kerja stasiun yang lainnya karena harus menunggu sampai proses pada
stasiun kerja yang mempunyai waktu operasi lama itu selesai.
Istilah keseimbangan lini (line balancing) atau biasa disebut keseimbangan lintasan
adalah suatu metode penugasan sejumlah pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja, yang
saling berkaitan dalam satu lini produksi sehingga setiap stasiun kerja memiliki waktu yang
tidak melebihi waktu siklus dari stasiun kerja tersebut. Keseimbangan lini juga dapat
dikatakan sebagai usaha untuk mengadakan keseimbangan kapasitas antara satu bagian
dengan bagian lain di dalam suatu proses produksi.
Tc max_ Tsi
9. delay time of a station, merupakan selisih antara waktu siklus dengan waktu stasiun.
Perbedaan antara waktu stasiun dengan waktu siklus disebut juga idle time.
10. line efficiency. Rasio dari total waktu stasiun terhadap keterkaitan waktu siklus dengan
jumlah stasiun kerja yang dinyatakan dalam persentase.
LE
TSi x100%
(K ).(CT )
Di mana:
TSi = station time atau waktu stasiun
ke-i K = jumlah total stasiun kerja
CT = cycle time atau waktu siklus terpanjang
11. balance delay, merupakan rasio dari total waktu menganggur dengan keterkaitan waktu
siklus dan jumlah stasiun kerja atau dengan kata lain jumlah antara balance delay dan line
efficiency sama dengan 1.
n
n.Wd Wi
i1
Balance delay (BD) = x100%
n.Wd
Di mana:
n = jumlah stasiun kerja
Wd = waktu stasiun terbesar
Wi = waktu sebenarnya pada setiap
stasiun i = 1,2,3,,n
atau BD = 100% - LE
12.station efficiency. Rasio dari waktu stasiun kerja terhadap waktu siklus atau waktu
stasiun kerja terbesar.
TSi
SE x100%
CT
13. Smoothness Index (SI), merupakan suatu index yang menunjukkan kelancaran
relatif dari suatu keseimbangan lini assembly. Suatu smoothness index sempurna
jika nilainya 0 atau disebut perfect balance.
(TSi
2
SI max TSi)
Di mana:
TSi max = waktu stasiun
maksimum TSi = waktu
stasiun ke-i
CONTOH PENELITIAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI
Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah lamanya pekerjaan yang dilakukan oleh
para operator pada stasiun-stasiun tertentu dapat menghambat kelancaran proses produksi serta lintasan
produksinya menjadi tidak seimbang karena adanya beban kerja yang tidak seimbang dari tiap-tiap
operator sehingga lambat laun akan terjadi penumpukan pada beberapa stasiun tertentu.
Dalam hal ini, penelitian bertujuan untuk :
(1) Menganalisis keseimbangan lintasan produksi pada perusahaan dengan menggunakan metode
Kilbridge & Wester, Mansoor Aided Line Balancing (MALB), dan Computer Method of Sequencing
Operations for Assembly Lines (COMSOAL);
(2) Menentukan metode keseimbangan lini yang terbaik sesuai dengan kondisi perusahaan serta memberi
masukan kepada perusahaan untuk dapat menerapkan metode tersebut pada periode mendatang;
(3) Menentukan lini produksi yang seimbang, meningkatkan efisiensi lini produksi, meminimumkan
waktu senggang serta meminimumkan jumlah waktu menganggur dalam suatu lintasan produksi.
Dengan demikian, penelitian bermanfaat untuk :
(1) Dapat menentukan keseimbangan lini produksi yang baik pada perusahaan;
(2) Dapat memberikan informasi-informasi yang akurat kepada bagian produksi, yang berhubungan
dengan keseimbangan lini produksi;
(3) Dapat meningkatkan efisiensi lintasan produksi, meminimumkan waktu senggang serta
meminimumkan jumlah waktu menganggur.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada 35 stasiun kerja, di mana setiap stasiun kerja dilakukan
pengamatan sebanyak 60 kali. Proses yang diteliti adalah proses gauge mudguard.
Di bawah ini merupakan precedence diagram untuk kondisi awal proses gauge mudguard.
Dengan metode Killbridge & Wester, elemen kerja disusun dalam list sesuai
kolomnya, di mana elemen yang berada pada kolom pertama yang akan dimasukkan ke
dalam list terlebih dahulu.
Tabel 1 Elemen Kerja yang Disusun Menurut Metode Killbridge & Wester
Total Waktu
Stasiun Elemen Waktu Baku
Stasiun
Kerja Kerja (detik)
Kerja (detik)
6 30.86
1 27.70
2 20.95
1 5 17.28 179.67
4 13.49
3 13.31
7 56.08
9 83.84
2 8 34.83 166.31
10 47.63
46.22
11 109.45
3 12 63.23
13 148.40
4 14 29.37 177.77
5 15 143.33 143.33
6 16 70.11 70.11
7 17 143.33 1433.33
8 18 62.65 62.65
9 19 184.79 184.79
20 34.45
52.61
21 173.28
10 22 20.73
23 65.49
24 48.67
17.91
25 161.60
11 26 53.07
27 41.95
28 29.42
29 66.29
12 30 15.95 170.58
31 24.58
32 34.34
33 70.29
13 34 72.61 183.93
35 41.02
Dengan jumlah elemen kerja = 13 dan waktu baku terbesar = 184.79 detik, maka
hasil perhitungan keseimbangan lini menunjukkan LE sebesar 80.20%, BD 19.80%, IT
475.79 detik, dan smoothness index (SI) sebesar 196.15.
Untuk metode Mansoor Aided Line Balancing (MALB), bobot posisi untuk setiap
elemen pekerjaan dari suatu operasi yang memiliki waktu penyelesaian (waktu baku)
terpanjang mulai dari awal pekerjaan hingga ke akhir elemen pekerjaan yang memiliki
waktu penyelesaian (waktu baku) terendah.
WB = 27.70 detik
Jumlah elemen yang belum ditugaskan = 35
elemen Jumlah elemen yang mengikutinya =
27 elemen
X = Jumlah elemen yang belum ditugaskan Jumlah elemen yang mengikutinya
= 35 27
=8
1/ X 1/ 8 = 0.13
Nilai Kolom = 28
d = b / Nilai Kolom
= 28 / 28 = 1
= 172639.72
Tabel 4 Elemen Kerja yang Disusun Menurut COMSOAL
Dengan jumlah elemen kerja = 14 dan waktu baku terbesar = 184.79 detik, maka
hasil perhitungan keseimbangan lini menunjukkan LE sebesar 74.48%, BD 25.52%, dan IT
660.27 detik.
Kesimpulan penelitian